Share

22

"Kenapa Num? Kok bengong gitu. Tatapannya ke arah depan lagi. Hm … pasti lagi mikirin Alan ya? Aku kok penasaran. Kamu beneran tidak punya hubungan apa-apa sama Alan? Sekarang dia berubah Lo, bikin pangling dan bikin kesemsem." Sita mengedipkan sebelah matanya padaku.

Tersadar dari lamunan, mataku mengitari sisi ruangan musholla ini. Tertinggal kami bertiga yang masih bertahan di shaf perempuan sambil merapikan mukena masing-masing. Di depan ada Alan, dan lima orang lainnya. Penampakan di shaf laki-laki dapat terlihat dari arah kami berada, karena hanya ditutupi kain gorden putih yang transparan. "Nggak ada, tapi … ada sih pembicaraan mengarah ke situ. Cuma ya gitu deh. Masih dipertimbangkan sama keluarga." Aku berujar jujur karena tidak ingin dianggap munafik oleh dua sahabatku. Sampai detik ini aku masih menganggap mereka teman yang baik. Kupikir tidak ada salahnya sedikit jujur, membuka tabir yang masih dicari banyak orang tentang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Iiisshh sumpah sebel bgt w sama si bangkotan Atma tkg maksa. Maunya menang sendiri pd bgt dia blg Shanum bakalan bahagia? Kemn2 bakalan ada bodyguard itu bahagia? Klo dikejar2 sama org yg ndak sk sama keluarga dia itu bahagia? Shanum sama keluarganya jg goblok
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status