Srek! Srek! Srek! Srek! Srek! Srek!
Terlihat makhluk itu seperti sedang berdiri dengan keenam kakinya, sementara sepasang kaki di antaranya melakukan gerakan seperti sedang menggaruk-garuk tanah, pada saat yang bersamaan, keluar mahkluk-makhluk kecil launnya dari tubuh bagian bawahnya.
"Makhluk apa itu, Anaxtra?" tanya Juan heran.
"Entahlah, bentuknya sama persis dengan kepiting, tapi ini adalah air tawar, kemungkinan dia kepiting air tawar," papar Anaxtra.
"Benar! itu adalah Ketam," sela Lilia
"Ketam adalah kepiting air tawar, dia dianggap sebagai hama oleh petani jaman dulu karena kebiasaannya membuat lubang di saluran irigasi."
"Hmmm, pantas saja, tadi kita melihat banyak lubang sepanjang sungai yang kita lewati barusan."
"Tapi bagaiman makhluk itu bisa sebesar ini, Lilia?" ucap Peter yang dari tadi hanya terdiam.
"Bermutasi!" ucap Lilia
"Ketam ini pasti bermutasi, makanannnya adalah bahan-bahan organik,
Pada saat perhatian Sabrina tertuju pada mobil Juan yang baru keluar dari tanah, tiba-tiba capit Parathelpusa menyambar pesawat Sabrina. "Awas! Sabrina!" teriak John memperingatkan.Namun Sabrina yang dalam kondisi lengah hanya bisa memiringkan pesawatnya, namun Parathelpusa yang besar dan kuat berhasil mengenai bagian belakang pesawat Sabrina.Tak ayal pesawat Sabrina terpental dengan gerakan berputar-putar. Sementara Sabrina sudah terlempar lepas dari pesawat yang di naikinya. "Sabrina?" gumam Anaxtra dan Juan secara bersamaan dari dalam mobil yang sudah berada di atas permukaan tanah. "Buka pintunya!" ucap Anaxtra yang langsung mendorong pintu mobil dan segera melompat. Dalam satu lompatan, tubuh Anaxtra langsung melesat menyongsong tubuh Sabrina yang masih melayang sebelum jatuh ke tanah.Anaxtra berhasil menangkap tubuh Sabrina dan kembali mendarat ke atas tanah dengan selamat. "Anaxtra?" gumam Sabrina sambil memeluk tubuh Anaxtra dengan
Meskipun Parathel memiliki gerakan yang sangat cepat, namun sejatinya Parathel memiliki sisi lemah dari struktur kakinya yang melengkung keluar. Selain itu, gerakan lutut dan sendi yang sangat terbatas, membuat Parathel hanya bisa bergerak dengan cepat jika berjalan ke samping, namun bukan berarti dia tidak bisa berjalan maju, meskipun geraknya sangat lambat, Parathel masih bisa maju dan melompat, namun sangat terbatas.Anaxtra dan Peter mendarat tepat di depan Parathel. Ketika kedua capit Parathel menyerang mereka, dengan satu pijakan, keduanya kembali melayang ke atas punggung Parathel melewati kepalanya. Kepala Parathel sendiri terletak di bagian bawah punggungnya yang tertutup Carapace. Carapase sendiri merulakan lapisan kulit luar yang sangat keras menyerupai tempurung yang menjadi perisai organ dalam dari Parathel.Criiiiig!Peter menebaskan pedangnya ke punggung Parathel, seketika percikan api keluar dari gesekan pedangnya dengan tubuh Parathel.Namu
Anaxtra dan Peter secara bersama-sama melompat ke depan Parathel, tepat ketika kaki mereka baru mendarat di atas tanah, Paratel menggerakan kedua capitnya ke arah keduanya. "Berpencar!" teriak Anaxtra. Peter segera melompat ke sisi kiri Parathel, sementara Anaxtra melompat ke sisi sebelah kanan. Serangan sepasang capit Parathel hanya mengenai ruang kosong. Parathel kembali melakukan serangan dengan masing-masing capitnya menyerang ke arah Anaxtra dan Peter. Karena posisi Anaxtra dan Peter saling berlawanan, maka kedua capit Parathel merenggang dan melebar yang membuat Parathel membuka tubuh bagian dalamnya. Pada saat capit Parathel menyerang, Anaxtra dan Peter langsung melompat ke atas membuat capit Parathel terus mengikutinya. Booooom! Tiba-tiba terdengar sebuah ledakan ketika terlihat sebuah sinar ke luar dari mobil Juan dan langsung mengenai tubuh Parathel bagian bawah yang lunak. Seketika
Lilia merasa canggung dengan pertanyaan Princess Sabrina."Sebenarnya..." Lilia menggantung kalimatnya."Sebenernya aku dan Sabrina berteman baik, meskipun kami dijodohkan, sebenarnya kami hanya mengikuti pengaturan dari para orang tua kami," sela Juan.Semua yang mendengar ucapan Juan langsung menoleh ke arahnya karena tak menyangka berkata seperti itu."Kenapa kalian semua memandangku seperti itu? ucap Juan melihat reaksi orang-orang di sekitarnya, namun tidak bagi Princess Sabrina. Dengan santai Princess Sabrina berkata."Aku sudah bersama Juan dari kecil, bermain dan mengungkapkan mimpi masing-masing."Princess Sabrina berhentu sesaat."Salah satu impian kami adalah bisa menemukan kehidupan yang lebih baik, tapi bukan sebagai suami istri.""Aku tidak tau apakah kalian mengerti apa yang aku pikirkan, tapi aku dan Juan benar-benar ingin memeliki kehidupan lain, kebudayaan lain, atau mungkin manusia lain seperti kalian."Sesaat mereka te
"Apa yang telah terjadi, John?" tanya Hans sambil berjalan mendekati John. Sementara empat orang tentara bersenjata lengkap berjalan mengikutinya.John masih belum bergeming, dia menatap kosong ke arah kepulan asap sisa-sisa ledakan tubuh Parathel."Dimana Sabrina?" tanya Hans lagi. Matanya mengikuti arah pandangan John."Dia ...," ucap John mengambang."Dia kemana?" tanya Hans tidak sabar.John menoleh ke arah Hans."Dia telah menabrakan pesawatnya ke tubuh Parathel dan meledak bersama Parathel.""Sial!" maki Hans, "bagaimana aku menjelaskan kepada Lord Zack.""Maafkan aku, Hans! aku benar-benar tak berguna, aku tak bisa mencegah Princess Sabrina."Hans mendesah sambil melambaikan tangannya."Kau tak perlu merasa bersalah, John! setidaknya kematian Sabrina tidak sia-sia."Hans menepuk pundak John sebagai ungkapan simpati, namun jauh dari lubuk hatinya tersenyum penuh misteri."Sebaikny
TINGGG!Bunyi pintu Lift yang terbuka menggerakan Juan, Lilia dan Peter untuk segera masuk ke dalamnya."Kalian tunggu saja disitu, aku akan membawakan kereta dorong untuk sabrina!" ucap Juan yang melihat Anaxtra masih terdiam dengan tubuh Sabrina masih dalam gendongannya.Anaxtra hanya mengangguk, tak beberapa lama, pintu Lift kembali tertutup dan lampu indikator nomer lantai bergerak dari -10 terus berpindah ke nomer lantai lainnya.Anaxtra kembali menatap wajah Princess Sabrina yang masih terlihat sangat pucat."Kau tak perlu memikirkan hal lainnya dulu, Sabrina!""Yang terpenting saat ini adalah kesembuhanmu, jika kau sudah sembuh, kau bisa melakukan apa saja yang kau suka."Mendengar ucapan Anaxtra, Princess Sabrina hanya bisa tersenyum, dia kembali memejamkan matanya, lalu perlahan membenamkan kepalanya ke dada Aanxtra....Sementara di pusat kota Sludge City, pesawat Hans dan John sudah mendarat di h
Setelah berhasil keluar dari Lembah Dieng, Anaxtra, Lilia dan Peter terbang ke timur dengan Flying Surfboard yang telah di sempurnakan. Dalam perjalanan, mereka menemukan Borobudur dan Prambanan yang telah terkubur oleh debu vulkanik dari sisa letusan gunung berapi. Tak jauh dari tempat itu, mereka melihat Rudi dan kedua anaknya; Riris dan Evan yang diserang oleh Channa Argus, Anaxtra dan teman-temannya pun menolong mereka yang akhirnya membawa mereka ke Sludge City. Namun di luar dugaan, justru Rudi menjebak Anaxtra dan teman-temannya untuk di serahkan kepada Lord Zack, penguasa Sludge City.Pada saat bersamaan, sekelompok monster Channa Argus muncul di sekitar Sludge City, Di bawah pimpinan Princess Sabrina; Putri Lord Zack, pasukan Sludge City berusaha menghalau Monster Channa Argus, namun justru para prajurit Sludge City dibantai oleh Channa Argus dan hanya menyisakan Princess Sabrina dan John, pengawal pribadi Princess Sabrina.Anaxtra yang saat it
Laboratorium JuanTubuh Princess Sabrina dibaringkan di atas Flat Scanner Bed mesin Computed Tomography Scanner (CT-Scan). Sementara Lilia, Anaxtra, Juan dan Peter mengamati hasil scan melalui layar monitor besar yang ada di depan mereka.“Bagaimana hasilnya, Lilia?” tanya Anaxtra dengan cemas.“Ada keanehan di tubuh Sabrina,” jawab Lilia, matanya masih fokus menatap layar yang ada di depannya.“Apakah kau tahu jenis laser apa yang di pakai pasukan Sludge City, Juan?” tanya Lilia kemudian sambil menoleh ke arah Juan.Juan mengangkat tangan kirinya untuk menopang rahangnya, matanya berputar seolah sedang memikirkan sesuatu.“Pada umumnya, pasukan Sludge City menggunakan senjata laser jenis FEL (Free Electron Laser), tapi yang aku lihat reaksi di dalam tubuh Sabrina benar-benar berbeda.”“Aku juga berpikir seperti itu, ji