Share

Bab 124: Kenyataan

Author: path
last update Last Updated: 2025-07-04 23:21:51

Hal pertama yang dilakukan Mentari saat bangun pagi ini adalah menelepon Gempita, namun ponsel sahabatnya itu sedang tidak bisa dihubungi. 'Mungkin dia masih tidur,' pikir Mentari, namun beberapa detik kemudian pikiran lain merasukinya, 'Jangan-jangan dia menghindariku?'

Lelah berasumsi, tepat pukul 07.30, Mentari menelepon Argan. Sebelum terlelap semalam, pikirannya telah merancang kata-kata yang akan diucapkannya. Tapi, sepupu Gempita itu pun tidak bisa dihubungi.

Mentari tidak menyerah, beberapa kali lagi dia mencoba meskipun hanya terdengar suara manis seorang wanita yang memintanya meninggalkan pesan di kotak suara. Dia ingin mendengarkan penjelasan langsung dari mulut Argan, makanya dia tidak mengirimkan pesan sama sekali. Dia juga tidak ingin memberikan waktu bagi Argan untuk memikirkan jawabannya terlebih dahulu dengan melihat pesannya beberapa waktu sebelum membalas.

Siang harinya Mentari kembali menelepon Argan, namun Argan tidak menjawab dan tidak mencoba meneleponnya kemba
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 134: Omelan

    Diiringi tangisan Feliz, Mentari meninggalkan rumah. Tidak tega dirinya menitipkan Feliz pada mama yang dianggapnya tidak menyukai anak-anak. Dia berusaha menepiskan bayangan-banyangan buruk yang semakin gencar berkelat di benaknya, namun sulit. Akibatnya, dia tidak fokus dalam bekerja. Berkali-kali dia menelepon mama, hendak memastikan keadaan Feliz, namun mama tidak menjawab teleponnya.Perjalanan pulang terasa begitu cepat. Seperti Tuhan memihaknya menepikan halangan sepanjang jalan. Tak sekalipun dia bertemu lampu merah, tidak ada titik macet meskipun hari ini hari jumat, serta cuaca yang hanya menunjukkan gumpalan awan bertebaran di langit tanpa hujan.Bergegas Mentari masuk ke dalam rumah, mendapati tidak ada seorang pun di ruang tamu, bahkan tidak ada suara siapapun. Ketegangan menghinggapi Mentari. Dengan langkah panjang, dia menuju kamar dan membuka pintunya.Di atas ranjang, tergeletak Feliz. Berlari Mentari mendekati anaknya."TIdak bisakah kam

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 133: Rumah

    Tiga hari berlalu sejak peristiwa kepulangan Mentari di jam kerja. Dua hari ini dia selalu mengantar-jemput Feliz di rumah ibunya, rumahnya juga. Semakin berat tanggung jawab yang dirasakannya dan tubuhnya pun ikut merasakan kelelahan tiada henti. Dia harus bangun pagi untuk membantu pekerjaan di rumah mertuanya, mengurus Feliz dan berangkat kerja yang memerlukan waktu satu jam. Ditambah mengantarkan Feliz ke rumahnya, dia harus menambah ekstra waktu setengah jam. Begitu pun saat pulang, dia harus menjemput Feliz, pulang membantu mertuanya baru bisa beristirahat.Namun, Mentari mensyukuri satu hal. Ibu memberikannya bekal makan siang, sehingga dia tidak harus merogoh kantongnya untuk membeli makan siang lagi. Bahkan saat pulang kerja, dia menyempatkan diri makan malam bersama Feliz sebelum kembali ke rumah mertua. Ibupun dengan senang hati memberikan tambahan bekal baginya dan Feliz sebagai antisipasi jika Feliz tidak mau makan masakan mertua."Kamu patut bersyukur karena mertuamu tida

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 132: Pulang

    Hampir saja Mentari menabrak seorang pengendara motor lain yang hendak menepi. Ini pertama kalinya dia berkendara secepat ini. Tak henti dia menerka-nerka maksud pesan mama. Dia telah berkali-kali menelepon mama dan mengirimkan pesan, namun direspon. Ada apa?Pintu pagar berkeriut lebih keras daripada biasanya dikarenakan sentakan tangan Mentari yang kasar. Motor diparkir sekenanya, lalu dia berlari masuk ke dalam rumah. Raungan Feliz membuat kekuatirannya memuncak. Namun, dia tidak sempat menerka lagi, mama keluar dari kamarnya."Ma, ada apa?"Sebelum mama menjawab, Mentari telah menerebos masuk ke dalam kamar dan mendapati anaknya duduk di atas ranjang, meraung sekeras mungkin. Segera diraihnya dan dipeluk erat."Mama di sini, Feliz Sayang, Mama di sini. Cup... cup...""Sejak kamu berangkat kerja, dia hampir tidak berhenti menangis mencarimu, Mentari. Papa hampir tidak bisa beristirahat karena tangisannya terdengar begitu keras.Tidak mau

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 131: Kuatir

    Mentari lunglai di kursi dalam kamar barunya, tak ada lagi tenaga yang tersisa, tak ada keinginan untuk melakukan hal lain apapun selain tidur. Hampir pukul 9 ketika Mentari tiba kembali di kediaman Argan, bersama Feliz yang masih terisak meminta pulang ke rumah yang dikenalnya. Tak tersisa energi dalam tubuh Mentari untuk meladeni Feliz, dia hanya menatapi Feliz duduk menangis di lantai."Mentari, kamu sudah pulang? Kenapa tidak menyapa kami?" Suara mama menyentakkan Mentari dari kursinya. Dia tidak mendengar suara pintu dibuka.Saat melihat Feliz yang masih menangis di lantai, mama berseru dengan mata melotot, "Kenapa dia menangis? Kenapa kamu tidak menenangkannya? Papa sudah tidur, jangan sampai terganggu."Mama berdiri diam menunggu Mentari bertindak.Dengan kecepatan siput, Mentari bergerak mendekati Feliz dan mengangkatnya dari lantai lalu mendekapnya sambil membujuknya untuk berhenti menangis. Feliz mulai tenang, hanya isakan kecil yang tersisa. Na

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 130: Rumah Baru

    Mentari terbangun karena rengekan Feliz yang meminta makan."Kenapa, Sayang?""Lapal, Bu," jawab Feliz dengan wajah memelas sambil menatapi wajah ibunya.Mentari bangun dan tersenyum pada Feliz yang duduk tepat di sampingnya, "Sekarang Feliz makan biskuit dulu ya? Nanti kalau nenek sudah masak, kita makan nasi."Feliz mengangguk. Segera Mentari mengeluarkan bungkusan berisi camilan dari dalam tasnya dan memberikan sebuah biskuit krim pada Feliz. Dia menyesal telah menolak bungkusan kue dari ibunya kemarin padahal telah menyangka bahwa hari-hari awal akan sulit untuk menyesuaikan.Diraihnya ponselnya dan menatap layar yang menunjukkan pukul 06.15, kemudian berpaling pada Feliz yang makan dengan lahapnya."Kamu pasti kelaparan ya?"Yang ditanya balas mengangguk sambil tersenyum.Ada kekuatiran melintas di benak Mentari perihal makanan. Dia telah membahas soal ini dengan ibu dan kakaknya dan hendak menanyakannya pada mertuanya. Me

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 129: Pindah

    Perlahan, Mentari melangkahkan kakinya memasuki rumah Argan. Langkahnya menapak pasti, namun hatinya masih bimbang. Begitu banyak pertanyaan yang hinggap di benaknya tentang kepindahannya bersama Feliz. Dan itu telah didiskusikannya bersama ibu dan kakaknya selama beberapa hari ini. Meskipun tidak setuju dengan keputusan Mentari, tapi Cahya sangat membantunya dengan memberikan masukan-masukan yang bisa dipegangnya. Namun, teori tidak semudah tindakan.Tatapan Mentari menyapu setiap sudut rumah seolah ini pertama kalinya dia datang ke tempat itu. 'Berbeda,' batin Mentari.Perbedaan yang dilihat Mentari tampak nyata di matanya. Sekarang rumah itulah yang akan menjadi rumahnya, tempatnya meletakkan kepala di malam hari, tempatnya bangun di pagi hari. Kali ini tidak seperti saat dia ikut Argan ke Jakarta sebelumnya, kali ini ada mertua bersama mereka. Akankah kepindahannya kali ini berbeda, lebih baik dari sebelumnya? Sanggupkah dia bertahan?"Hai, Feliz," sapa mama

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status