Share

Kejutan untuk Sinta

Penulis: Pemilik Hati
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-26 15:28:26

"Wanita itu," desisnya. Mata Alda terus menatap wanita paruh baya itu. 

"Dia sudah merebut papa dariku dan juga mama, sampai akhirnya mama tiada gara-gara wanita itu. Dan Sinta, mungkinkah dia anaknya, yang sekarang juga merebut suamiku." Tangan Alda mengepal, ingin rasanya ia melabrak mereka. Namun, sebisa mungkin Alda tahan, ia akan memberi pelajaran untuk wanita penggoda suami orang. 

"Kamu memang sudah menghianatiku, Mas. Tapi aku tidak akan melepaskan kamu begitu saja," gumamnya. Setelah itu ia mengambil ponselnya untuk menghubungi nomor suaminya. 

"Jalan, Mang." Alda menyuruh mang Udin untuk menjalankan mobilnya, sementara dirinya mencoba menelpon suaminya. 

[Assalamu'alaikum, Mas ada di mana]

[Wa'alaikumsalam, ini lagi lembur memangnya kenapa]

"Lembur di rumah selingkuhan," batin Alda. 

[Mas bisa pulang sekarang nggak, perut aku kambuh lagi]

[Apa?! Iya, iya, aku pulang sekarang]

Sambungan telepon terputus, Alda dapat merasakan jika suaminya itu benar-benar panik. Alda tersenyum, ia membayangkan bagaimana wajah Faris yang panik, dan bagaimana wajah Sinta yang kecewa. 

"Jalannya dipercepat, Mang," titahnya. 

"Baik, Nyonya." Mang Udin mengangguk. Alda harus sampai rumah sebelum Faris sampai lebih dulu. 

"Aku memang kecewa, Mas. Tapi aku akan membuatmu jera dengan perbuatanmu itu," batin Alda. 

Pernikahannya dengan Faris memang karena perjodohan. Almarhumah ibunda Alda yang meminta Faris untuk menikahi putrinya dan menjaganya. Namun, yang terjadi kini sebaliknya, hanya karena belum juga diberi keturunan, Faris memilih untuk menikah secara diam-diam. 

Faris merupakan putra tunggal, tetapi setelah menikah, keduanya berjuang bersama hingga akhirnya mereka sukses seperti sekarang. Namun setelah sukses justru Faris lupa, siapa yang menemaninya mulai dari nol. Hal itu yang membuat Alda memilih untuk bertahan sebisa mungkin. 

Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, kini Alda tiba di rumah. Gegas wanita berjilbab itu masuk ke dalam rumah, dan segera menuju ke kamarnya. Setibanya di kamar, Alda langsung berganti pakaian, lalu membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. 

"Untung, Mas Faris belum sampai," gumamnya. Alda bernapas lega, karena ia lebih dulu sampai ke rumah. 

Selang beberapa menit, terdengar suara deru mobil suaminya. Dan benar saja, sepuluh menit kemudian, pintu kamar terbuka. Faris berjalan menghampiri istrinya yang meringkuk di atas tempat tidur. Terlihat jelas jika Faris sangat mengkhawatirkan istrinya itu. 

"Sayang kamu baik-baik saja kan, apa perutnya masih sakit." Faris mengusap wajah istrinya, lalu turun ke bawah, untuk mengusap perut Alda. 

"Masih sedikit sakit, Mas." Alda menunjukkan wajah sakitnya, membuat Faris semakin panik. 

"Kita ke rumah sakit ya, aku takut terjadi apa-apa sama kamu," ujar Faris, namun Alda menggelengkan kepalanya. 

"Aku nggak apa-apa kok, Mas. Tadi udah minum obat," kata Alda. 

"Ya sudah, kamu istirahat saja, aku mau mandi dulu," paparnya. Sementara Alda hanya mengangguk. 

Melihat suaminya masuk ke dalam kamar mandi, Alda mengambil ponsel milik Faris untuk mengeceknya. Ada banyak pesan yang Sinta kirim, pasti wanita itu kecewa karena Faris memilih untuk pulang. 

"Kamu sebenarnya peduli, tapi kenapa harus berselingkuh," gumamnya. Setelah itu Alda meletakkan kembali ponsel milik suaminya itu. 

***

Hari telah berganti seperti biasa, setelah shalat subuh Alda memilih untuk membuat sarapan. Pembantu memang ada, tetapi Faris lebih suka masakan istrinya yang sangat pas di lidah. Itu sebabnya Alda memilih untuk memasak sendiri. 

Pukul setengah tujuh, Faris maupun Alda sudah ada di meja makan. Keduanya tengah menyantap sarapan pagi bersama. Alda terus memperhatikan suaminya yang begitu lahap, menyantap makanan yang ia buat. 

"Mas nanti aku izin mau pergi ke panti asuhan," izinnya. 

"Sama siapa? Memangnya perut kamu udah nggak apa-apa?" tanya Faris dengan raut wajah khawatir. 

"Udah nggak apa-apa kok, Mas. Biasa sama Nia terus Lela," jawab Alda. 

"Ya sudah," sahut Faris. 

Selepas sarapan, Faris segera bersiap untuk berangkat ke kantor. Tak lupa, Alda mengantarkannya sampai di teras depan. Setelah mobil suaminya menghilang dari pandangan mata, Alda memutuskan untuk masuk ke dalam rumah. 

Setibanya di dalam, Alda segera bersiap untuk pergi bersama dengan Nia dan juga Lela. Pagi ini Alda akan pergi ke panti asuhan untuk berkunjung seperti biasanya, dan juga menyumbang uang serta yang lainnya. 

"Bismillah." Alda melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Kali ini ia sengaja membawa mobil sendiri. 

Waktu berjalan begitu cepat, jam makan siang, Faris mendapatkan pesan dari istrinya. Kalau Alda mengajaknya untuk makan siang di luar. Namun anehnya, Alda meminta Faris datang bersama dengan Sinta. Tanpa merasa curiga, keduanya bergegas pergi ke restoran yang sudah Alda tentukan. 

"Nanti malam harus jadi ke rumah loh," pinta Sinta. Kini mereka sudah tiba di restoran, sementara Alda belum datang. 

"Iya, tadi malam Alda sakit, makanya aku langsung pulang," terangnya. 

"Apa kamu masih mencintai Alda, soalnya kamu sangat peduli dengannya." Sinta menatap mata hitam Faris. 

"Aku memang mencintai Alda, memangnya kenapa?" tanya Faris. Sinta mendengus kesal, dan memilih untuk memalingkan wajahnya. 

"Mas Faris." Seorang wanita berjalan menghampiri meja di mana Faris serta Sinta berada. Sedetik kemudian Faris dan Sinta menoleh. 

"Alda." Faris bangkit lalu menyambut istrinya itu. Sementara Sinta terlihat kesal dengan sikap romantis Faris. 

"Kamu sendirian, katanya .... "

"Halo, Mas. Apa kabar." Seorang pria berjaket hitam menyapa Faris, dan berjalan menghampiri mereka. 

Sinta yang awalnya kesal, tiba-tiba dikejutkan dengan suara yang tidak asing di telinganya. Detik itu juga Sinta menoleh ke sumber suara tersebut. Seketika mata Sinta melotot saat tahu siapa yang datang. 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • RAMBUT BASAH SETIAP PULANG KERJA   Kejadian di Rumah Sakit

    Alda mengerjapkan matanya, perlahan ia membuka kelopak matanya. Cahaya yang masuk ke dalam retina, membuatnya silau. Setelah nyawanya terkumpul, Alda mengedarkan pandangannya. Ruangan yang cukup asing baginya."Aku di mana," gumaman. Alda memegangi kepalanya yang terasa pusing. Perlahan wanita berjilbab itu bangun dan duduk."Kamu sudah bangun." Pintu terbuka, seorang pria dengan balutan kemeja berwarna biru masuk ke dalam. Suara yang tidak asing membuat Alda menoleh."Papa." Alda nama terkejut saat melihat ayahnya datang. Mungkinkah apa yang Alda alami adalah rencana ayahnya sendiri."Kamu minum dulu," ujar Mario seraya menyodorkan segelas air putih. Dengan ragu Alda menerimanya."Terima kasih," ucap Alda. Setelah itu, ia meneguk air putih tersebut."Pa, kenapa aku bisa ada di sini?" tanya Alda.Mario terdiam sejenak. "Papa yang menyuruh orang untuk membawamu ke sini.""Untuk apa, Pa?

  • RAMBUT BASAH SETIAP PULANG KERJA   Alda diculik

    "Sayang siapa yang da .... " Faris menghentikan ucapannya saat melihat siapa yang datang. Setelah itu ia berjalan menghampiri sang istri dan berdiri di sebelahnya."Silahkan masuk, Pa." Alda menyuruh Mario, ayahnya untuk masuk ke dalam."Terima kasih," ucap Mario seraya mengikuti langkah putrinya."Silahkan duduk, Pa. Aku buatkan minum dulu," ucap Alda, setelah itu ia melangkah menuju dapur untuk membuatkan minuman.Mario menjatuhkan bobotnya di sofa, begitu juga dengan Faris. Suasana mendadak hening, keduanya diam, dengan pikiran masing-masing. Mario mengedarkan pandangannya, melihat setiap sudut ruangan. Rapi dan juga bersih."Silahkan, Pa, Mas." Alda meletakkan dua cangkir kopi di atas meja. Faris hanya mengangguk."Terima kasih," ucap Mario."Alda, ada yang ingin papa bicarakan," ujar Mario."Ada apa, Pa?" tanya Alda."Papa ingin menanyakan rumah serta butik milik mamam

  • RAMBUT BASAH SETIAP PULANG KERJA   Tamu Tak diundang

    Alda masih menatap pria yang tengah berjalan menghampirinya, bukankah tadi ia mengirim pesan untuk Rian. Tapi kenapa bukan Rian yang datang, melainkan Faris, dari mana pria itu tahu. Alda memundurkan langkahnya saat Faris mendekat."Alda kamu nggak apa-apa kan?" tanya Faris. Sementara Alda hanya menggeleng."Tega kamu, Mas. Untuk apa kamu masih peduli sama perempuan yang jelas-jelas sudah menggugat cerai kamu!" teriak Sinta. Ia tidak terima dengan apa yang Faris lakukan."Kamu pantas mendapatkan ini," ucap Faris. Beruntung ia datang tepat waktu jika tidak pasti Sinta berhasil melancarkan aksinya."Lihat saja, aku tidak akan pernah membiarkan kalian bahagia. Dan kamu Alda, aku akan merebut semua yang kamu miliki," janjinya. Sinta menatap Alda dengan tatapan yang tajam.Setelah itu, Sinta memilih pergi, tentunya bersama orang suruhannya. Hari ini benar-benar sial, niat hati ingin mencelakai Alda, tapi justru dirinya yang

  • RAMBUT BASAH SETIAP PULANG KERJA   Rencana Jahat Sinta

    Melihat mobil semakin menjauh, gegas Faris masuk ke dalam mobil miliknya lalu mengejar mobil milik Rian. Faris terus melajukan mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi agar bisa mengejar istrinya itu. Faris tidak ingin kehilangan Alda lagi."Aku tidak boleh kehilangan jejak mereka, Alda tolong beri aku kesempatan," gumamnya. Faris terus melajukan mobilnya, yang ada di benaknya hanya ada nama Alda dan bisa mengejarnya."Alda aku sangat mencintai kamu, tolong kembali padaku," gumamnya. Sangat sulit jika harus kehilangan wanita seperti Alda.Faris terus melajukan mobilnya, tak peduli dengan jalanan yang cukup ramai. Harapan Faris hanya bisa mengejar istrinya, sementara itu, Rian tak kalah cepat dalam melajukan mobilnya. Ia tidak ingin kalau nanti Faris tahu di mana Alda berada."Rian, kok belok sih?" tanya Alda."Kalau lurus nanti, Mas Faris tahu kamu tinggal di mana," jawab Rian. Sementara Alda hanya mengangguk.

  • RAMBUT BASAH SETIAP PULANG KERJA   Penyesalan Faris

    Riyanti menatap putranya yang terlihat seperti orang tidak waras. Berkali-kali Faris mengusap wajahnya dengan kasar, bahkan pria itu juga menjambak rambutnya. Penyesalan Faris sudah tidak ada gunanya lagi, semua sudah terlambat."Sekarang kamu lihat bukti itu, bukti jika Sinta itu bukan wanita baik-baik. Semuanya sudah Alda kumpulkan, tinggal kamu lihat dan perhatikan siapa Sinta yang sebenarnya." Riyanti menyerahkan flashdisk serta beberapa lembar foto pada putranya.Faris menerima flashdisk serta foto tersebut, setelah itu ia memutuskan untuk ke kamar. Setibanya di kamar Faris mengambil leptop lalu memasang flashdisk tersebut. Mata Faris sangat jeli melihat setiap video yang sedang berputar."Sinta, kamu benar-benar menjijikkan." Faris mengepalkan tangannya, menyesal karena pernah memberinya kesempatan.Faris mengusap wajahnya dengan kasar. "Alda tolong maafkan aku, tolong beri aku kesempatan untuk memperbaiki semua ini.""Aarrgghht."

  • RAMBUT BASAH SETIAP PULANG KERJA   Surat Gugatan Cerai

    Dada Faris bergemuruh hebat, ini untuk yang kesekian kalinya ia menemukan sisi lain dari Sinta. Faris pikir Sinta wanita baik, tapi ternyata salah, ternyata yang selama ini ia jaga dan harapkan tak lebih dari seorang wanita panggilan.Ceklek, pintu kamar mandi terbuka, menampakkan Sinta yang baru saja selesai mandi. Sinta hanya mengenakan handuk, jika dulu Faris akan langsung tergoda. Namun sekarang tidak, bahkan ia membayangkan tubuh Sinta yang ...."Sinta ini punya siapa?" tanya Faris seraya menunjukkan bungkusan yang ia pegang. Sontak Sinta terkejut, bingung itu yang ia rasakan."Oh itu, itu punya ... em, anu, itu .... ""Siapa yang memakainya." Faris memotong ucapan Sinta."Itu bukan punya aku, itu punya .... ""Bukan punya kamu, tapi ada di sini. Dan di sini." Faris kembali memotong ucapan Sinta, tak lupa ia menunjuk tempat sampah yang berada di samping meja."Mas bener, itu bukan punya aku. Em semal

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status