Share

Bab 45. Saya Cemburu

"Kamu nggak nunggu saya?" tanya Irham kesal saat tahu Raina pergi ke rumah Anes. Berdua dengan Adli pula.

Memang, tidak ada yang mewajibkan Raina untuk berpamitan. Namun, dia sudah berekspektasi untuk menggoda Raina pulang kuliah nanti. Biar bagaimana pun, Irham perlu membalas gemuruh hatinya saat mata kuliah berlangsung.

Pria itu dengan sengaja diam dan mencoba bersabar, sedangkan Adli terus saja menguji. Irham bisa melihat jelas polah tingkah Adli dari jarak jauh.

Senyuman Raina tiap kali Adli bertanya, membuat Irham menahan kesal.

Bisa tidak, sih, Irham langsung menikahi Raina besok? Boro-boro ingin menikah, membuat Raina ingat kehadirannya di mayapada ini pun sulit sekali. Dia hanya boleh menyerah ketika waktunya sudah habis, bukan? Masih tersisa 29 hari lagi.

"Nggak! Saya nggak kepikiran Bapak." jawab Raina sejujurnya. Dia bisa mendengar Irham mendesah di balik panggilan handphone.

"Tapi kepikiran bareng Adli?" sindir Irham.

"Saya sama Adli, kan, sahabatnya Anes! Temen sakit lang
Ulfah N

Terima kasih untuk yang sudah setia membaca novel ini. Terima kasih Kak Elin, pembaca novel ini sejak awal yang sudah memberi semangat pagi ini. Terima kasih untuk kalian yang tidak bisa kusebutkan satu-satu. Semoga menghibur. Semoga bisa segera menyelesaikan bab selanjutnya.

| 1
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status