Accueil / Fantasi / Thai Qu Cing Si Anak Kotoran / 14. Bertemu pasukan ular

Share

14. Bertemu pasukan ular

Auteur: Donat Mblondo
last update Dernière mise à jour: 2024-05-10 15:43:13

"Lembah Siluman lapisan pertama?" Telunjuk Qu Cing menggosok-gosok dagu seolah-olah sedang berpikir.

"Lembah Siluman lapisan pertama, didominasi oleh kekuatan siluman raja ular, Tham Fan. Meskipun banyak siluman lain yang hidup di lembah ini, mereka semua tunduk kepada Raja Tham Fan," kata sang tongkat sakti.

Qu Cing berjalan semakin jauh menelusuri lembah. Setiap kali ia bertemu dengan sosok siluman, mereka selalu manatapnya dengan tatapan tajam dan penuh selidik. Menurut mereka, kehadiran ras manusia di Lembah Siluman adalah hal yang perlu diwaspadai.

"Anak manusia, apa yang sedang kau lakukan di sini?" ucap sebuah suara tiba-tiba hadir.

"Siapa itu?" sahut Qu Cing.

Seekor ular piton besar sepanjang dua meter, menampakkan diri di hadapan Qu Cing. Anak itu sedikit terperanjat ketika melihat sosoknya yang tampak ganas. Seketika, ular itu pun berubah menjadi seorang kakek tua dan berkata kepada Qu Cing.

"Jika kau tidak memiliki kepentingan, kembalilah ke tempat asalmu! Kalau saja sang
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   116. Undangan Istana Kaca.

    Setelah kejadian pertarungan hebat di lantai dua Kedai Bai Bai, suasana kedai porak-poranda. Beberapa meja hancur, atap berlubang, dan lantai berjejak luka dari ledakan cahaya Qu Cing. Namun semua pengunjung selamat.Setelah pihak penjaga kota tiba dan memastikan bahwa para perampok telah dilumpuhkan, mereka mulai mencatat kejadian. Salah satu perwira bertanya dengan nada curiga, “Siapa yang bertanggung jawab atas kerusakan ini?”Sebelum Qu Cing sempat menjawab, Du Bai melangkah maju.“Akulah pemilik tempat ini. Dan benar, mereka yang menyebabkan kerusakan tetapi mereka juga yang menyelamatkan seluruh nyawa di kedai ini.”Para penjaga terdiam sejenak.Du Bai melanjutkan, dengan nada yang lebih resmi, “Saya, sebagai putra keluarga Bai, akan mengurus semua perbaikan. Namun saya ingin menyampaikan bahwa kerusakan ini adalah akibat pertarungan melawan kelompok kriminal iblis berkekuatan tinggi. Jika tidak dihentikan saat itu juga, mungkin bukan hanya kedai kami, tapi seluruh pasar akan ha

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   115. Perusak Kedai Bai Bai

    Pemimpin perampok itu mencibir tajam, darah hitam menetes dari sudut bibirnya. Matanya menatap Qu Cing dan Shi Jie dengan kebencian mendalam.“Kalian pikir ini sudah selesai?” ucapnya serak. Ia mengangkat tangannya yang gemetar, lalu merobek bagian dada jubahnya. Tampak di sana, sebuah tanda iblis berwarna ungu gelap terukir di kulitnya, berdenyut seperti daging hidup.Shi Jie menyipitkan mata. “Apa itu...?”Qu Cing langsung mundur setapak, menyadari sesuatu. “Itu bukan segel biasa... itu pemanggil roh iblis!”Sang perampok menekan telapak tangannya ke tanda itu.ZRRRRAAAAAGH!!Teriakannya menggema di seluruh ruangan. Darah menyembur dari dadanya, tapi bukan luka biasa—itu adalah darah iblis murni, dan seketika, aura hitam mulai menyelimuti tubuhnya. Urat-urat membesar, kulitnya berubah menjadi gelap dan bersisik. Tanduk mencuat dari pelipisnya, dan punggungnya membengkak membentuk paku-paku tajam.Lantai dua Kedai Bai Bai berguncang.Para pengunjung berteriak panik dan mundur. Bebera

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   114. Perampok

    Qu Cing menunduk dalam diam. Hatinya terguncang. Perkataan dua pria tua itu terus berputar di kepalanya.“Tuan Seo Rang… dan Miao Meng... suami istri?”Ia menggenggam sendoknya lebih erat.“Kalau Bibi Miao adalah ibuku, berarti… orang yang sangat ingin kubunuh selama ini… adalah ayahku sendiri?”Matanya sedikit melebar, wajahnya kehilangan warna. Lidahnya kaku, tenggorokannya serasa tersumpal. Dunia yang ia kenal selama ini seakan-akan mulai retak dari dalam.Shi Jie masih menatapnya khawatir. Ia hendak berkata sesuatu, tapi sebelum sempat bicara—BRAK!!Pintu utama kedai Bai Bai tiba-tiba terbanting terbuka keras. Serombongan pria bertudung masuk dengan langkah cepat dan kasar. Mereka berjumlah lima orang. Wajah mereka tertutup kain kusam, hanya mata mereka yang terlihat, tajam dan gelap.Salah satu dari mereka mengacungkan golok besar ke arah kerumunan pengunjung."JANGAN ADA YANG BERGERAK!"Semua orang langsung membeku. Seorang pelayan yang hendak melarikan diri ditendang jatuh hin

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   113. Kedai Bai Bai

    Shi Jie tersenyum manis. “Tentu. Makan gratis tidak boleh disia-siakan!”Qu Cing tertawa kecil dan mengangguk. Ia mengangkat tongkat saktinya dengan satu tangan dan berkata, “membesar!"Tongkat kayu yang semula berukuran biasa, seketika memanjang dan membesar, melengkung seperti papan terbang. Kilatan cahaya muncul di bagian ukiran-ukirannya, menandakan bahwa benda itu bukan sembarang tongkat.“Naiklah!" ucap Qu kepada Shi Jie.Mereka berdua melompat naik, berdiri seimbang di atas tongkat itu. Dalam sekejap, tongkat melesat ke udara, menembus langit pagi yang bersih. Mereka terbang rendah melewati pepohonan, melintasi pegunungan dan kabut tipis yang menggantung.Langit di atas mereka terbuka cerah. Angin menyapu rambut Qu Cing dan Shi Jie yang tertawa kecil saat merasakan getaran angin di wajah. Terlihat dari kejauhan, dinding luar Kota Ri menjulang kokoh, sebuah kota besar yang berdiri di wilayah Klan Nur.Tak lama, mereka mendarat di depan gerbang kota. Qu Cing mengecilkan tongkatn

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   112. Berpisah

    Setelah perjalanan panjang, mereka akhirnya kembali ke Perguruan Long Ji. Qu Cing dan Bau Ba Chin melapor langsung kepada sang guru. Nie Lee duduk tenang di atas kursi meditasi batu yang dibalut akar pohon spiritual tua. Jubah panjangnya berkibar pelan karena angin pegunungan, tapi sorot matanya tajam penuh rasa puas saat melihat dua muridnya kembali dengan selamat.“Kerja yang sangat baik,” ucapnya pelan. “Bukan hanya kalian berhasil menghancurkan Master Pengubah Wajah, tapi kalian juga membawa bukti utuh dari pengkhianatan Ben Cong. Perguruan ini… berutang banyak pada kalian.”Bau Ba Chin hanya mengangguk ringan, sementara Qu Cing membungkuk penuh hormat.Nie Lee menepuk bahu keduanya. “Kalian telah melewati ujian yang bahkan para tetua pun belum tentu sanggup jalani di usia kalian. Mulai hari ini, kalian dibebaskan dari pelatihan hingga liburan selesai. Gunakan waktu ini untuk menenangkan jiwa kalian. Kalian pantas mendapatkannya.”Tak lama kemudian, seorang penjaga gerbang perguru

  • Thai Qu Cing Si Anak Kotoran   111. Bola kristal ruang

    Qu Cing berdiri diam, matanya menatap sangkar cahaya yang berputar di hadapannya. Energinya masih mengalir pelan dari telapak tangan, menghubungkan dirinya dengan jaring-jaring bercahaya itu. Ia tidak menyangka—teknik sangkar cahaya yang ia serap dari lawan, kini tumbuh menjadi bagian dari kekuatannya.Cahaya dari sangkar terus berdenyut. Setiap denyutnya menyedot energi dari tubuh Master Pengubah Wajah yang terkurung di dalam. Pria itu tak lagi bisa melawan. Tubuhnya berlutut, wajahnya pias, tak ada lagi kekuatan tersisa."Pantas saja Bibi Miao tidak berdaya berada dalam sangkar ini," gumam Qu Cing mengepalkan tangan.Angin yang tadinya berputar liar kini mulaimeredaa. Debu yang berterbangan perlahan turun.Arena pelatihan Klan Naar menjadi sunyi. Tempat itu porak-poranda. Pilar-pilar batu runtuh. Permukaan tanah penuh retakan. Pohon-pohon di sekelilingnya hangus. Namun di tengah kehancuran itu, berdiri satu titik terang—Qu Cing, bocah dengan tongkat pusaka yang ia tenggerkan di atas

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status