"Ternyata Celine memiliki saudara kembar, Pak Jason," jawab Ricko di ujung telepon."What? Saudara kembar?" tanya Jason kaget."Iya, Pak Jason. Celine dan saudara kembarnya terpisah saat mereka lahir. Saudara kembar Celine itu diasuh oleh keluarga Mujiono yang awalnya mereka tinggal di Jakarta tapi belakangan mereka pindah ke Hongkong dan keluarga itu membawa saudara kembar Celine bersama mereka.""Lalu?""Setelah itu, saat remaja, saudara kembarnya Celine itu, lari dari rumah dan gabung menjadi anggota geng di Hongkong sebelum kemudian dia dibawa oleh seorang anggota geng Hongkong yang berpindah ke Taiwan yang bernama Nixon Huang. Sehingga saudaranya kembar Celine itu, ikutan pindah ke Taiwan.""Anggota mafia?""Iya, Pak Jason. Nixon Huang itu, adalah seorang anggota mafia yang berpengaruh di Hongkong dan Taiwan dan dia memperlakukan saudara kembarnya Celine itu sebagai istrinya dan gadis itu, hidup di dalam perlindungan Nixon selama bertahun-tahun hingga aku dapat info baru-baru ini
Jason berharap ada perkembangan terbaru dari Ricko akan pencarian Ricko tentang Celine.Jason sangat berharap akan langsung ada perkembangan soal Celine, tapi, ternyata telpon ini berasal dari salah seorang manajernya di Hongkong yang ingin bertanya tentang prediksi saham."Manager Kim, aku sedang sibuk. Kirim saja perkembangan terbaru untuk aku pelajari. Nanti aku kabari," tandas Jason yang agak kecewa karena ternyata bukan Ricko yang menelponnya ini."Iya, Pak Jason. Maaf kalau aku sudah mengganggu," kata Manager Kim di ujung telpon.Jason langsung memutuskan hubungan telpon dengan Kim. Jason agak kecewa karena bukan Ricko yang menelponnya tapi, Jason juga maklum karena memang belum terlalu lama Ricko mencari informasi lagi soal Celine dan ini semua gara-gara Rara dan Nania.Karena itu, Jason kembali menatap penuh kemarahan ke arah Rara dan Nania."Maafkan tante, Jason. Kalau tante tahu, Mark seperti itu, tentu saja tante tidak akan menukar Celine dengan Nania ini. Maafkan tante, Ja
Jason sangat geram. Dia kemudian meninju dinding rumah Rara sekeras-kerasnya. Dia sangat marah kepada Rara yang membuat dia kehilangan waktu untuk menemukan Celine."Aku menemukan sesuatu, Pak Jason," kata Ricko tiba-tiba setelah sempat terdiam beberapa saat."Apa yang kamu temukan?""Orangku baru menemukan CCTV dari rumah terakhir yang sempat kita periksa itu yang sempat kita curigai menjadi tempat Mark menyekap Celine itu, Pak Jason. Ingat kan?""Ok, lalu apa yang dia temukan? Apa Celine di rumah itu?""Sayangnya tidak lagi, pak. Aku sudah mengirim CCTV-nya ke handphone Pak Jason.""Oke."Setelah itu, Jason membuka video yang sudah dikirimkan Ricko ke handphonenya.Dalam video CCTV itu, diperlihatkan saat Jason, Ricko dan yang lainnya meninggalkan rumah yang mereka curigai sebagai tempat disekapnya Celine. Hingga setelah itu hanya ada dua orang buahnya Ricko yang tersisa dan sempat hendak masuk ke dalam rumah itu tapi kemudian langsung pergi lagi setelah bicara dengan seorang wanita
Celine tiba-tiba terbangun dan menatap ke arah langit-langit kamar. "Dimana aku?" Pandangan mata Celine langsung saling tatap dengan Tina yang terus menjaga Celine di samping ranjang."Pasien sudah bangun. Kita harus memberitahu Dokter Mark," kata Tina kepada suaminya, Darto, yang duduk di dekat jendela."Dokter Mark belum pulang. Aku tidak tahu dia kemana," jawab Darto."Kalian siapa dan aku dimana?" tanya Celine.Ingatan terakhir yang Celine miliki adalah dia sedang berada di lintasan balap dan dia sempat mendengar suara Jason yang menyemangatinya dari pinggir lintasan.Pada saat itu, Celine masih ingat kalau dia masuk finish pertama dibandingkan dengan pembalap dari Rusia tapi kemudian dia melihat sesuatu yang mengagetkan di depan sana ketika dia melihat sebuah mobil sudah melaju ke arahnya.Itulah yang diingat oleh Celine karena memang seorang pasien yang mengalami mati suri, bisa saja rohnya melanglang buana. Rohnya bisa kemana-mana dan dia bisa melihat banyak hal tapi saat dia t
"Kamu tidak akan bisa kemana-mana, Celine." terdengar suara Mark di belakang Celine.Celine yang telah melihat kekejaman Mark tadi, tidak mau pasrah begitu saja.Celine mencoba memukul sekuat tenaga ke arah belakang tapi tangannya berhasil ditangkap Mark.Tangan Mark itu berdarah dari darah Tina dan suaminya, kini tangan itu berhasil menangkap tangan Celine.Sesudah itu, dengan tangan yang satu, Mark menunjukkan pisau yang penuh darah ke arah Celine. "Aku akan menusukmu kalau kamu tidak mau menurut padaku."Celine melihat wajah Mark dengan ketakutan yang amat sangat. Karena wajah itu, bukan lagi wajah Mark yang dulu dia kenal tapi sudah berubah menjadi wajah menakutkan yang tidak dikenal Celine."Kalau kamu mau hidup, ikut ke kamarku dan layani aku dengan tubuhmu. Hahaha," Mark menyeringai menyeramkan.Nyali Celine benar-benar habis saat pisau berlumuran darah ini telah berada di dekatnya. Karena itu, Celine cuma bisa pasrah saat Mark mulai menariknya menuju kamar.Mark menyeringai se
Saat Celine berteriak, Jason tahu kalau ada sesuatu yang terjadi di belakangnya, karena itu, Jason langsung melakukan sesuatu.Dengan gerakan refleks, Jason langsung menjatuhkan tubuhnya ke depan, setelah itu, dia langsung bergulingan ke arah kanan sehingga tikaman yang dilakukan dengan sekuat tenaga oleh Mark tidak berhasil mengenai sasarannya.Setelah itu, Jason melakukan jurus taekwondo yang sangat dikuasainya. Tangan kirinya bertumpu ke tanah sementara kakinya naik ke atas untuk melakukan tendangan melingkar ke arah atas.Tangan kirinya yang bertumpu di tanah itu, sempat dia angkat sedikit kemudian dia melakukan lontaran ke arah atas.Semua gerakan itu dilakukan Jason dengan tempo yang sangat cepat sehingga Mark yang berusaha untuk mengejar Jason, kalah cepat dengan tendangan yang dilakukan Jason yang langsung mengenai wajah Mark itu.Wajah Mark yang sudah berdarah itu kembali terkena sebuah tendangan keras dari Jason.Jason berdiri dan kembali melakukan sebuah tendangan keras ke
"Benarkah?" tanya Celine."Ya. Sudah terlalu lama kita terpisah, oleh fitnah orang-orang. Kini saatnya kita bersatu untuk selamanya. Kita bertiga. Kamu, aku dan Bryan," tegas Jason."Aku suka banget.""Aku juga. Setelah kita terombang-ambing oleh orang-orang yang menjahati kita, hingga kita terpisah, ini saatnya bagi kita untuk bersama.""I like it. Please ... jangan berhenti. Aku ingin mendengar semuanya. Aku ingin mendengar janjimu, penyesalanmu atau apapun itu, yang jelas, jangan berhenti. Aku ingin mendengarnya." pinta Celine yang menutup matanya sambil terus bersandar di lengan Jason."Kamu ingin mendengarnya dari mana?""Dari awal. Dari perjumpaan kita yang pertama. Aku ingin mendengar perasaanmu pada saat itu. Aku lupa, kamu pernah cerita atau tidak, yang jelas, kalau sudah pernah, aku ingin mendengarnya lagi. Please.""Baiklah." Jason sengaja mengemudikan mobil tidak terlalu cepat. Angannya kembali ke masa 6 tahun yang lalu, saat dia pertama kali bertemu dengan Celine."Saat i
Celine tidak langsung menjawab dia cuma terdiam."Tapi apa maksud kamu tadi?" tanya Jason semakin penasaran. Karena sikap Celine yang berdiam diri ini malah semakin membuat dia semakin penasaran."Masalahnya, aku tidak tahu apa yang terjadi denganku saat aku dalam keadaan koma dan berada di tangan Mark. Karena dia bisa saja melakukan sesuatu kepadaku. Itulah yang aku takutkan," kata Celine sedih."Oh, itu. Kalaupun dia sempat memperkosamu, maka itu bukan salahmu. Kamu kan sedang berada dalam keadaan tidak berdaya tapi kupikir dia tidak melakukannya.""Kenapa kamu bilang begitu?" tanya Celine."Karena mungkin dia akan menunggu sampai kamu sadar. Firasatku sih mengatakan seperti itu.""Mudah-mudahan begitu, Jason, karena aku tidak mau sampai mengandung anak dari orang sejahat Mark itu. Hiy." Celine bergidik saat dia teringat akan kejamnya Mark saat menikam dua orang di kamar tempat Celine sadar dari koma."Aku percaya itu tidak akan terjadi. Itu rumah sakitnya. Aku akan memeriksakan kep
Di VillaWindy mencuci sayuran yang telah dibelinya. Hari ini, dia akan membuat hidangan khasnya, daging sapi madu.Dia juga membeli beberapa jamur liar untuk dimasak menjadi tumis dengan daging. Jamur liar ini sangat lezat, dan dia yakin Kevin belum pernah mencobanya.Dia menyibukkan diri di dapur. Pertama, dia membilas daging sapi dan memotongnya menjadi potongan-potongan kecil. Kemudian, dia mencampurkan bumbu anggur madu di dalamnya.Dia memasukkan gula putih ke dalam panci panas untuk membuat cairan rebusan. Kemudian, ia menumis perut sapi berkualitas tinggi, dan menambahkan gula, kayu manis, dan rempah-rempah lainnya.Daging sapi dimasak hingga berwarna cokelat keemasan dan kemudian direbus. Tak lama kemudian, seluruh dapur dipenuhi dengan aroma yang kaya rasa.Banyak pelayan di ruang tamu diam-diam mengeluarkan air liur. Baunya terlalu enak. Mereka tidak menyangka masakan Windy begitu lezat!Setelah dua jam bekerja, Windy membawa hidangan ke meja. Daging sapi madu berwarna mera
Windy meminta nomor telepon Kevin kepada kepala pelayan dan bersiap-siap untuk meneleponnya.Dia belum menelepon, tapi jantungnya sudah berdebar-debar. Insiden Anita telah meninggalkan kesan yang mendalam baginya.Apakah dia telah menyinggung perasaannya kali ini?**Kevin mengakhiri konferensi video kerja dan bersandar di kursinya, menunggu telepon dari Windy.Lima menit telah berlalu, tetapi dia tidak menelepon. Sepertinya Windy akan memberontak!Dia berdiri dari kursi dan keluar dengan ekspresi gelap. Kepala pelayan membawakannya sebuah mantel, dan dia memakainya dan berjalan ke pintu.Windy menelpon.Kevin tidak segera mengangkatnya. Tapi, ketika dia masuk ke dalam mobil di luar rumah, dia dengan tergesa-gesa menjawab panggilan itu. "Ada apa?"Jantung Windy berdegup kencang saat mendengar suara dingin Kevin ini."Begini, Tuan Sutanto. Kerabat saya sakit dan tidak ada yang merawatnya. Itu sebabnya saya meninggalkan pekerjaan saya. Saya harap Anda bisa mengerti. Saya berjanji tidak
Keesokan harinya, suasana hati Windy sedang baik. Kemarin, dia telah mengungkapkan kepada para wartawan bahwa Lisa Sutedja telah menjalani kehidupan pribadi yang memalukan di sekolah menengah.Dia akhirnya melampiaskan kemarahannya. Meskipun masih jauh dari cukup, dia merasa jauh lebih baik.Di dapur, dia dengan cermat menyiapkan makan siang untuk Kevin dengan memasak beberapa hidangan sederhana.Dia tidak ingin memperlihatkan kemampuan kulinernya yang sebenarnya. Keahliannya hanya diperuntukkan bagi bayi-bayinya. Dia tidak ingin Kevin suka akan masakannyaWindy membuat satu porsi tumis tahu dan daun bawang, satu porsi kubis, tumis daging dengan jamur kuping kayu, satu porsi sup iga babi melon musim dingin, dan satu porsi sup ikan.Kevin kembali pada sore hari dan melihat meja hidangan. Ekspresinya jelas terkejut.Windy pun menjelaskan dengan tulus. "Saya tidak pandai memasak, dan saya hanya tahu cara memasak hidangan ini. Kemampuan saya tidak ada apa-apanya dibandingkan Kak Siska."W
"Ibu, besok sekolah akan merekam video promosi. Guru mengatakan bahwa saya harus mengenakan setelan jas." Julian sangat percaya diri untuk syuting besok karena dia suka bermain piano dan berbakat. Ibunya akan bangga padanya."Kamu luar biasa, Sayang! Ayo kita beli sekarang!"Windy dengan senang hati membawa ketiga anaknya itu keluar. Besok adalah penampilan pertama Julian di depan kamera. Sebagai ibunya, ia harus memastikan bahwa ia telah mempersiapkan diri dengan baik."Ibu, akan ada kompetisi antara anak-anak dari beberapa sekolah yang berbeda. Pemenangnya akan ditentukan melalui voting."Julian menyampaikan perkataan gurunya kepada ibunya. Sang guru berkata bahwa ia bisa mengajak keluarga dan teman-temannya untuk ikut memilih, namun ia hanya memiliki Ibu dan Ayah. Ayahnya sedang berada di luar negeri, jadi dia berharap Ibu akan memilihnya, meskipun hanya satu suara."Oke, Ibu pasti akan memilihmu. Anakku pasti yang terbaik."Dengan dorongan dari ibunya, Julian merasa sangat percaya
Kevin kehilangan apa yang tadi dia lihat. Dia terus melangkah maju sambil celingukan.'Dimana dia? Apakah mirip atau karena aku terlalu memikirkan dia? Ugh.' Kevin cuma bisa ngomel dalam hati karena dia tidak lagi menemukan apa yang dia cari.'Aku yakin itu Windy. Aku sempat melihatnya dan dia langsung menunduk. Huh! Kemana dia?'Sekelompok orang mengikuti Kevin, suara sepatu mereka mulai terdengar oleh Kevin."Presiden, ide saya adalah mengadakan kompetisi 'Ibu Super' untuk meningkatkan popularitas mal dan mendongkrak penjualan. Bagaimana menurut Anda?"Kevin berkata, "Lakukan apa yang Anda inginkan. Saya hanya menginginkan hasil."Eksekutif itu merasa lega."Ini pasti akan menjadi acara yang meriah. Hadiahnya akan berupa produk dari supermarket, dan acara utamanya adalah kompetisi memasak!"**Windy menemani anak-anaknya selama dua hari sebelum kembali bekerja di rumahnya Kevin.Dia ingin membawa anaknya jalan-jalan namun, hujan terus turun selama beberapa hari terakhir. Dia hanya b
Windy merasa bersalah. Dia tidak sengaja menerobos masuk. Dia hanya menguping karena penasaran dan tidak sadar kalau pintu kamar tidak terkunci."Kepala pelayan Doni meminta saya untuk mengantarkan air minum untuk tuan muda. Saya tidak sengaja masuk ke dalam."Kepala pelayan bertanya pada Kevin. "Tuan Muda, siapa di antara mereka yang membuatmu marah?"Kevin membuka tirai untuk membiarkan cahaya dari lampu-lampu di taman masuk ke kamar ini. Dia menatap dingin segelas jus di atas meja."Kirimkan jus itu untuk diuji. Saya ingin segera tahu hasilnya."Dia yakin. Ketika Anita membawa jus, Anita memiliki tatapan licik di matanya. Ditambah dengan perilakunya selanjutnya, pasti ada sesuatu yang ditambahkan di minumannya.Namun, Anita tidak tahu bahwa dia tidak suka minum minuman seperti ini. Dia hanya suka minum air putih. Karena itu, dia tidak meminumnya dan menunggu kedatangan air putih yang dia minta.Doni segera mengambil jus itu dan menyerahkannya kepada orang di sampingnya untuk diuji.
Anita tahu itu adalah kelemahannya. Dia memelototi Windy dan mengancam. "Hmph, tunggu saja. Kamu akan keluar dari sini besok!"Dengan wajah yang penuh dengan kebencian, Anita pergi."Kalau begitu kita akan bicara saat kamu benar-benar bisa mewujudkannya!" Windy tidak takut padanya.Pada malam hariWindy bekerja lembur lagi. Dia telah berkomunikasi dengan kepala pengasuh, yang setuju untuk menjaga anak-anak selama beberapa jam ketika dia sibuk, sehingga dia bisa bekerja dengan tenang.Kevin Sutanto pulang dari kantor pada pukul 7, terlihat jelas kelelahannya. Bisnis keluarga Sutanto sangat luas, sehingga otomatis dia jadi sangat sibuk setiap hari.Di ruang makan yang besar, para pelayan berdiri berjajar. Kevin makan sendirian. Makanannya mewah, tapi dia tidak makan banyak. Beberapa hidangan mahal hanya dicicipi sekali, sementara yang lain hanya sekedar menjadi pemanis. Atau jadi dekorasi meja saja.Windy menghela nafas ketika dia melihat kurangnya nafsu makannya sang tuan muda.Bayinya
Malam hari, di ApartemenSetelah hari yang melelahkan, Windy membawa pulang ketiga anaknya. Dia telah menghabiskan sepanjang hari dalam ketakutan, tapi Kevin masih belum memecatnya.Sekarang ini, dia merasa puas karena ketiga bayinya masih berada di sisinya."Sayang, Ibu akan membuatkan kalian makanan yang enak hari ini! Ayo kita makan paha ayam dan membuat kue!""Itu bagus sekali, Ibu!""Ibu, kamu luar biasa!"Ketiga anak itu dengan gembira mengelilinginya.Windy pergi ke dapur dan menggunakan oven yang baru dibelinya untuk memanggang makanan tambahan untuk bayi-bayinya.Dalam waktu kurang dari satu jam, Windy telah selesai memasak makanan dan memanggang kue.Keluarga itu berkumpul di sekitar meja kecil.Mengenakan gaun putri, Julia menangkupkan wajahnya dengan kedua tangannya. Matanya yang besar dan hitam berbinar-binar saat dia menelan air liurnya.Dia sangat ingin makan, tapi ibunya mengatakan bahwa dia hanya bisa makan jika seluruh keluarga berkumpul."Kakak, sudah waktunya makan
Kevin sempat terdiam. Sekilas sempat melirik akan pemandangan panas itu. Tapi kemudian dia berkata dingin, "tidak tertarik.""Baiklah." Bess pergi dengan memendam kekecewaan.**Di VillaAnita melihat bahwa Windy tidak diusir dan menanyai soal ini kepada Doni."Kepala Pelayan Doni, apakah Windy menyuap Anda? Dia melakukan kesalahan, jadi mengapa dia masih di sini?"Di aula yang megah, kepala pelayan meminta pelayan lain untuk pergi dan berbalik untuk menjelaskan kepada Anita."Nona Anita, ini adalah perintah Tuan Muda. Tidak ada yang bisa untuk tidak mematuhinya."Anita menjadi pucat. "Kevin yang mengatakannya sendiri? Maksudmu dia mempertahankan Windy? Bagaimana itu mungkin?"Dia tidak percaya. Dia menolak untuk mempercayai sepatah kata pun kata-kata dari Doni. Dia telah berada di sini begitu lama sebelum Windy, jadi dia memiliki lebih banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan Kevin.Tapi mengapa Kevin menyukai Windy, dan tidak menyukai dia?Ekspresi kepala pelayan Doni menjadi leb