"Usiaku 28 tahun, kerja sebagai manajer di hotel berbintang dengan penghasilan tahunan sekitar 200 juta. Aku ingin pasanganku berusia di bawah 30 tahun, tinggi badan di atas 180 sentimeter, penghasilan minimal 1,6 miliar setahun, punya mobil seharga 1 miliar ke atas, dan setidaknya tiga properti di Bataram. Maskawin yang kuinginkan sebesar 1,36 miliar ...."
Di acara kencan buta luar ruangan, seorang wanita berpenampilan rata-rata memperkenalkan diri secara singkat, lalu dengan tidak sabar menyampaikan kriteria pasangan yang dicarinya.
Jimmy Nugroho mendengarkan dengan linglung. Selain tinggi badan dan usia, dia sama sekali jauh dari semua kriteria yang disebutkan wanita itu.
Setelah beberapa saat, Jimmy akhirnya tersadar dari lamunan dan berkata, "Nona, kalau kamu berniat kencan buta, kita bisa ngobrol baik-baik. Tapi, kalau kamu ingin membuat permohonan, aku bisa rekomendasikan sebuah kuil untukmu. Atau mungkin kamu lupa minum obat hari ini? Ada apotek besar di seberang alun-alun ...."
"Sakit jiwa! Pantasan jomblo!" maki wanita itu sebelum pergi meninggalkan Jimmy dengan marah.
"Memangnya kamu nggak jomblo!" cibir Jimmy.
Hanya Tuhan yang tahu orang-orang aneh macam apa yang datang ke acara kencan buta perusahaan ini. Jika Jimmy memiliki semua kriteria yang dilontarkan wanita tadi, apa dia masih perlu pergi kencan buta?
Sambil menggerutu, Jimmy berjalan menghampiri tamu wanita di meja lain. Dia tidak percaya dirinya tidak dapat menemukan satu pun teman kencan buta yang baik.
Melihat sikap serampangan Jimmy, dua pria tua yang berdiri tidak jauh darinya bertukar pandang sambil tersenyum kecil. Meski ingatannya masih tersegel, sifat flamboyan tuan muda mereka masih tidak berubah.
Tidak ada yang pernah menyangka bahwa tuan muda dari Sekte Bayangan yang agung, genius tak tertandingi yang pernah menundukkan banyak pendekar lima tahun lalu, akan berakhir seperti ini.
Pria tua bertubuh tinggi kurus menghela napas, lalu bertanya dengan suara rendah pada pria tua berjubah abu-abu di sampingnya, "Apa sebaiknya kita ikut campur diam-diam? Tuan Muda sudah ditunangkan dengan putri Keluarga Sutomo. Kalau dia benar-benar menikah dengan wanita lain, gimana jadinya dengan pertunangan itu?"
Lebih dari lima tahun lalu, tuan besar mereka, Zainal Nugroho, kebetulan menyelamatkan nyawa kepala Keluarga Sutomo yang sedang dalam perjalanan dinas.
Di tengah perbincangan hangat, rencana perjodohan antara kedua cucu mereka pun ditetapkan. Zainal bahkan memberikan selembar foto Jimmy pada Edgar, kepala Keluarga Sutomo itu.
Saat itu, Zainal sangat berhati-hati dan tidak mengungkapkan identitas aslinya. Dia hanya berkata dirinya adalah seorang pertapa.
Namun, tidak lama setelah pertunangan ditetapkan, sebuat kejadian tak terduga terjadi.
Kala itu, Jimmy sedang berlatih di luar negeri. Meski dia telah membunuh banyak pendekar asing, pertumpahan darah brutal yang berkepanjangan, serta kultivasi batin yang belum sepenuhnya matang hampir menjerumuskannya ke jalan kegelapan.
Guna menyelamatkan si genius langka itu, Zainal segera membawa mereka ke luar negeri. Dia mengorbankan nyawanya sendiri untuk menyegel ingatan dan basis kultivasi Jimmy selama lima tahun. Harapannya, Jimmy dapat hidup sebagai orang biasa selama periode itu dan menghilangkan naluri iblisnya.
Menjelang kematiannya, Zainal berpesan bahwa Jimmy baru diizinkan pergi ke Keluarga Sutomo untuk memenuhi janji pertunangan setelah naluri iblisnya hilang.
Kini, lima tahun hampir berlalu. Naluri iblis Jimmy pada dasarnya telah menghilang dan ingatannya pun mulai menunjukkan tanda akan pulih. Akan sangat merepotkan bila dia menikah dengan wanita lain di saat penting ini.
Pria tua berjubah abu-abu memikirkannya sejenak, lalu menggeleng pelan dan membalas, "Sebelum meninggal, Tuan Zainal sudah berpesan, selama Tuan Muda nggak berbuat jahat atau dalam bahaya maut, kita nggak boleh mengganggunya."
"Biarkan dia menjalani kehidupan sebagai orang biasa selama beberapa hari lagi supaya naluri iblis dalam tubuhnya benar-benar lenyap. Mengenai pertunangan, itu urusan pribadi Tuan Muda, bukan sesuatu yang bisa kita campuri," tambah pria tua berjubah abu-abu itu.
Pria tua tinggi kurus merenungkannya sebentar, lalu tidak berkata apa-apa lagi.
Tepat pada saat itu, sebuah mobil hitam tiba-tiba menepi di luar alun-alun tempat acara kencan buta.
Pintu mobil terbuka. Seorang wanita berseragam militer dengan aura heroik keluar terlebih dahulu, lalu segera membuka pintu belakang.
Segera setelahnya, seorang wanita dengan seragam jenderal keluar dari mobil. Paras wanita itu sangat elok dan tubuhnya berlekuk proporsional.
Namun, pada momen itu, tidak ada yang memperhatikan wajah dan bentuk tubuh wanita itu. Hampir semua mata tertuju pada dua bintang emas berkilauan pada epolet di bahunya. Ketika berjalan mendekat, aura mengintimidasi terpancar darinya.
"Astaga! Itu Jenderal Siluman, Yasmin Sutomo!"
"Iya, itu dia! Upacara penganugerahan gelarnya sebagai Jenderal Siluman beberapa hari lalu disiarkan langsung ke seluruh negeri lho!"
"Dengar-dengar dia baru 22 tahun. Diangkat sebagai jenderal di usia semuda itu, dia benar-benar jenderal tercemerlang di Nagarai!"
"Nggak kusangka bisa melihat Jenderal Yasmin! Aku ingin sekali minta tanda tangannya!"
"Dapat tanda tangan Jenderal Yasmin? Jangan mimpi!"
Kedatangan sosok heroik Yasmin menggemparkan semua orang di lokasi acara kencan buta. Tiap-tiap orang memandangnya dengan raut kagum. Ke mana pun dia melangkah, orang-orang mengikuti dan memberi salut. Yasmin tidak memedulikan mereka dan langsung melangkah lurus ke hadapan Jimmy.
Merasakan aura membunuh dari Yasmin, semua orang buru-buru mundur menjauhi Jimmy.
Pada saat yang sama, Yasmin mengeluarkan selembar foto dan membandingkannya dengan wajah Jimmy.
Itu adalah foto Jimmy saat berusia 15 tahun. Tampangnya masih sedikit kekanak-kanakan, tetapi kontur wajahnya sudah terbentuk dan pada dasarnya tidak banyak berbeda dari yang sekarang.
Sesaat kemudian, Yasmin mengalihkan tatapannya dari foto. Dia menatap Jimmy dan bertanya dengan angkuh, "Kamu Jimmy Nugroho?"
Yasmin sangat bangga pada dirinya sendiri, tetapi dia memang punya alasan untuk berbangga. Sebagai Jenderal Siluman di bawah komando Raja Perang Burung Vermilion, dia menduduki peringkat kedua di antara Tujuh Jenderal Selatan.
Yasmin baru berusia 22 tahun ketika dianugerahi gelar Jenderal Siluman, apalagi dia seorang wanita! Ini benar-benar sebuah pencapaian luar biasa di seluruh Nagarai.
Jimmy mengangguk, menatap wanita dengan aura dominan di depannya dengan bingung dan berkata, "Kamu ...."
"Jangan bicara apa pun, cukup dengarkan aku saja!" Yasmin mengangkat tangan untuk memotong ucapan Jimmy, lalu berucap dengan angkuh, "Hari ini aku datang untuk membatalkan pertunangan secara langsung!"
Yasmin meneruskan, "Aku adalah Jenderal Siluman, sedangkan kamu hanya satpam kecil di Grup Sucipto. Kita berasal dari dunia yang berbeda. Kalau kakekku menemuimu, katakan saja kalau kamu nggak layak untukku. Berani menambah satu kata pun, jangan salahkan aku kalau bertindak kejam!"
Usai berkata demikian, Yasmin mengentakkan kakinya. Duar! Retakan seperti jaring laba-laba segera menyebar di lantai beton.
Aksi Yasmin membuat semua orang terdiam ketakutan. Mereka bahkan tidak berani bernapas keras-keras.
Yasmin memang pantas mendapatkan gelar Jenderal Siluman. Satu entakan kakinya saja sudah begitu kuat dan mengerikan. Sungguh luar biasa!
Jimmy tertegun menatap retakan di lantai. Suatu sensasi familier yang tak bisa dijelaskan melandanya.
Melihat Jimmy hanya diam, Yasmin menggeleng pelan. Setelah pencarian yang sangat lama, beberapa hari lalu akhirnya dia menemukan keberadaan tunangan yang belum pernah ditemuinya ini.
Yasmin sengaja memilih saat ini untuk membatalkan pertunangan guna menilai keberanian Jimmy. Bila pria itu ternyata cukup jantan, demi menghormati kakeknya, dia mungkin akan memberinya kesempatan.
Namun, lihatlah, bahkan setelah Yasmin membatalkan pertunangan mereka di depan publik, Jimmy sama sekali tidak berani bereaksi. Mana mungkin pengecut seperti itu layak menjadi suaminya? Mereka memang berasal dari dunia yang berbeda!
"Namaku Yasmin Sutomo. Karena akulah yang membatalkan pertunangan, anggaplah aku berutang budi padamu. Kelak kalau butuh sesuatu, kamu bisa mengontakku. Aku akan membantumu satu kali," ujar Yasmin sambil merobek-robek foto yang dipegangnya di depan Jimmy.
Usai menyuruh pengawal untuk memberikan kartu namanya pada Jimmy, Yasmin segera pergi. Tidak ada artinya bicara berlama-lama dengan pengecut seperti Jimmy. Lebih baik dia bergegas pergi ke rumah sakit. Raja Perang Burung Vermilion seharusnya akan segera tiba.
Sambil memandangi mobil Yasmin yang melaju pergi, Jimmy termangu bingung tanpa bisa berkata-kata. Wanita itu pasti salah mengenali orang. Dia bahkan tidak mengenalnya, mengapa dia tiba-tiba datang membatalkan pertunangan?
"Anak Muda, apa kamu mengenal Jenderal Yasmin?"
"Ganteng, bisa kamu berikan nomor ponsel Jenderal Yasmin padaku?"
"Aku akan bayar 2 juta untuk nomor ponsel Jenderal Yasmin!"
"Aku bayar 4 juta ....!"
Selepas Yasmin pergi, orang-orang mulai mengerumuni Jimmy. Semua orang menginginkan nomor kontak wanita itu.
Situasi mulai ricuh, tampak seolah akan terjadi perkelahian. Para reporter yang menyiarkan siaran langsung pun ikut menghampiri Jimmy. Kamera mereka hampir saja menempel di wajahnya.
Di saat Jimmy mulai pusing dengan semua keributan itu, ponselnya tiba-tiba berdering. Kepala divisi keamanan perusahaan meneleponnya.
Begitu panggilan tersambung, lawan bicara langsung berkata dengan nada cemas, "Jimmy, cepat ke Rumah Sakit Diloam! Direktur ingin bertemu denganmu. Aku juga akan segera menyusul ...."