Ada dua hal yang ada di dunia ini
Yang pertama yang boleh kamu ketahui
Dan yang kedua yang tidak boleh kamu ketahui
~~~
Tidak terasa hari begitu cepat berlalu. Sebentar lagi anak kelas 12 akan melaksanakan ujian nasional dan dilanjutkan anak kelas 9, itu artinya masa-masa SMP Queen akan segera berakhir dan digantikan dengan masa SMA yang katanya disebut masa yang paling indah.
Hari ini hari kamis, guru guru sedang rapat, jadi Queen dan sahabat sahabatnya memutuskan untuk melihat anak cowok yang sedang bermain basket di lapangan basket. Mereka duduk di pojok tribun yang dekat dengan pohon agar bisa sedikit berteduh.
Acha menyiapkan satu botol air mineral dingin yang akan ia berikan pada Regal nantinya. Hubungan mereka semakin dekat saja, itu karena permainan TOD hari itu, Acha sangat menyukai permainan itu.
Queen juga menyiapkan satu botol air mineral dingin untuk Bara dan juga roti, ia hanya ingin membalas semua kebaikan Bara padanya.
Saat anak basket beristirahat, Acha dan Queen langsung beranjak dari duduknya menuju Regal dan Bara.
"Bara," panggil Queen dan yang di panggil langsung memandang Queen.
"Ini buat lo, sebagai ucapan trimakasih gue karna lo udah banyak banget bantu gue, lo udah selamatin gue dari Siska dan dia jadi di keluarkan dari sekolah. Tapi Bara, kayaknya ini ga cukup untuk balas semua kebaikan lo sama gue, jadi besok setiap hari gue akan kasih lo makanan aja yaa." Queen tersenyum, ia menyodorkan botol juga roti itu pada Bara. Bara menerimanya dan langsung memakan juga meminumnya. Queen tersenyum senang, Bara mau menerima pemberiannya.
"Kenapa gue ga bisa suka sama orang sebaik lo yaa Bara." Tanpa sadar, kalimat itu keluar dari mulut Queen.
Bara terbatuk lalu ia memandang Queen. "Apa lo bilang?"
Queen tersadar dari lamunannya. "Hmm kenapa Bara? Gue bilang apa emang?" Queen berbalik bertanya, Bara menggeleng, sebenarnya ia mendengar ucapan Queen barusan, ia hanya ingin memastikan saja.
"Yaudah gue duluan." Bara memangguk dan Queen melangkahkan kakinya kembali menuju sahabat sahabatnya lalu kembali duduk.
Tasya menghadapkan badannya ke Queen. "Queen, nanti kami tidur rumah lo yaa, mumpung besok liburnya sampe minggu," ucapnya yang membuat Queen menyerit kebingungan.
Kenapa libur? pikirnya.
Tasya yang mengerti pemikiran Queen langsung memberi tahunya. "Masa lo ga tau sih Queena, jum'at sama sabtu guru-guru mau rapat buat persiapan UN 2 minggu lagi loh." Queen membulatkan mulutnya ber oh ria mendengar ucapan Tasya.
"Poto dulu doong, dah lama ga poto kita nih," ujar Stella, ia mengeluarkan benda pipih berlogo apel di gigit itu dan menekan kamera. Mereka semua berselfie ria di tengah lapangan dan juga menyuruh salah satu orang yang ada di lapangan untuk memoto mereka berempat di tangah jalan.
"Post di I* doong," ucap Acha dan Stella yang sudah mengerti langsung mengirim foto itu di grup mereka. Mereka berempat tanpa terkecuali sama-sama mempost foto kebersamaan mereka di akun masing-masing.
"Captnya samaan doong," kata Stella.
"Mereka membuatku selalu tersenyum dan bahagia lewat berbagai cara yang berbeda." Tasya menyaut.
"Boleh," ucap Queen dan mereka langsung memasang caption yang sama di I* masing masing.
"Nanti pulangnya sama Stella aja yaaa. Biar gak rempong supir jemput jemput kita ntar," ucap Acha dan langsung di angguki sahabat sahabatnya.
-SALQUEEN-
Sesampainya di rumah Queen, mereka langsung membaringkan badan mereka di kasur king sizenya Queen tanpa membuka kaus kaki juga seragam mereka dahulu.
Queen memutar bola matanya malas melihat kelakuan sahabatnya yang sangat mageran itu. "Mandi dulu dong, terus pake baju cauple hitam terus kita poto deh, gimana?" tanyanya sambil meletak tas di sofa dan membuka kaus kakinya.
Acha bangkit dari tidurnya. "Gue mandi duluan." Ia langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk menyegarkan badannya.
Setelah semua selesai mandi, mereka kembali berbaring di kasur Queen dengan baju yang sudah kembar, berwarna hitam.
"Gofood yok, kangen makan ketoprak gue," ucap Tasya sambil membuka aplikasi gojeknya.
"Iya yok. Tapi nanti dong, sekarang mah belum buka." Stella menyaut tanpa memandang Tasya.
"Iya itu maksud gue Stella," kata Tasya dengan muka kesalnya memandang Stella.
"Poto kuy," ajak Queen yang sudah membuka kamera HPnya. Ia meletakkan HPnya di meja belajar dan memasang timer lalu foto bersama teman temannya.
"Poto kaya telletubies lagi yu, kita kan ada jaketnya," ucap Queen mengeluarkan jaket telletubies dan memaksa teman-temannya memakai jaket itu, mereka hanya mengikuti saja tanpa berniat melolak. Lalu mereka berfoto di kaca dengan jaket itu.
Setelah lelah berfoto, Queen memilah foto yang menurutnya bagus lalu baru ia mengirimkannya di grup karena mereka sudah memintanya, tidak lupa mempost juga membuat instastory.
-SALQUEEN-
Posisi matahari telah berganti dengan bulan, langit yang cerah sudah berganti dengan langit gelap, sore telah berganti dengan malam.
Setelah gofood mereka datang, mereka membagikan satu orang satu bungkus termasuk pembantu Queen dan langsung memakannya, di kamar Queen.
Queen membuka aplikasi instagramnya dan melihat viewers SGnya. Matanya menangkap satu nama yang tidak asing lagi baginya, tetapi orang tersebut tidak memfollownya.
@reyvanogalaxyca
Deg
Mulutnya berhenti mengunyah, badannya melemas membuat sendok yang ia pegang terjatuh ke lantai, HPnya jatuh ke lipatan kakinya, matanya menapat lurus ke depan. Tanpa di minta, air mata mengalir di pipi mulusnya.
Stella, aAcha juga Tasya bingung melihat perubahan raut Queen. Stella memegang pundak Queen. "Queen, lo kenapa?" tanyanya, tidak ada jawaban dari Queen.
"Queen, kenapa Queen? Cerita sama kita," sambung Tasya, ia langsung bergeser lebih dekat dengan Queen dan langsung mengusap punggung Queen untuk menenangkannya.
"Dia lihat SG gue," ucap Queen masih dengan posisi yang sama.
Mereka menyerit kebingungan. “Dia siapa?" tanya Acha, ia juga maju lebih dekat dengan Queen.
"Rey," jawab Queen, ia menghapus air matanya dengan punggung tangannya.
"Rey siapa? Kok kita ga tau?" tanya Tasya penasaran dengan orang yang bernama Rey itu, begitu juga dengan yang lain.
Queen memandang sahabat sahabatnya satu persatu. Ia menarik panjang nafasnya dan mulai bercerita. “Rey itu Galaxy.”
Hari ini guru kelas B1 TK cakrawala sedang membagi kelompok untuk murid muridnya yang akan mewarnai berkelompok. Queen kecil dipasangkan dengan Naya.
Saat semua sudah di pasangkan, seorang anak laki laki memprotes gurunya karena partnernya tidak sesuai dengan yang ia mau.
"Buk Ita, gak mau sama dia. aAku maunya sama Salqueen loh buk. Sal, kita berdua yook," Ucapnya berjalan ke arah Ibuk itu lalu melambaikan tangannya ke arah Queen kecil.
Ibuk yang di panggil Buk Ita itu menunduk, lalu mengusap rambut anak itu lembut. "Gak boleh gitu Galaxy, kamu harus bisa bekerja sama dengan kelompok yang sudah Ibuk bagikan. Jangan kelahi, kalian harus kerja sama," ucap Bu Ita. Anak itu adalah Galaxy. Galaxy cemberut dengan memajukan bibirnya ke depan.
"Udah, kalian mulai mewarnai yaa," lanjut bu Ita dan Galaxy berjalan ke tempatnya kembali dengan muka yang masih di tekuk.
Galaxy melanjutkan mewarnai tanpa bekerja sama dengan partnernya, ia mewarnai gambar itu sendiri dan Bu Ita hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan Galaxy.
Bel pulang telah berbunyi, dan kelas B1 sudah diperbolehkan pulang karena telah selesai makan.
Queen kecil dan teman temannya sedang bermain kejar-kejaran sambil menunggu jemputannya. "Ayo sini kerjar akuu, wleek." Itu suara Naya, ia menjulurkan lidah ke arah Queen karena dari tadi Queen mengejarnya tapi ia tak kunjung Queen dapatkan.
Queen terduduk di atas rumput, nafasnya sudah tidak teratur. "Ternyata ngejar Naya susah juga yaa," ucapnya ngos ngosan.
Seseorang menepuk pundak Queen kecil yang membuat Queen kaget dan langsung memandang orang itu. "Aku mau main, biar aku aja yang jadi," pinta Galaxy, ia menjulurkan tangannya untuk membantu Queen berdiri.
"Kamu udah pegang aku, artinya aku yang jadi sekarang," lanjutnya. Anak-anak yang lain berlarian menghindari Galaxy, begitu juga Queen. Tapi bukannya mengejar yang terdekat, Galaxy malah mengejar Queen yang jaraknya sudah lumayan jauh dengannya.
Sudah 5 menit Galaxy terus berlarian mengejar Queen hingga Queen terjatuh sebab tersandung jalan semen yang berada di depannya. Karena ia tetap berusaha menghindari kejaran Galaxy, jadi dia tidak melihat ada jalan yang lebih tinggi letaknya daripada tanah biasa.
"Aduuh sakit... hiks... Galaxy jahat, hiks... kamu masa hiks... kejar aku terus hiks... yang lain kan hiks... banyaak hiks... kenapa harus aku siiih hiks...." Queen sudah menangis segukan di atas semen, lututnya luka akibat gesekan semen itu.
Galaxy menghampiri Queen dengan muka yang merasa bersalah. "Maaf Sal, tapi kan bukan aku yang buat kamu jatuh, tapi jalan ini. Biar aku pukul dia," ucap Galaxy ingin berkanjak dari tempatnya tapi dicekal oleh Queen.
"Gak usah Gak, kamu gak pande silat loh. Panggilkan Bu Ita aja, darahnya banyak ini Gal," tolak Queen dengan menunjuk darah di lututnya. Galaxy mengangguk, dengan cepat ia berlari memanggil Bu Ita.
Bu Ita menghampiri Queen dan mengobati luka di lutut Queen dengan mendengar cerita yang keluar dari mulut Queen. Dan Galaxy yang terus menghembus hembus luka kaki Queen agar sedikit dingin.
"Udah siap. Besok mainnya hati hati lagi yaa," ucap Bu Ita lalu Queen mengangguk. Tangisannya sudah berhenti dari tadi.
"Sal, maaf, aku ga sengaja, aku minta maaf, tapi bukan aku yang salah. Aku cuma mau ngejar kamu aja," lirih Galaxy, ia menyatukan tanggannya seperti orang yang sedang minta maaf. Queen tersenyum, ia memegang kedua tangan Galaxy itu dan menurunkannya.
"Bukan kamu kok yang salah, aku yang ga lihat lihat jalan," ucapnya.
"Eh Queen, itu Papa kamu udah datang," kata Bu Ita menunjuk Braka yang berjalan ke arah mereka.
Braka tersenyum pada Bu Ita begitu juga sebaliknya. Braka melihat lutut Queen yang diperban dan Buk Ita yang mengerti langsung menceritakan kejadian yang Queen ceritakan padanya tadi.
Braka berjongkok lalu mengelus lembut rambut Queen. "Besok mainnya hati-hati lagi yaa." Ia lalu mengusap rambut Galaxy yang terduduk di semen samping Queen. Galaxy dan Queen mengangguk.
"Ini pa, tadi semennya ngalangin langkah Queen, jadinya Queen jatuh deh, nanti aku pukulin dia biar kapok, berani beraninya buat Queen jatuh. Tapi aku belum pande silat," ucap Galaxy antusias, Braka yang mendengar itu tersenyum lalu mencubit hidung Galaxy gemas.
"Lucu banget sih anak Saga ini," ucap Braka. Braka dan Papa Galaxy yang bernama Saga itu sudah bersahabat sejak dulu, dan Hana juga Alika—bunda Galaxy— juga sudah bersahabat sejak mereka berkenalan.
Queen memanggil Saga dan Alika sama dengan panggilan Galaxy pada mereka, yaitu Ayah Bunda. Dan Galaxy memanggil Braka dan Hana sama dengan panggilan Queen pada mereka, yaitu Papa Mama.
Queen sudah menganggap Saga dan Alika seperti orang tuanya sendiri. Karena Galaxy selalu mengajak Queen untuk main di rumahnya, dan Alika juga Saga sangat senang jika Queen berkunjung ke rumah mereka jadi mereka menjadi sangat akrab dan sering berbagi cerita.
Queen juga sering kesepian di rumahnya karena ia sendiri, makanya ia memutuskan untuk main di rumah Galaxy, karena Galaxy memiliki adik yang umurnya 1 tahun di bawah mereka.
"Ia dong om, Galaxy gitu loh, ganteng, pintar, lucu, baik, dan tidak sombong juga rajin menabung," kata Galaxy tersenyum senang membuat mereka tertawa.
"Itu yang selalu kamu bilang sama orang yaa Gal. kalau orang nanya nama kamu siapa apa jawabannyaaaa?" tanya Braka lalu kembali mangacak rambut Galaxy.
"Nama aku Reyvano Galaxyca Aldebaran, panggilannya Galaxy gitu loh, ganteng, pintar, lucu, baik, dan tidak sombong juga rajin menabung," jawab Galaxy, ia memamerkan gigi putihnya.
"Siapa yang ajariiin?" tanya Braka lagi.
"Bunda Alika yang cantiiik," jawab Galaxy kembali antusias. Mereka tertawa mendengar ucapan lugu dari Galaxy.
"Yaudah Galaxy, Papa pulang dulu yaa. Ayo Queen. Galaxy, kamu mau ikut?" tanya Braka.
"Ga usah Pa, paling bentar lagi aku di jemput Ayah," tolak Galaxy dan Braka mengangguk. Ia membantu Queen untuk berdiri, lalu menggendongnya.
"Galaxy, Papa duluan yaa, kirim salam sama Ayah," pamit Braka lalu berjalan menjauhi Galaxy, Galaxy hanya mengangguk mengiyakan.
"Dada Sal, maaf yaa, nanti kalau udah pande silat deh aku hancurin tu semennya, tapi sekarang aku belum pande silat," ujar Galaxy berteriak seraya melambaikan tangannya ke arah Queen. Queen yang berada di gendongan Braka mambalas melambaikan tangan sambil tersenyum.
Dia yang terlihat baik belum tentu benar benar baikDia yang selalu melindungi belum tentu akan selalu melindungiDia yang terus menyayangi belum pasti akan terus seperti ituDunia bisa berputarDan tidak akan ada yang mengetahui kehidupan selanjutnya~~~"Maaf Bu, hari ini Queen terlambat, karna tadi dia susah dibangunin, tadi malam dia sakit gigi," ujar Braka pada Bu Ita yang baru saja mengantar mengantar Queen jam 8.30. Pasalnya tadi malam Queen susah tidur karna sakit gigi dan paginya susah di bangunkan."Iyaa Pak, tidak apa apa, ayo Queen masuk," ucap Bu Ita langsung membawa Queen masuk ke dalam kelas B1."Sal, kok lama sih datangnya? Kaya ulat kaki seribu aja, kalau ke sekolah telat terus karna kakinya banyak untuk dipakein sepatu. Mau aku bantu pakein sepatunya?" Galaxy datang mengahampiri Queen yang duduk di belakang."Ih rey apaan sih, aku ini manusia, buka
Ingat satu halDi mana ada pertemuan pasti ada perpisahanEntah itu secara terpaksa ataupun dengan keikhlasanTapi bagaimanapun keadaannya pasti akan erasa menyakitkan bukan?~~~Tidak terasa perpisahan anak TK B sudah dekat, maka Queen akan menyandang gelar anak kelas 1 SD. Ia sudah di daftarkan orang tuanya di SD Cakrawala dan Galaxy juga demikian karna sekolah itu milik keluarga Galaxy.Hari ini Bu Ita meminta anak-anak itu untuk berpakaian rapi untuk foto kenang kenangan nantinya. Anak perempuan berjejer di depan dan duduk di kursi, sedangkan anak laki laki berdiri berjejer di belakang anak perempuan.Queen dan taman temannya sedang menunggu giliran kelasnya untuk berfoto. Galaxy datang menghampiri Queen yang sedang fokus melihat kelas lain berfoto."Sal, nanti aku di belakang kamu yaa," ucapnya memegang pundak Queen dan Queen menoleh ke samping tepatnya menatap Galaxy
Terkadang masa lalu bukan untuk di kenangKadang juga masa lalu bukan untuk di lupakanMasalalu bisa di jadikan modal untuk perbaikan di masa depan~~~Queen dan sahabat-sahabatnya sedang berjalan menuju ke labor komputer. Queen duduk di pojok kanan dan Sahira, Airin, dan Arabella sahabatnya berada di sebelah kirinya.Mereka sudah diajarkan komputer di SD Cakrawala sejak kelas 2, untuk memudahkan mereka menghadapi perkembangan zaman yang kian maju kedepannya."Anak-anak, sekarang bapak akan kasih kalian tugas. Membuat cerita pengalaman liburan kenaikan kelas kalian. Dengan ketentuan yang sudah bapak ajarkan minggu lalu. Nanti ketentuannya bapak tulis lagi di papan tulis. Jika sudah selesai, save saja dan buat nama lengkap kalian lalu biarkan saja komputernya hidup. Kalian mengerti?" tanya Pak Lukman yang berada di depan labor dan semua anak kelas 3A itu menganggukkan kepalanya paham.
Jangan memaksa seseorang jika ingin dihargaiTapiHargai seseorang dulu sebelum ingin di hargai~~~"Ni ya aku baca isi kertasnya." Sahira naik di atas kursi lalu membuka kertas itu untuk membacakannya."Surat dari Rey-nya Salqueen untuk Salquee-nya Rey. Rey suka sama Salqueen. Rey suka jagain Salqueen, Rey suka lindungin Salqueen dari masalah apapun. Senyuman Salqueen manis banget. Rey juga suka. Pesan Rey untuk Salqueen, jangan pernah berhenti tersenyum yaa seberat apapun masalah Salqueen. Rey gak suka Salqueen sedih, apalagi sedih karna Rey. Rey sayang Salqueen," ucap Sahira lalu melihat tulisan kecil di ujung kertas bagian bawah kanan"Kata katanya Bunda yang bilangkan hehe," lanjut Sahira membaca tulisan di sudut kertas itu.Galaxy yang ada di belakang kelas langsung tersadar, ternyata kertas yang ia cari jatuh ke tas Sahira, mungkin karena Galaxy meletakkannya di pinggir me
Jangan pernah mengambil keputusan sebelum mendengarkan penjelasanYang pada akhirnya akan merasakan penyesalanBisa saja itu hanya kesalahpahaman~~~Queen dan sahabat-sahabatnya sedang bersantai di balkon kamar Queen sambil menikmati langit malam yang tampak indah juga nyanyian yang keluar dari mulut Queen.Dering HP Queen menghentikan nyanyian Queen. Sang pemilik HP dan yang berada di sana menoleh ke sumber suara, tepatnya di atas meja yang berada di depan mereka dan melihat nama 'mama❤️' tertera di sana. Queen mengangkat telfon itu."Selamat malam Mamaku yang cantik, apa kabar Mama?" tanya Queen dengan spiker yang ia besarkan dan senyuman yang memenuhi layar HP itu, Mamanya sedang bervidio call dengannya. Hana tersenyum bahagia, melihat anak perempuan satu satunya tumbuh menjadi gadis yang kuat seperti Queen."Mama baik baik aja, kamu apa kabar sayang?" tanya Hana balik, Queen
Terkadang cinta datang karna terbiasaTerbiasa tertawa bersamaTerbiasa bersedih bersamaTerbiasa bahagia bersamaDan akhirnya terbiasa merindu bersamatanpa ada yang menyadarinya~~~"Jadi gini, tadi malam aku buka kertas yang di kasih Gerlan. Dan ternyata isinya itu-" Sahira menjeda ucapannya membuat mereka yang berada di sana penasaran."Isinya tuuuuuu-""Jadi isinyaaa apa?"Arabella atau yang biasa di panghil Arbel berdecak. "Apa sih isinya, buat penasaran aja terus," ucap Arabella membuat Sahira menyengir."Jadi tu isi kertas yang Gerlan kasi tu dia bilang gini ‘nama aku Gerlan’," ucap Sahira membuat kawan kawannya melotot tak percaya terutama Arabella."Beneran Ra? Terus cuma karna itu kamu suruh kami datang cepat, nyesal aku datang cepat. Ah mau pulang lagi ah." Arabella mengendus sebal, ia turun da
Aku hanya manusia biasaYang tak sempurnaDan hanya mengikuti kemana takdir dari sang pencipta membawaku~~~"Lo-" Bara menggantung ucapannya membuat Queen penasaran. Ia memandang mata Bara dalam begitu juga dengan Bara."Lo-" Queen berdecak sebal."Iya gue kenapa?" tanya Queen mengalihkan tatapannya ke arah lain."Lo minum sampe ke pipi?" tanya Bara membuat Queen kembali menatapnya."Maksudnya?" tanya Queen tak mengerti."Pipi lo merah kaya kepiting rebus." Queen langsung membekap kedua pipinya dengan tangannya dan berbalik membelakangi Bara."Kenapa di tutup? Lo lucu kalau lagi salting. Ahahahaha." Bara tertawa membuat Quee
Karna ada hati yang terlalu lama tersakitiHingga lupa bagaimana rasanya bahagia~~~Brak"Aduuuh.""Queen!!!" Stella dengan segera langsung menghampiri Queen. Ia melihat Queen yang duduk di lantai dengan muka santainya."Kenapa?" tanya Queen santai. Stella keheranan, ia mengerjab-ngerjabkan matanya berkali kali lalu menunjuk Queen."Lo, bukannya tadi jatuh yaa?" Stella memutari badan Queen tapi sepertinya tidak ada sedikitpun badan Queen yang lecet."Kenapa ni?" tanya Acha dan Tasya panik secara bersamaan. Mereka langsung mengahmpiri Queen."Bukan gue yang jatuh. Ini, tadi gue mau ambil kotak ini di paling atas. Eh waktu gue mau ambil ternyata dah jatuh sendiri, soalnya letaknya di tepi banget. Untung aja ga jadi kena kepala gu