Zhang Yuan masih terbaring di tanah dengan melihat bayangan Yi Lang yang perlahan mulai menjauhinya. Sekarang sahabat yang baru saja dia dapatkan justru harus menganggapnya musuh hanya karena masa lalu.
Sejak saat itu kehidupan Zhang Yuan semakin menderita. Hampir semua orang memperlakukannya dengan buruk kecuali ada beberapa orang yang pernah dibantu ayahnya tidak ikut menyiksa dia, tapi mereka juga tak bisa melakukan apa-apa selain hanya melihat Zhang Yuan diperlakukan semakin buruk.
Setiap kali sedang bekerja, hasil pekerjaannya selalu dicuri oleh orang lain. Dia memang sempat melawan tapi dengan jumlah yang banyak tentu saja Zhang Yuan hanya bisa menerima semua perlakuan itu.
Rupanya sang ayah memang sangat dibenci oleh kerajaan lain, mereka adalah saudara-saudara dari orang yang pernah dibunuh atau berhubungan langsung dengan ayahnya. Dan hal ini adalah kesempatan terbaik mereka
Catatan : Perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan, seribu kebaikan akan hilang hanya dengan satu kejahatan. Percayalah! Saat ada orang yang membalas kebaikan Anda dengan keburukan, maka Tuhan akan mengirimkan seorang lagi untuk menolongmu.
Dalam senyum kepasrahan, sosok tangan terulur dari atas ketika tanah mulai tertutup oleh tanah. Zhang Yuan hanya terdiam, sayang sekali pertolongan itu sudah terlambat baginya. “Apa yang kau tunggu! Cepat pegang tanganku!” Teriakan itu membuat Zhang Yuan sadar dan meraih kuat tangan yang masih terulur. Dari dalam lubang tanah dia ditarik paksa untuk keluar. Begitu keluar dari dalam sana, Zhang Yuan menarik napas panjang. Sedangkan Yi Lang yang duduk di sampingnya justru melemparkan pandangan kesal terhadapnya. Zhang Yuan memperhatikan di sekelilingnya semua orang yang selamat dari dalam lubang ternyata belum juga pergi. Dia tertawa kecil sebab memikirkan kalau mereka sepertinya kesal karena tak berhasil membunuhnya. Senyum di wajah Zhang Yuan memudar begitu saja saat pandangan matanya tepat menyatu dengan pa
Pertandingan itu jelas telah dimenangkan oleh lawan Zhang Yuan, tapi dia sama sekali tidak kecewa karena dari awal tujuannya bukanlah ingin kemenangan melainkan mendapatkan kesempatan untuk memukul orang, dan hal itu sudah tercapai oleh kakinya. Zhang Yuan yang duduk bersandar di tiang kayu melihat Yi Lang bertarung dengan lawannya. Dia berharap kali ini jika Yi Lang berhasil keluar maka bisa meminta bantuannya untuk menguburkan jasad kedua orang tuanya. Sepertinya Tuhan menjawab doa Zhang Yuan atau sedang membantu Yi Lang untuk mendapatkan kemenangan itu. Lawan Yi Lang sama sekali bukan tandingannya. Melihat hal itu, Zhang Yuan baru tahu kalau Yi Lang memiliki keterampilan bertarung dengan baik. Bahkan dia hanya memukul lawan dengan tiga gerakan yang berbeda. Pertarungan selanjutnya masih berlangsung. Semua orang hanya memikirkan kemenangan diri sendiri meski harus melawa
Keduanya saling berganti posisi dan memukul satu sama lain hingga kelelahan sendiri. Napas yang terengah-engah dan lebam di wajah membuat keduanya merasa puas karena telah melampiaskan emosi masing-masing. “Kenapa, apa kau kelelahan calon prajurit jenderal besar?” “Tentu saja tidak! Aku hanya memberikanmu kesempatan untuk memukulku lagi.” Zhang Yuan terdiam dan terkekeh pelan dengan tindakan mereka berdua. Langit yang cerah itu membawa debu bermain di udara oleh embusan angin. Keduanya masih terdiam mengatur pernapasan sebelum melanjutkan kembali apa yang telah terjeda. “Aku tidak bisa membantumu melakukan permintaan yang jelas aku benci, tapi …” ucap Yi Lang terhenti lalu menengok ke samping di mana Zhang Yuan juga sedang memandangnya dan menunggu dia melanjutkan perkataannya. “Aku bisa membantumu keluar dari temp
Hari ini masih sama seperti hari-hari sebelumnya. Segerombolan tahanan yang pada dasarnya adalah budak di wilayah Kanguan masih terus bekerja seperti biasa. Beberapa dari mereka dipanggil oleh bawahan Hong Qi, termasuk Zhang Yuan juga. Begitu masuk ke dalam Gudang, logam yang menggunung telah menyambut mereka di depan mata. Bawahan Hong Qi meminta mereka untuk memasukan logam ke dalam peti kayu yang tersusun rapi di sudut ruang, dan meminta mereka untuk memisahkan yang kecil dan besar ke dalam peti kayu yang berbeda. Mereka segera melakukan sesuai dengan perintah. Ada begitu banyak logam yang harus disortir sesuai dengan ukurannya. “Saudara, apa kau tahu ke mana logam ini dikirim?” bisik Zhang Yuan bertanya pada seorang lelaki yang ada disampingnya. “Apa kau tak tahu, semua logam ini akan dikirim ke penasihat.”
Anggap saja itu adalah karma untuk kaisar karena telah membunuh keluarganya. Memang Zhang Yuan sendiri tak bisa membalas, tapi setidaknya ada orang lain yang membantunya membalas. Begitu semua peti telah dipindahkan, kereta yang baru saja dimuatkan peti berisi logam segera pergi ke jalan yang lain. Sedangkan kereta yang membawa logam-logam kecil melanjutkan kembali perjalanan mereka. Beberapa tahanan yang sempat membantu tadi, diperintahkan oleh bawahan Hong Qi untuk kembali. Zhan Yuan mengikuti mereka dan berjalan berurutan dengan yang lain. Sepanjang perjalanan dia memperhatikan sekeliling yang keseluruhannya hanyalah hutan lebat yang tak ada batasannya. Tempat yang sangat bagus untuk melarikan diri sebab dengan menunggangi kuda bawahan Hong Qi akan kesulitan mengejar. Baru saja memikirkan hal itu, suara ringkikan kuda di depan membuatnya terkejut. Beberapa orang mendo
“Apa yang kau lakukan?” tanya Zhang Yuan kesal dan berpikir kalau Yi Lang pasti telah mempermainkannya lagi. “Tentu saja membantumu menjahit luka yang terbuka.” “A-apa?! Apa yang kau gunakan untuk menjahit?” tanya Zhang Yuan melebarkan matanya. Sesuatu yang baru saja di tunjukan oleh Yi Lang di depan matanya, membuat napas Zhang Yuan terhenti. Semut besar dengan kedua capit yang tajam terpampang nyata di depan matanya. “Jauhkan barang ini dariku!” “Berhentilah berteriak! Kau seharusnya berterima kasih pada semut malang ini karena harus mengorbankan nyawanya untuk membantumu,” bentak Yi Lang menarik kembali tangannya dan melanjutkan kembali pekerjaannya. Zhang Yuan menahan jeritannya dengan rahang yang mengeras setiap kali semut itu menjepit kuat ke dal
Semua bawahan Hong Qi terbangun saat mendengar bunyi genderang pemberitahuan tanda darurat. Hong Qi juga keluar dari kediamannya dengan kegeraman melihat wilayahnya telah terbakar. “Tuan, kau tidak apa-apa?” “Padamkan semua apinya! Jangan hanya melihatku!” teriak Hong Qi memelototi bawahan yang berada di sampingnya. Para bawahan yang memadamkan api di beberapa tempat kewalahan karena kobaran api telah membesar dan merayap ke tempat lain. Di dalam kurungan kayu, kobaran api itu terpantul di dalam manik hitam Zhang Yuan. Dia tersenyum bagaikan melihat harapan besar di depan mata. Apalagi kedatangan seorang bawahan Hong Qi yang telah membuka pintu kurungan membuat Zhang Yuan berdiri dan bersiap untuk menjalankan rencananya. Para tahanan dikeluarkan dan diperintah untuk memadamkan api secepatnya. Zhang Yuan berlari d
Rencana penyelamatan diri yang berakhir sia-sia. Bukan hanya badan yang terasa sulit, tapi tangan juga terasa mati rasa saat hendak menggerakannya. Dia berteriak kesal saat menyadari tangannya sudah tak bisa digerakkan lagi, tapi teriakkannya segera terhenti saat dahan kering menunjukkan tanda-tanda patah. Sekarang ini bukan hanya menjadi cacat, tapi sebentar lagi dia akan menjadi arwah gentayangan di bukit itu. Tinggal menunggu seberapa kuat dahan kering menahan tubuhnya agar tidak terjatuh ke bawah sana. Baru saja memikirkannya, dahan kering telah patah dan membuat tubuhnya jatuh begitu saja ke bawah. Dia tersenyum karena akhirnya bisa terbebas dari penyiksaan dunia dan sebentar lagi akan berkumpul bersama dengan keluarga yang lain. Hal pertama yang dirasakan adalah bagaimana tubuhnya terhantam dahan pohon yang keras, lalu tak ada lagi yang terpikirkan atau ta