Share

Dia Menyayangiku

David menggenggam tangan Rosalinne. Pria itu menyimpan tangan sang istri dan menyalurkan kehangatannya di sana. Sesuai dengan janjinya David membawa Rosalinne untuk pergi bersama. Setelah sebelumnya sempat singgah di sebuah restaurant terkenal, keduanya tidak lantas mengakhiri wisata malam itu dengan sia-sia. Meski rintik salju kian menebal namun agaknya sama sekali tidak menyurutkan keinginan keduanya untuk menikmati waktu bersama. Temaram lampu kota mengiringi langkah keduanya yang berjalan di sekitar keramaian. Rosalinne tidak menyangka suaminya mau menuruti keinginannya untuk berjalan di keramaian seperti ini.

Drt… drt… drt…

“Aku akan mengangkat telfon, jangan pergi terlalu jauh,” pesan David pada sang istri.

Seperti mengabaikan kalimat David, Rosalinne justru tertarik dengan sebuah toko di seberangnya yang menyajikan koleksi busana.

Tring… tring… tring…

Lonceng kecil di pintu masuk telah berbunyi, menandakan kehadiran seorang pelanggan.

Rosalinne berjalan memperhatikan setiap display yang dipajang oleh pemilik toko, mengamati tanpa bersuara yang membuat seorang pelayan yang sedang mengikutinya sedikit jengah.hingga pada akhirnya Rosalinne bersuara.

“Keluarkan,” perintahnya pada sang pelayan yang tampak ragu.

“Menunggu apa lagi?”

“Ah ya baiklah, tunggu sebentar nyonya,” ucap si pelayan dengan terburu.

Sebuah dasi berwana hitam dengan segaris motif di tengahnya, terlihat cantik dan sederhana.

“Apakah masih ada yang seperti ini?” tanya Rosalinne pada pelayan yang melayaninya.

“Tentu ada, tapi apakah anda yakin?” seolah tidak mempercayai kekayaan Rosalinne, pelayan itu dengan lancangnya justru mengeluarkan pertanyaan semacam itu.

Mengangkat sebelah alisnya Rosalinne tidak menjawab. Wanita itu dengan pandangan tegasnya memandang pelayan yang tidak beretiket itu.

“Apakah aku harus membongkar isi dompetku agar bisa melihat barang yang kalian miliki?”

“Tidak, bukan begitu nyonya, baiklah akan saya ambilkan.”

Rosalinne menunggu si pelayan membawakan barang yang diinginkannya dan selama menunggu itu tiba-tiba seseorang menghampirinya.

“Rosalinne? Itukah kau?” seseorang bertanya dari balik punggungnya.

Tidak menghiraukan kehadiran orang tersebut, Rosalinne justru sibuk mengamati barang yang telah dibawakan oleh si pelayan toko.

“Aku ambil keduanya,” katanya sambil menyerahkan sebuah kartu kepada pelayan.

“Wah si pecundang Rosalinne adalah orang yang kaya. Jadi pekerjaan seperti apa yang kau miliki? Apakah itu jenis pekerjaan yang menyenangkan. Kurasa kau memanfaatkan kecantikanmu dengan sangat baik kali ini,” pungkas wanita itu panjang lebar mengkritisi Rosalinne.

“Terimakasih,” kata Rosalinne pada pelayan yang menyerahkan sebuah tas belanja dan mengembalikan kartunya.

Namin sungguh disayangkan begitu Rosalinne berbalik tubuhnya menjadi limbung, kehilangan keseimbangan dan membuatnya terjatuh.

Sontak keributan itu memicu perhatian pelanggan lain, Rosalinne yang kesakitan tidak menghiraukan pandangan orang-orang terhadapnya. Begitu kembali dari keterkejutannya Rosalinne segera memungut kembali kotak barang yang berceceran keluar dari dalam tas belanjanya. Mengambil ancang-ancang untuk berdiri sebelum sepasang tangan memegang kedua pundaknya.

Rosalinne tertegun. Wanita itu terkejut dengan kehadiran David lengkap dengan wajah paniknya.

“Kau baik-baik saja? Apa kau terluka?” tanya David panik sambil mengamati keadaan Rosalinne yang terduduk di lantai.

Kedatangan David yang tiba-tiba semakin memicu perhatian pengunjung. Pria tampan itu kini menjadi pusat perhatian semua orang. Sosoknya yang terlihat kaya membuat orang-orang semakin penasaran aka nasal-usulnya terlebih seorang wanita yang menjadi dalang dari insiden ini.

Begitu Rosalinne telah berdiri maka dengan segera ia melemparkan diri pada sang suami, menyembunyikan tubuh rampingnya pada dekapan David yang perkasa. Dengan mata berkaca-kaca Rosalinne menatap sang suami dan mulai berkata.

“Ini menyakitiku. Tidakkah kau lihat mereka menertawakanku,” katanya berkaca-kaca.

David membelai lembut surai sang istri, menghapus setitik air mata yang tersimpan di sudut mata Rosalinne lalu dengan tegas memandang semua orang yang berada dalam ruangan itu terutama seorang wanita yang berdiri tak jauh dari posisi sang isteri.

“Panggil manager kalian!”

“Ta…tapi tuan bukan kami yang,” ucap pelayan toko terhenti begitu dihadiahi tatapan tajam oleh David.

Tak lama kemudian seorang pria datang bersama si pelayan toko.

“Tuan apakah sesuatu telah terjadi?”

“Hapus dia dari daftar pelangganmu,” singkat. padat dan jelas kata David sebelum membawa Rosalinne pergi dari tempat itu.

Masih dalam keterkejutan, orang-orang di sana diam terpaku menyaksikan kepergian keduanya. Terlebih dengan sikap dari si laki-laki tampan yang tampak berkuasa.

Sementara itu sang wanita yang menjadi pelaku utama dengan tidak tahu diri tetap terlihat angkuh meski kini dirinya menjadi pusat perhatian karna namanya telah diblacklist oleh brand ternama itu.

Setelah kerumunan telah berakhir, seorang pria dengan setelan jas warna hitam menghampiri sang manager dan menunjukkan sebuah kartu nama. Begitu melihat identitas yang tertera pada kartu nama tersebut maka si manager segera menunduk dan mengerti.

Di sisi lain kini David dan Rosalinne tengah dalam perjalanan dengan kendaraan pribadi mereka untuk kembali ke hotel. Menyandarkan tubuhnya kepada sang suami, Rosalinne menikmati setiap sapuan lembut David yang didaratkan pada puncak kepalanya.

“Tidurlah, aku bersamamu,” ujarnya lalu mencium kening Rosalinne.

---

Sejak kejadian malam itu, David memerintahkan salah seorang pengawalnya untuk setia berada di samping sang istri. Bahkan tak segan pria itu akan mengosongkan semua tempat yang ingin dikunjungi oleh sang istri agar wanita itu merasa nyaman. Sebagai isteri yang patuh dan taat pada suami tentu hal itu tidak ditolak oleh Rosalinne, meski terasa berlebihan tapi dari sanalah Rosalinne yakin jika David benar-benar menyayanginya dan dengan caranya itulah David menunjukan rasa sayang itu padanya.

Pada malam terakhir keberadaan keduanya di Perancis, mereka meghadiri sebuah acara pesta yang diadakan oleh salah satu pemilik perusahaan besar yang tengah bekerja sama dengan perusahaan milik keluarga Han. Rosalinne hadir sebagai pemandangan baru di sana. Keberadaannya sama sekali tidak terduga terlebih kedatangannya dengan seorang David Han benar-benar mencuri perhatian kerumunan pesta. Sosok wanita yang pada akhirnya bersanding dengan Tuan Muda Han yang terhormat. Tidak diragukan, rupanya publik telah menyebarkan berita yang benar. Pasangan David benar-benar cantik, terlihat rupawan dengan pembawaannya yang berkelas.

Semua mata tertuju pada keduanya. Pasangan terpanas musim ini telah hadir di tengah pesta mewah kota Paris. Tidak diragukan lagi bahwa pasangan serasi itu adalah yang terpanas di antara semua pasangangan yang hadir di malam itu. David Han pria dingin itu telah mengakhiri masa lajangnya dengan memperistri kecantikan yang berkelas menutup rumor yang menyebarkan bahwa dirinya tidak berada dalam jalur percintaan yang benar.

Di satu kesempatan setelah menemani David bertegur sapa dengan koleganya Rosalinne segera menarik diri dan sedikit menjauh dari keramaian. Wanita itu mengamati dari kejauhan bagaimana sang suami berbicara dan bertukar obrolan dengan orang-orang yang dijumpainya. Pria tinggi yang amat menarik, tanpa disadari Rosalinne menganggumi betapa karismatiknya seorang David Han. Menyelesaikan istirahatnya Rosalinne mengakhirinya dengan meneguk habis seluruh minuman di tangannya.

“Tak kusangka kau menghadiri acara seperti ini Rosalinne,”

Menghiraukannya Rosalanne tidak mengindahkan perkataan sosok yang mengajaknya bicara.

“Apakah minuman itu terasa sangat lezat? Apakah itu selezat hubunganmu dengan pria Han?”

Sekali lagi Rosalinne membiarkan wanita itu berceloteh semaunya. Jari telunjuknya yang ramping sibuk membelai pinggiran gelas kaca yang dipegangnya tanpa sedikitpun memberikan wajah pada si wanita yang berusaha memancing emosinya.

“Rosalinne, sosok yang sama sekali tidak berubah,”

Wanita itu kembali tersenyum meremehkan.

“Kontrak seperti apa yang ditawarkan seorang David Han hingga kau mau melemparkan diri untuk menjadi istrinya? Apakah itu jumlah yang besar?”

Inilah yang tidak disukai oleh Rosalinne. Di tempat seperti inilah dirinya akan banyak bertemu dengan ular-ular yang sangat meresahkan dan menganggu kenyamanannya.

Belum sempat Rosalinne menjawab rupanya sosok pangeran lebih dulu datang menyelamatkan sang tuan putri. Kedatangan David membuat sedikit keributan kecil di sana, para wanita rupanya sangat mengaggumi ketampanan dan pembawaannya. Di pest aitu para wanita yang mengaguminya menyaksikan secara langsung bagaimana seorang David menunjukkan perhatian dan rasa sayangnya pada seorang wanita.

David mengambil gelas kaca di tangan sang istri lalu kemudian mengarahkannya pada wanita yang sedari tadi berada di dekat sang isteri.

“Tapi dia bukan pelayan Dav.”

“Apa aku peduli,” tukas David cepat dan segera membawa Rosalinne pergi dari sana.

Telapak besarnya senantiasa menggenggam jari-jari kecil Rosalinne, menggenggam wanitanya seakan tak membiarkannya lepas barang sedetik. Hingga kemudian Rosalinne mengisyaratnya keinginnanya untuk segera berisitirahat dan mengakhiri keikutsertaan keduanya dalam pesta malam itu. Menangkap kemauan sang isteri maka David segera mengakhiri percakapannya dan pamit undur diri pada sang pemilik acara.

“Aku melupakan mantelnya, bisakah kita kembali dan mengambilnya?” pinta Rosalinne pada David begitu menyadari kelalaiannya.

“Akan kuambil untukmu, tunggu di sini.”

Setelah mengatakannya David segera melangkah meninggalkan Rosalinne yang menunggu di lobi gedung.

Rosalinne yang merasa lelah pun segera menuju ke tempat tunggu lobi yang berada di depannya. Melangkah dengan tenang mengabaikan tatapan mengagumi orang-orang yang berpapasan dengannya. Baru saja wanita itu mendudukkan diri, tiba-tiba seorang wanita cantik datang menghampirinya.

“Rosalinne Han?” ujar wanita tersebut membuka pembicaraan.

Rosalinne memandangnya dengan seksama memastikan jika mungkin dirinya mengenali seseorang yang sedang menyapanya ini.

“Apakah kita saling mengenal?” tanya Rosalinne memastikan.

Tanpa diduka wanita itu tersenyum remeh, dari gelagat yang telah ditunjukkan oleh perempuan itu Rosalinne telah mencium bau permusuhan yang dikeluarkan oleh sang lawan bicara.

“Kupikir dunia sudah cukup modern untuk menginformasikan siapa aku. Christy Jane, tidakkah kau mengenal nama itu?”

“Ya aku tahu, perempuan sensasional yang gemar berganti pasangan.”

Christy tertohok, kesombongannya mendadak luntur lantaran Rosalinne justru menyebutkan sisi miring kehidupannya. Orang-orang yang berada tak jauh dari keduanya pun merasa geli dan terkikik mendengar kalimat yang dikeluarkan Rosalinne terhadap Christy yang notabenenya seorang artist papan atas.

Tak habis kehilangan akal, Christy kembali berkata dan mencoba memprofokasi Rosalinne.

“Tidakkah kau tahu jika suamimu salah satu dari mereka. Sepertinya aku lebih dulu berhasil mencicipinya dibandingakan denganmu.”

Beberapa orang mulai berbisik, semua orang tahu jika skandal itu benar adanya tapi mereka tidak menyangka jika si pelaku mengakuinya secara terang-terangan meski pasangan masa lalunya telah beristeri.

“Terimakasih atas informasinya, aku menghargai kejujuranmu,” lirih Rosalinne.

Berdiri Rosalinne menepuk Pundak Christy dengan lembut, wanita itu tersenyum dengan sangat ramah tetapi sama sekali tidak melunturkan ketajaman atas senyuman yang mengintimidasi tersebut. Berjalan dengan anggun Rosalinne meninggalkan Christy yang masih mematung.

Merasa tidak terima karna telah diabaikan Christy berniat untuk membalas kekurang ajaran Rosalinne terhadap dirinya. Namun sayang begitu tubuhnya berbalik yang didapatinya justru kemesraan antara David dengan Rosalinne, dimana David tengah mencium kening Rosalinne begitu pria itu selesai memasangkan mantel bulu yang cantik pada Pundak terbuka sang isteri. Christy yang geram hanya mampu menahan amarahnya, meremas gaunnya kuat-kuat terlebih ketika secara singkat Rosalinne kembali menolehkan wajahnya dan tersenyum mengejek.

Rosalinne Han benar-benar kecantikan yang tajam. Orang-orang tidak mengira jika isteri David Han akan seberani itu menghadapi lawannya. Dibalik kesan lembut yang dimilikinya rupanya wanita itu menyimpan ketajaman untuk melindungi diri, sungguh wanita cantik yang cerdas.

­­­___

“Apakah sesuatu telah mengganggumu?” tanya David begitu mereka dalam perjalanan kembali ke Korea.

“Tidak, aku baik-baik saja.”

Mendengar itu David hanya tersenyum kemudian mengambil tangan kosong milik Rosalinne.

“Katankanlah padaku kau bisa mempercayaiku. Kau tahu aku akan tersakiti jika Sebagian dari diriku disakiti, jadi tidak ada alasan bagimu untuk menyembunyikan apapun dariku.”

Apa ini? Apakah David benar-benar telah jatuh hati padanya? Rosalinne tidak menjawab wanita itu hanya tersenyum sebagai respon menikmati setiap kehangatan yang David berikan kepadanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status