Home / Fantasi / Phoenix Rebirth: The rise of Akiyama / Bab 6: Api yang Menyala Kembali

Share

Bab 6: Api yang Menyala Kembali

Author: Rara Yt
last update Last Updated: 2024-10-29 23:55:01

Ledakan energi yang dikeluarkan oleh Akiyama menciptakan gelombang kehangatan yang menyebar ke seluruh ruangan, membuat semua makhluk bayangan menghilang seolah-olah ditelan oleh cahaya. Api suci yang bersinar di sekelilingnya memberi rasa aman dan kekuatan, membuatnya merasa seolah-olah dia sedang terhubung dengan semua Phoenix yang pernah ada.

Namun, di tengah kemenangan ini, Ragnar tidak tampak terpengaruh. Dia tetap berdiri di tempatnya, wajahnya menampilkan ekspresi mengesankan. “Menarik sekali, Akiyama. Kau telah membangkitkan kekuatanmu. Tapi, apakah kau pikir itu sudah cukup untuk mengalahkanku?”

Akiyama mengatur napasnya, merasa kelelahan setelah menggunakan kekuatan penuh itu. Meskipun dia berhasil mengalahkan makhluk-makhluk bayangan, Ragnar tetap menjadi ancaman yang nyata. “Aku tidak akan menyerah. Tidak peduli seberapa kuat kau, aku akan melindungi orang-orang yang aku cintai!”

Ragnar mengangkat bahunya, seolah meremehkan semangat Akiyama. “Cinta? Itu sangat menggelikan. Kekuatan sejati datang dari kegelapan dan rasa takut. Kau belum tahu seberapa dalam kegelapan yang akan kau hadapi.”

Dalam sekejap, Ragnar mengangkat tangannya dan memanggil kembali bayangan-bayangan gelap yang telah hancur. Dari kegelapan, makhluk-makhluk itu mulai terlahir kembali, lebih banyak dan lebih kuat daripada sebelumnya. Mereka tampak lebih ganas, seolah-olah mereka sudah belajar dari kekalahan mereka sebelumnya.

“Tidak!” teriak Yumi, ketakutan melihat jumlah makhluk yang kembali.

“Akiyama, kita harus bertindak cepat!” Shin berteriak, mengeluarkan sihir pelindung di sekeliling mereka. “Kau harus lebih fokus. Jangan biarkan dirimu terjebak dalam keraguan!”

Dengan semangat baru, Akiyama mengumpulkan kekuatan dalam dirinya lagi. Api Phoenix berkobar lebih besar, seolah-olah merespons keinginan Akiyama untuk melindungi teman-temannya. Dia tidak bisa membiarkan Ragnar menang, tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk Yumi dan Shin.

“Api Phoenix yang membara, dengarkan aku!” Akiyama mengucapkan mantra dengan suara tegas. “Bersatu bersamaku dan hancurkan kegelapan ini!”

Kekuatan Phoenix di dalam diri Akiyama meledak lagi, kali ini dengan intensitas yang lebih tinggi. Api suci melingkupi tubuhnya, membentuk pelindung berapi di sekelilingnya. Dalam sekejap, cahaya terang menyinari seluruh kuil, membuat Ragnar terpaksa menutup matanya.

Dengan semangat yang membara, Akiyama melompat ke depan, menyerang makhluk-makhluk bayangan yang mendekat. Setiap serangan yang dia lakukan disertai oleh nyala api yang membakar, dan makhluk-makhluk itu mulai terhancur satu per satu. Yumi dan Shin tidak tinggal diam, mereka juga bertarung dengan semangat yang tinggi, membantu Akiyama dengan serangan mereka.

“Bersama kita bisa mengalahkan mereka!” teriak Yumi, mengayunkan pedangnya dan menciptakan gelombang energi yang menghancurkan beberapa makhluk bayangan sekaligus.

Shin, dengan kekuatan sihirnya, menciptakan penghalang di depan mereka, mencegah makhluk-makhluk itu mendekat. “Akiyama, serang dari sisi kanan! Aku akan menahan mereka!”

Akiyama mengangguk, memfokuskan energinya lagi. Dia melihat ke arah Ragnar, yang tampak semakin marah saat melihat usaha mereka. “Kau memang lebih kuat dari yang aku kira, tetapi ini belum berakhir!” teriak Ragnar, dan dia mulai mengumpulkan energinya, menciptakan bola hitam besar yang bersinar gelap di telapak tangannya.

“Apa itu?” Akiyama merasa ada ancaman besar yang datang, jantungnya berdebar cepat.

“Bola kegelapan! Serangan pamungkasku!” Ragnar meluncurkan bola hitam itu ke arah Akiyama dan teman-temannya. Energi kegelapan itu meluncur cepat, meninggalkan jejak yang menakutkan di langit.

“Berhati-hatilah!” teriak Shin, mencoba menciptakan penghalang. Namun, bola kegelapan itu terlalu kuat dan membuat penghalang Shin hancur berkeping-keping.

Tanpa ragu, Akiyama mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, menyatukan semua energi Phoenix ke dalam serangannya. “Kekuatan Phoenix, bersatu!” Dia melompat ke depan, mengarahkan pedangnya menuju bola kegelapan yang datang menghampiri.

Api suci yang mengelilinginya meledak, menciptakan sinar merah yang menyilaukan. Dalam sekejap, Akiyama dan Ragnar bertabrakan, menciptakan gelombang energi yang dahsyat. Guncangan itu membuat tanah bergetar dan dinding kuil bergetar, seolah-olah semuanya sedang berada di tepi kehancuran.

Saat Akiyama merasakan kekuatan Phoenix mengalir melalui tubuhnya, dia mengingat semua orang yang dia cintai. Dia ingat perjuangan mereka, kesedihan, dan harapan yang selalu ada di hati mereka. “Aku tidak akan membiarkan kegelapan ini mengalahkan kita!” teriak Akiyama, dan dia memberikan semua kekuatan yang dia miliki untuk melawan Ragnar.

Ledakan cahaya dan kegelapan memenuhi kuil, dan suara gemuruhnya mengguncang seluruh ruangan. Dalam kebisingan itu, Akiyama merasakan kekuatan di dalam dirinya mencapai puncaknya, dan untuk pertama kalinya, dia merasakan koneksi yang lebih dalam dengan Phoenix. Api suci berputar di sekelilingnya, dan semua ketakutannya seolah menghilang.

Ketika debu perlahan mengendap, Akiyama berdiri dengan mantap, melihat ke arah Ragnar yang terjatuh ke tanah. “Apa... apa yang terjadi?” Ragnar tampak bingung dan tidak percaya. “Bagaimana kau bisa mengalahkanku?”

“Aku telah belajar dari setiap luka yang aku alami,” jawab Akiyama dengan suara tegas. “Kekuatan tidak hanya tentang seberapa kuat kau bertarung, tetapi seberapa dalam kau memahami dirimu sendiri.”

Dengan satu gerakan terakhir, Akiyama mengangkat pedangnya dan mengarahkan ke arah Ragnar. “Sekarang, akhiri ini!”

Bola api berapi-api menyala dari ujung pedangnya, meluncur ke arah Ragnar dengan kecepatan luar biasa. Dalam sekejap, bola itu menghantam Ragnar, melepaskan ledakan cahaya yang memecah kegelapan di sekelilingnya.

“Tidak!” teriak Ragnar saat cahaya menyelimutinya, dan dalam sekejap, dia menghilang menjadi abu, meninggalkan hanya sisa-sisa kegelapan yang perlahan-lahan memudar.

Akiyama terengah-engah, merasa kelelahan melanda seluruh tubuhnya. Dia menatap Yumi dan Shin, yang juga terlihat lelah, tapi ada rasa lega di wajah mereka.

“Kita... kita berhasil,” ucap Yumi, suaranya hampir tidak terdengar.

Shin mengangguk, wajahnya menunjukkan rasa bangga. “Ini adalah kemenangan yang besar, Akiyama. Kau telah menunjukkan kekuatan sejati dari Phoenix.”

Akiyama tersenyum lemah. “Tapi ini baru awal. Zerathos masih di luar sana, dan kita harus bersiap untuk apa yang akan datang selanjutnya.”

Mereka semua saling menatap, menyadari bahwa meskipun mereka telah mengalahkan Ragnar, ancaman besar masih menanti di depan. Kegelapan belum sepenuhnya hilang, dan mereka tahu perjalanan ini baru saja dimulai.

---

Bab ini menggambarkan pertarungan Akiyama melawan Ragnar dan bagaimana dia mengatasi rasa takut serta menguasai kekuatan Phoenix-nya. Pertarungan ini menandai titik balik dalam cerita, di mana Akiyama mulai memahami arti sebenarnya dari kekuatan dan tanggung jawab yang ada padanya. Bab berikutnya akan mengungkap lebih banyak tentang Zerathos dan tantangan yang akan mereka hadapi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Phoenix Rebirth: The rise of Akiyama    Bab 59: Terbangun dari Mimpi Latihan

    Akiyama perlahan membuka matanya, terbangun dari keheningan yang menyelimutinya. Cahaya matahari pagi menyinari wajahnya dengan lembut, membangunkannya dari tidur yang dalam. Suasana tenang di sekelilingnya memberi kesan seolah ia baru saja kembali dari sebuah perjalanan yang panjang dan melelahkan. Ketika ia berusaha untuk memahami di mana ia berada, ingatan tentang pertarungan terakhirnya dengan sosok kegelapan tiba-tiba menerpa benaknya. Dalam mimpinya, dia merasakan ketegangan, rasa sakit, dan tekanan yang begitu mendalam, seolah-olah ia terjebak dalam pertarungan yang nyata. Dia duduk, merasakan otot-ototnya yang sedikit kaku, tetapi ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Akiyama merasakan kekuatan yang mengalir dalam dirinya, seolah-olah ada sesuatu yang baru terbangun di dalam jiwanya. Ia mengingat momen ketika ia berhadapan dengan sosok kegelapan itu, pertempuran yang sangat intens dan menantang. Meskipun itu hanya mimpi, pengalaman itu telah memberinya pelajaran berharga te

  • Phoenix Rebirth: The rise of Akiyama    bab 58: pertarungan diambang batas

    Akiyama berdiri tegar, merasakan getaran energi yang melingkupi tubuhnya. Ketika Zerathos menghadapi dirinya dengan tatapan tajam, Akiyama tahu bahwa ini adalah pertarungan yang menentukan. Dengan napas dalam dan hati yang bergetar, dia menyiapkan diri. “Zerathos… aku tidak akan kalah!” teriaknya, suaranya membara penuh keyakinan. Serangan-serangan cepat dan mematikan datang dari Zerathos, tetapi Akiyama merasa lebih fokus. Dia menyadari bahwa kecepatan serangan musuhnya, meskipun luar biasa, kini terasa lebih dapat diprediksi. Perlahan tetapi pasti, dia mulai memahami pola serangan yang tidak pernah bisa dia lihat sebelumnya. Merasakan aliran energi yang mengalir melalui kedua sayapnya, Akiyama mengambil langkah maju, menyongsong serangan dengan penuh keberanian. Zerathos meluncurkan serangan besar dengan gelombang kegelapan yang mengerikan, berusaha menghancurkan Akiyama dalam sekejap. Akiyama, alih-alih mundur, memutuskan untuk menyambut serangan itu. Saat gelombang energi meland

  • Phoenix Rebirth: The rise of Akiyama    Bab 57: Ujian Tanpa Ampun

    Kegelapan menyelimuti arena pertarungan saat Akiyama berdiri dalam kesunyian yang mencekam. Dia merasakan kehadiran yang mengerikan, seolah angin malam membawa aroma kematian. Jantungnya berdebar kencang ketika sosok tinggi menjulang muncul dari bayangan, siluetnya mengancam dan menakutkan. Sebuah cahaya hitam menyala dari tubuhnya, memancarkan aura kegelapan yang begitu kuat sehingga membuat Akiyama merinding. "Zerathos...?! Ini tidak mungkin!!" teriak Akiyama, suaranya dipenuhi ketakutan dan keraguan. Kenangan masa lalu menyergapnya—kenangan akan kekalahan yang menyakitkan dan rasa sakit yang tak pernah ia lupakan. Zerathos tersenyum lebar, senyuman yang penuh sarkasme dan kekejaman. "Haha, akhirnya aku akan melenyapkanmu," katanya dengan suara menggoda, penuh keangkuhan dan penghinaan. Serangan pertama datang begitu cepat, membuat Akiyama tidak siap. Energi gelap meluncur deras, memukulnya dengan keras hingga tubuhnya terlempar ke tanah. Rasa sakit mengalir dari punggungnya,

  • Phoenix Rebirth: The rise of Akiyama    Bab 56: Serangan Api Halilintar

    Di dalam alam mimpi yang membara, Akiyama merasakan kekuatan Phoenix yang mengalir dalam dirinya. Setiap saat, cahaya yang bersinar di sekelilingnya memantulkan harapan dan keinginan untuk menguasai kekuatan baru. Hari ini, dia bersiap untuk tantangan yang jauh lebih berat: Serangan Api Halilintar. Dengan tekad membara, Akiyama tahu bahwa pelatihan ini tidak hanya akan menguji batas fisik dan mentalnya, tetapi juga menguji keberaniannya. Ketika dia berdiri di tengah langit yang bergemuruh, suasana di sekelilingnya berubah menjadi lebih dramatis. Angin kencang berhembus, menciptakan suara gemuruh yang menggetarkan. Phoenix muncul di hadapannya, sosoknya berkilau dengan nyala api yang berwarna emas dan merah, memberikan energi yang terasa membara. "Akiyama, hari ini kita akan menjelajahi kekuatan petir dan api dalam bentuk paling murni. Ini adalah Serangan Api Halilintar. Kekuatan ini mampu menghancurkan musuh dengan ledakan yang bisa merobek langit." "Aku siap, Phoenix! Apa yang perl

  • Phoenix Rebirth: The rise of Akiyama    Bab 55: Serangan Seribu Tombak Api

    Akiyama terbangun di dalam alam mimpi yang memancarkan cahaya keemasan, seolah-olah dunia ini diciptakan dari api dan cahaya. Di sekelilingnya, pemandangan yang megah menyambutnya: langit berwarna merah menyala dengan awan yang berkilau seperti bara api, menciptakan suasana magis yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Di tempat ini, dia merasakan kehadiran Phoenix yang membimbingnya, siap untuk mengajarinya kekuatan yang lebih besar. Saat Akiyama melangkah maju, sosok Phoenix muncul di hadapannya, dengan sayap yang megah dan mata yang berkilau. "Selamat datang di alam mimpi, Akiyama. Di sini, aku akan mengajarkanmu cara menguasai kekuatanmu," ujar Phoenix dengan suara yang lembut namun tegas. "Hari ini, kita akan mulai dengan Serangan Seribu Tombak Api." Mendengar hal itu, Akiyama merasakan getaran semangat dalam dirinya. "Seribu Tombak Api? Apa yang harus aku lakukan?" tanyanya penuh antusias. "Untuk memanggil kekuatan ini, kau harus terhubung dengan energi dalam dirimu. Fokus

  • Phoenix Rebirth: The rise of Akiyama    Bab 54: Jalan Menuju Pengendalian

    Bab 54: Jalan Menuju Pengendalian Akiyama membuka matanya perlahan, cahaya pagi menembus celah-celah pepohonan, memberikan kehangatan yang menyegarkan. Rasa berat di tubuhnya mulai menghilang, dan saat dia mengangkat kepalanya, dia merasakan permukaan tanah yang keras di bawahnya. Dengan suara serak, dia berusaha untuk berdiri, menyadari bahwa semua yang baru saja terjadi hanyalah sebuah mimpi buruk—atau mungkin tidak. “Yumi? Shin?” Akiyama memanggil, suaranya masih tersisa gema kelelahan. Dia berusaha mengingat semua yang terjadi, pertarungan melawan kegelapan, kemunculan sayap api, dan kekuatan yang hampir tak terkendali. “Akiyama! Kau sadar?” Suara Yumi terdengar penuh kelegaan saat dia muncul dari balik semak-semak, diikuti Shin yang tampak cemas. Mereka berlari menghampiri Akiyama, wajah mereka mencerminkan rasa khawatir yang mendalam. “Aku… aku baik-baik saja,” Akiyama menjawab, meskipun ia merasakan sisa-sisa energi yang mengalir dalam dirinya. “Tetapi, apa yang terjadi? Ap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status