Share

Bab 28 Niskala

Rasa kecewa—karena Prisha tidak bisa dijenguk—melumer bersama coklat batang yang dikulumnya, dan Raesaka duduk di kursi belakang kereta api. Pemandangan sawah, bukit, dan gedung-gedung di kejauhan bergerak cepat berlawanan arah, dan itu membuat hatinya menjadi lapang. Setelah coklatnya habis, ia meneguk air dari botol, memakai masker hitam dan membetulkan posisi topi merah tuanya agar rapi. Kedua tangannya yang masih terbalut gips, ditutup jaket parasut coklat gelap.

Bagi Raesaka, Niskala itu beraroma seperti dapur dan kolam ikan neneknya. Di sana, senyuman dan pelukan hangat neneknya menyambutnya. Di tengah kesibukan para asisten rumah tangganya, neneknya terus berbicara dan bertanya-tanya sambil mengantar Raesaka ke kamar yang dulu pernah digunakannya selama bertahun-tahun.

Walaupun ada sedikit perubahan (tidak ada lagi poster-poster idola yang menempel pada dindingnya), wangi kamarnya tetap sama seperti dulu. Tadinya, begitu Raesaka ditempatkan di Narwastu, Dewangga mengusulkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status