"Tidak ada celah!" gumam Ampy Ang dikelilingi oleh para pembunuh bayangan. "Huh, aku harus memikirkan cara untuk menyelamatkan mereka."Dua orang pembunuh bayangan menangkap Ampy Ang dan membawanya ke hadapan Pang Ling. Gadis itu cepat-cepat membuang muka berharap lelaki yang berada di hadapannya tidak mengenalinya."Hoho. Kita lihat, siapa yang berani menyusup ke wilayahku!" ucap Pang Ling menjambak rambut Ampy Ang dan memutar kepalanya. Betapa terkejutnya Pang Ling, ternyata penyusup itu adalah gadis idamannya. "Kau ...""Adik Ketua!" seru Go Yang memotong ucapan Pang Ling. "Kalian saling mengenal?" tanya Pang Ling."Tidak," jawab Ampy Ang cepat."Heh! Kau pikir aku akan percaya?!" Pang Ling tersenyum tipis. "Pengawal! Bawakan aku sebuah golok untuk memotong kepala mereka berdua."Kau!" Ampy Ang menggertakkan gigi."Kenapa? Bukankah kau tidak mengenalinya?Jadi, untuk apa kau peduli." Pria itu menekan dagu Ampy Ang, hingga menyetuh ujung bibirnya. "Aku kira, kau sudah mati." Tiba-ti
Cuuuur!Cairan ekstrak bawang mengucur deras dari botol ke botol. Renggin Ang membuat segelondong bawang dan mengekstraknya menjadi lima botol. Cairan ini termasuk ramuan herbalis tingkat pertama. Manfaatnya yaitu, jika dioleskan dapat menyembuhkan luka luar separah apapun dalam waktu sehari semalam. Jika diminum, dapat menyembuhkan organ dalam separah apapun."Kau telah menguasai dasar-dasar pembuatan pil dan ramuan. Untuk tingkatan selanjutnya akan sedikit lebih sulit tingkat pembuatannya," jelas Duata Hun."Seperti pil penawar yang ibu buat untuk Ampy Ang waktu itu. Aku masih mengingatnya, pembuatan buah ajw harus menggunakan nyala api yang kecil agar tidak merusak kasiat buah tersebut," ucap Renggin Ang."Benar sekali."Setelah itu, Renggin Ang memberikan sebotol ramuan bawang kepada Go Yang. "Oleskan cairan ini ke seluruh tubuh kakakmu dan minumlan juga untuk menyembuhkan organ dalamnya.""Terima kasih, Ketua," timpal Go Yang mengambil ramuan tersebut. "Ingat, jangan sampai kau
"Kau herbalis yang membuat pil itu?" tanya Rin Ci nyelonong maju ke depan."Benar, Nona. Namanya adalah Renggin Ang," tunjuk Gon Tai memperkenalkan seorang pemuda di sampingnya."Astaga ... aku pikir, seorang herbalis yang berada di benakku adalah seorang kakek tua renta yang sudah bau tanah.""Pffft ...." Renggin Ang tertawa."Anda benar, Nona. Beberapa herbalis yang pernah berkunjung ke kedaiku, mereka semua sudah beruban dan keriput. Kecuali anak ini." Gon Tai merangkul Renggin Ang selayaknya anak sendiri."Tapi, umurku sudah 10 tahun. Dan aku juga semakin hari akan bertambah semakin tua," celoteh Renggin Ang."Bbbuahahahaha!" Pe Ci tertawa lepas. "Sudah 10 tahun? Astaga ... benar-benar masih tengil."Namun, dari pandanga Rin Ci, Renggin justru terlihat sangat mengagumkan. Dirinya yang saat ini juga baru saja menginjak usia 10 tahun, merasa ingin lebih dekat dengannya."Ehem. Jadi, bantuan apakah yang Anda butuhkan dari bocah tengil sepertiku, Senior?" tanya Renggin Ang melipat kedu
Semua orang yang berada di dalam ruangan itu, seketika diam mendengar teriakan Ampy Ang. Kelin Ci dan Kun Ci saling memandang. Kemudian Kun Ci berkata."Apa kau benar-benar tahu apa yang sedang terjadi pada ayah kami?""Bagus! Lanjutkan aksimu, Nak," Puji sang leluhur. "Bilang kepada mereka bahwa di dalam tubuh Tuan Ci terdapat cacing parasit merah. Hewan spiritual kecil, tapi sangat mematikan. Cacing parasit ini menyedot habis tenaga dan energi spiritual inangnya, sehingga sang inang tempat bersemayam mereka, terlihat tidak bertenaga dan tidak dapat menggunakan energi spiritualnya. Semakin cacing parasit itu ditekan dengan energi spiritual, maka mereka akan semakin berkembang biak. Energi spiritual ini adalah makanan yang sangat bergizi bagi mereka."Ampy Ang menjawab pertanyaan Kunci. "Tentu saja aku mengetahuinya." Kemudian, gadis itu memberitahu kepada mereka persis seperti apa yang dikatakan sang leluhur kepadanya.Mereka terbengong mendengar penjelasan Ampy Ang."Astaga, apa yan
"Mereka yang mengobatiku?" Kurca Ci mengulangi pertanyaannya. Dia merasa tidak percaya dua anak itu bisa mengobatinya.Keempat anaknya pun mengangguk meyakinkannya.Braaak! Tiba-tiba, seseorang mendobrak pintu dengan keras. Tampak seorang pria berdiri di ambang pintu mengenakan pakaian putih abu-abu menampakan wajah cemas."Kakak! Aku mendengar kabar burung, bahwa kau terjangkit penyakit yang sulit disembuhkan. Benarkah?" tanya Kwe Ci kepada Kurca Ci.Kemudian, pria itu menoleh dan mendapati dua anak kakak beradik berdiri tidak jauh darinya."Kalian?! Bagaimana bisa kalian ada di sini?" seru Kwe Ci kepada Renggin Ang dan Ampy Ang."Kau mengenal mereka?" sahut Kurca Ci bertanya Kwe Ci."Mereka adalah anak didik temanku.""Temanmu Tetua Mo?""Benar.""Ckck. Aku pikir, orang itu tidak akan mengambil seorang murid pun.""Jadi, apa yang membuat kalian berdua datang ke Kediaman Ci ini?" ucap Kwe Ci kembali bertanya kepada Renggin Ang dan Ampy Ang."Sst ... Kakak. Ada orang yang diam-diam m
Saat Ampy Ang sedang dalam perjalanan menuju Pegunungan Cincing dengan Kwe Ci, dia mengatakan bahwa dirinya telah berbohong kepada Pemimpin Keluarga Ci. Gadis itu melakukan hal tersebut, karena dia merasa ada gerak-gerik mencurigakan dari seorang yang berjaga di depan ruangan Pemimpin Keluarga Ci."Aku melihat pengawal itu mulai bertingkah aneh. Dia menempelkan telinganya ke dinding ketika tidak ada seorang pun di sekitarnya. Aku merasa dia sedang menguping pembicaraan kami. Kemudian, aku membuat rencana dengan Kakaku. Kakaku bertugas memberitahu rencana ini kepada Tuan Muda Ketiga Keluarga Ci secara diam-diam. Ini bertujuan agar Tuan Muda Ketiga menyampaikan kepada saudara-saudarinya dan juga Pemimpin Keluarga Ci, bahwa yang aku katakan tadi adalah sebuah kebohongan untuk mengelabui para penyusup itu," jelas Ampy Ang.Terik matahari, kini telah condong ke arah barat. Langit biru yang cerah seketika berubah menjadi jingga karena sang cahaya yang mulai meredup. Ampy Ang menarik napas p
Renggin Ang dikepung oleh para penyusup itu. Perisainya retak, lalu hancur."Cih! Beraninya keroyokan!" gerutu anak itu."Atur formasi! Bunuh mereka sekaligus!"Para penyusup itu memposisikan diri membuat suatu formasi. Yang dimaksud membunuh mereka sekaligus adalah membunuh Renggin Ang dan Pemimpin Keluarga Ci. Mereka membentuk formasi pedang kematian dengan memegang pedang-pedang mereka di atas kepala. Posisi pedang mengarah ke depan dengan sumbu 90° antara pedang dan badan.Aura pedang-pedang itu mengeluarkan tekanan yang sangat kuat, membuat tubuh Renggin Ang dan Kurca Ci menjadi kaku. Tak bisa bergerak."Cai Cing!"Saat Renggin Ang sedang dalam keadaan terdesak, hampir saja dia menggunakan Cai Cing untuk membantunya. Namun, sang leluhur tiba-tiba mencegahnya dan berkata."Jangan gunakan roh hewan spiritualmu! Aku khawatir, bisa saja mereka mengetahui identitasmu. Yang menguasai tubuh-tubuh para penyusup itu bukanlah manusia, akan tetapi mereka adalah roh-roh pedang yang telah men
Bukan hanya ruangan Pemimpin Keluarga Ci yang hancur, bahkan hampir semua bagunan di Kediaman Keluarga Ci hancur disebabkan pertarungan antara orang-orang kediaman melawan para penyusup."Tuan Pemimpin Akademi, bolehkah aku menaiki kedua bahu Anda?" tanya Ampy Ang meminta izin.Apa yang ingin gadis ini lakukan? Batin Kwe Ci. Tanpa bertanya kembali dia mengizinkan Ampy Ang untuk naik ke bahunya."Hujan seribu bintang!"Syuuut syuuut syuuut!Boom! Boom! Boom!Jurus ini cukup efektif untuk memperlambat gerakan para penyusup itu dan membuat mereka kewalahan."Formasi penyatuan roh!" ucap pemimpin para penyusup itu.Pedang-pedang mereka, melayang dan bersatu menjadi sebuah pedang besar seberat 1 ton. Pasukan para penyusup itu mengorbankan diri dan roh-roh pedang dalam diri mereka, bersatu di dalam tubuh ketua yang memimpin mereka.Kwe Ci pun akhirnya mengeluarkan roh hewan spiritualnya. "Cobra King!" Munculah seekor ular cobra yang sangat besar. Kepalanya lebar seperti daun dan sisik-sisik