Share

Sahabat

Tommy menutup sambungan teleponnya saat itu dan berada di dalam kamar mandi, memasukan kembali ponselnya ke dalam saku celana dan memakai kembali kemejanya. Dengan penuh senyum kemenangan dia membuka pintu dan berjalan menuju ruangan tengah. "Jas, Diandra. Di mana kalian?"

Tommy melihat ruangan itu tidak ada siapa-siapa dan berjalan menuju dapur, juga tidak menemukan siapa-siapa. Lantas dia berlari ke kamar Diandra, juga tidak ada. Tommy pun mulai curiga dan berlari menuju halaman depan. Mobil jenis sedan milik Diandra yang terparkir sudah tidak ada. Mereka sudah pergi.

"Bangsat, sialan!" Gerutu Tommy yang kemudian menggaruk dan memegangi kepalanya sendiri. Dia panik sendiri dan mencoba menghubungi seseorang lewat ponselnya.

***

Jason yang menyetir mobil pagi itu menyusuri jalan raya untuk keluar dari Jakarta dan Diandra berada di sampingnya. "Gue nggak menyangka Tommy akan berkhianat. Hampir saja terjadi kesalahan fatal. Gue nggak tahu harus bilang apa."

"Tommy masih kerja di bawah Coki, belum pensiun sepenuhnya seperti kamu. Orang yang masih kerja dengan Coki patut dicurigai. Dia itu orang kotor." kata Diandra mengingatkan.

Diandra dan Jason sudah saling kenal ketika Jason masih bekerja di bawah Coki. Bahkan Diandra sempat menyukai Jason walaupun bertepuk sebelah tangan karena Jason menemukan pujaan hati yang sesungguhnya, Shani. Itu terjadi beberapa tahun yang lalu ketika usia Diandra masih 23 tahun. Orang tua Diandra sudah tidak ada. Ibunya meninggal karena sakit ketika ia masih kecil dan ayahnya entah ke mana, bahkan dia tidak mengenal ayah kandungnya sejak lahir. Diandra dirawat oleh pamannya yang juga pamannya Tommy.

Jason punya kesamaan dengannya, Jason tak punya orang tua sejak kecil dan sempat hidup menggelandang sebelum akhirnya direkrut dan bergabung dengan tim Coki di usia remaja. Jason memiliki masa lalu yang sangat kelam. Ayahnya tewas dihajar massa oleh warga ketika ketahuan menggelapkan dana masyarakat dengan investasi bodong. Sementara ibunya juga meninggal ketika Jason masih bayi. Jason mencoba bertahan hidup sebagai pengamen jalanan dan menjalani kehidupan yang keras. Saat berusia lima belas tahun, Jason bertemu dengan Tommy dan mejalani persahabatan. Tommy banyak membantu Jason termasuk dalam hal materi dan Tommy meminta pamannya agar bersedia menampung Jason sampai ia dewasa.

Pamannya Diandra dan Tommy bukanlah orang yang sembarangan. Dia adalah anggota mafia yang diketuai oleh Coki. Karena itulah Tommy ikut kecipratan menjadi kaya raya seperti pamannya. Tommy pun mengajak Jason untuk bergabung sekaligus belajar beladiri. Di usia yang masih 17 tahun, Jason sudah direkrut oleh Coki dan menjalani berbagai misi seperti pengawasan transaksi narkoba sampai pemungutan pajak para pedagang "garam" yang daerahnya dikuasai oleh Coki.

Proses pertemuan Jason dan Tommy terjadi ketika Tommy sedang membeli sesuatu di pasar dan dirinya diganggu oleh preman pasar yang berkuasa di sana. Jason yang kebetulan melihat itu datang menghampiri dan melakukan konfrontasi dengan preman tersebut dan terjadilah perkelahian yang hebatnya dimenangkan oleh Jason. Membuat Tommy terpukau dan tak henti-hentinya berulang kali mengucapkan terima kasih.

Jason yang tengah menyetir terkesiap melihat sekelompok mobil hitam yang ada di depannya yang diikuti oleh lima motor di mana yang mengendarainya memakai jaket yang ia kenal, itu kelompok Coki. "Gawat!" Seru Diandra.

"Tenanglah, mereka tidak akan melihat kita. Kacanya gelap kan kalau di luar?" Jason menekan tombol untuk menutup kaca pintu kiri dan kanan. Benar saja, orang-orang bertampang mengerikan itu tak sedetik pun pada mobil yang dikendarai Jason.

Diandra menoleh ke belakang, "Mereka akan kecewa dan akan membunuh Tommy. Bodoh sekali dia."

"Tidak akan." yakin Jason. "Tommy sangat berkuasa di tim, dia anak emasnya Coki sejak dulu, sama seperti gue. Tapi yang gue tidak habis pikir kenapa dia mengkhianati gue!"

Ponsel Jason yang ditaruh di dashboard berdering. Diandra yang meraih ponsel itu melihat kalau yang memanggil adalah, "Tommy."

"Angkat." kata Tommy.

"Kamu yakin?"

"Angkat saja!"

Diandra menekan tombol menerima panggilan dan mengeraskan speaker. "Jas, gue bisa jelaskan semuanya, gue nggak bermaksud mengkhianati lu. Lu di mana sekarang?"

Wajah Jason yang sudah penuh dengan rasa kesal dan memerah berkata dengan sangat keras, "Sekian lama kita saling percaya dan melindungi lu berkhianat dan lebih hina dari seekor anjing! Pergi lu sana bangsat!" Jason memberikan isyarat pada Diandra untuk memutuskan sambungan telepon dan Diandra melakukannya.

***

Rombongan komplotan Coki sudah tiba di depan halaman rumahnya Diandra dengan dipimpin oleh Benny, seorang berusia empat puluh tahunan yang tangannya penuh tato dan kelapanya botak di tengah. Dia adalah orang kepercayaan Coki yang lainnya selain Tommy. Dengan wajah yang bengis, Benny menghampiri Tommy yang berdiri di depan pintu.

"Mana si Jason? Ayo kita habisi sekarang juga."

Tommy menggeleng. "Tidak ada, dia sudah kabur. Kita kecolongan."

Raut wajah Benny berubah seperti lautan penuh ombak yang siap menghancurkan kapal. Kepalan tinjunya melayang tepat ke wajah Tommy. "Anak tolol tidak berguna, kenapa bisa lolos hah?"

"Bangsat!" raung Tommy. "Beraninya lu mukul gue!" Seketika Tommy mencabut pistol dari dalam celananya namun sebelum dia berhasil menembakan senjata itu kaki kiri bagian bawahnya ditembus oleh peluru yang datang dari arah lainnya. Tembakan itu berasal dari orang yang di belakang Benny. Tommy jatuh tersungkur dan mengerang kesakitan sambil menggerutu tidak jelas.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status