Malam menjelang. Bai Lihai mendirikan tenda untuk tempat ia beristirahan. Seperti sebelumnya, Xiao Qiumei kembali ikut beristirahat di tendanya. Meski tidak senang, tapi Bai Lihai tidak mengusir si gadis begitu saja. Berdebat dengannya hanya akan buang-buang energi. Setidaknya, tenda ini cukup besar. Cukup untuk mereka tempati, tanpa bersentuhan sedikit pun. Bai Lihai mengelus Kristal Jiwa yang telah ia jadikan mainan kalung. Pikiran si pemuda bertanya-tanya, apa yang membuat Elang Es itu menyerahkan jiwa padanya begitu saja!Tidak sampai di situ, setelah Elang Es mengikat kontrak dengan Bai Lihai, Kultivasi-nya tidak berubah, tetap pada ranah Core Formation. Biasanya, praktik Kultivasi Hewan Kontrak akan mengikuti Kultivasi tuannya. Pertanyaan itu tidak terlalu mengganggu Bai Lihai. Sudah banyak kejadian aneh yang ia lalui sebelumnya. Hal ini juga seperti berhubungan dengan serangkaian kejadian aneh itu.'Siapa yang telah mengatur ini semua? Apakah gadis bercadar itu atau ada pihak
Bai Lihai dan Xiao Qiumei kembali melanjutkan perjalanan. Sesekali, si pemuda melirik pada si gadis yang sejak bangun tidak bicara sedikit pun. Sangat berbeda dengan dia yang sebelumnya. Mungkin saja karena dia merasa marah karena semalam Bai Lihai tidak menjawab pertanyaannya. Namun, itu sebenarnya agak aneh karena Bai Lihai sudah sering tidak menjawab pertanyaan si gadis dan tidak ada perubahan sikap dari Xiao Qiumei. Apapun alasannya, Bai Lihai tidak mau tau. Ia justru senang karena Xiao Qiumei tidak akan mengganggunya untuk sementara waktu. "Kau tidak bertanya kenapa aku hanya diam sejak tadi!" Tiba-tiba saja Xiao Qiumei bersuara. Bai Lihai mendengus kesal di dalam hati. Baru saja ia merasa tenang, tiba-tiba Xiao Qiumei sudah kembali menanyakan sebuah pertanyaan aneh. "Hais...! Padahal aku sudah susah payah merubah sikap agar kau menjadi penasaran, tapi kau tetap saja tidak mau memulai pembicaraan," lanjut Xiao Qiumei. Bai Lihai terbatuk mendengar ucapan Xiao Qiumei. Ternyata
Pagoda ini bernama Pagoda Perak. Nama yang sama sekali tidak cocok karena tidak ada sedikit pun unsur perak dalam pembangunan pagoda ini. Pagoda Perak terdiri dari lima lantai dan sama sekali tidak ada pintu masuk ke dalam pagoda. Di bagian depan pagoda, terdapat sebuah patung kuda dengan kepala harimau. Cara untuk memasuki pagoda adalah dengan menatap mata patung tersebut dan dengan kekuatan sihirnya, patung akan membawa Kultivator masuk ke dalam pagoda. Hanya satu Kultivator yang bisa memasuki pagoda dalam satu waktu. Oleh karena itu, mereka harus bergantian untuk mendapatkan Jubah Siluman Level-A. "Apa tidak ada yang berani memasuki pagoda! Dasar penakut! Biar aku yang melakukannya!" Seorang Kultivator Core Formation memasuki Pagoda Perak setelah Kultivator lain tampak tidak ada yang berani masuk. Banyaknya Kultivator yang terluka bahkan terbunuh sebelumnya membuat mereka menjadi takut. Kultivator Core Formation ini menatap mata patung. Seketika, mata patung mengeluarkan cahaya
Ruangan di lantai dua ini tampak diisi oleh sejumlah patung seukuran orang dewasa yang berjejer di tiap sisi ruangan. Patung-patung ini memiliki tubuh seperti manusia dengan kepala seperti serigala. Setidaknya, ada 12 patung di tempat ini. Patung-patung ini jelas bukanlah patung-patung biasa. Masing-masing patung telah terhubung dengan sebuah Array yang membuatnya bisa menjadi hidup. Tidak diragukan lagi, patung-patung ini adalah rintangan yang harus dilalui oleh Bai Lihai.Di saat si pemuda mulai melangkah, di saat itu juga patung-patung mulai bergerak. Masing-masing patung mengarahkan pandangannya pada Bai Lihai. "Maju kalian semua!" Bai Lihai bergumam sendiri. Seperti mengikuti perintah Bai Lihai, patung-patung itu bergerak secara bersama-sama menyerang si pemuda. Langkah kaki mereka membuat lantai pagoda menjadi bergetar. Kekuatan patung-patung ini bisa dikatakan setara dengan dengan Kultivator di ranah Qi Refining 5. Kekuatan mereka masih dibawah Bai Lihai, tapi si pemuda perl
Bai Lihai menggunakan Jimat Pelindung untuk melindungi diri. Namun, hanya dua Jimat yang sempat ia gunakan, sehingga sebuah kubah tidak cukup kuat menahan semburan api. Tubuh si pemuda terkena serangan. Ia terlempar dan menghantam tembok pagoda. Darah segar keluar dari mulutnya. Melihat tuannya yang terluka, konsentrasi Elang Es terbagi. Itu membuat Singa Api mendapat celah. Sebuah serangan berhasil membuat Elang Es terhempas. Singa Es mengaum dengan keras, menunjukkan keperkasaannya. Seolah-olah, ialah penguasa tempat ini. Hanya sesaat, Singa yang awalnya mengaum tiba-tiba menjadi mengerang kesakitan. Itu terjadi karena cakram cahaya yang masih aktif menyerang bagian dalam mulut Singa Api yang terbuka. Hewan Roh itu terlihat tidak menyadari kedatangan Cakram Cahaya itu. "Jangan senang dulu! Lawan kau tidak hanya satu!l," gumam Bai Lihai sambil memegangi dadanya yang masih terasa sakit. Saat Singa Api kehilangan konsentrasi, Elang Es mengambil kesempatan dengan mematok lawan. Sin
"Sudah lama sekali tidak ada yang bisa sampai ke tempat ini. Sepertinya, kau punya kemampuan yang tinggi!"Sebuah sambutan didapat oleh Bai Lihai. Di hadapannya terdapat sesosok yang memiliki bentuk yang cukup unik. Memiliki tubuh seperti manusia, tapi lebih pendek. Kepalanya relatif besar untuk ukuran tubuhnya. Tidak ada rambut yang tumbuh, telinganya lebar dan memiliki dua gigi depan yang besar. Belum pernah sekalipun Bai Lihai melihat makhluk seperti ini. Bahkan, dalam buku-buku yang pernah ia baca pun tidak pernah ia jumpai. 'Apa makhkuk ini juga merupakan bagian yang diatur oleh pihak misterius ini,' batin Bai Lihai. Tidak hanya bentuknya yang aneh, tapi kekuatan makhluk itu juga terasa aneh. Tidak ada fluktuasi Qi yang dapat dirasakan dari makhluk ini, tapi kekuatannya begitu nyata. Jika Kultivator dan Hewan Roh memiliki sumber kekuatan dari Qi, maka kekuatan makhluk ini berasal dari sesuatu yang tidak bisa dikenali. Bai Lihai mengingat-ingat kembali yang telah ia pelajari. A
Permainan tombak makhluk itu begitu lincah. Tidak peduli bahwa ukuran tombak yang terlalu besar bagi tubuhnya, gerakannya begitu ringan dalam menyerang Bai Lihai. Tiap kali tombak si makhluk beradu dengan Pedang Matahari, Bai Lihai dibuat kehilangan keseimbangan. Oleh karena ini, si pemuda mengalirkan Qi dalam jumlah besar untuk mengimbanginya.'Sial! Aku bisa kehabisan Qi dengan cepat,' batin Bai Lihai. Di sisi lain, Elang Es tidak membiarkan tuannya bertarung sendiri. Sebuah semburan es ia lepaskan untuk mengalihkan makhluk itu dari menyerang Bai Lihai. Si makhluk menyadari itu, ia mengarahkan kepala tombak ke semburan es, hingga membuatnya terbelah. Di saat bersamaan, Bai Lihai memanfaatkan situasi makhluk itu yang tengah fokus menahan semburan es. Sebuah tusukan ia berikan. Namun, makhluk itu masih bisa menahannya dengan menggunakan tangkai tombak. Si makhluk terlihat mengalirkan sebuah kekuatan pada tombak. Seketika itu juga, sebuah aliran petir muncul dari kedua ujung tombak
"Siapa kau, berani menggangguku membunuh orang ini!" Makhluk itu membangkitkan badan setelah tubuhnya terhempas cukup keras. Ia tidak senang dengan kedatangan wanita bercadar yang menyerangnya tiba-tiba. "Aku harus menyelesaikan urusanku dengan pemuda ini dulu, baru aku akan bicara denganmu!" Wanita bermarga Zhu melemparkan sebuah benda seperti telur, tapi berukuran kecil kepada si makhluk. Tiba-tiba saja, benda itu berubah menjadi sebuah tali dan mengikat si makhluk. Mulutnya juga ikut tersumpal. Benda yang dilempar oleh si wanita itu tidak lain adalah sebuah Totem, produk Array yang memiliki kekuatan lebih tinggi dari pada Jimat. Kini, pandangan si wanita terarah kembali pada Bai Lihai. Tiba-tiba saja, ia melakukan sebuah tamparan pada si pemuda. Dengan kondisi yang lemah, Bai Lihai langsung tersungkur menerima tamparan itu. Apalagi, si wanita melakulan tamparan dengan cukup keras. "Apa yang kamu lakukan, Nona Zhu!" Bai Lihai mengelus pada bagian yang terkena tamparan. Wanita be