Setelah ibunya menghilang, Xuan Li sering kali mendapatkan ketidakadilan. Tubuh giok yang dimilikinya dianggap sebagai malapetaka hingga ayahnya sendiri pun tidak menginginkannya. Ia mengatur kematian putranya seolah-olah terjadi sebuah kecelakaan. Rahasia sebenarnya tentang tubuh giok sengaja disembunyikan oleh pihak tertentu, bahkan mereka sengaja menyebarkan rumor yang menganggapnya sebagai kutukan. Tidak ada yang tahu jika Xuan Li masih hidup dan menjadi seorang tabib dan ahli alkimia karena ia mengganti namanya menjadi Wu Yu. Pemilik tubuh giok menyerap kekuatan yang lebih besar dari tubuh normal pada umumnya dan membuat kultivasinya sulit meningkat. Ia juga harus menekan aura kekacauan yang mempengaruhi perilakunya menjadi jahat.
View More"Berhati-hatilah, Xuan Li. Kita bersiap sekarang!" seru Yan Hui dengan sikap waspada.
"Emm." Xuan Li mengangguk, ia menggenggam pedangnya dengan erat. Napasnya berat, bukan hanya karena rasa takut, tetapi juga karena ini adalah pertama kalinya ia berburu binatang roh. Nyawa ayahnya tergantung pada kristal roh itu, dan ia harus mendapatkannya, apa pun risikonya. Tiba-tiba, tanah bergetar. Dari balik kegelapan hutan, sepasang mata merah menyala muncul, diikuti raungan dahsyat. Naga Hitam, makhluk buas dengan sisik gelap mengkilat, menyerbu dengan kecepatan yang sulit diprediksi. Bau manusia memancing insting berburunya sehingga pertarungan tidak mungkin terhindarkan. Adrenalin Xuan Li melonjak. Dengan gerakan gugup, ia mengayunkan pedangnya. Namun, kekuatannya terlalu kecil. Serangan itu hanya menggores sisik keras Naga Hitam dan membuat makhluk itu semakin murka. “Arrggh!” Tubuh Xuan Li terpental, menghantam batu besar hingga darah segar mengalir dari sudut bibirnya. Ia terus menjadi bulan-bulanan binatang roh Naga Hitam yang terus menyerangnya tanpa ampun. Pandangannya mulai kabur, namun ia melihat sekilas Yan Hui berdiri diam, menyaksikan semuanya tanpa bergerak. Sebuah senyum misterius terlihat samar di wajah Yan Hui. Sebagai seorang pengawal terlatih, ia sebenarnya mampu untuk melawan monster itu. Namun, ia tidak melakukannya dan membiarkan Xuan Li yang lebih banyak bertarung. “Yan Hui... Tolong aku...” Merasa cukup dengan permainannya, dengan gerakan cepat Yan Hui melompat ke udara, lalu menyerang Naga Hitam. Tidak butuh waktu lama akhirnya binatang roh itu pun mati di tangannya. la lalu mengambil kristal roh sebelum akhirnya datang menghampiri Xuan Li. Xuan Li terluka parah dan tidak bisa menggerakkan tubuhnya. "Terima kasih sudah membantuku mendapatkan kristal roh." Xuan Li tersenyum, mengabaikan luka-lukanya. "Bodoh. Benda ini tidak ada gunanya untukmu." Xuan Li menatap Yan Hui tidak percaya. Ia belum sepenuhnya mengerti maksud dari ucapan sahabatnya itu. Sejak kecil mereka saling mengenal tetapi hari ini ia melihatnya sebagai orang yang berbeda. Sebelum semuanya menjadi jelas, Yan Hui sudah menyeret tubuhnya dengan kasar dan membawanya berjalan. "Yan ... Hui ... Apa yang terjadi padamu?" tanya Xuan Li sembari menyeringai kesakitan. Yan Hui hanya meliriknya sekilas tanpa ada niatan untuk menjawab. Benar-benar berbeda dengan orang yang sebelumnya dikenal baik oleh Xuan Li. Saat ini ia lebih mirip dengan iblis kejam. 'Apa yang terjadi pada Yan Hui? Apakah dia tersihir oleh kekuatan gelap?' Xuan Li bertanya-tanya dalam hati, ia tidak percaya jika Yan Hui akan mengkhianatinya. Tubuh Xuan Li yang tidak mampu berkultivasi semakin melemah. Ia tidak mampu melawan meskipun tidak ingin menyerah. Tiba-tiba, Yan Hui menghentikan langkahnya ketika tiba di bibir tebing yang curam. "Mulai detik ini, kamu tidak akan menjadi beban siapapun lagi." Yan Hui mengangkat tubuh Xuan Li dengan satu tangannya. Mata Xuan Li terbelalak saat melihat jurang yang dalam di bawah mereka. Bayangan kematian membuatnya bergidik. Wajahnya memucat oleh ketakutan yang menjalar di sekujur tubuhnya. "Apa yang ingin kamu lakukan? Bukankah aku selalu memperlakukanmu dengan baik?" "Baik katamu? Demi melindungimu aku kehilangan orang yang kusayangi satu persatu. Terimalah takdimu, Sampah!" Setelah mengatakan itu, Yan Hui melepaskan tubuh Xuan Li dan membiarkannya jatuh ke dalam jurang. Tubuh Xuan Li menghantam batu besar di dasar jurang, menyisakan teriakan keras yang menggema di seluruh penjuru hutan. Ia merasa jika hidupnya telah berakhir. "Kerja bagus." Seorang pria menatap ke dasar jurang yang gelap dan tidak melihat tubuh Xuan Li lagi. "Ayo kita kembali. Ayah akan memberimu imbalan besar." "Terima kasih, Tuan." Di ambang kesadarannya, Xuan Li mengenali suara pria itu. Dadanya bergetar oleh emosi yang bercampur dengan rasa sakit. "Jadi ini kenyataannya..." pikir Xuan Li. "Aku hanyalah sampah memalukan di mata ayahku dan anak yang tidak diinginkan oleh ibuku. Semua ini sudah direncanakan sejak awal." Air mata jatuh dari sudut matanya, tetapi amarah mulai berkobar di dalam dirinya. "Tidak... Aku tidak boleh mati. Tidak di sini." Di kedalaman jiwanya, Xuan Li merasa kekuatan yang lama terpendam mulai bangkit. Tiba-tiba muncul rasa sakit yang melebihi semua luka fisiknya. Sesuatu di dalam tubuhnya menggeliat, seolah ingin lepas dari rantai yang telah lama mengikatnya. Jurang yang gelap menjadi saksi ketika sebuah aura misterius menyelimuti tubuhnya. Batu-batu di sekitarnya mulai retak, udara bergetar, dan cahaya merah keemasan menyemburat dari tubuhnya. "Ada apa dengan tubuhku?" Xuan Li menyeringai menahan semua siksaan.Langkah Lin Fei menggetarkan udara saat tubuhnya melayang turun dari balkon. Jubah putihnya berkibar, dan aura pedangnya menyapu ruangan seperti angin musim dingin.Semua mata memandang ke arahnya. Beberapa tetua sekte memicingkan mata, menilai kekuatan pemuda itu. Di antara mereka, ada yang mengenali gaya napasnya, langsung dari garis inti Sekte Pedang Langit.Xuan Li berdiri diam di atas panggung batu, topeng besi hitamnya masih menutupi wajahnya. Matanya menyipit.“Ujian pedang?” tanyanya datar.Lin Fei berhenti tiga langkah darinya, tangan masih di balik punggung. “Aku tidak datang untuk merampas pil, dan tidak berniat menjatuhkanmu. Tapi jika kau ingin dunia mempercayaimu, maka biarkan aku sendiri menyaksikan, apakah Wu Yu masih setajam dulu.”Xuan Li tidak menjawab. Ia hanya mengangkat tangannya.Sebuah pedang hitam perlahan muncul dari udara kosong. Kabut hitam samar mengepul dari bilahnya. Aura dingin dan sunyi merambat seperti bayangan malam. Dari dalam pedang itu, roh pedang
Api spiritual menari di udara, membentuk pusaran warna biru keunguan yang tak lazim. Aroma pekat dari bahan-bahan langka memenuhi ruangan, menggantikan kegelisahan yang baru saja mereda. Semua mata tertuju ke tungku di depan Xuan Li alias Wu Yu yang duduk tegak dengan tangan menyatu dalam mudra khusus.Tubuhnya seperti patung, tapi setiap gerakan tangannya mengalir seperti seni, menaburkan serbuk kristal dari Tanduk Petir Biru, meneteskan cairan dari Jantung Teratai Es, lalu menyulamnya dengan nyala api dari Roh Api Surgawi. Di balik topengnya, mata Xuan Li memantau setiap respon bahan, mengatur suhu dan rotasi dalam hitungan napas.Saat tungku mendesis halus, dan energi pil mulai terbentuk, desahan kagum terdengar dari berbagai penjuru ruangan."Teknik seperti itu..." bisik seorang tetua dari Sekte Delapan Rembulan, "…hanya diturunkan di antara alkemis dari Paviliun Jiwa Abadi. Wu Yu… benar-benar masih hidup?"Tiga puluh enam napas kemudian, tungku bergetar ringan. Tutupnya terangkat
Ketika waktu mencapai puncaknya, saat para tamu mulai menanti pil utama yang akan dilelang, saat suasana di ruangan tegang tapi hening, Xuan Li bertindak.Tangan kanannya bergerak pelan, nyaris tak terlihat. Tapi pada saat yang sama, seluruh formasi dalam ruangan bereaksi. Sebuah pola melingkar muncul di langit-langit, lalu menembakkan sinar kebiruan ke satu titik di kursi penonton.“—?!”Tubuh seorang pria berpakaian biasa tiba-tiba terpaku di tempatnya. Matanya melebar. Sebelum ia sempat menyentuh cincin ruangnya, tubuhnya melayang, ditarik paksa ke tengah ruangan seperti boneka tak berdaya.Tamu-tamu lain tersentak.Dua orang lain menyusul, diseret dari posisi berbeda, satu dari barisan tamu mandiri, satu lagi dari kursi sekte kecil yang duduk jauh di belakang.Ketiganya kini mengambang di udara, terjerat oleh garis-garis cahaya spiritual. Wajah mereka berubah. Daging di sekitar rahang mereka meretak, menyingkap lapisan kulit hitam di bawahnya. Mata mereka bersinar merah untuk sesa
Beberapa wajah berubah. Perwakilan sekte tertentu mulai menyipitkan mata. Kalimat itu bukan sembarang pengantar. Itu adalah pernyataan perang diam-diam.Xuan Li kembali duduk. Lalu, dengan gerakan halus, ia mengeluarkan tungku pil miliknya.Bentuknya sederhana, terbuat dari batu hitam legam tanpa ukiran, namun aura tenang yang keluar darinya membuat seisi ruangan bergetar halus.Ia meletakkannya di hadapannya, lalu menutup mata.Satu napas. Dua napas. Lalu api spiritual menyala tanpa suara, membungkus dasar tungku dengan nyala biru keunguan. Aroma ringan menyebar, samar, namun menenangkan. Beberapa alkemis di antara tamu mengerutkan alis. Mereka mengenali jenis api itu. Bukan sembarang api biasa.Pil utama belum dibuat, tapi semua orang sudah menyadari, ini bukan pertunjukan biasa.Tabib Hantu Wu yang mengamati dari jauh tersenyum samar. “Anak ini... akhirnya memulai.”Dan di balik kota yang tampak damai, kekuatan-kekuatan tersembunyi mulai bergerak. Mata-mata dari berbagai faksi, kla
Sehari sebelum pelelangan dimulai, Kota Batu Putih berubah wajah.Tamu-tamu dari berbagai penjuru wilayah berdatangan. Ada yang datang diam-diam, menyembunyikan identitas di balik jubah sederhana. Ada pula yang tiba dengan iring-iringan besar, mengibarkan lambang sekte masing-masing tanpa rasa takut.Penginapan di sekitar gedung lelang penuh. Setiap kamar telah disewa jauh-jauh hari, sebagian bahkan diubah menjadi ruang meditasi pribadi. Di jalanan, lalu-lalang kultivator dengan pakaian khas sekte besar menjadi pemandangan biasa. Aura mereka menekan udara kota, menyelimuti tempat itu dalam ketegangan diam-diam.Xuan Li mengamati semuanya dari menara atas paviliun. Matanya tajam, menelusuri wajah-wajah baru yang masuk satu demi satu ke Kota Batu Putih. Ia tak bicara. Di belakangnya, dua penjaga berjubah hitam berdiri dalam diam.Pagi itu, tepat saat matahari muncul dari balik Pegunungan Langit Selatan, pelelangan resmi dibuka.Penjagaan diperketat. Bukan hanya di darat, tapi juga di
Tabib Hantu Wu dan Xuan Li bekerja dalam diam. Masing-masing sibuk dengan perannya. Di dalam ruang batu yang hening, hanya suara gesekan kuas di atas kertas dan bunyi lembut tabung giok yang dibuka-tutup sesekali.Beberapa diskusi singkat muncul di sela-sela pekerjaan."Kalau pengiriman bahan dari utara tertunda karena salju, kita bisa beralih ke jalur Sungai Zhen," kata Xuan Li sambil menatap peta besar di atas meja.Tabib Hantu Wu menanggapi cepat. "Setuju. Tapi kita harus bayar mahal untuk lewat jalur itu. Banyak bandit spiritual akhir-akhir ini.""Aku akan siapkan satu tim penjaga dari cabang barat," jawab Xuan Li tanpa ragu.Tak ada basa-basi. Tidak ada waktu untuk itu.Mereka tahu betul, persiapan ini bukan hanya untuk sebuah lelang biasa. Ini adalah perang diam-diam. Pertarungan pengaruh, kekuatan, dan identitas.Xuan Li duduk bersila, membuka satu demi satu gulungan rencana. Setiap item diperiksa, setiap jadwal disesuaikan. Tiga bulan. Waktu yang singkat untuk sesuatu sebesar
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments