Share

Kunjungan

Seperti kesepakatan mereka kemarin, hari ini adalah hari kunjungan ke makam Arvin.

Saat ini  mereka semua sudah berdiri di  sebuah nisan, yang terteran Nama almarhum Arvin Aldebaran.

"Sebelum kita melakukan kegiatan lainnya, kita berdoa bersama dulu," ajak Revan.

Suasana hening masing masing mereka berdoa sesuai ajaran mereka, setelah selesai memanjatkan doa kegiatan mereka selayaknya ziarah pada umumnya.

"Bang, gak kerasa udah dua tahun lo pergi ninggalin kita semua, lo tau gak? gue puyeng sama nih anak anak semuanya. Gak ada lo, semua serasa runyem bang, pala gue mau pecah aja rasanya, " curhat Revan.

"Gue harap, lo bahagia di sana bang," kata kata ini bersumber dari Lion.

"Lo ngomong pake bahasa non formal?" tanya Zilla.

"Kenapa?" tanya Lion balik.

"Ya kan biasanya Lo make bahasa formal, rasanya beda aja gitu," Jelas Zilla.

Aloe pun menyimak cara bicara Lion, terheran heran untung tidak jantungan cuma gara gara si singa pake bahasa non formal.

Aloe menaburkan bunga ke makam Arvin, dan sesekali menatap Yosma.

Namun, tatapannya teralihkan ke sosok yang memakai pakaian serba hitam, di balik sebuah makam besar.

"Yos? gue ngeliat sesorang," katanya buru buru.

Aloe tidak tinggal diam segera ia bangun dan mengejarnya, saat itu juga semua mata menatap bingung ke arah Aloe yang berlari.

"Tunggu!!!" kata Aloe.

Saat berada tepat di belakang sosok itu, dari posturnya Aloe bisa menebak kalau dia adalah seorang pria.

Saat merasa dirinya terancam, hampir ketahuan pria itu segera menyerang Aloe.

Aloe yang tidak ada persiapan apa pun langsung terjatuh dan kena tonjokan mentah mentah di pipi kirinya, rasa ngilu tak membuat Aloe menyerah. Gadis itu bangkit dan menyerang pria di hadapannya ini, jangan ragukan mereka semua mengikuti ilmu bela diri. Aloe berhasil menghempaskan pria itu ke tanah, dan dengan cepat menonjok wajah pria itu yang terbalut dengan masker.

"Siapa lo? Dan apa tujuan lo?" tanya Aloe.

Tangannya tak tinggal diam, ia juga mencengkeram kuat kerah baju pria itu.

Tak ingin bersuara pria itu mendorong Aloe kuat, hingga terbentur ke batu di sebelahnya. Kesadaran aloe perlahan mulai menghilang, bahkan penglihatannya mulai meredup.

Sahabat sahabat Aloe dan RAWRR kini telah sampai ke tempat Aloe, yang lainnya mengejar pria itu dan lainnya tinggal.

Lion menatap Aloe yang sudah kehilangan kesadarannya, dengan sigap menggendong Aloe tanpa banyak bicara.

Dan pergi dari sana dengan wajah yang panik.

"I think, Lion punya rasa sama Al," guman Mikes.

Setelah itu, mereka mengantarkan Aloe ke rumah sakit.

Seperti sekarang ini Aloe sedang dalam ruang rawat, di sekitarnya sudah ada ke dua orang tuanya.

"Ini alasannya! saya gak suka Aloe keluar rumah dengan sembarangan," kesal sang ayah.

"Udah yah, jangan ngekang anak!" Kata sang bunda. yang belum habis sudah di potong sang ayah.

"Itu gak baik!" sambil menirukan gaya bicara sang istri.

"Om maafin kita semua yang udah lalai jagain Aloe" kata Caca dengan rasa bersalah.

"Ini udah jalannya, kan gak ada yang tau takdir," kata sang bunda dengan penuh kelembutan.

Lengguhan dari Aloe membuat seluruh mata tertuju padanya, perlahan mata gadis itu terbuka.

Bau obat khas rumah sakit pun terhirup oleh Aloe, rasanya kepala Aloe ingin pecah.

"Shhh..." ringis Aloe sambil memegang kepalanya.

"Jangan banyak gerak dulu Al!" seru sang bunda.

"I-iya bun," kata Aloe.

Tatapan Lion sangat sulit di artikan, entah kenapa rasanya ia seperti ikut merasakan sakit saat melihat Aloe seperti itu.

🦁🦁🦁🦁

Di lain tempat seorang pria tengah menyayat tangannya sendiri, tanpa meringis sedikit pun meski darahnya banyak yang mengalir.

"Gue bodoh gue udah nyakitin dia, gue udah buat dia terluka, "

Rasanya sangat sakit mengingat kelakuannya tadi, Dengan tangan yang masih berlumuran darah dari bekas sayatannya pria ini kembali menghajar samsak yang ada di kamarnya.

Pintu kamarnya terbuka menunjukan seorang wanita paruh bayah di sana

Yang shock dengan keadaan majikannya

"ASTAGFIRULLAH ADEN!!!" pekiknya hebat.

"ADEN TEH KENAPA KAYAK GINI?"dengan nada yang masih terkesan histeris.

Namun tangannya dengan cepat membungkus luka luka milik sang majikan, kesadaran pria itu pun mulai hilang dan melemas.

🦁🦁🦁🦁

"AL LO MAU GUE KUPASIN BUAH?"

"al istirahat yang banyak yah!"

"Aloe lo mau apa? Gue jajanin deh,"

"Aloe mau jeruk gak?"

"Aloe lo mau bubur? Gue suapin mau?"

"Modus penerbangan lo jomlo," Dirga.

"Al mau ciki?"

"Al mau ke toilet?"

Begitulah banyak sekali pertanyaan pertanyaannya

"DIEM OI PALA GUE MAU PECAH AJA RASANYA," bentak aloe.

Lagian ada ada aja banyak amat pertanyaannya, khawatir boleh tapi kasian Aloe nya malas jawab pertanyaan nya.

Semua diam tanpa sepatah kata pun.

"Kenapa?" tanya seseorang yang duduk di sofa ruangan itu.

Semua mata kini menatapnya.

"Kenapa apanya?" entah dorongan dari mana Aloe menanyakan balik pertanyaan Lion.

"Kenapa lo sampai terluka kayak tadi?" tanya Lion kali ini lebih jelas.

"Yos ingat yang gue ucapin tadi?"

Hal itu mendapatkan anggukan dari Yosma.

"Orang itu mantau kita semua, gue gak tau dari kapan dia di sana. Yang jelasnya dia mantau kita dan segala pergerakan kita, tadi tepat gue berada selangkah aja dari belakangnya gue tau dia seorang pria. Di tangan kanannya tepat jadi kelingkingnya ada cincin, dan gue rasa cincin itu sangat familiar," Jelas Aloe.

Kata katanya terhentikan sejenak, sambil meneguk air untuk membasahkan tenggorokan Aloe kembali melanjutkannya.

"Terus tiba tiba gue di serang, jadilah pertengkaran. Dan setelah itu gue gak sadar lagi," final Aloe.

"Cincin?" beo Revan.

"Hm cincin perak, terus kayak apa yah? gue lupa soalnya rada abstrak," sambung Aloe.

"Gue yakin, orang itu pasti bakal ikutin kita semua mulai sekarang," tambah Feljun.

"Mau main pantau pantau an ternyata," celetuk Kevlar.

Cukup info kevlar jagonya lacak melacak, yah hacker lah kalau sebutan gaulnya.

"Tapi aneh gak sih? kenapa gitu harus pantauin kita semua? lagian gue rasa kita gak pernah tuh buat masalah," heran Caca.

"Iya kalian cewek gak punya masalah, tapi RAWRR punya musuh cantik," kata Kevlar dengan nada gemas.

"Yeuh bambank! malah sweet sweet an," sindir Dirga yang dari tadi hanya sibuk dengan handphonenya, dan menggenggam tangan Dina.

"Musuh kita cuma DESTROYER," kata Lion kembali nimbrung.

"Tapi udah lama woi! lagian sekarang mereka jarang nyari masalah sama kita," kata Aksa.

"Udah lama diam, bukan berarti gak bakal buat masalah!" tambah Lion.

"Bener juga, gue setuju sama lo!" kata Revan menyetujui.

Notifikasi berdering dari handphone milik Yosma, yang dari tadi tengah bersandar di dada bidang milik Revan. Mata gadis itu membulat sempurnah, saat membaca pesan itu.

08XXX

Satu dari kalian terluka

Berikut nya dia yang paling diam yang menjadi sasaran

What? Maksudnya apa ini? Di teror?

Sialan!!!

Tangan yosma gemetar hebat, dengan segera menyodorkan handphone nya ke Revan.

Dengan napas yang gusar, Revan meletakan handponenya di atas meja.

"Yosma di teror!" kata nya singkat.

Sontak menarik perhatian semua.

"Ha?" tanya Dirga.

"Maksud lo? Gimana gak mudeg gue nya" tangan aksa kini beralih mengangkat handphone milik yosma itu.

"Satu dari kalian terluka,

Berikut nya dia yang paling diam yang menjadi sasaran," baca Aksa.

"Dia yang paling diam? Lion? " kata Aksa.

Semua pandangan sulit di artikan.

"Gak mungkin anak DESTROYER main kayak gini!" Lion kembali bersuara.

"Kenapa harus kayak gini? anjing," umpat Kevlar.

"Apa jangan jangan? ini ada yang punya dendam sama Lion?" tanya Mikes yang agak ragu mengutarakan pendapatnya.

"Kalau Lion, kenapa? dia ngelukain Aloe tolol!" sambut Dina dengan nada tak enak.

"Kalau lo lupa, Aloe orang yang ngeciduk dia," tambah Caca.

"Kenapa akhir akhir ini aneh yah, sekolah ada kejadian bunuh diri, trus ini di teror lagi," kata yosma.

"Bunuh diri?" beo Revan.

"Iya, pacar nya mantan Aloe bunuh diri," jelas Mikes.

"Apa Alvaro?" Kata kata ini dari Aloe yang diam sejenak tadi.

"Tujuannya apa coba? Sekarang kan yang dia incar adalah Lion berarti bukan dia!" tegas Dina.

"Lo kok kesannya membela dia din," cibir Zilla.

"Sudah pokoknya sekarang semuanya harus berjaga jaga, dan untuk anak cewek kalian harus selalu siap di jagain gue sama yang lainnya." Final Revan.

"Kalau gitu gimana kalau kita bagi satu orang dan satu patner, setuju gak kalian?" tawar Kevlar dan di acungi jempol oleh Feljun.

"Gimana? anak cewek setuju gak?" tanya Aksa.

"Boleh boleh aja sih," jawab Yosma selaku ketua L.Q.

"Gue sama Yosma , Feljun sama Zilla, Dina dan Dirga, Mikes dan Aksa, kevlar always bersama caca nya, dan di akhir..." sambil menatap Aloe dan Lion.

"Lion dan Aloe," jawab mereka serentak.

"Setuju!" Lion menyetujuinya.

Sedangkan lain halnya dengan Aloe yang mendengus kesal

Gila aja kenapa harus sama si singa, ngomong aja irit gimana mau jagain Aloe yang gak bisa tenang ini.

"Lebih berhati hati lagi, gue rasa gak aman untuk sekarang," peringatan dari Revan.

15 menit lalu semua anggota RAWRR dan L.Q terkecuali Lion dan Aloe mereka kembali ke rumah masing masing.

Lion merasa sangat canggung sekarang bagaimana tidak yang nerada di sini hanya dia dan Aloera.

Jangan tanyakan bagaimana Aloe sekarang, rasanya ingin melompat dari gedung jika tidak mati.

"Em Lion gue kebelet," kata Aloe dengan malu.

"Perlu bantuan? " tawar Lion.

Pasalnya kaki Aloe juga keseleo.

Aloe hanya mengangguk

Sejujurnya Lion bingung apa yang harus ia lakukan, tanpa berpikir lagi Lion menggendong Aloe ala bride style.

Mata Aloe membulat sempurnah ia pikir Lion hanya akan menopang dirinya tapi ternyata di luar dugaannya.

"Kalau udah, panggil aja gue di pintu," kata lion sambil meninggalkan Aloe.

Setelah selesai berkutat dalam toilet, Aloe tidak ingin merepotkan Lion jadi ia memaksakan diri untuk berjalan sendirian. Namun sialnya Aloe malah terjatuh

"Aaaauhhh..." ringisnya saat ia jatuh.

Lion mendengar itu segera masuk ke dalam tapi...

"GUE KAN UDAH BILANG, KALAU UDAH KELAR PANGGIL GUE! KANAPA LO MALAH KAYAK GINI HAH?" marah Lion.

Saat ini rasa khawatirnya lebih tinggi, Aloe yang merasa nada Lion berubah kini hanya bisa menunduk pasrah.

"Jangan ulangin lagi!" hibur Lion.

Uwu mas singa

Kini Aloe sudah berada kembali di atas brankarnya, Sambil sesekali menatap Lion.

Aloe merasa bosan dan membuka handphonenya lalu mengetuk ikon w*****d, dan mulai membacanya.

Jika kalian berpikir Lion tertidur kalian salah besar pria itu cuma menutup matanya namun tetap berjaga jaga.

Handphone nya mendadak berdering,

Melihat nama kontaknya membuat Lion sangat malas. namun tetap di jawab olehnya.

"Dimana?" tanya seseorang di seberang sana.

"Rumah sakit!" jawab Lion tak kalah singkat.

"Meeting jam 8 malam di Blue point, saya gak mau tau kamu harus segera mengurusnya,"

Lion melihat arlojinya ini masih jam 4 sore, yang artinya ia masih punya banyak waktu yah begitulah.

Panggilan pun di akhiri

"Hiksss...hikss...." suara tangisan seseorang , Lion segera menatap gadis yang tengah berada di Atas brankar itu. Dengan langkah pasti menghampiri Aloe.

"Kenapa?" tanya Lion dengan raut wajah kembali khawatir.

"Huwaaaaa..."tangis Aloe semakin pecah.

"Kenapa Aloera?" tanya Lion lagi.

"Di-dia pergi hiks hiks...dia pergi ninggalin ona!" kata Aloe masih dalam tangisannya.

"Ona siapa?" tanya Lion yang masih bingung.

"Hiksss hikssss..." Aloe tak menggubrisnya dan tetap menangis.

"Aloe jawab!" tegas Lion.

"Ini ih areksa udah pergi ninggalin Ilona, sakit hati aaaaaaa.... eksanya ona udah pergi," tangisan Aloe kembali menjadi jadi.

"Areksa itu siapa? Mantan ? Teman ?" tanya Lion

Ya Allah sabar mas Lion.

"Ih bukan! areksa itu pacarnya Ilona anak Diamond gang," jelas Aloe

"Mereka di mana?"

"Di sini," sambil menunjukan handphone nya.

"Gak nyata?"

"Iya tokoh novel,"

Ingin rasanya Lion berteriak keras saat ini juga, dari tadi ia sudah sangat khawatir namun apa ini saepulah ternyata yang di tangisi Aloe itu cerita w*****d.

"Gue khawatir, lain kali jangan kayak gini lagi!" suara Lion mulai merendah.

"Sedih nga,"

"Nga?" beo Lion.

"Singa kan, bahasa indonesianya Lion,"

"Jangan rubah nama gue!! Atau bibir lo baka bengkak!"

"Lo mau nonjok bibir gue?"

"Gue gigit bibir Lo," celetuk Lion tanpa canggung.

Hal itu membuat Aloe shock bukan main, di mana Lion yang diam dan dingin kok malah jadi kayak gini otaknya ngeres.

"Tangan Lo kenapa?nga," tanya Aloe saat melihat tangan Lion yang ada goresan.

"Gak apa apa, ini cuma luka kecil," sambil memindahkan tangannya.

"Gue punya ini!" sambil menunjukan plester luka bermotif naruto.

Dan dengan cepat menempelkan ke luka milik Lion.

"Pasti sakit kan, lain kali kalau punya luka itu di rawat nanti amputasi mampos Lo,"

Mata Lion tak luput dari wajah Aloe

"Manis" kata kata itu tanpa sadar terucap , aloe yang mendengarnya langsung terdiam.

"Lo manis Al," ucap Lion.

Dengan canggung Aloe menjawab

"Iya gue tau gue manis, nah udah kelar,"

Dengan senyum yang mengembang di wajahnya, Lion berhasil membuat Aloe kaget luar biasa.

"LO SENYUM! LO SENYUM!" teriak Aloe.

"Iya gue senyum, cuma di hadapan lo aja," jawab Lion

"Kenapa gak sama yang lain?"

"Karena gak spesial!" singkatnya

"Artinya gue spesial? Gitu?"

"Iya lo spesial buat gue,"

"Lo kok beda yah nga, kemarin kemarin dinginnya kayak gletser eh pas sendirian sama gue malah kayak gini"

"Kan gue udah bilang lo spesial Princess!"

"Nga senyum lagi dong!" pinta Aloe.

"Kalau gue senyum lo kasih apa?" Tanya Lion.

"Gak kasih apa apa sih, gue cuma punya lolipop tadi di kasih sama Dirga dan susu coklat dari kevlar."

"Gimana kalau gue senyum lo kasih nomor hp Lo aja? Deal?"

"DEAL," heboh Aloe antusias.

Senyumam Lion kembali terukir

"Aaaa gemasin!!! lo gantengnya berkali kali lipat loh nga sumpah gak boong,"

"Mana nomor Lo?" Tagih Lion. Aloe segera memberikan nomor nya

"Thanks, mulai besok gue yang bakal antar dan jemput Lo,"

"Ko dadakan?"

"Kalau lo lupa, itu aturan dari Revan tadi!"

"Ok lah nanti gue sharelock lah, emang udah bisa pulang ke rumah?" tanya Aloe.

"Udah, tadi kata dokter setelah sore pemeriksaan ulang, lo udah bisa balik princess," jelas Lion.

"Kenapa lo manggil gue princess?"

"Pengen aja,"

"Karena lo spesial ra," batin Lion.

Suasana hening kini menyelimuti mereka, Aloe sudah terlelap benerapa menit lalu dan Lion yang tengah mengekus pucuk kepala gadis itu.

🦁🦁🦁🦁

Di sebuah gedung seorang pria tengah frustasi dengan kliennya yang belum juga menunjukan batang hidungnya.

"Lelet!" cibir pria itu.

Notifikasi dari handphonenya membuatnya hangat

(Princess)

Gw udh nyampe

Me: istirahat yg banyak

(Princess)

Siap laksanakan

Namun belum sempat ia baca kliennya sudah tiba

2 jam berlalu

Lion sudah berada di rumahnya

Pandangan nya menyiratkan rasa lelah, namun tetap saja membalikan beberapa file.

Sesekali menyesap kopi di mejanya dan memijat pangkal hidungnya.

Rasa lelah nya hilang saat ia mengingat belum membalas pesan dari Aloe.

(Princess)

Gw udh nyampe

Me: istirahat yg banyak

(Princess)

Siap laksanakan

Me: princess?

(Princess)

Hai

Me: udah makan?

(Princess)

Udh kok, Lo udh?

Me: hmm udah

(Princess)

Gw istirht dlu yh

Me: good night princess

Begitulah cuplikannya.

Lion pun beranjak dari meja kerjanya dan membaringkan tubuhnya di atas ranjang miliknya.

Pikirannya melayang bebas ke kejadian tadi.

"Huhhh kenapa kayak gini?" Perlahan masuk kedalam alam mimpinya.

🦁🦁🦁🦁

"Saya akan melihat sampai mana kalian akan bertahan,"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status