Share

Pergi

Pagi ini suasana di kelas Aloe dan lainnya seperti biasanya, hanya sedikit beda nya yaitu jam kosong karena guru dan kepala sekolah sedang rapat.

"Woi! balikin gak saos sambal gue?" teriak seorang siswa yang paling heboh. Namanya Raga Dirgantara

"Yaelah cuma saos sambal doang, lo ngekoar bagai gak di kasih makan bertahun  tahun," celetuk Caca sambil  memainkan handphonenya.

"Heh, kutu kupret gak usah ikutan Lo! " umpat Raga.

"Dih selow ae, sensian amat PMS lo?" Tanya zilla yang keheranan.

Lagipula ada ada saja Raga kan cowok mana bisa kedatangan tamu bulanan.

"Lo goblok  apa pura pura gak pinter sih zilla?" kata Mikes yang merasa  panas dengan tingkah zilla.

"Goblok, sama pura pura gak pinter 11 12 lah yah,  jangan boros boros in kata kata," kata Yosma sambil memutar bola mata nya malas.

"Bisa diem gak lo semua? Ini gue lagi baca, tapi gak tau inti bacaannya apa," tegur Aloe.

"Yang sesepuh mah beda ye kan, udah tua jadi otaknya gak bakal bisa seratus persen serap apa yang di baca," tambah Dina.

Yah lebih ke ejekan sih dan langsung di hadiai lemparan dari Aloe.

/buggggg

"Eh anjir sakit oii," jerit Dina yang jadi sasaran empuk.

"Mampus, untung gak jadi samsak hidup lo," tambah Caca.

"Udah! udah! diem lo semua, gue mau ngebo," final Yosma.

Dan semua kembali ke ketenangan yang hakiki.

Saat sedang menikmati kesunyian yang Ada, ke 5 gadis  itu di kejutkan dengan yosma yang berbicara sendiri  dalam tidurnya.

"Gak...G-gak...Vin jangan pergi, gue sendirian vin," lirih Yosma  yang masih tertidur.

Aloe dan yang lainnya saling bertatapan, mereka paham dengan kisah kelam itu.

Kisah yang menyayat hati dan membuat gadis berpipi chuby itu malas untuk membuka hatinya lagi, bukannya malas tapi tak ada yang bisa menggantikan posisi sosok itu.

Mikes perlahan mendekati Yosma dan mengusap pundak gadis itu untuk menenangkannya, tangan gadis itu penuh dengan keringta dan rasanya sangat dingin.

"Sehancur itu yang lo rasain yos, tapi lo lebih milih diam dan gak mau berbagi dengan kita kita," lirih Dina yang merasa ikutan sakit melihat sahabatnya itu seperti itu.

"Terkadang sesuatu ada yang perlu di simpan seorang diri, tidak semua hal dapat di bagikan ke orang lain," kata Caca bijak.

"Perlu di bangungin gak? Gue takut dia terus terusan dalam mimpi nya dan lebih buat dia sakit lagi," tanya Zilla hati hati.

"Udah, dia udah tenang biarin aja lanjutin tidurnya, gue ingatin buat lo semua dengarin ini baik baik. Kalau ada apa apa, jangan  pernah diem dieman, jangan pernah lo ngerasa sendirian karena ada kita di sini untuk saling mendengarkan dan sama sama cari jalan keluar. PAHAM?" nasehat Aloe dengan penuh  penekanan layaknya tak ingin di bantah oleh orang lain.

"Paham!" jawab mereka  setengah berbisik. Karena takut  Yosma terganggu di alam mimpinya.

Saat suasana kembali tenang  tiba tiba kembali pecah, dengan teriakan heboh dari arah gedung belakang. Zilla dan Dina yang mendengar itu, langsung berlari mengikuti  kerumunan siswa siswi lainnya.

Dan sangat shock dengan  apa yang ada di hadapan mereka  saat ini, seorang gadis mengenakan seragam yang sama dengan mereka  namun bedanya tubuh gadis itu sudah  tak bernyawa.

Wajahnya berlumuran darah, dan sangat mengenaskan.

🦁🦁🦁🦁

Kembali ke kelas Aloe, karena Aloe pikir itu masalah sepeleh ia tidak mengikuti ajakan Dina  dan Zilla tadi.

Jadi cuma Zilla dan Dina yang pergi ke sana, sedangkan lainnya tetap di kelas.

"Kasian banget yah, gak abis  pikir ko dia bisa mikirin jalan pendek kayak gini," kata seorang siswi yang kebetulan lewat.

"Ihhh pasti sekolah kita bakal jadi angker deh, mungkin dia bakal gentayangan," sahut siswi lainnya yang bergidik ngeri.

"Sorry itu kenapa?" tanya Mikes akhirnya.

"Oh itu pacaranya si Alvaro bunuh diri, gak tau sih penyebabnya apa. Cuma mereka pada nuduh Alvaro karena pas ceweknya loncat tuh ada alvaro di atap," jelas cewek tadi.

"HAH SERIUS LO?" tanya Caca yang kaget dan gak abis pikir.

"Duh toa masjid banget lo ih," tegur Mikes.

"Maksud lo Netha? Bunuh diri? Dan pelakunya Varo?" tanya Aloe memastikan dan mendapat anggukan dari ke dua gadis  itu.

Aloe  shock bukan main, ia tau bagaimana sikap Alvaro, mantannya itu. Selama mereka memiliki hubungan alvaro bukan tipe yang kasar dan tegaan, kenapa kini  orang di masa lalu nya itu berubah jadi pembunuh.

"Trus jasad nya netha udah di angkut belum?" tanya Yosma. yang tiba tiba  nimbrung, tanpa ijin  dan sontak membuat mereka  semua kaget bukan main.

"Sialan, kalau nimbrung itu kasih  info kehidupan kek, ini ngagetin ae lo!" kesal Mikes.

Sebelum ada yang menjawab pertanyaan Yosma, Zilla dan Dina masuk terburu buru dengan napas ngos ngosan khas  orang yang lari larian.

"ANJIR SI PELAKOR UDAH MATI OI PELAKOR MODAR," teriak Dina bersama Zilla  yang tak tau mengfilter kata kata mereka.

"Gak usah toa bangsul! kuping gue congek nih lama lama," tegur Caca.

Disini Aloe  tetap diam, entahlah sepertinya untuk berkata kata pun sulit.

"Dan pembunuh nya itu, mantannya Aloe yang jahanam itu guys," tambah Dina.

Zilla yang paham perubahan wajah Aloe  segera menyenggol Dina, memberi isyarat untuk tidak melanjutkan berita itu.

🦁🦁🦁

Di waktu yang sama namun tempat yang lagi lagi berbeda, seorang pria menyunggingkan senyum miring, dengan berita yang menyebar di penjuru sekolah.

"Jangan  main main, ini cuma peringatan dan permulaan," dengan nada misteriusnya.

Siluet itu pun di lihat oleh Yosma, saat hendak mengejar orang itu tangannya di cekal oleh Aloe yang kembali bersuara.

"Kemana?" tanya Aloe.

"Gak kemana mana," bohong Yosma karena ia Takut jika itu cuma halusinasi.

Bunyi Ambulance menyeruak ke seluruh sekolah, perlahan kerumunan tadi pun berkurang. Tersisa hanya bercak darah bekas gadis  itu, sampai saat ini Alvaro masih belum di temukan.

Dan tidak menutup kemungkinan kalau alvaro lah yang menjadi tersangkanya, kira kira begitulah kabar yang di sebarkan dari siswa siswa lainnya.

🦁🦁🦁🦁

Beralih dari sekolah, kini menuju ke sebuah mansion mewah bernuansa klasik modern.

Seorang pria tengah berhadapan dengan ke dua orang  tuanya, sepertinya suasana sekitar mereka sangat mencekam, deheman sang ayah membuyarkan kesunyian yang sedari tadi tercipta antara mereka.

"Ehem... papa udah liat kinerja kamu, dan papa harap saat Big meeting bersama kolega kolega papa kali ini kamu bisa meng handle nya. Dan ingat professional jangan lalai," kata pria yang di panggil papa itu.

"Hmm," hanya deheman yang ia berikan.

Hidup dalam tekanan perfectly itu sangat menyakitkan, segala sesuatu yang ia lakukan harus sempurnah.

Bahkan ingin nongkrong dengan  anak seusianya saja adalah hal yang mustahil bisa terpenuhi setiap saat, ia harus pintar pintar membagi waktu jika ingin melakukan pertemuan dengan sahabat sahabat nya.

Yah dia Lion

Saat Lion  ingin beranjak dari sana tangan di cekal oleh sang mama, Dan terpaksa ia harus duduk kembali di sana.

"Saya harap kamu tidak mengecewakan saya dan papa!" kata wanita paru bayah itu.

Bahasa yang ia gunakan terkesan formal bahkan dengan anaknya sendiri, pernah terlintas dalam  pikiran Lion apakah dia ini cuma alat untuk  menghasilkan uang?

"Saya paham maksud anda, nyonya Layzen," tegas Lion. Dan menghempaskan tangan sang ibu

Saat berada dalam ruangannya Lion menggebrak meja kerjanya dengan keras, bahkan segala benda yang ada di atas meja itu kini sudah terkapar di lantai.

"Gue cuma alat penghasil uang, hahaha..." sambil mengeluarkan tawa mirisnya.

"Harusnya gue gak ada di sini, harusnya gue ikut jejak lo vin. Kita pergi  bareng," air mata Lion tak tertahankan.

Cukup satu kata saat ini

"Misterius"

"Harusnya  gue gak ijinin lo pergi gitu aja bang, cuma lo Sandaran gue!" kembali Lion mengeluarkan unek uneknya.

Tiba tiba handphone milik Lion berdering, dan benar saja yang tertera di layar saat ini adalah panggilan  dari Revan.

Lion menghela napas agar merasa lebih tenang, dan tidak menimbulkan kecurigaan  dari Revan  dengan perubahan suaranya.

"Apa?" Tanya Lion to the point.

"Kumpul dong oi malam ini, besok kan tanggal 22 juli masa lo lupa," kata Revan dari seberang sana.

"Ok," panggilan pun di matikan sepihak oleh Lion.

Dengan  suasana hati yang kalang kabut, Lion bangun dan membereskan semua kekacauan ini.

Flashback 2 tahun lalu.

"Berita hari  ini, seorang remaja mengalami kecelakaan yang parah.

Dan di kabarkan sebelumnya ia sempat meminum minuman ber alkohol, hingga akhirnya kecelakaan..."

Berita itu menghancurkan hati anak anak RAWRR

Sosok itu pergi

Dia pergi meninggalkan semua

Kini di atas brankar terbaring lemah dan sangat hancur dengan penuh luka.

Tangan Lion terus memegang erat tangan milik pria itu.

"Bang lo gak boleh nyerah, lo kuat gue tau lo bisa lewati semua ini," tangis pria itu pecah.

"L-lo gak b-bisa maksain tak-dir cassa," kata pria yang terbaring lemah  itu dengan nada terbata bata.

Cassa adalah panggilan yang ia gunakan untuk  memanggil lion.

"Bang lo ninggalin kita, lo itu harapan terbesar kita semua bang," kini beralih ke pria yang berdiri tak jauh dari brankar namanya Revan.

"Va-van gue ud-ah gak ku-at," lirih pria itu.

"Bang lo harus kuat, bang gue tau lo bisa," kini aksa ikut bersuara.

"Bang lo harus balik, lo yang paling dewasa antara kita ber tujuh, lo selalu bilang kalau kebahagiaan terbesar lo itu saat liat kita adek adek lo bahagia. Tapi kenapa bang kenapa malah kayak gini?" keluh kevlar.

"Lo harus bisa bang, kita semua selalu di sini buat semua perjuangan lo," tambah feljun.

"Gu-gue udah capek de-engan semua nya, gu-e nitip RAWRR ke l-lo van. Ca-ssa ja-ga diri Lo baik baik. L-lo semu-a ha-rus hid-up di jalan yang benar dan baha-gia.

Wak-ttu gue u-dah ha-ha-bis," tepat setelah kalimatnya selesai nafas pria itu pun sudah tiada.

Teriakan demi teriakan kembali menghiasi ruang rawat pria itu, seorang suster masuk dan memberikan sebuah amplop.

"Permisi atas nama Revan?" tanya suster itu

"Gue!" masih dengan hati yang hancur Revan  menjawab.

"Ini pesan peninggalan dari Almarhum," kata suster itu sambil menyodorkan amplop.

22.juli.2019

Kepergian yang menghancurkan dan membekas dalam memori.

Dia Arvin Aldebaran ketua RAWRR  dan sekaligus panutan para  inti lainnya, dan anggota RAWRR  pergi  dengan semua kelelahan yang ia alami.

"Arvin udah tenang yah di sana? bareng daddy Raja sama mommy Resa, arvin gak kesepian lagi, meski kita di sini selalu nemenin Arvin.

Arvin udah senang banget yah ketemu mommy dan daddy, sampaiin salam dari kami semua buat mommy Resa dan daddy Raja  yah.

Makasih udah kenalin ke kita semua, malaikat se dewasa Arvin, se kuat Arvin dan menjadi sandaran banyak pundak yang membutuhkan. Nanti jangan lupa yah kunjungin kita walau hanya Arvin yang bisa ngeliat dan kita semua gak bisa ngeliat, kita semua bakal selalu ingat sama arvin dan selalu kunjungin arvin di tempat peristirahatan nya arvin," kata kata ini meluncur dari bibir seseorang yang paling hancur hatinya.

Flashback off

🦁🦁🦁🦁

Setelah melewati hari yang membuatnya shock, kini Aloe dan anggota  L.Q serta anggota RAWRR tengah berkumpul bersama di markas RAWRR.

Yosma masih setia memgang leontin kalung yang berisi foto dirinya dan Arvin, rasanya baru kemarin mereka kenalan dan dekat kini tertampar fakta kepergian arvin yang sudah 2 tahun ini.

Revan yang peka dengan keadaan Yosma, mengelus pundaknya untuk menenangkannya.

Aloe dan Caca saling berpandangan, bagai mengisyaratkan "siapa yang  akan mulai pembicaraan".

Deheman  Mikes mengejutkan semuanya.

"Ehem guys jadi gimana nih, besok ke makam bang arvin jamber?" Tanya mikes.

"Jam 2 an gimana? Kita kan sekolah dulu," tawar Zilla.

"Enaknya sih siang, kalau  menurut gue," timpal Dirga dan di angguki oleh Kevlar.

"Gw setujuh sama Dirgong!" tambah Aksa.

"Nama gue dirga! sa bukan dirgong," peringatan itu meluncur dari bibir Dirga.

"Shutt up men!" bentak Revan.

"Gimana kalau bolos aja?" tanya Aloe.

Ajaran sesat emang  si Aloe

"Saya gak setujuh!" imbuh Lion  yang sedari tadi terdiam seribu bahasa.

"Gak setuju apa?" tanya yosma.

"Gak setuju, kalau kalian bolos!!! Jadi  cewek yang normal, jangan pembangkang. Kalian pikir dengan lakuin kayak gitu bang Arvin bakal suka? Gak! yang ada dia jijik kalau adik adiknya jadi sampah negara," Jelas Lion penuh penekanan.

Seketika Aloe dan yang lainnya mati kutu tanpa tau ingin berkata apa lagi, yosma menyadari suasana sekarang mencekam akhirnya menjawab jam yang pasti.

"Ok kalau gitu, lo pada jemput kita pas selesai jam sekolah, dan buat anak anak L.Q besok gak usah bawa kendaraan karena kita nebeng sama anak anak cowok," final Yosma.

"Yes gue sama Caca, valid no debat no kecot," kata Kevlar.

Sontak membuat semua menatap horor, ke arah kevlar yang terlewat kegirangan.

"Terusin aja terusin, pengen nya dekat  tapi gak ada ikatan. Di embat orang entar nangis, hadeh indahnya dunia perghostingan. Mamam tuh harapan palsu!" sindir Aksa.

"Nyindir gue lo?" tanya Dirga memastikan.

"Gak sih, tapi kalau lo ngerasa yah bodo amat," timpal Aksa cuek.

"Lo berdua punya masalah?" tanya Feljun yang mulai terpancing suasana keributan.

"Gak!" jawab Aksa dan Dirga bersamaan.

"Yaudah diem! ini buat bahas kunjungan ke makam bang arvin, bukan mo lihat kehebatan lo berdua monyet, kalau  mau berkelahi noh di lapangan, gak usah masang kehebatan di sini  sial!" kata Feljun penuh emosi.

Cukup tau kalau feljun 11 12 dengan zilla mereka adalah kang ngegas.

"Udah diem!" tegur Caca.

"Malu sama umur, semakin  tua bukan semakin dewasa malah kayak bocil goblok," nah kini  giliran Zilla yang mulai ngegas.

"Tenang woi!" tegur Revan.

Semuanya kembali tenang.

Air mata yosma  tiba tiba merembes tanpa ijin sang empuh, isakan tangisan perlahan mulai terdengar.

"Pasti dia udah bahagia banget yah hiks...hikss... gak rasain kesepian lagi kayak dulu, kalau dulu gue nangis kayak gini  pasti dia yang selalu hibur gue.

Kalau dulu gue kepengen bepergian pasti dia yang utama overprotective ke gue, kalau dulu gue main ke sini pasti dia yang paling manjain gue. Dia yang selalu usahain untuk selalu ada buat gue, harusnya gue gak ninggalin dia waktu itu. Kalau aja gue waktu itu gak ikutan latihan pasti dia sekarang masih ada  di sini hiks...hikss... dia selalu jadi yang menghibur orang lain dan tanpa sadar dia juga membutuhkan hiburan dan sandaran saat dia kesepian," Guman Yosma yang masih bisa  di dengar oleh yang lainnya.

Air mata mereka tak tertahankan dan meluncur begitu saja di pipi masing masing, ARVIN ALDEBARAN sosok yang membuat dunia RAWRR dan L.Q hancur sejak dua tahun lalu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status