“Persetan dengan kata professional” sela Kimberly dengan tajam. “Jika kalian menuntut model professional, kalian juga harus menyiapkan panggung yang lebih professional agar keselamatan para model terjamin. Panggung itu setinggi dua meter, tulang model akan patah jika terjatuh dan terpeleset. Jika tidak bisa memberikan panggung yang aman, pikirkanlah rencana lain tanpa membuat model berisiko celaka dan acara tetap berjalan dengan lancar.” “Diamlah Kimberly! Kami tidak keberatan dengan panggung yang basah” sela Lexy, wanita yang bergaun putih seperti salju di pagi hari. “Bilang saja kau takut karena ini untuk pertama kalinya kau memakai gaun, kau kan hanya terbiasa memakai pakaian dalam saja. Kau khawatirkan kan? Kau tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhmu karena gaun terbaik malam ini di pakai olehmu.” Kimberly tersenyum smirk. “Tutup mulut sialanmu itu. Aku bicara karena aku kasihan kepada kalian.” “Diamlah! Berhenti bertengkar! Bersiaplah dan lakukan yang terbaik malam ini!.” Relai
Winter membuang napasnya dengan berat, gadis itu tidak dapat menutupi rasa sedih di hatinya saat melihat bayangan tubuh barunya di kaca dan melihat tugu patung Kimberly yang berdiri di depannya secara bergantian.Betapa berbedanya mereka..Tiba-tiba perhatian Winter berpindah pada sudut lain.Kening Winter mengerut samar melihat seseorang yang keluar dari gedung hotel, orang itu cukup familiar di dalam ingatannya meski kini terlihat berbeda.“Apa aku tidak salah lihat?” tanya Winter bertanya kepada dirinya sendiri. Winter semakin meneliti dengan seksama takut penilaiannya salah. “Itu benar! Astaga” bisiknya dengan ekspresi kagetnya.Winter menutup mulutnya dan terlihat sedikit panik melihat ke sekitar.Sangat luar biasa mengejutkan. Winter melihat Marvelo, teman sekelasnya keluar dari gedung hotel kini mengenakan sebuah coat hitam, rok selutut, mengenakan sepatu perempuan, lalu mengenakan syal yang membelit lehernya untuk menutupi jakunnya.Hal yang paling mengejutkan adalah, wajah ta
Winter tertawa terbahak hingga matanya berair melihat banyak photo yang dia hasilkan. Winter cukup kaget, pria yang suka bicara pedas, begitu sangat jantan, berkarisma, tampan dan di idolakan banyak wanita itu ternyata memiliki kepribadian yang aneh.“Arrght” tawa Winter terhenti karena rasa perih di kakinya yang tengah di obati oleh seorang pelayan.“Nona, tuan Benjamin akan marah besar jika Anda terluka seperti ini. Nai dan yang lainnya pasti akan di pecat karena tidak dapat menjaga Anda. Harusnya Anda bicara jika berada dalam kesulitan, saya sangat khawatir” nasihat Meta sambil mengobati kaki Winter.“Kau khawatir padaku?”“Tentu saja saya khawatir, saya kesal dan sedih karena orang sebaik Anda selalu saja terluka setiap kali keluar rumah,” jawab Meta dengan nada suara yang gemetar menahan tangisan, dengan cepat Meta menghapus air matanya yang sempat terjatuh dan melanjutkan kembali aktivitasnya mengobati kaki Winter.Bibir Winter membentuk senyuman miring melihat Meta yang masih
Winter menggendong tasnya, gadis itu hendak pergi usai membersihkan diri.Dengan sempoyongan Winter berjalan kelelahan, kakinya lecet dan terkelupas setelah selesai berolahraga.Rasa lelah mendera jiwa Kimberly, baru beberapa hari saja dia berada di dalam tubuh Winter, sudah begitu banyak tantangan dan rintangan yang harus dia taklukan.Masih ada banyak tantangan di depannya yang menanti jika jiwa Kimberly masih memiliki tekad untuk merubah kehidupan Winter dan membalas dendam. Ini sulit untuk Kimberly, namun dia harus tetap berjuang jika Kimberly tidak ingin akhir kisah kehidupan keduanya kembali tragis seperti kehidupan sebelumnya. Tiba-tiba langkah Winter terhenti di depan sebuah ruang terapi tempat untuk belajar berjalan.Gadis itu terdiam di depan pintu kaca dan melihat pria yang pernah dia mintai rokok itu kini tengah belajar berjalan di temani oleh orang-orang penting yang terlihat cukup familiar.Di dalam ruangan terapi itu, Marius terlihat merintih menahan sakit berusaha unt
Winter tidak malu, namun dia terlalu realistis. Banyak orang yang bisa menghina fisik orang lain hanya karena fisik orang itu mengganggunya.“Karena itu kau melakukan diet dan olahraga?”“Ya, tentu saja,” jawab Winter dengan lantang.“Mengapa wanita selalu ingin memiliki tubuh yang indah?”Pertanyaan yang keluar dari mulut Marius tidak ada bedanya dengan sampah bagi Winter. Pertanyaan Marius terlalu klise.“Semua wanita dan pria memiliki standar kecantikan dan ketampanan berbeda mengenai bentuk tubuh mereka masing-masing. Standar kecantikanku adalah memiliki bentuk tubuh yang bagus dan sehat, jika kau merasa standar kecantikanmu adalah wanita gemuk, itu urusanmu karena di sini aku mengurus urusanku sendiri. Selama aku tidak menghina fisikmu, maka tutup mulutmu, jika kau terus mengomentari standarku, maka tanganku akan menjawabnya,” jawab Winter dengan tegas tanpa bisa di bantah sedikitpun oleh Marius.Ada sebuah senyuman yang terlukis di bibir Marius, dia mungkin menanyakan sesuatu ya
“Benarkah?” Winter berpura-pura kaget.Paula mengangguk. “Winter, aku berpendapat karena aku sangat tahu apa yang kau suka, sementara gurumu tidak memperhatikan kenyamananmu.”“Aku tidak gemuk?”“Ya Tuhan, kau tidak gemuk Winter. Bentuk tubuhmu masih ideal,” jawab Paula dengan penuh dusta.Paula akan terus mendorong Winter mengenakan pakaian kuno dan buruk seperti orang tua yang ringkih, Paula ingin Winter benar-benar obesitas jika perlu kegemukannya membuat dia tidak lagi bisa bangun dan berjalan. Jika Winter sudah seperti itu, Paula akan semakin menekan Winter untuk menjadi malu kepada diri sendiri dan bergantung sepenuhnya kepada Paula.“Winter, aku berkata jujur karena aku sangat sayang dan peduli padamu. Jangan marah,” ucap Paula lagi berusaha meyakinkan.“Aku tahu Paula, terima kasih sudah mengingatkan aku. Aku senang dengan kepedulianmu,” jawab Winter dengan senyuman lebar untuk memberikan sebuah kesenangan semu kepada Paula.Benar dengan apa yang Winter pikirkan, kini Paula
“Kau tidak mau mengatakannya?” tanya Winter seraya mengusap pipinya yang terasa sedikit sakit.“Aku tidak tahu apapun.”“Oh, benarkah?” tanya Winter tidak percaya.Meski Marvelo sudah menjawab, namun bukan berarti Winter akan percaya dan melepaskannya.“Jika kau tidak tahu apa yang terjadi. Sebagai gantinya, kenalkan aku pada orang-orang populer di sekolah. Jika kau melakukannya, aku akan menghapus semua photo memalukan tentangmu,” pinta Winter yang mengajak bernegosiasi dengan Marvelo.Marvelo berdecih, “Kau melakukan ini hanya untuk hal-hal tidak berguna? Kau masih bodoh seperti dulu.” Hina Marvelo seraya berbalik pergi dan hendak membuka pintu.“Aku punya photo dan videomu. Jika aku menyebarkannya di sekolah, apa tanggapan semua orang padamu?.”Perkataan Winter berhasil membuat Marvelo berhenti melangkah, pria itu melihat Winter lagi. “Kau berani menantangku?.”“Aku tidak menantangmu, hanya mengajak bernegosiasi.”“Sebarkan saja” jawab Marvelo terdengar tidak peduli.“Ah baiklah. A
BRAKSelina menggebrak loker dan mengurung Winter hingga terpojokan oleh beberapa gadis yang lainnya.Semua gadis di kelas itu datang untuk melabrak Winter. Mereka tidak suka dan menganggap Winter sangat kurang ajar karena sudah membuat Marvelo menjadi tidak nyaman di kelas. “Jangan menunjukan diri bahwa kau ada di kelas kami apalagi kecentilan dan mencari perhatian Marvelo! Itu sangat menjijikan” hina Selina meraya mendorong bahu Winter. “Sejak awal kau hanya bayangan di kelas ini, maka tahu dirilah!.”“Kau berada di kelas ini hanya karena ayahmu sangat kaya dan memiliki banyak uang. Tapi, jangan pernah berpikir bahwa keberadaanmu di sini di akui oleh kami.”“Aku masih diam ketika kelas kita menjadi pusat perhatian dan ejekan orang lain karena sikap tidak tahu malumu yang menembak Hendery dan menimbulkan keributan. Namun, apa yang kau lakukan hari ini sangat memuakan. Aku benar-benar sangat tidak tahan satu ruangan denganmu. Berhentilah mencoba menjadi pusat perhatian! Kami tidak ak