Sebuah bayangan kini teringat dengan jelas oleh Kevin dan berbeda dari bayangan-bayangan sebelumnya yang hanya sekilas dan boleh dibilang kejadian di dalam bayangan sebelumnya itu, mungkin hanya 3 sampai 5 detik tetapi kali ini, bayangan yang dia dapat lebih dari itu.
Dalam bayangan ini, Kevin sedang terluka setelah bertempur sendirian menghadapi beberapa orang lelaki yang semuanya memakai senjata tajam. Kevin beberapa kali mendengar jeritan ketakutan dari Natalie yang takut Kevin dihabisi lawan-lawannya.
Kevin berhasil mengalahkan semua lawan-lawannya walaupun ada sebuah sabetan yang mengenai lengan Kevin tetapi pada akhirnya, semua lawannya berhasil dihabisi oleh Kevin.
Saat itulah Natalie yang ternyata dari tadi berteriak di lantai dua sebuah rumah, langsung turun lewat tangga, menghampiri Kevin memeluk Kevin dan berusaha mengobati Kevin kemudian bayangan itu berpindah ke momen yang lain, di mana Kevin sedang berada di atas sebuah tempSetelah Kevin dan Natalie berada dalam kamar, keadaan sempat sedikit canggung bagi mereka berdua, hingga akhirnya setelah Natalie sempat masuk ke WC, Kevin duduk di balik meja kamar menunggu Natalie keluar dari WC.Saat Natalie keluar dari WC, Kevin meminta Natalie untuk duduk di depannya. Setelah Natalie duduk di depannya, Kevin memegang tangan Natalie dan berkata, "aku ingin mengatakan sesuatu.""Oke. Kamu bisa mengatakannya." Sejenak keduanya saling pandang kemudian Natalie menundukkan kepalanya."Aku merasakan koneksi yang dalam di antara kita berdua dalam beberapa kali pertemuan kita. Mungkin memang kita baru saling mengenal tapi, sejak melihatmu kali saat kita di showroom, aku sudah merasakan sesuatu." Kevin memulai kata-katanya sambil menatap dalam-dalam ke arah Natalie.Natalie kembali menunduk. Dia tidak mengatakan apa-apa, tetapi saat ini, dia sangat mengharapkan supaya Kevin meneruskan kata-katanya.
"Ya. Aku memiliki caranya," kata Kevin sambil menghapus air mata di pipi Natalie."Bagaimana caranya? Kamu kan harus menjual organ untuk membayar meja bodoh itu, iya kan? Lalu bagaimana caranya kamu menghindari itu?" tanya Natalie penuh harap."Caranya begini. Aku akan meminta waktu kepada Thomas supaya dia memberi aku waktu untuk bersamamu. Aku akan menerangkan kalau kisah cinta kita yang indah tidak boleh terpisah hanya dalam sehari dua hari, aku ingin meminta waktu kepadanya dan aku yakin kalau dia pasti akan mengizinkannya.""Benarkah? Benarkah dia bisa mengizinkannya?""Tentu saja. Karena Thomas itu adalah seorang yang baik, aku yakin, dia pasti akan memberi kita waktu bersama, jadi, kamu jangan mengingat-ingat akan hal itu lagi."Natalie mengangguk-anggukan kepalanya dan memeluk Kevin. Setelah itu, Kevin memandu Natalie untuk berdiri.Kevin ingin merasakan pelukan seluruh tubuh Na
Kevin mulai membuka ritsleting di belakang gaun yang dipakai Natalie. Dia membukanya sedikit demi sedikit sambil menunggu reaksi Natalie karena kalau Natalie menghalanginya, maka Kevin akan menghentikan aksinya ini.Sementara itu, sejak sebelum menuju ke hotel ini, Natalie sudah bertekad untuk menyenangkan Kevin, karena Natalie pikir, malam ini akan menjadi malam terakhir bagi Kevin hidup dan bernafas di dunia ini.Karena kemungkinan besok atau lusa Kevin akan diambil organnya oleh orang bernama Thomas itu dan hidup Kevin akan berakhir.Karena itulah, Natalie pasrah pada Kevin. Natalie biarkan apapun yang diinginkan Kevin, Natalie biarkan Kevin berbuat apapun yang Kevin mau, karena Natalie ingin memberikan sesuatu yang indah pada Kevin di saat-saat terakhir hidup Kevin.Alasan kedua adalah untuk pertama kalinya Natalie merasa jatuh cinta kepada seorang pria, karena itu, Natalie rela memberikan apa yang ada p
Kevin mulai melangkah jauh. Dia menundukkan kepalanya ke bawah hingga saat ini, wajahnya sudah berada tepat di depan buah dada ranum milik Natalie yang sedari tadi dia remas-remas itu.Setelah itu, Kevin mencium buah dada itu. Dia merasakan kelembutan buah dada itu sekaligus kehangatan yang membuai jiwa Kevin, sehingga Kevin terus menyusuri buah dada ranum milik Natalie ini.Terdengar desahan lembut dari bibirnya Natalie saat akhirnya bibir Kevin hinggap di pusat buah dada milik Natalie dan mulai menghisap butir merah muda yang ada di pusat buah dada milik Natalie.Kaki Natalie mulai goyah karena merasakan serbuan kenikmatan yang luar biasa yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Saat ini, dia tidak mau berhenti merasakan ini.Karena kaki Natalie sempat agak goyah ke belakang sehingga hampir jatuh, Kevin menuntun tubuh Natalie melewati kursi, melangkah agak ke belakang hingga akhirnya tubuh Natalie tersandar p
Kevin amat sangat kaget mendengar kata-kata Natalie ini karena ternyata salah satu benda yang dia pegang yang sebelumnya dia pikir adalah miliknya di masa lalu, ternyata bukan miliknya tetapi milik Natalie."Jadi ini milikmu?" tanya Kevin sambil duduk di samping Natalie."Iya. Ini milik kakekku yang dia berikan kepadaku dan dulunya aku selalu membawanya tapi kemudian aku tidak memilikinya lagi. Aku pikir benda ini sudah hilang selamanya dariku hingga akhirnya aku melihatnya sekarang," kata Natalie sambil terus memperhatikan jam tangan ini sambil tangannya yang satu lagi mulai mengambil bajunya dan dia mulai memakai bajunya.Natalie menaruh jam tangan itu di ranjang, tapi matanya tidak pernah lepas dari benda itu. Kemudian dia mulai memakai bajunya dengan kedua tangannya.Langkah yang dilakukan Natalie ini mulai diikuti oleh Kevin. Dia juga mulai memakai bajunya dan mulai mencari benda-benda lain yang ada pad
"Aku tidak tahu siapa yang menemukanku. Pokoknya aku terbangun di ranjang sebuah rumah sakit dan ada orang tuaku yang duduk di samping kiri dan samping kanan ranjangku." Natalie memulai ceritanya."Lalu?"Natalie tidak langsung menjawab di seperti sedang mengingat-ingat sesuatu kemudian dia berkata, "saat aku terbangun itu, aku bertanya kepada orang tuaku aku di mana.""Terus?""Mereka bilang aku di rumah sakit. Kemudian aku bertanya mengapa aku di rumah sakit, kan harusnya aku menghadiri pemakaman kakekku? Terus aku baru ingat sekarang, kalau mereka kelihatan bingung dengan pertanyaanku itu.""Mereka bingung?""Iya.Mereka terlihat saling berpandangan. Kemudian mereka bertanya, apa yang diingat aku terakhir kalinya.""What? Ini misterius. Lalu apa jawabmu?""Saat itu aku bilang kalau ingatanku terakhir adalah aku sedang menuju ke acara pemakaman kakekku, setelah aku menangis semal
"Baiklah. Nampaknya, itulah yang harus kamu lakukan." Kevin mengangguk menyetujui apa yang dilakukan Natalie ini.Natalie segera menelpon Norma, ibunya. "Halo, Ma.""Halo, Nat. Kamu di mana? Di tempat kos-mu ya?""Enggak, ma. Aku tadi mengikuti reuni SMA-ku. Ada yang ingin aku tanyakan kepada mama." Natalie langsung mengalihkan pembicaraan agar supaya mamanya tidak bertanya lebih lanjut, karena saat ini, Natalie sedang berada di sebuah kamar hotel bersama seorang lelaki jadi Natalie tidak mau sampai Norma bertanya terus tentang dimana Natalie berada sekarang ini."Oke, kamu ingin bertanya apa?""Ini tentang saat aku dirawat di rumah sakit tempo hari. Mama bilang kalau aku mengalami pingsan saat aku akan menghadiri pemakaman kakek, iya kan?""Iya, memang gitu. Terus?""Apakah waktunya sesingkat itu?""Apa maksud kamu, Natalie?""Karena saat ini aku merasaka
"Oke. Aku akan membawamu ke kota A karena kita harus menuju ke sana supaya kita berdua bisa tahu apa apa yang terjadi pada kita pada setahun yang lalu," tandas Kevin menyetujui ucapan Natalie.Pembicaraan keduanya terhenti karena terdengar ketukan di pintu kamar."Siapa yang mengetuk pintu malam-malam, begini?" tanya Natalie."Itu temanku. Aku memintanya membawa beberapa barang yang bisa saja adalah barang-barangmu."Kevin mendekati pintu, membuka pintu dan mengambil beberapa barang yang disodorkan Thomas di depan pintu untuknya.Setelah itu, Kevin kembali menutup pintu dan membawa barang-barang yang dibawa Thomas yang berada di dalam tas. "Aku ingin kamu mengenali barang-barang ini, siapa tahu ada barang-barang yang kamu kenal.""Oke." Natalie menunggu di ranjang, dia duduk di pinggir ranjang.Kevin mendekati ranjang dan mengeluarkan baju mirip baju Astronaut dengan in