Latihan tanding tingkat tujuh antara senior yang bernama Luke dan Nick sedang terjadi di lapanagn sekolah, semua mata sedang fokus melihat pertandingan antara calon alfa dan betanya itu. Ashlyn melihat dengan seksama kekuatan yang di miliki oleh seorang alfa dan juga seorang beta, sangat jauh berbeda dengan dirinya.
Ashlyn yakin jika ia yang bertarung dengan kedua orang itu dia akan mati atau minimal terluka para dengan sekali serangan. Ashlyn masih ikut memantau jalannya latihan dan melihat ke arah lapangan dengan penuh harapan bahwa calon alfaitu tidak akan terluka sedikitpun. Dan dia akan berdoa kepada Moongoodness untuk itu..
Ashlyn tidak bermaksud apa-apa dengan harapannya itu, Ashlyn hanya ingin menghindari masalah yang akan timbul jika lelaki itu terluka. Lelaki itu adalah senior empat tingkat di atasnya, Ashlyn tidak tahu banyak tentangnya namun yang Ashlyn tahu adalah lelaki itu merupakan penyebab utama hari-hari buruk yang ia alami selama ini di sekolah.
Hal ini disebabkan oleh gadis yang selalu ada disampingnya Meggi Scothe, dia selalu saja bertindak berlebihan dan tidak segan bertindak kasar kepada gadis lain yang berani mengusik pacarnya. Termasuk salah satunya Ashlyn, menurutnya Ashlyn adalah orang yang terus menganggu pacarnya.
Ashlyn tidak tahu masalah apa yang ia lakukan kepada Meggi, Ashlyn tidak pernah merayu ataupun bertindak memprovokasinya dengan cara merebut pacarnya sama sekali, seperti
rumor yang selama ini ia sebarkan. Tapi entah mengapa dia sangat membabi buta terhadap Ashlyn semenjak ia memasuki sekolah ini.Meggi selalu menemukan cara untuk menindas Ashlyn baik dengan tangannya sendiri ataupun melalui orang lain, wanita itu sangat bar-bar jika berhubungan dengan pacarnya. Sehingga membuat Ashlyn berpikir dia sudah terobsesi mati kepada lelaki itu.
Inilah
alasan Ashlyn berharap Luke menang tampa terluka sedikitpun, karena akan mendatangkan masalah baginya jika dia terluka. Ashlyn sebagai tenaga paramedic pasti berkemungkinan besar akan diminta untuk merawatnya dan hal itu bukan hal yang baik di mata wanita gila itu, dia akan menuding Ashlyn merayu lelakinya sehingga dia akan melakukan hal-hal buruk kepada Ashlyn.Ashlyn melihat kembali pertarungan yang terjadi antara lelaki itu dengan betanya yang semakin sengit. Terlihat Luke sedikit terpojok dengan serangan yang dilakukan oleh lawannya yang membanting tubuhnya keras sehingga menyebabkan tubuhnya terlempar jauh dan mengalami luka dibahu kanan.
Melihat itu mata Ashlyn terbelalak kaget, baru saja ia berdoa dan berharap lelaki itu tidak terluka. Namun, sepertinya doanya terjawab dengan cepat. Ashlyn menarik nafas panjang lalu mengeluarkannya pelan untuk menenangkan diri, lalu melihat kembali latihan itu.
. Luke terlihat marah lalu bangkit dengan cepat mengejar betanya memberikan serangan keras yang membuat betanya mengaku menyerah, terlihat lelaki itu terlempar begitu jauh dan sepertinya mengalami patah tulang karena serangan yang di berikan alfanya.
“Kenapa latihan harus membuat terluka seperti itu?” Gumam Ashlyn. Jujur saja Ashlyn tidak begitu peduli dengan hasil latihannya, karena ia memang kurang suka melihat perkelahian apapun alasannya.
Ashlyn memandang kearah lapangan dimana pertarungan telah selesai, dan tampa sengaja melihat Luke yang juga melihat kearah Ashlyn dengan tatapan tajam.Deg! Jantung Ashlyn berdetak dengan cepat saat melihat tatapan tajam Luke kepadanya, Ashlyn melihat ke ke kiri dan ke kanan untuk memastikan apakah orang lain didekatnya sehingga Luke memandang kearahnya. Tapi nihil tidak ada siapapun si sini kecuali Ashlyn sendiri.
“Oh please... apa yang kau harapkan Ashlyn seseorang ada disampingmu dan meneemanimu melihat pertandinagn kelas gabungan hari ini, jangan bermimpi konyol di siang hari.” Pikirnya Ashlyn mengingat ia adalah salah satu siswi yang di kucilkan di sekolah.“Bahkan teman paramedic tidak duduk di sampingku sekarang.” Gumam Ashlyn.
Di tambah dengan hari ini adalah kelas gabungan dengan senior yang selalu memperlakukannya buruk, pasti semua orang menjauh tidak ingin terlihat berinteraksi dengannya sebelum mendapat masalah dengan wanita gila itu.
“Apakah ini bertanda buruk aku akan mendapatkan masalah lagi?” Batin Ashlyn mengalihkan pandangan ke arah Meggi dan tebakannya benar, wanita itu sedang menatap Ashlyn dengan tatapan bencii.
“Moon Godness selamatkan aku.” gumam Ashlyn.
Untuk hari ini Ashlyn benar-benar berharap orang lain saja yang mengambil alih tugasnya untuk melakukan perawatan bagi yang terluka saat latihan. Sungguh Ashlyn tidak ingin terlibat masalah dengan wanita gila itu dan membuat hari-harinya semakin menjadi buruk disekolah ini, Ashlyn hanya ingin belajar dengan tenang dan pergi dengan cepat dari sini.
Saat Ashlyn masih sibuk dengan pikirannya, terlihat Luke berjalan ke arah tim Paramedic untuk melakukan beberapa perawatan dari bahunya yang robek. Ashlyn yang menyadari itu menjadi gugup dan berdoa dengan penuh harapan.
“Moon Godness, jangan biarkan aku mendapatkan tugas merawatnya.” Mohon Ashlyn dalam hati.
Belum sempat Ashlyn memikirkan cara untuk menghindar dari masalah pelatih telah memanggilnya untuk memberikan perawatan.
“Moon Godness, tolong aku.” Batin Ashlyn berdoa lagi.
Ashlyn melangkah dengan lesu dan tidak bersemangat saat menghampiri pelatih yang entah sejak kapan berdiri tidak begitu jauh darinya dengan lelaki yang bernama Luke itu di sampingnya.
“Pasti akuakan mendapatkan masalah karena berani berdiri dekat dengan lelaki ini, wanita gila itu pasti akan mencariku dan membuat masalah karena berani menyentuh pacarnya.” Batin Ashlyn. Walaupun Ashlyn sudah menjelaskan bahwa ia hanya menjalankan tugas pasti dia tidak akan mau mengerti dan tetap menyalahkanku sepertinya biasa.Ashlyn menunduk untuk mengobati lelaki yang tidak memakai baju atasan itu, terlihat darah yang mengalir dari bahunyanya yang berotot dan penampakan otot perut yang terbentuk sempurna tampa lemak.
Ashlyn mengobati luka dibahu Luke dengan sedikit bergetar dan tidak nyaman karena tatapan mata lelaki itu yang tajam memandangnya seolah Ashlyn adalah makluk menjijikan dan tidak pantas ada didekatnya.
“Ashlyn sebenarnya merasa tersinggung dengan cara lelaki itu memandangnnya, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa, lelaki yang sedang ia obati adalah penguasa di sekolah mereka. Berurusan dengan pacarnya saja sudah membuat Ashlyn kewalahan, apalagi dengan lelaki di depannya. Lebih baik Ashlyn menahan diri dan menghindar dari masalah.
“Tidak bisakah kau berkerja dengan cepat!” Bentak Luke kepada Ashlyn tiba-tiba.
Ashlyn menatap wajah yang ada di depannya dengan pandangan kaget, terlihat lelaki itu seperti sedang menahan diri agar tidak memakan Ashlyn yang membuatnya marah.
“Ma...maafkan aku, sebentar lagi selesai.” Cicit Ashlyn kaget dengan bentakan Luke kepadanya.
Luke hanya diam dan tidak menjawab, ia hanya kembali menatap gadis di depannya dengan tatapan tajam yang membuat ngeri orang-orang yang ada di sekitarnya. Mungkin mereka sedikit mendoakan keselatan Ashlyn karena mendapat masalah dari pasangan yang menguasai sekolah.
“Sudah selesai.” UjarAshlyn lalu menyingkir dari hadapan lelaki itu.
Luke berdiri lalu melihat sebentar gadis yang menunduk di depannya, tingginya hanya sebahunya. Lalu pergi tampa mengucapkan terimakasih meninggalkan gadis yang masih terlihat gugup itu.
Luke PovHari ini akan ada kelas gabungan untuk melakukan latihan bertarung dengan kelas junior, latihan ini bertujuan untuk melatih junior agar kelak memiliki keberanian saat
Ashlyn membuka matanya dengan pelan saat merasakan ada yang mengamatinya saat tidur, dari ranjang tempatnya berbaring Ashlyn melihat Luke yang sedang berdiri menyandarkan punggungnya di dinding, dengan posisi melipat kedua tangannya di dada dan melihat lurus ke arah Ashlyn dengan tatapan tajam.Melihat Luke yang menatapnya dengan tajam Ashlyn terduduk dan merapatkan tubuhnya ke kepala ranjang. “Apa yang lakukan di kamarku ha!?” bentak Ashlyn kaget dengan keberadaan Luke, padahal Ashlyn yakin sudah mengunci pintu sebelum tidur.
Ashlyn memakai gaun yang telah diberikan pelayan di pack kepadanya, m
Ashlyn mendongak untuk melihat wajah Luke yang lebih tinggi darinya, sentuhan lembut yang diberikan Luke di sudut bibirnya memberikan sensasi lembut dan juga nyaman, sehingga Ashlyn mengalungkan kedua tangannya di leher Luke. Dan tatapan mendamba yang tidak bisa di sembunyikan kepada lelaki itu.Melihat persetujuan secara tersirat dari Ashlyn, Luke mengerakan
Ashlyn sudah seminggu tidak bertemu dengan Luke sejak kejadian pagi itu, karena lelaki itu sedang sibuk mengurus kawanan rogue yang mengusik daerah perbatasan
Ashlyn duduk menunggu Dokter Elon di sofa panjang yang ada di ruang tamu pack, karena lelaki itu dan semua yang tadi ada di meja makan masih berada di ruang kerja Jack untuk membicarakan hal yang Ashlyn tidak ketahui. Dan sepertinya merupakan hal yang penting karena memanggil mereka ke sini.Ashlyn melihat sekeliling ruangan, ruangan yang sangat luas namun tidak ada siapapun di sini kecuali dirinya.
Ashlyn memasuki mobil yang di kendarai oleh dokter Elon, lelaki itu telah menunggu Ashlyn yang berlari dari kamarnya dan berusaha secepat mungkin untuk tidak membuat dokter Elon menunggunya. “Maaf dokter, membuatmu menunggu.” Ujar Ashlyn setelah duduk di samping dokter Elon. “Tidak apa-apa Ashlyn.” Jawab Dokter Elon kemudian mulai menghidupkan mobil yang ia kendarai dan mulai melaju setelah Ashlyn siap di sampingnya. Selama dalam perjalanan mereka membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan dunia medis. Dan beberapa hal yang terjadi selama Ashlyn hidup di dunia manusia. Hal yang paling mengejutkan bagi Ashlyn adalah penyerangan pack secara besar-besar oleh rogue yang telah di kuasai
Vilobu adalah sebuah kota yang dikelilingi gunung-gunung tinggi, dan di tumbuhi pohon-pohon lebat mengelilinginya. Matahari hanya akan muncul selama 3 jam setiap harinya, menyebabkan suasana kota yang terlihat gelap dan dingin. Luke telah mengendarai mobil selama dua jam, Ashlyn tidak perlu menanyakan apa dan bagaimana Luke mendapatkan semua fasilitas ini mengingat semua kekayaan yang lelaki itu miliki. Ashlyn hanya mengira harga mobil ini akan membuat ia bekerja beberapa tahun di rumah sakit tampa henti. Selama perjalanan Ashlyn tidak memandang dan tidak berbicara sepatah katapun kepada Luke, begitupun sebaliknya Luke yang hanya diam dan tidak berusaha mengajaknya bicara. Lelaki itu hanya fokus berkendara dengan kecepatan tinggi membelah jalanan yang sepi karena memang kota Vilobu bukanlah kota yang ramai penduduk.&nbs