Share

Perjanjian

Lontaran dari sungut ibu mertuaku benar-benar mengganjal di hati. Otakku yang sudah memanas ini semakin mendidih mendengar pernyataannya. Sadis sekali, apa dia tidak bisa pura-pura mengiba di hadapan yang lain?

~~

"Astaga! Nyebut, Bu, nyebut! Apa yang barusan Ibu bilang? Hey, angkuh sekali ya Anda, Bu!" Si Menul menimpali sungut mertuaku barusan.

Ibunya si Bang Panjul menyerang si Menul dengan tatapan kuda liarnya. "Heh, ya bener, kalau ketahuan selingkuh seperti ini lebih baik, biar si Panjul istrinya si Widya saja. Apaan si Nur, dia pelit, dan gaya juga Ndeso!" tegas mertuaku lagi dengan sarkas. Dia sepertinya ingin perang denganku.

Pak RT pun sampai geleng-geleng kepala. "Sudah, sudah, Ibu ini membela anak Ibu yang sudah mengotori kampung kami? Astaghfirullah! Dan kalau begitu, lebih baik kita selesaikan saja masalah ini sekarang dengan surat perjanjian."

"Pak RT, surat perjanjian apa? Jangan ngawur ya, Pak! Saya bisa bawa ini ke hukum kalau macam-macam!" cungur Mbak Widya menyang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status