Share

Nyicil Saja Sombong

"Jadi cicilannya perbulan segini, Ko?" tanya seorang pria. Aku masih berjalan menunduk sambil merogoh dompet dari tas.

"Hah, Bang Panjul? Mbak Widya?" gumamku dalam hati. Dan benar saja, suara yang tak asing menanyakan cicilan itu adalah suara Bang Panjul.

"Silahkan, mencari apa, Mbak?" tanya sapa seorang pelayan toko Koh Asyong padaku.

Bang Panjul dan Mbak Widya masih fokus tawar menawar. Seperti ada kata cicilan, apa mereka mau kredit? Hemh, orang kaya bukannya?

"Saya mau cari lemari es dua pintu, Bang. Yang merek L* ada?" sergapku langsung dengan suara yang agak lantang.

Refleks dua orang yang sedang tawar menawar dengan Koh Asyong pun menoleh. Ya, mereka melihatku. "Nur? Ngapain di sini? Mau kredit barang, ya?" Sudah kuduga atas pertanyaannya barusan. Julid!

Aku pun menjawab dengan tegas. "Cicil? Maaf ya, Mbak, aku mau beli." Lalu kutoleh pelayan tadi yang kini sedang jalan ke arah elektronik yang kuminta, "warnanya yang biru muda ya, Bang!" sahutku sengaja tanpa memperhatikan ked
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status