Home / Fantasi / Sayembara Cinta Sang Pangeran / Wajah Di Balik Topeng

Share

Wajah Di Balik Topeng

last update Last Updated: 2023-02-12 19:10:10

Separuh wajah Lady Amelia Stormside tertutupi oleh topeng perak dengan hiasan bulu-bulu angsa lembut berwarna putih. Dia menuruni undakan kereta kuda milik keluarga Stormside setelah Lady Zemira turun terlebih dahulu.

Ayah Lady Amelia yaitu tuan perdana mentri Alexei Stormside sudah berangkat terlebih dahulu ke istana sejak sore sebelum puterinya pulang ke rumah. Sekalipun ia tahu tujuan diadakan pesta dansa malam ini tak lain untuk mencarikan jodoh penerus raja Wisteria Kingdom. Namun, Alexei tak ingin menggunakan kedudukannya untuk menyodorkan puterinya sebagai calon istri sang pangeran. 

Dia kuatir Amelia tak cocok dengan apa yang didambakan oleh Pangeran William Lancester. Kriteria calon istri pangeran sangat tidak jelas karena pemuda itu bersikeras ingin mencari sendiri gadis yang akan dipilihnya.

"Ayo kita masuk, Amy. Kurasa teman-teman sepermainanmu pun sudah ada di dalam aula istana. Bertingkahlah sopan dan anggun, jangan buat Mama papa kecewa!" pesan Lady Zemira menggandeng lengan puterinya memasuki pintu masuk aula istana.

Lautan manusia dalam berbagai kostum pesta yang semarak nampak tumpah ruah di ruangan luas dan megah itu. Gaun-gaun indah buatan penjahit ternama di Wisteria Kingdom menyapu lantai istana seiring dengan gerak-gerik para puteri bangsawan yang berusaha memikat para pemuda keturunan bangsawan dan juga pangeran yang membaur bersembunyi di antara para tamu undangan.

Di panggung pojok ruangan, pemain musik piano, biola, cell, dan harpa memainkan nada-nada merdu nan riang untuk menghidupkan suasana dan juga mengiringi siapa pun yang tertarik untuk berdansa Waltz di tengah lantai dansa. 

Setelah lelah belajar di pagi hari hingga siang di sekolah dan kunjungan ke panti asuhan hingga sore, Lady Amelia merasa tubuhnya seolah kehabisan bahan bakar. Lemas, sedikit mengantuk, dan tak antusias dengan kemeriahan pesta di istana raja yang menurutnya bising dan berisik. Alih-alih bergabung di lantai dansa untuk menikmati pesta, dia justru diam-diam menyelinap keluar menuju taman samping aula istana raja.

Cahaya remang-remang hanya dari sebagian lampu di aula dan rembulan purnama di atas langit biru tua keunguan yang ditemani gugusan bintang berkerlip bak berlian. Gadis itu duduk di atas susuran pagar pembatas aula dengan taman. Cukup nyaman karena memang agak lebar dan berkeramik porselen putih. 

Lady Amelia memejamkan matanya berusaha menikmati aroma wangi bunga-bungaan di taman istana yang terawat dengan baik. Jasmine, mawar, dan juga aroma dedaunan yang baru terpangkas. Semua itu sejenak membuat jiwanya tenang dan senang hingga ...

"Kabur dari pesta, Nona Cantik?" 

Gadis itu menahan lidahnya sebelum mengumpat terkejut karena dirinya tertangkap basah oleh seseorang. Dia memang terkesan kabur dari pesta, itu bukan perilaku baik dari puteri seorang perdana mentri. Perlahan Lady Amelia mengedarkan pandangannya mencari dari mana suara pria yang terkesan maskulin dan berwibawa itu berasal.

Sesosok bayangan pria bertubuh tegap dan jangkung membelakangi arah cahaya lampu aula melangkah mendekatinya. Jantung gadis itu berdegup kencang, dia menahan napasnya karena terlalu tegang menanti sosok itu menampakkan parasnya.

"Perkenalkan ... Sir William Blackwood! Siapa nama Anda, Miss?" Sebuah tangan terulur ke hadapan Lady Amelia.

Awalnya dia melihat telapak tangan pria itu lalu beralih naik ke wajah yang tertutupi separuh topeng warna hitam kontras dengan warna kulit mukanya yang pucat. Hanya bibir merah muda yang tak terlalu tebal dengan garis senyum yang nampak.

"Halo, Sir Blackwood. Panggil saja aku Amy. Bukan tamu penting di pesta dansa ini, jadi kurasa aku lebih senang menyepi di sini saja menikmati keindahan taman istana di malam hari. Aroma bunga mekar membuatku tenang," jawab Lady Amelia menyembunyikan identitasnya kepada lord muda yang menjadi tamu pesta di hadapannya.

"Hmm ... ide bagus. Lautan manusia itu juga membuatku pusing dengan aroma parfum para gadis bangsawan yang semerbak. Kurasa aku butuh sedikit udara segar," sahut pria muda itu mengangguk-anggukkan kepalanya setuju. 

Dia mengikuti arah pandangan Lady Amelia ke taman istana yang indah. Beberapa lampu taman menerangi semak-semak bunga yang terawat oleh tukang kebun kerajaan. "Ohh ... jadi Miss Amy ini penggemar bunga? Tunggu di sini ya!" 

Sang pangeran yang menyamar menjadi tamu pesta itu melompat turun lalu berlari kecil memotong setangkai bunga mawar Perancis merah muda yang sedang mekar dan menghilangkan duri-durinya dengan pisau belati yang tersimpan di sabuknya. Dia pun bergegas kembali ke tempat gadis tadi duduk lalu mengulurkan setangkai bunga indah itu. "Untukmu!" ucapnya.

"Wow, terima kasih, Sir Blackwood!" balas Lady Amelia menerima setangkai bunga mawar itu lalu mencium aromanya yang lembut. Dia tersenyum dan bertanya, "apakah aku harus membayarnya?"

Sang pangeran memerhatikan raut wajah gadis di balik topeng perak yang nampak familiar baginya seolah mereka pernah bertemu sebelumnya. "Panggil aku dengan namaku saja, William cukup. Dan sebuah dansa sederhana bersamamu akan sangat menyenangkan, Miss Amy. Bolehkah?" jawabnya tak melepaskan genggaman tangannya di tangan Lady Amelia.

"Baiklah—di sini atau—" 

Sang pangeran menarik tangan gadis itu hingga turun ke taman berumput pendek. "Di sini saja!" potong William yakin lalu meraih pinggang gadis itu hingga tubuh mereka saling menempel untuk melakukan langkah dansa pertama.

Di bawah indahnya cahaya rembulan purnama yang lembut dan sayup-sayup musik mini orkestra kedengaran dari aula istana mereka saling bertukar tatapan dalam langkah-langkah dansa Waltz sederhana. 

"Apa aku boleh tahu dimana rumahmu, Miss Amy?" selidik sang pangeran masih terus mengayunkan tubuh pasangan dansanya penuh percaya diri.

Lady Amelia merasa kebingungan bagaimana harus menjawab pertanyaan itu. Dia berusaha mengarang identitasnya. "Di Mayflower Village, aku anak asuh Madam Tania's Orphanage, Sir!" jawabnya.

"Ohh—begitukah? Aku akan berkunjung ke sana besok, apa boleh?" kejar William curiga.

"Umm ... tidak bisa, aku sekolah di Drakenville. Kau tak akan bisa menemukanku di rumah! Dan aku harus pulang sekarang. Terima kasih untuk dansa yang indah ini, Sir William Blackwood!" sergahnya cepat, Lady Amelia berusaha melarikan diri sebelum identitasnya yang sebenarnya terkuak.

Namun, sang pangeran tak ingin gadis buruannya kabur dengan mudah. Dia memeluk punggung Amy dan menangkup wajah gadis itu dengan telapak tangannya yang lebar. Sebuah ciuman lembut menghentikan protes yang nyaris meluncur dari bibir ranum merah ceri itu. 

Ribuan kupu-kupu seolah beterbangan di dalam perut Amy disertai degupan kencang jantungnya. Segala penolakan dan rasa kuatirnya seperti menguap begitu saja ketika dia larut dalam ciuman tiba-tiba dari pria yang merengkuhnya erat. Kedua kakinya goyah seakan-akan terbuat dari jelly, Lady Amelia segera melingkarkan kedua tangannya di leher sang pangeran. 

Ketika ciuman manis itu usai, keduanya bertatapan dari balik topeng yang mereka kenakan. "Siapa kau sebenarnya, Amy? Jujurlah kepadaku—" Sang pangeran ingin tahu kebenaran identitas gadis yang membuatnya penasaran.

Namun, saat akal sehat kembali ke dalam otak Lady Amelia, dengan segera dia menegakkan tubuhnya dan berkata, "Sepertinya aku telah lancang, Sir. Sampai jumpa di lain kesempatan!" Dia segera berlari masuk ke dalam aula istana dan mencari Lady Zemira untuk mengajak mamanya pulang dengan alasan tidak enak badan.

Sebuah kejar-kejaran di tengah lautan manusia yang berpesta di aula besar itu terjadi. Namun, langkah cepat kedua wanita Stormside itu menghilangkan jejak untuk sang pangeran yang kebingungan sedang mencari gadis pujaan hatinya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Sebuah Epiphany yang Indah (THE END)

    Musim dingin yang panjang mulai berganti menjadi musim semi dimana tunas-tunas tumbuhan bermunculan di permukaan bumi usai tertutupi salju yang mencair dan menguap terkena sinar matahari. Kehamilan sang ratu pun telah sampai pada bulan-bulan akhir jelang kelahiran anak pertamanya. Dan Istana Wisteria begitu tak sabar menyambut kehadiran calon penerus tahta berikutnya. Keseharian Ratu Amelia Lancester diisi dengan banyak kegiatan kunjungan ke fasilitas publik serta acara sosial mewakili keluarga kerajaan Wisteria.Dia merasa bahwa pendidikan di Wisteria Kingdom terlalu bergantung kepada Drakenville karena memang fasilitas serta tenaga pengajar yang ada masih kurang. Ratu Amelia senang berdiskusi hal-hal menarik yang membawa kemajuan untuk negerinya bersama sang raja. Hingga suatu hari Raja William Lancester membuat sebuah terobosan baru untuk membangun sekolah yang mirip seperti Drakenville National School. "Amy, sesuai pembicaraan kita sebelumnya aku telah membuat beberapa pengatur

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Romansa Di Musim Dingin

    Angin musim dingin memang berhembus membekukan tulang bagi banyak orang. Namun, banyak pasangan pengantin baru yang menikah sebelum memasuki musim yang dibenci sebagian orang karena begitu menyiksa dengan suhu di bawah 0° Celcius. Jenderal Jason Oliviera yang menikahi Sersan Yuna Almeira adalah salah satu pasangan yang beruntung itu. Di musim salju kali ini dia memiliki partner untuk menghalau rasa dingin sepulang bertugas di luar rumah. Istri yang baru dinikahinya itu mempunyai semangat yang bagus berkaitan dengan kehidupan di balik pintu kamar tidur mereka. Sama seperti ketika sore ini sepulang acara pembubaran panitia royal wedding Pangeran Ares dan Lady Queenta."Hai, Tuan Jenderal yang tampan. Bagaimana harimu?" sapa Yuna sembari membantu melepaskan jubah jenderal besar Drakenville berbahan kain Kashmere yang dikenakan suaminya."Hai, Istriku yang jelita. Hari yang melelahkan seperti biasa ditambah cuaca buruk yang melengkapi skala sebuah hari menyebalkan," jawab Jenderal Jason

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Sang Duke Muda dan Gadis Kecil

    Rombongan kereta tamu undangan dari Wisteria Kingdom sampai di depan Istana Drakenville yang megah. Raja William Lancester bersama Ratu Amelia turun dari kereta kencana memasuki istana yang indah dengan hiasan patung pahatan artistik dan bunga-bunga segar dekorasi yang meriah.Di ruang tamu istana Pangeran Ares dan Lady Queenta Larson sendiri yang menyambut kedatangan tamu dari Wisteria Kingdom. Keluarga Larson mendapat gelar kehormatan bangsawan karena akan menjadi besan keluarga kerajaan."Selamat datang, Your Majesty. Lama tak bersua, semoga kabar Anda dan keluarga baik-baik saja!" sambut Pangeran Ares dengan pelukan hangat untuk Raja William."Terima kasih atas penyambutan Anda, Pangeran Ares. Jadi apa segala persiapan pesta royal wedding telah lengkap?" sahut raja Wisteria sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan istana yang megah itu.Pangeran Ares pun menjawab, "Segalanya telah siap untuk besok pagi. Hari ini mungkin sebaiknya digunakan untuk beristirahat saja di

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Musim Dingin dan Kenangan

    "Amy, selamat atas pernikahanmu dengan sang pangeran. Kalian berdua sama-sama beruntung memiliki satu sama lain," ucap Madam Tania usai menerima donasi besar dari Ratu Amelia Lancester.Wanita muda yang telah mendampingi Raja William Lancester naik tahta baru-baru ini pun menjawab, "Terima kasih, Madam Tania. Kuharap bantuan dariku akan sanggup untuk menolong anak-anak di panti asuhan ini melewati musim dingin yang akan tiba sebentar lagi. Angin yang dingin menusuk tulang mulai berhembus bukan?" "Kau benar, Amy. Bersyukur atas segala kebaikanmu untuk kami di sini. Dan sampaikan salam hangat kami untuk paduka raja. Beliau pemimpin muda Wisteria yang luar biasa, banyak kemajuan kesejahteraan rakyat di pedesaan yang terjadi semenjak beliau menggantikan mendiang Raja Alderan," puji Madam Tania penuh syukur.Amy pun menjawab dengan rasa bangga, "Akan kusampaikan salam kalian pastinya. Suamiku itu memang seorang pemimpin yang luar biasa. Beliau pekerja keras yang berhati mulia.""Lihatlah

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Wisteria Royal Wedding Day

    Sebelum musim dingin tiba Pangeran William Lancester menemui baginda raja yang kondisinya agak berat untuk bertahan lebih lama. Di dalam kamar peristirahatan Raja Alderan Lancester, ada perdana menteri Wisteria dan juga beberapa petinggi militer di sana."Puteraku, kudengar kau telah menemukan calon istrimu. Kerja bagus, Nak. Sebaiknya segeralah kalian berdua menikah sebelum aku tak mampu memberikan restuku lagi," titah paduka raja dengan napas yang berat sambil berbaring di ranjang kebesarannya.Memang itu hal yang ingin dia bicarakan dengan ayahandanya, sang pangeran pun menjawab, "Baik, Ayah. Aku akan meminta pegawai istana untuk segera menyiapkan acara pernikahan tersebut. Bertahanlah lebih lama lagi untuk menyaksikan kebahagiaan puteramu ini, Baginda Raja!""Segera lakukan persiapan untuk holy matrimony hari ini juga di kamar peristirahatanku. Pesta perayaan pernikahan itu bisa menyusul nanti, aku pun tak akan bisa duduk menghadirinya. Uhuk ... uhuk ...," desak Raja Alderan seray

  • Sayembara Cinta Sang Pangeran   Sebuah Kisah Cinderella yang Berbeda

    "Bagaimana sekolahmu, Queenta?" tanya Tuan Robert Larson ketika makan malam bersama dengan keluarga besar Larson.Gadis itu menghentikan makan malamnya dan menjawab, "Segalanya lancar dan baik-baik saja, Pa. Bulan depan kami akan naik kelas tingkat akhir di senior highschool.""Ohh, bagus kalau begitu, Nak. Belajarlah yang rajin agar dapat meneruskan bisnis keluarga Larson nantinya," nasihat ayah Queenta lalu ia pun meneruskan makan malam dan membiarkan anggota keluarga lainnya berbincang di meja makan.Ketika hidangan penutup dihidangkan di meja makan, Harvey menghampiri Tuan Robert Larson di kepala meja makan dan berbisik, "Sir, ada rombongan dari kerajaan Drakenville yang ingin menemui Anda, nyonya, dan nona muda."Alis ayah Queenta berjengit sedikit terkejut. Dia lalu berkata kepada Harvey, "Persilakan mereka duduk dulu di ruang tamu. Aku akan segera menemui mereka bersama anak dan istriku!" Dia pun memberi tahu Minerva Larson dan puterinya agar ikut menemui rombongan dari Drakenv

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status