“Yang Mulia!” Zhang Yuan muncul dengan cepat, menghentikan tindakan permaisuri. “Maaf karena datang terburu-buru. Ada seseorang yang ingin menemuimu.” Zhang Yuan melirik sekilas ke arah permaisuri yang menatapnya dengan tajam. Namun hal itu justru semakin menyenangkan karena sebentar lagi rahasia besar permaisuri akan terbongkar. “Tabib Yao!?” Qin Huang sontak berdiri dari kursi, sendok yang berada di dekat mulutnya ditepis. Bahkan permaisuri pun tak kalah terkejutnya dengan kehadiran tabib Yao, bisa terlihat betapa geramnya dia saat itu melalui jemari tangan yang mencengkeram kuat sendok di tangannya. Tabib Yao dengan berani melangkahkan kaki mendekati Qin Huang. Dia segera berlutut dan menyuarakan permintaan keadilan untuk dirinya. Jika bukan karena pertolongan seseorang dia benar-benar telah meninggal. “Jangan bertele-tele, tabib Yao. Ceritakan yang sebenarnya!” Tabib Yao melirik permaisuri dengan wajah ragu h
“Bagaimana kondisi Yang Mulia, Nona Xue Yan?” Xue Yan membuang napas panjang, Qin Huang memang telah terkena racun dingin tapi untung saja belum menyebar sampai ke jantung. Sekarang hanya bisa mengulur waktu selama proses peracikan penawar racun dengan tak memberikan dia ramuan herbal. Zhang Yuan terdiam sejenak melihat Qin Huang terbaring di tempat tidur. Saat itu Xu Xiao masuk dan memberitahukan kalau masalah kaisar yang sengaja ingin mereka sembunyikan telah diketahui oleh semua menteri dan bahkan telah menyebar ke seluruh wilayah. “Dugaan panglima Zhang benar. Sepertinya rencana ini telah mereka susun sejak awal. Sekarang kita harus bagaimana? Musuh pasti akan menggunakan kekacauan ini untuk menyerang.” “Tenanglah komandan Xu Xiao. Justru kita harus masuk dan kalau perlu kita ikuti rencana mereka. Buat mereka merasa akan menang, dengan begini baru bisa mengetahui apa tindakan mereka.” “Tapi bagaimana dengan Yang Mulia
“Yang Mulia, sebenarnya keberanianku ini tak akan ada, tapi saat memikirkan permainan go waktu itu, aku paham kau memiliki kesulitan sebagai seorang kaisar. Jika tebakanku benar, Yang Mulia sengaja membiarkan aku memahami maksudmu. Kau bukannya tak mau membiarkanku memimpin ke medan perang, tapi karena ingin aku mengetahui apa yang menjadi kelemahanmu dan seperti apa situasimu.” “Oh?” Qin Huang mengangkat dagu, membusungkan dada dengan wajah datar, “jadi, apa yang kau pahami, panglima Zhang?” “Racun dingin!” Zhang Yuan melanjutkan perkataannya beberapa detik kemudian ketika Qin Huang berusaha menyembunyikan kepanikan di wajah. Dengan menghubungkan keterkaitan rumor di masa lalu dan rumor racun dingin yang sengaja disebarkan oleh pelayan pribadi permaisuri. “menurutku, Yang Mulia lebih tahu jelas apa alasan permaisuri ingin menyebarkan rumor di masa lalu dan membiarkan seluruh kerajaan mengetahui kondisi kesehatan kaisar sekarang ini di t
“Bagus! Setidaknya di sisa hidupku ini, aku bisa melakukan yang terbaik untuk kerajaan. Zhang Yuan, kau tahu sendiri sekarang racun dingin telah masuk ke tubuhku, setelah semua ini berakhir atau pun jika aku telah tiada, tolong pimpin putera mahkota meneruskan takhtaku dengan baik.” “Yang Mulia, aku sudah memerintahkan seorang tabib untuk mencari penawar racun, jangan khawatirkan hal ini. Yang terpenting sekarang biarkan aku mengatasi masalah ini.” Qin Huang mengangguk bangga, dia mengeluarkan token perintah prajurit seratus dan menyodorkannya, “sehebat apa pun suatu pasukan, akan sia-sia jika dipimpin seseorang yang tak berguna. Panglima Zhang! Hanya kau yang layak menjadi pemimpin mereka.” Wajah Qin Huang yang pucat menjadi tegas, “dengarkan titahku! Panglima Zhang Yuan, kau dihukum untuk menghabisi semua musuh kerajaan!” Segera Zhang Yuan menekuk satu lututnya ke lantai dan mengarahkan kedua tangannya ke depan dengan telapak tangan yang terbuka
Begitu berbalik sepasang mata Zhang Yuan menyaksikan kembali pemandangan tak asing belasan tahun lalu. Puluhan anak muda yang terbiasa hidup mewah, dilayani di kediaman, terbiasa makanan enak, mandi air hangat dan tidur di bawah selimut tebal, sekarang akan berubah drastis, merasakan hidup apa adanya tanpa pakaian mewah, makanan lezat, mandi air hangat, tidur beralaskan tanah dan diselimuti udara malam. Sementara Zhang Yuan memperhatikan puluhan pemuda yang adalah anak dan anggota keluarga para menteri, Liu Bai melaporkan tugas yang diberikan Zhang Yuan bahwa dia telah memastikan semua menteri tidak melakukan kecurangan dengan memanipulasi identitas pemuda yang datang. “Apa yang kalian tertawakan?” Zhang Yuan berbalik kembali, menghadap ke arah prajurit seratus, “bukankah kalian sedang menertawakan diri kalian di masa lalu?” Tawa di wajah prajurit seratus memudar. Jelas sekali pertanyaan yang diajukan Zhang Yuan telah menyinggung mereka.
“Sekarang hanya ada kita berdua, Ma Jun. Kalau kau ingin membunuhku, lebih baik jangan menunda lagi.” Ma Jun tersenyum, mendekati Zhang Yuan. Digeserkan Chao Jiming yang duduk di sampingnya dan menggantikan posisi itu. “Panglima Zhang, kau adalah lelaki hebat, bakatmu sangat luar biasa, tapi sayang kau memilih pemimpin yang salah.” Perkataan ini mengingatkan Zhang Yuan seperti apa tindakan Qin Huang di masa lalu. Hanya demi kekuasaan tega merencanakan pembunuhan terhadap saudara dan ayah sendiri. “Aku yakin dipenjaranya permaisuri pasti telah membuka keburukan Qin Huang. Orang yang membunuh ayah dan saudaranya sendiri hanya untuk kekuasaan sama sekali tidak pantas menjadi seorang pemimpin!” “Kalau bukan karena rencana licikmu dan permaisuri, hal itu tidak akan terjadi, Ma Jun. Kedua orang tuaku juga tidak akan meninggal dengan cara hina di depan mataku sendiri!” Rahang Zhang Yuan mengeras bersamaan terdengar samar kertakan gi
Di dalam ruang kamar, Zhang Yuan masih terjaga memandang ke satu titik. Sudah lima menit berlalu posisi tubuhnya tak bergerak sedikitpun hingga ketukkan pintu bersamaan dengan suara Liu Bai menyadarkannya kembali. Kelima komandan pasukan masuk ke dalam ruangan. Mereka melaporkan semua prajurit dan rakyat yang terluka telah ditangani dengan baik, termasuk juga mengatur dan menyimpan persediaan makanan dan barang bawaan. Zhang Yuan hanya merespon singkat atas laporan mereka, lalu memerintahkan Chen Changyi sendiri harus mengintai dan mengawasi apa saja pergerakkan musuh. Perkataan Zhang Yuan membuat kelima komandan itu saling menatap satu dengan lainnya. Mereka tampak bingung dengan perintah Zhang Yuan yang begitu serius mengenai masalah pengintaian. “Panglima Zhang, apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu? Apa yang dikatakan jenderal itu?” Zhang Yuan meminta mereka duduk melingkar di depan meja, lalu mengeluark
Setelah berjam-jam menunggangi kuda mengikuti tepi jalur sungai, Zhang Yuan menghentikan perjalanannya. Beristirahat di depan perapian sambil memegang batang kayu yang ujungnya tertancap seekor ikan. Aroma lezat dari ikan segar yang telah matang tak menyia-nyiakan waktu selama satu jam menangkap ikan di sungai. Suara ringkikan kuda dari kejauhan melengkungkan sudut mulut Zhang Yuan. Wajah Liu Bai terlihat begitu kesal ketika dia turun dari kuda. “Kak Zhang, kau ke mana lagi? Aku mencarimu sejauh ini dan kau ternyata sedang menikmati makanan enak di sini?” “Bukankah aku bilang akan menunggumu di tepi sungai?” jawab Zhang Yuan santai, melihat ke depan sungai lalu menoleh ke arah Liu Bai lagi. “Kemarilah dan cicipi ikan buatanku,” lanjut Zhang Yuan mendekatkan ikan yang telah masak ke hidungnya. Liu Bai tersenyum penuh semangat duduk di sisi Zhang Yuan lalu mengambil sedikit daging ikan. “Kak Zhang ternyata sangat hebat dalam ha