Share

Bab 165

Bab 165

Amina mencibir. “Dasar perempuan tidak punya malu! Enak sekali kamu meminta dibebaskan. Apa kamu sadar perbuatanmu telah merugikan orang lain. Apa kamu sadar ibu dan bapakku meninggal gara – gara kamu!” desisnya geram. Dia mencengkeram terali besi dengan kuat.

“Aku punya bukti – buktinya. Semua ada di chat WhatsAppku.”

“Mana buktinya?” tantang Amina dingin. Matanya tajam menatap Asih.

Asih jengah dengan tatapan dingin Amina. “Nih… baca saja sendiri.” Ia mengulurkan ponselnya.

Amina mengambilnya, tapi Asih mulai ragu, ia kembali memegang ponselnya kuat. Kemudian menaruhnya di saku celana. “Apa setelah ini aku bisa bebas?” tanyanya kaku.

“Mana aku tahu.” Amina memperhatikan Asih.

Asih terdiam, dia kesal karena hidungnya sekarang bengkok. “Aku tidak bersalah. Bapakmu yang mencintai aku dan sekarang kamu harus bertanggung jawab memperbaiki hidungku ini!!”

Terdengar tawa dari penghuni lain di sel itu. “Huuuu… mau cantik kok ngerampok. Modal dong. Patahin aja sekalian hidungnya teru
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status