Home / Urban / Salah Balas Dendam / Makan Malam Dengan Orang Itu

Share

Makan Malam Dengan Orang Itu

Author: PHANTOM
last update Last Updated: 2022-08-20 12:37:46

Viona sudah rapi menggunakan gaun panjang berwarna biru dengan sedikit polesan make-up di wajahnya. Kini dia tengah berdiri di depan gerbang rumahnya, menunggu Noah menjemputnya untuk makan malam.

Selang beberapa waktu, sebuah mobil ferrari berwarna merah berhenti di depan Viona. Sang pemilik mobil mahal tersebut kemudian keluar dari mobilnya dan menghampiri Viona yang tengah berdiri mematung.

“Apa kau menunggu lama?” tanya Noah yang baru saja turun dari mobil.

“Tidak, aku baru saja keluar dari rumah,” jawab Viona.

Noah membukakan pintu mobil untuk Viona layaknya seorang kekasih sebenarnya. Ya, pria itu memang terlalu perhatian hingga bisa membuat Viona jatuh hati padanya. Penampilannya juga sempurna meskipun memakai tuksedo berwarna biru muda yang senada dengan gaun Viona.

Gaun yang dipakai Viona dan tuksedo Noah adalah sepasang. Setelah sampai rumah tadi siang, Noah tiba-tiba menghubungi Viona dan meminta alamat rumahnya. Dia tak menyangka jika Noah akan membelikannya gaun untuk acara makan malam dan menyuruh seseorang untuk mengantarkannya ke alamat rumah Viona.

“Apa kau gugup?” tanya Noah yang masih fokus menyetir.

“Sedikit.”

Mana mungkin Viona tidak gugup. Dia akan berhadapan dengan Daniel, orang yang telah membunuh ibunya. Viona bahkan minum pil penenang sebelum menunggu Noah menjemputnya.

“Kita sudah sampai,” jelas Noah. Sebelum turun, dia memegang tangan Viona yang tampak gemetar. Gadis berani itu ternyata bisa terlihat gugup dan takut.

Viona memejamkan matanya ketika Noah memegang tangannya yang gemetar. Tangan besar dan hangat milik Noah sungguh membuat hatinya tenang. Dia bahkan tidak ingin melepaskannya.

Ketika sudah merasa lebih tenang, Viona keluar dari mobil setelah Noah. Kaki jenjangnya kemudian melangkah memasuki rumah megah bak istana itu.

“Kalian sudah datang rupanya?”

Daniel tersenyum hangat ketika melihat Noah membawa seorang gadis cantik ke hadapannya. Tampaknya anak laki-lakinya itu tidak hanya membual untuk membatalkan pernikahannya dengan Karin.

'Dia mirip seperti Sylvia,' pikir Daniel ketika melihat Viona.

Berbicara mengenai Karin, gadis itu ternyata ikut serta dalam acara makan malam hari ini. Dia duduk di kursi dekat Daniel dan tersenyum manis ke arah Viona. Ya, meskipun Viona tahu bahwa senyuman itu palsu.

“Aku tidak ingat kalau kita mengundang satu orang lagi ke sini?” sindir Noah yang ditujukan kepada Karin.

“Ayah yang mengundangnya. Ayah rasa, Karin berhak mengetahui siapa kekasihmu karena ini menyangkut pernikahan kalian.”

Noah mendelik kesal. Padahal Karin sudah bertemu Viona tadi siang, mengapa gadis itu harus menampakkan wajahnya lagi di sini?

“Ah, siapa nama gadis cantik di sampingmu? Dia terlihat sangat anggun,” tanya Daniel seraya memuji penampilan Viona.

Biasanya Viona merasa senang jika ada seseorang yang memujinya, namun jika pujian itu keluar dari mulut Daniel, kata-kata pujian itu terasa sangat menjijikkan. Meskipun begitu, Viona berusaha untuk tersenyum dan menanggapi pria paruh baya itu dengan ramah.

“Terima kasih atas pujian Anda. Nama saya Viona, kekasih Noah.”

Deg!

Daniel tertegun ketika mendengar nama Viona. Nama itu terdengar tidak asing di telinganya. Nama yang sama seperti gadis kecil yang dia kenal dua belas tahun yang lalu. Namun, gadis kecil yang dia kenal dinyatakan meninggal karena hilang dalam waktu yang sangat lama.

“Viona ... nama yang cantik. Apa kau benar-benar kekasih Noah?” tanya Daniel memastikan kembali.

“Ayah!” sentak Noah. Viona yang tidak ingin ada keributan sontak mencubit lengan Noah sembari menggelengkan kepala.

“Saya tidak peduli meskipun Anda mempercayainya atau tidak, tapi saya benar-benar kekasih Noah dan sangat menyayanginya.”

Daniel mengangkat sebelah alisnya. “Menyayangi? Bukan mencintai?”

Mungkin orang lain tidak memahami Viona. Namun bagi Viona, cinta dan sayang itu adalah sesuatu yang berbeda.

“Bagi saya, cinta hanya ada pada sepasang suami-istri. Saya hanyalah kekasih Noah yang belum tentu menjadi pendamping hidupnya nanti. Meskipun begitu, saya sangat menyukai dan menyayanginya sepenuh hati. Noah adalah pria yang selalu membuat saya jatuh hati setiap kali melihatnya. Dia selalu memerhatikan saya yang hanya gadis biasa ini.”

Ah, betapa lancarnya Viona berbohong. Dia bahkan bisa membuat semua orang bungkam dengan perkataannya.

Noah berdeham kecil dan kemudian merangkul bahu Viona. “Apa Ayah masih meragukan kami? Aku dan Viona saling menyayangi. Jadi ... aku harap Ayah membatalkan pernikahanku dengan Karin dan tidak pernah mengungkitnya lagi.”

“Baiklah,” jawab Daniel pada akhirnya. “Apa kau ingin mengatakan sesuatu, Karin?” tanyanya pada Karin yang belum mengatakan apa-apa sejak kedatangan Viona.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Salah Balas Dendam   Terungkap

    Viona menutup buku harian yang sempat dibacanya. Betapa dia masih tidak menyangka dengan semua tulisan-tulisan tersebut. Daniel ayah kandungnya? Selain itu, ibunya bunuh diri? Hal-hal seperti itu masih membuatnya tak habis pikir. Bagaimana dengan Noah? Bukankah itu artinya pria itu adalah saudara tirinya?Seketika Viona menaruh dahinya di atas meja, matanya terpejam, memikirkan semua hal konyol dan tidak masuk akal ini. Namun, jika melihat Demian yang menemuinya dengan wajah serius, tentu saja dia tidak berpikir bahwa pria itu sedang main-main. Jika semua ini memang adalah kebenarannya maka Viona tidak bisa diam saja. Dia sudah membalas dendam kepada orang yang tidak bersalah dan ternyata orang itu adalah ayah kandungnya. Sekarang dia mengerti, mengapa Daniel Rutherford selalu bersikap baik padanya sejak kecil. Daniel sudah mengetahui identitas Viona, namun pria itu tidak berniat mengungkapkan kebenaran yang selama ini terkubur rapat. Mengapa? Apa karena pria itu merasa sangat b

  • Salah Balas Dendam   Di Balik Masa Lalu

    Viona menatap gelas yang penuh dengan air berwarna oranye dan bulir-bulir bening di luar gelasnya. Kini, dia tengah berhadapan dengan Demian di sebuah kafe yang dekat dengan jalanan ramai. Sudah beberapa menit sejak mereka saling duduk berhadapan, namun tidak ada satu pun dari mereka yang memulai pembicaraan. Setelah cukup lama diselimuti keheningan, akhirnya Demian menghela napas panjang dan mengeluarkan sebuah dokumen yang entah apa isinya, lalu menyodorkannya ke hadapan Viona yang kemudian membuat gadis itu menatapnya bingung. “Bukalah.”Demian menyuruh Viona membuka dokumen yang dibawanya, sedangkan Viona langsung membukanya tanpa banyak bertanya. “Mengapa Anda memberikan ini kepada saya?”Viona sama sekali tidak mengerti, mengapa Demian memberikannya sebuah dokumen tes DNA yang hanya melihat sekilasnya pun dia sudah tahu.“Apa Nona sudah membacanya?”Viona lantas menggeleng. “Bacalah terlebih dahulu.”Sebelah alis Viona terangkat, namun dia berniat untuk tidak bertanya lebih

  • Salah Balas Dendam   Aku Akan Bersamamu

    Cukup lama Viona memeluk Noah, hingga akhirnya dia melepaskan pelukan itu dan menarik lengan Noah menuju ranjang.Noah tidak tahu apa yang hendak Viona lakukan, dan dia pun sengaja tidak bertanya. Namun, dia terkejut ketika Viona tiba-tiba naik ke atas pangkuannya. Kedua matanya terbelalak, lalu dialihkan ke tempat lain. Dia bisa melihat jelas di balik pakaian basah Viona, dan itu membuatnya tak kuasa menelan ludah.“Viona, sebaiknya kau ganti pakaian lebih dulu. Aku akan meminjamkan bajuku.”Namun, Viona tak mengindahkan perkataan Noah. Gadis itu justru membungkam mulut Noah dengan bibirnya. Memagut daging tanpa tulang tersebut secara perlahan-lahan.Sontak Noah kembali membelalakkan mata. Hari ini Viona terlihat sangat agresif dari biasanya, padahal gadis itu tak pernah seperti ini.Viona melepaskan pakaiannya di hadapan Noah dan mengalungkan kedua tangannya di leher pria itu. Tatapannya tertuju pada kedua iris hitam Noah, tak berniat untuk menatap ke arah lain.“Apa kau akan menola

  • Salah Balas Dendam   Aku Hanya Ingin Memeluk

    Di sebuah kafe, Viona tengah duduk berhadapan dengan seorang pria yang terlihat jauh lebih tua darinya. Cukup lama mereka di sana, membicarakan sesuatu yang penting dan berbahaya.“Kau sudah mengambil semuanya?”Viona sontak bertanya pada pria itu. Kedua matanya melirik tas besar yang dia yakini adalah uang.“Totalnya 1.4 miliar. Aku sudah bersusah payah mendapatkan uang ini, jadi semua ini adalah milikku. Selain itu, aku ingin kau segera mengirim uang yang kau janjikan padaku.”Pria itu adalah seorang magang di perusahaan RF Group yang membawa kabur uang di dalam brankas. Tentu saja itu pun karena suruhan dari Viona karena gadis itu menjanjikan sejumlah uang yang cukup menggiurkan.Mengerlingkan matanya, Viona kemudian memberikan selembar cek ke hadapan pria itu.“Aku akan membayarnya setengahnya dulu. Jika kau berhasil membuat orang itu mati karena penyakitnya kambuh maka aku akan membayarkan sisanya. Bukankah itu kesepakatan kita?”Sengaja Viona memilih seseorang yang mata duitan u

  • Salah Balas Dendam   Kematian Sang Presdir

    Daniel memijit pangkal hidungnya sembari memikirkan masalah yang terjadi di ruang produksi. Para audit tidak akan tinggal diam jika mereka menemukan sesuatu yang dianggap tidak pantas telah memasuki area produksi. Bagaimana bisa hewan menjijikkan itu bisa masuk ke sana? Padahal setiap hari selalu ada pembersihan besar-besar untuk menjaga kebersihan area produksi.Saat Daniel hendak membuka laptopnya, kemudian Demian datang secara terburu-buru. Wajahnya terlihat tidak baik, seolah ada sesuatu yang sangat buruk telah terjadi. Dan entah mengapa, Daniel memiliki firasat buruk tentang itu.“Presdir silakan lihat ini.”Demian menyodorkan dokumen yang dibawanya ke hadapan Daniel. Itu adalah dokumen yang dikirim oleh audit, dan baru sampai pagi ini.Tanpa banyak bicara, seketika Daniel mengambil dokumen tersebut dan langsung membaca setiap kata di dalamnya. Kedua matanya terbelalak dan mulutnya menjadi kelu hingga tak bisa berkata-kata. Pria itu memegang dadanya yang tiba-tiba terasa sakit. T

  • Salah Balas Dendam   Percaya

    Setelah makan malam bersama, Noah mengantarkan Viona pulang dengan mobilnya. Makan malam mereka hanya diselimuti keheningan, mengingat ada masalah yang sedang menimpa RF Group.Seperti biasa, Noah menurunkan Viona di depan rumahnya. Saat dia hendak turun dan mengantar gadis itu hingga depan pintu rumah, tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri mereka dengan penuh emosi.“Vionaaa!”Dengan perasaan kesal, Bardi mengampiri Viona yang sejak tadi ditunggunya. Kedua tangannya mengepal sempurna, bahkan rahangnya mengeras. Pria itu sungguh tidak bisa menahan amarahnya. Sejurus kemudian, dia menarik kerah baju Viona secara paksa meski di samping gadis itu ada seorang pria yang tengah berdiri tegak.“Pasti kau yang sudah memberitahu mereka soal keberadaanku, bukan?”Tak tanggung-tanggung, Bardi langsung melontarkan pertanyaan yang sangat dia yakini jawabannya. Sementara Viona, gadis itu tersenyum mengejek meski hanya bisa dilihat sekilas. Hal itu membuat Bardi semakin naik darah hingga tanpa sa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status