Share

Berlindung

Author: mikaloki
last update Last Updated: 2022-04-17 12:41:21

Seorang wanita yang berbaring di tempat tidur terbangun dari tidurnya ketika waktu menunjukan sekitar tiga pagi dan dia menyalakan lampu kamar, nama wanita itu adalah Diandra. Di sebelahnya terdapat seorang pria yang usianya sebelas tahun lebih tua darinya. Diandra melangkah ke sebuah lemari es dan mengambil gelas yang ada di atasnya, menuangkan air ke gelas itu dan kembali duduk di tempat tidurnya untuk meminum air dalam gelas tersebut.

Pria di sebelahnya, Rehan, terbangun, memicingkan mata dan memandang Diandra yang sedang meletakan gelasnya di meja. "Kebangun ya? Udah jam berapa ini?"

"Jam tiga " Jawab Diandra.

Rehan yang tampaknya masih telanjang dada bangun dan duduk yang lalu bergeser mendekati Diandra. Rehan menyentuh dan mengusap punggung lalu bahu Diandra dan memeluknya dari belakang. Rehan membisikan sesuatu pada Diandra, "Daripada diam bagaimana kalau kita lakukan sekali lagi?"

Diandra hanya diam dan tak melakukan apa-apa. Saat Rehan membelai rambut Diandra dan hendak menciumnya terdengar suara ketukan keras di pintu depan yang membuat keduanya terperanjat. Diandra bangkit dan langsung berjalan menuju pintu depan. Sementara Rehan sibuk memakai baju kemejanya sambil pontang-panting seperti orang yang sedang mesum digerebek warga. Rehan lantas mengikuti Diandra dan saat Diandra membuka pintu, terlihat dua orang pria dengan tampang lusuh dan lelah. Jason dan Tommy.

"Tommy? Jason?" Kata Diandra kebingungan. "Kenapa kalian dan kenapa datang ke sini?"

"Ceritanya panjang. " Jawab Tommy terburu-buru. "Kita harus masuk ke dalam dan ceritakan semuanya, ini menyangkut nyawa manusia. Kita perlu bantuan lu, setidaknya buat berlindung."

Diandra ingin bertanya lagi tapi bingung harus berkata apa, dia mempersilahkan mereka berdua masuk.

Jason dan Tommy menatap Rehan dengan heran. "Siapa orang ini?" Tommy menunjuk Rehan dan bertanya pada Diandra.

"Dia CEO tempat gue kerja. " Jawabnya.

"Suruh dia pergi." Pinta Tommy, dia menunjukan wajah jijik saat melihat Rehan.

"Hei, siapa lu ngusir-ngusir gue?" Protes Rehan.

"Lu harus pergi." Kini giliran Jason yang mengusir. "Ini urusan yang seharusnya lu nggak tahu."

"Gue pacarnya Diandra, kenapa gue harus diusir, hah?"

Diandra mengerutkan kening dia berkata, "Re, kamu sebaiknya pergi. Nanti aku hubungi lagi ya."

"Memangnya ada apaan sih?" Rehan bersikeras tak mau pergi.

Tommy meraih pistol dari balik celananya, menodongkan tepat di wajah Rehan. "Pergi sekarang atau kepala lu hancur."

Mendadak Rehan bergetar dan panik bukan main. "Oke, oke. Santai bro, santai."

"Apaan sih Tom, lu berlebihan!" Bentak Diandra. "Rehan kamu juga cepetan pergi!"

Rehan lari tunggang langgang dan secepat angin menghilang dari pandangan mereka.

"Mainan lu yang ke berapa?" Sinis Tommy.

"Bukan urusan lu, sekarang katakan apa yang terjadi?"

Saat mereka duduk di ruangan tengah. Jason menjelaskan, "Shani, istri gue diculik oleh orang yang tidak dikenal. Penculik itu menyuruh gue untuk membawakan sebuah koper, koper ini. Untuk dibawakan ke tempat dia. Koper inilah biang masalahnya, gue nggak tahu isinya apa dan ini terkubur selama bertahun-tahun di sebuah gedung tempat gue bekerja. Banyak orang yang memburu koper ini dan salah satunya adalah yang sedang mengejar gue, Satia Utama."

Diandra terkesiap. "Pejabat brengsek itu?"

"Dialah pemilik dari koper ini, dan sedang memburunya kembali. Sedangkan si penculik Shani adalah orang yang berusaha merebutnya."

"Jas," kata Diandra. "Gue turut prihatin, tapi apa yang gue bantu saat ini?"

"Berlindung sementara setidaknya sampai besok siang dan gue pinjam mobil lu. Penculik itu meminta gue untuk mengantarkan koper perak ini ke Bali."

"Ke Bali?"

"Ya, dan gue nggak bisa lewat jalur resmi bandara kalau bawa koper ini. Gue perlu bantuan Tommy juga. "

Diandra sepakat membantu Jason, mereka diizinkan untuk menginap sampai besok siang. Jason tidur di sofa di ruangan tengah bersama dengan Tommy dan Diandra tidur di kamarnya. Jason sudah sangat mengantuk meskipun hatinya sama sekali tidak tenang.

Jason yang bangun ketika waktu menunjukan pukul sembilan pagi, dia bangkit dari sofa, tidak ada Tommy di sana. Jason menuju dapur, dan melihat Diandra sedang menyiapkan sarapan berupa telur mata sapi.

"Sebaiknya makan dulu sebelum perjalanan jauh. " kata Diandra, meletakan makanan di meja.

"Di mana Tommy?"

"Di Kamar mandi."

"Laki-laki yang itu, dia pacar lu?"

Diandra tersenyum. "Memangnya kenapa?"

"Gue cuma nanya doang. " Jason balas tersenyum. "Pesona lu gila sampai-sampai seorang CEO bertekuk lutut."

Diandra tertawa. "Ya, gue juga nggak tahu serius atau tidak sama dia. Bisa saja gue cuman menguras uangnya saja kan? Lu makan dulu aja."

Jason tak nafsu makan namun mau tak mau dia harus makan agar bisa berpikir lebih jernih. Dia duduk di meja makan dan mulai sarapan. Sementara Diandra meninggalkan dapur dan ruang makan itu dengan maksud untuk pergi ke kamar kecil.

Tapi di kamar mandi masih ada Tommy. Saat Diandra hendak mengetuk pintu kamar mandi untuk mengingatkan supaya Tommy cepat-cepat. Terdengar suara Tommy yang seperti berbicara pada seseorang.

"Iya bos, lokasinya akan gue kirim sekarang juga. Tidak ada siapa-siapa kecuali satu cewek, sepupu gue. Ya, Diandra yang waktu itu pernah ketemu. Bawa aja pasukan yang banyak bila perlu, tahu sendiri kan dia licin seperti belut. Oke, laksanakan bos."

Diandra tercekat dan hampir saja menjerit mendengar percakapan Tommy dengan seseorang di telepon. Diandra berusaha melangkah dengan cepat tanpa menimbulkan suara. Dia berlari kembali ke ruang makan, Jason yang sedang sarapan dia tarik lengannya. "Ayo, kita harus pergi sekarang juga. Ini Bahaya!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Petualangan Gila Mantan Mafia   Pembelot

    Flashback SelesaiJason membanting ponselnya ke dashboard dan sejenak ia berusaha untuk kembali berpikir jernih dia mencari sesuatu, mencari bantuan agar bisa sampai secepatnya ke tempat yang diinginkan oleh si penculik, walau sebenarnya Jason juga merasa dipermainkan oleh si penculik itu. Tak ada jalan lain lagi selain pergi ke bandara dan menyembunyikan koper itu, pikirnya. Maka Jason menyalakan mesin mobilnya, tapi ponselnya keburu berbunyi lagi. Mengira itu dari si penculik ternyata sebuah panggilan video dari Diandra. Jason melihat wajah Diandra yang memenuhi layar saat Jason akan menceritakan semuanya malah Diandra yang bicara duluan, "Jas, gue punya ide yang brilian. Di mana lu sekarang? Kita bisa berangkat dengan menggunakan jet pribadi?""Jet pribadi?" Jason heran. "Lu punya jet pribadi?""Sudah lah nanti penjelasannya, yang penting di mana posisi lu sekarang?""Dra, orang itu, penculik itu pasti sudah menyadap ponsel milik gue. Akan bahaya kalau l

  • Petualangan Gila Mantan Mafia   Tidak Ada Skenario Pembunuhan

    Jason terbangun dari tidurnya, matanya masih terasa berat walau ini sudah jam sepuluh pagi, semalam adalah tugas yang cukup menguras tenaga, Jason lebih memilih untuk tidur lagi jika bisa. Tapi hari ini Coki mengundangnya ke markas bersama dengan Tommy. Penting sekali, itu kata-kata yang dia dengar dari Coki kemarin. Bangun dari tempat tidur, Jason membuka tirai kamarnya dan seberkas cahaya masuk membuat Jason menyipitkan mata. Jason tinggal di apartemen sederhana sendirian dan dia begitu asyik menikmatinya. Dia tak habis pikir kenapa Tommy memaksanya untuk punya pasangan, padahal Tommy sendiri sering berganti-ganti pasangan dan tak jelas arah hubungannya. Baru saja selesai mandi dan berpakaian pintu sudah ada yang mengetuk, tanpa disuruh buka Tommy membukanya sendiri dan nyelonong masuk. "Wah, gue telepon dari pagi kenapa nggak diangkat?""Kenapa harus pagi-pagi? Seperti anak rajin saja."Tommy tertawa ringan, dia menatap berkeliling ruangan apartemen Jason.

  • Petualangan Gila Mantan Mafia   Penyusup

    Flashback KembaliWisnu merasakan sesak yang aman sangat dalam hidupnya, baru saja ia membina keluarga yang dirasakannya begitu membahagiakan, kini dia harus membiasakan diri kalau wanita yang dicintainya sudah tidak ada. Wisnu harus menjelaskan pada anaknya, Dandi bagaimana ibunya pergi untuk selama-lamanya. Jiwa Wisnu semakin terguncang ketika melihat kesedihan Dandi yang begitu mendalam, ketika ia melihat Dandi menatap jenazah ibunya seakan meremukkan jiwanya berkeping-keping. Wisnu tak bisa berpikir apa-apa sampai-sampai ia mengira akan melakukan pembalasan. Polisi setiap hari mendatangi Wisnu untuk memintai keterangan supaya pelaku pembunuhan cepat tertangkap, tapi Wisnu juga tahu kalau itu hanyalah formalitas karena dalang pembunuhannya tidak akan bisa diungkap. Butuh waktu sebulan bagi Wisnu untuk bisa memulihkan mentalnya agar bisa kembali bekerja di perusahaan yang ia pimpin. Semua karyawan menunjukan simpati padanya. Dia baru saja meminta file rekaman CC

  • Petualangan Gila Mantan Mafia   Pergumulan Diandra

    Tommy dengan kaki kiri yang pincang dan menggunakan penyangga bersusah payah berjalan di pelataran halaman rumah besar dan itu adalah markas Coki. Orang-orang yang berjaga di sana kira-kira ada belasan orang dan semuanya menatap Tommy dengan heran. Salah seorang dari mereka yang paling muda mendekatinya. "Bang, kaki lu kenapa?""Bukan urusan lu, di mana tuan bos?" Tommy terus berjalan menggunakan penyangga sambil tergopoh-gopoh."Ada di dalam.""Sudah sana minggir, gue nggak kenapa-kenapa." Tommy melangkah sampai ke hadapan Coki yang sendirian di balik meja dengan wajah yang serius. Sorot matanya begitu penuh curiga pada Tommy. "Bos, ini semua salah paham." kata Tommy, saya waktu itu teledor sampai informasinya bisa bocor. Bukan maksud saya untuk berkhianat, saya minta kebijaksanaan anda, bos. Pekerjakan saya kembali untuk mencari Jason.""Duduklah dulu." perintah Coki. "Sepertinya terluka parah. Siapa yang anak buah gue yang menembak lu?""Tidak penting." j

  • Petualangan Gila Mantan Mafia   Pemicu Untuk Mempercepat

    Flashback SelesaiWisnu duduk di depan meja di ruangan tempat Shani disekap. Dia sedang memakan nasi goreng buatannya sendiri dengan lahap, di meja tersebut makanan Shani belum juga dimakan. "Ayolah, kita makan bersama. Ini tidak diracun, kalau lu sakit gue yang akan disalahkan. Yakinlah suami lu tercinta bisa berhasil. Akan sama mudahnya ketika dia dulu menculik dan melepaskan istri gue sampai nyawanya hilang."Shani yang sudah sangat lapar mendekat dan meraih roti sandwich di sebelah piring berisi nasi, dia memakan roti isi tuna itu dengan lahap. "Nah, begitu. Makanlah selagi ada." kata Wisnu. "Sekarang lu jangan menyalahkan gue untuk keadaan sekarang. Salahkan diri lu sendiri karena mau menikah dengan orang yang dulunya bajingan. Sekarang lu sendiri yang menuai akibatnya kan?" Wisnu lalu meminum habis segelas air putih. "Kenapa lu begitu dendam?" kata Shani yang telah menelan sepotong roti sandwich itu. "Gue yakin istri lu tidak menginginkan semua ini, kala

  • Petualangan Gila Mantan Mafia   Misi Masa Lalu part 4

    Dua pria itu kabur begitu saja dengan motornya, melaju dengan cepat. Vera memegangi lehernya yang sudah dihinggapi peluru dan darah bersimbah ke mana-mana membasahi kemeja putihnya. "Veraaaa!" Wisnu menjerit sejadi-jadinya. Dia memegangi tangan istrinya yang sekarat, mata Vera perlahan tertutup dan suara rintihannya semakin menghilang, Wisnu memeluk istrinya itu dan menangis keras. Sebuah peristiwa yang sangat mengejutkan. "Veraaa! tidak!"Warga sekitar yang mendengar suara itu lantas berhamburan dan mengerumuni mobilnya Wisnu. Tapi sudah terlambat, Vera sudah meregang nyawa di pelukan Wisnu. Sementara Wisnu berteriak luar biasa dan menangis. Para warga mencoba mendekatinya dan salah satu dari mereka menelepon rumah sakit untuk mendatangkan ambulan. ***Jason dan Tommy mendapatkan ucapan selamat dari Coki saat mereka duduk di ruang rapat dan hanya ada mereka bertiga Coki, Tommy, dan Jason. "Kalian memang luar biasa dan tak pernah gagal dalam menjalankan misi,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status