Share

Bab 54

“Sudah pulang mertuamu, Nduk?”

Aku menoleh ke belakang, tersenyum ke arah Bibi yang sedang berjalan ke arahku sambil membawa sepiring kacang tanah rebus. Satu Minggu lalu beliau habis panen kacang tanah.

“Sudah, Bi. Bu Mumun ngomong apa saja tadi, Bi?” Aku menatap Bibi seraya menjatuhkan bobot tubuh ke atas sofa.

“Sama bibi tidak ngomong apa-apa, hanya sekedar basa-basi saja. Dia bilang mau ada perlu sama kamu.” Adik iparnya Ibu menyodorkan piring yang penuh dengan kacang itu ke arahku.

“Apa, sih, tujuannya datang ke sini, Nduk? Kok, tumben.” Bibi mulai mengupas kacang. Matanya terus menatapku.

“Dia meminta aku rujuk sama anaknya, Bi. Kan lucu dan nggak masuk akal.” Aku mencibir, tangan ini mulai sibuk membelah kulit kacang.

“Seng tenan, Nduk?” [Yang bener, Nduk?

Bibi menatapku tak percaya.

“Buat apa aku bohong, Bi.” Aku mulai memasukkan biji kacang ke dalam mulut, lalu mengunyah. Percaya terserah nggak juga terserah.

Siapapun orangnya pasti kaget bila mendengar cerita ini.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Siti Hasanah
gak sadar sadar jg si lilik,kapan sadarnya pelakor,nunggu nyungsep baru sadar ..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status