Sudah bukan menadi rahasia lagi kalau begitu banyak pengacara di Southaven. Mereka memberitahu kami tentang hal ini ketika kami mulai kuliah hukum. Katanya profesi ini sudah terlalu padat. Bukan hanya di sini, tapi di mana pun. Beberapa di antara kami akan bekerja sampai mati selama tiga tahun, berjuang untuk lulus ujian pengacara, dan masih tetap tak bisa mendapatkan pekerjaan. Maka, sebagai hadiahnya, mereka memberitahu kami pada orientasi tahun pertama bahwa mereka akan menggagalkan setidaknya sepertiga dari kelas kami. Ini benar-benar akan mereka lakukan.
Aku bisa menyebutkan sedikitnya sepuluh orang yang akan lulus bersamaku bulan depan. Usai lulus, mereka punya banyak waktu belajar untuk menghadapi ujian pengacara, sebab mereka belum lagi mendapatkan pekerjaan. Tujuh tahun di perguruan tinggi, kemudian menganggur. Aku juga bisa memikirkan beberapa lusin teman kelas yang akan bekerja sebagai asisten pembela dan asisten jaksa di pengadilan negeri serta paniter
Aku cepat-cepat menyeberangi jalan dan memasuki lobi Hill Building yang kotor. Ada dua lift di sebelah kiri, tapi di sebelah kanan aku melihat wajah yang sudah aku kenal sebelumnya. Mark Brosnan, seorang associate di Wills and Trust, orang yang sangat menyenangkan dan orang yang pertama kali yang membawaku makan siang pada kunjungan pertamaku ke sini. la duduk di bangku marmer sempit sambil menatap kosong ke lantai."Mark," kataku seraya berjalan menghampiri."Ini aku, Edward Cicero." la tak bergerak, hanya terus menatap. Aku duduk di sebelahnya. Lift-lift itu tepat di depan kami, terpisah sejauh sepuluh meter."Ada apa, Mark?" aku bertanya. Ia tampak linglung."Mark, kau baik-baik saja?" Lobi sempit itu kini tengah lengang, segalanya sunyi.Perlahan-lahan ia memutar kepala memandangku, mulutnya terbuka sedikit. "Mereka memecatku,” katanya pelan. Matanya merah, dan kalau bukan karena menangis, pasti karena dia habis
Dengan pelan ia menyandarkan kepala ke pundak kiri, tidak menghiraukanku. "Delapan puluh ribu. Cukup banyak, bukan begitu menurutmu, Edward?""Yah." Kedengarannya kecil kalau bagiku.”"Tak mungkin menemukan pekerjaan lain dengan hasil sebanyak itu, kan? Mustahil di kota ini/ Tidak seorang pun yang berniat mempekerjakan orang. Terlalu banyak pengacara.”Benar.la menyeka mata dengan jemarinya, kemudian perlahan lahan bangkit berdiri. "Aku harus memberitahu istriku soal ini," katanya pada diri sendiri sambil berjalan dengan punggung membungkuk melintasi lobi, keluar dari gedung itu, dan menghilang di trotoar.Aku naik lift ke lantai empat, masuk ke sebuah serambi sempit. Dari balik pintu ganda kaca aku bisa melihat seorang satpam berseragam bertubuh besar sedang berdiri di meja resepsionis. la menyeringai padaku ketika aku memasuki suite Wills and Trust."Bisa saya bantu?" ia menggeram."Saya mencari Vik
APARTEMENKU adalah gubuk dua kamar di lantai dua gedung bata tua bernama The Brentwood; harus membayar 175 dolar perbulan, tapi tagihan itu jarang terbayar tepat waktu. Selama hampir tiga tahun tempat itu adalah rumahku. Belakangan ini aku sering memikirkan untuk menyelinap keluar begitu saja di tengah malam, kemudian berusaha menegosiasikan apartemen lain dengan sewa bulanan untuk dua belas bulan mendatang. Sampai saat ini, rencana itu selalu melibatkan unsur pekerjaan dan gaji bulanan dari Wills and Trust. The Brentwood penuh dihuni oleh mahasiswa, khususnya orang-orang melarat seperti diriku, dan si induk semang sudah terbiasa dengan tawar-menawar tunggakan uang sewa.Halaman parkir gelap dan sunyi ketika aku tiba, beberapa saat sebelum pukul dua. Aku parkir dekat bak sampah. Saat aku merangkak keluar dari mobil dan menutup pintu, terdengar gerakan mendadak tidak jauh dari sana. Seorang laki-laki keluar dari mobilnya dengan cepat, membanting pintu, mengha
"Tidak apa-apa, Edward. Tidak apa-apa."Ayah Emily adalah seorang pendeta, di suatu tempat di pedesaan Texas, dan ia tak punya kesabaran terhadap mabuk-mabukan atau tindakan ceroboh. Tapi beberapa kali aku dan Bolie menikmati minuman keras di sekolah dan itu kami lakukan secara diam."Kau minum dua pak bir isi enam kaleng?”Emily berlalu untuk segera menengok anaknya yang mulai menangis lagi di belakang. Aku mengakhiri ceritaku dengan si juru sita, gugatan, dan pengusiran. Benar-benar hari yang luar biasa."Aku harus menemukan pekerjaan, Bolie," kataku, dilanjut dengan meneguk kopi."Kau punya masalah yang lebih besar sekarang. Kita akan menghadapi ujian pengacara tiga bulan lagi, setelah itu kita akan menghadapi komite penyeleksi. Penahanan dan hukuman karena akrobat ini bisa menghancurkanmu."Aku tidak pernah berpikir sedikit pun tentang hal ini. Kepalaku terbelah sekarang, benar-benar nyeri. "Boleh aku minta roti lapis?"
Aku rasa aku tahu, tapi aku khawatir kalau ia menginginkan data spesifik. ”Tidak begitu.” "Pasangan Jack menyebutnya dengan istilah 'asuransi jalanan'. Polis asuransi murahan yang dijual door to door pada orang-orang berpenghasilan rendah. Setiap minggu agen-agen yang menjual polis itu datang mengumpulkan uang premi, dan mereka mendebit buku pembayaran yang disimpan tertanggung. Mereka memangsa orang-orang yang tidak berpendidikan, dan ketika klaim diajukan—meminta uang pertanggungan, perusahaan-perusahaan itu menolak mereka. Maaf, tidak ada penggantian karena alasan ini atau itu. Mereka sangat luar biasa kreatif ketika harus menyulap alasan untuk menolak.” “Apa mereka tidak digugat?” “Tidak begitu sering. Penelitian menunjukkan hanya sekitar satu dari tiga puluh pengingkaran pembayaran uang pertanggungan asuransi berakhir di pengadilan. Perusahaan-perusahaan tersebut tentu tahu soal ini. Mereka sudah memperhitungkannya. Ingat, sasaran mereka a
"Terima kasih," jawabku.la mengebaskan tangan, mempersilakan aku pergi. Ketika aku meninggalkan kantornya, Noah Fieldman berteriak-teriak ke telepon. Sekolah hukum sudah mengajariku untuk membenci sebuah penelitian. Sudah tiga tahun aku hidup di tempat ini sekarang, dan sedikitnya setengah dari waktu yang penuh penderitaan ini aku habiskan untuk mengaduk-aduk buku-buku tua, mencari banyak kasus purba untuk mendukung teori hukum primitif yang tak pernah dipikirkan oleh para pengacara waras mana pun selama beberapa dasawarsa. Mereka suka mengirim orang untuk berburu harta karun di sini. Para profesor, yang sebagian besar kerjanya mengajar karena tak bisa berfungsi di dunia nyata, mereka berpikir bahwa itu merupakan pelatihan bagus bagi kami, melacak kasus-kasus kabur dan kemudian menuliskannya dalam karya tulis tanpa makna, sehingga bisa mendapat nilai bagus yang memungkinkan kami memasuki profesi hukum sebagai pengacara muda berpendidikan baik.Hal ini bisa
Tepat sepuluh menit menjelang pukul lima, aku berjalan menaiki tangga ke lantai dasar dan meninggalkan perpustakaan. Aku tidak lagi merasa risau dengan polisi, tidak lagi takut menghadapi Anya Moretz, bahkan tidak khawatir lagi dengan juru sita. Dan aku akhirnya tidak lagi takut berhadapan dengan berbagai mahasiswa sekelasku. Mereka semua sudah pergi. Sekarang hari Jumat, dan sekolah hukum itu sunyi.Kantor Penempatan terletak di lantai utama, dekat bagian depan bangunan tempat mengurus administrasi. Aku melihat papan buletin di gang, tapi terus berjalan. Biasanya papan itu penuh dengan puluhan pengumuman tentang 'lowongan kerja yang potensial—biro hukum besar, medium, praktisi tunggal perusahaan swasta, lembaga pemerintah. Pandangan sepintas mengatakan padaku apa yang sudah aku ketahui. Tak ada secarik pengumuman pun pada papan itu. Tak ada pasar untuk tenaga kerja pada saat seperti ini.Altha Abigail sudah berpuluh-puluh tahun mengelola kantor
"Itu sama seperti yang kudengar.""Lalu aku tanya dia, kapan mereka memberitahumu tentang merger tersebut, dan dia memberiku begitu banyak alasan tentang bagaimana partner ini atau partner itu sudah mencoba meneleponmu beberapa kali, tapi sambungan teleponnya sudah diputus.""Sudah diputus selama empat hari." "Pokoknya, aku tanya dia apakah dia bisa mengirimkan lewat fax copy korespondensi tertulis antara Wills and Trust dan kau, Edward Cicero, tentang merger itu dan peranmu sesudah hal itu terjadi.”"Tidak ada apa-apa.""Benar. Dia mengaku demikian. Inti persoalannya, mereka tidak melakukan apa-apa sampai merger selesai.""Itu benar. Tidak ada apa-apa." Ada perasaan menyenangkan dengan kehadiran Abigail di pihakku."Jadi, aku jelaskan padanya secara rinci bahwa dia sudah mencelakakan salah satu lulusan kita, dan kami berdebat sengit di telepon."Aku tak bisa menahan senyum