Sepasang mata melihat keluar dari jendela kamarnya, memandangi pohon-pohon besar dan bunga-bunga yang ada di luar, wanita itu mulai menutup mata, merasakan hembusan angin menerpa kulit wajahnya, penciumannya menghirup aroma yang di tiupkan angin dari pohon-pohon yang sejak siang terkena sinar matahari.
Wanita itu kembali membuka matanya dan melihat ke langit yang terdapat bulan yang sedang bersinar terang, bulan yang mengingatkannya kepada seseorang yang tinggal cukup jauh dari dirinya sekarang.
Mora merindukan sosok itu, namun juga merasa sakit karena hubungan yang retak atau bisa Mora katakan hampir hancur. Pertemuan terakhir mereka beberapa waktu yang lalu tidak berjalan dengan baik, masternya yang sudah menjaganya sejak kecil tidak mempercayainya.
Masternya lebih memilih mempercayai wanita yang belum lama ia temui, di banding dirinya yang telah bersama sejak kecil.
Semuanya bermula sejak pertemuannya dengan wanita itu, wanita yang berhasil menar
Pagi-pagi sekali Gerald suami Mora telah pergi meninggalkan rumah untuk mencari beberapa tumbuhhan sebagai bahan pengobatan, Gerald adalah keturunan penyihir dan werewolf, walaupun ia tidak mempunyai wolf di tubuhnya, namun ia sangat pandai dalam hal membuat obat-obatan.Di kediaman mereka Mora tinggal sendirian dan telah menyiapkan beberapa makanan untuk menyambut kepulangan suaminya, saat menunggu tampa Mora sadari Willian telah datang dan berdiri di belakang Mora.“Tuan...Kau kapan datang...?” Tanya Mora tersenyum gembira melihat masternya saat ia membalikan badan.“Mora...apakah ini milikmu?” Tanya Willian melemparkan kantung kecil yang terbuat dari akar kayu itu ke lantai di antara ia dan Mora, tamap menjawab pertanyaan Mora.Mora tersentak melihat apa yang di lemparkan masternya itu, hatinya sakit melihatnya, tidak pernah sekalipun selama ini masternya berlaku seperti ini kepadanya. Tapi kali ini terlihat masternya t
Willian melompati bebatuan dan berlari cepat di hutan kegelapan, ia telah berhasil mendapatkan cawan itu dan bermaksud untuk membawahnya ke kastilnya lalu memulai ritual untuk menyembuhkan Livia.Willian akan menggunakan batu jiwanya sendiri untuk membuat Livia menjadi lebih kuat, sehingga mampu untuk menahan efek dari sihir jiwa dari pengobatan menggunakan cawan penyihir putih.Willian tidak menyadari bahwa sejak tadi ia telah di ikuti, dan semua yang Willian lakukan sudah berjalan sesuai dengan rencananya. Tiba-tiba William merasakan tubuhnya yang tidak bisa di gerakan dan kaku.“Akh!!!” Teriak Willian merasakan sebuah pedang yang menusuk jantungnya.Willian melihat pedang yang menusuk jantunnya, pedang itu di kendalikan dengan sihir. Jika Willian seorang vampire biasa, sudah pasti Willian langsung mati dan berubah menjadi abu, karena pedang yang menusuk jantungnya bukanlah pedang biasa.Tiba-tiba sesosok wajah berdiri di depannya, me
Suasana hutan begitu sunyi, seolah semua mahkluk-mahkluk malam sedang bersembunyi ketakutan ketakutan dengan apa yang sedang terjadi.Mora mengelengkan kepalanya tidak setuju dengan pilihan masternya, Mora menatap Gerald memohon kepadanya agar Gerald menyelamatkan masternya, Gerald yang melihat itu memeluk tubuh istrinya erat.Posisi Gerald yang menghalangi Mora dan berada di jarak yang cukup jauh membuat Willian tiadak bisa mendengar apa yang sedang mereka bicarakan. Willian hanya bisa melihat punggung Gerald yang bergetar, tidak tahu apa yang terjadi.“Mora...” Cicit Gerald memohon kepada istrinya.Gerald tahu bahwa Mora memilih mengorbankan diri untuk masternya, tatapan wanita itu mengatakan semuanya dengan jelas.“Jangan membenci masterku,...jika bukan karenanya aku tidak akan bertemu denganmu...” Cicit Mora melihat iba kepada Gerald.“Dia memilihmu...” Ujar Gerald rendah.Mora mengeleng pelan,
Ashlyn keluar dari kamar mandi menggunakan sehelai handuk yang melekat di tubuhnya, Ashlyn baru saja selesai membersihkan diri setelah beraktifitas seharian. Ashlyn berjalan ke arah lemari pakaian untuk mengambil pakaian, namun beberapa saat kemudian Ashlyn merasakn ada yang menatapnya tajam.Ashlyn menoleh ke arah jendela dan melihat seseorang yang menatapnya tajam. mata Ashlyn melihat terkejut siapa yang ada di sudut ruangan, di sana Luke yang berjalan mulai mendekat kearahnya, nampak lelaki itu begitu mengintimidasi saat melihat ke arah Ashlyn.“Kau! Apa yang kau lakukan? Mengapa Kau ada di sini?” Tanya Ashyn panik.Namapk Luke tidak mengeluarkan sepatah katapun, ia terus melangkah mendekat ke arah Ashlyn. Suasana yang tegang begitu terasa saat Luke semakin dekat selangkah demi selangkah ke arah Ashlyn, pandangan datar lelaki itu membuat Ashlyn semakin ketakutan.“Berhenti!...Jangan mendekat!” Teriak Ashlyn.Luke ti
“Jika anda diam dan hanya menjauh itu tidak akan mengubah apapun.” Ujar Pira.Pira dan Willian melihat Ashlyn yang duduk sendirian di taman kastil, dari balik pohon. Mereka berdua sudah sejak tadi melihat Ashlyn yang nampak bosan sendirian, karena Willian yang memang sengaja menghindarainya.“Apa kau melihatnya Pira, dia semakin mirip dengannya. Tingkahnya sangat manja dan senyumannya, bahkan ia juga sangat keras kepala.” Ujar Willian.“Tentu saja tuan, keturunan nona Mora memiliki itu semua.” Jelas Pira datar.Willian serasa menjatuhkan wajahnya mendengar jawaban datar dari Pira, Willian seolah di ingatkan selama hampir dua ratus tahun ia berada di hutan kegelapan, Pira adalah satu-satunya mahkluk yang bicara dengannya dengan nada datar dan tampa ekspresi.Willian menghela nafasnya, mengingat ia tidak pernah sekalipun menemui anak Mora, dan kepada Ashlynlah ia bisa bertemu. Keturunan Mora, dan sekarang aka
Ashlyn berlari ke arah Willian yang jatuh tersungkur, nampak tubuh itu mengeluarkan banyak darah dari lukanya. Tubuh Willian yang melemah kembali seperti biasa, taringnya menghilang dan kukunya juga telah kembali kebentuk semula.Belum sampai Ashlyn mendekati Willian, ia melihat bagaimana Willian yang jatuh tersungkur terus menerus menerima pukulan dari Luke, hingga batuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya. Ashlyn melihat bagaimana Luke yang tidak memiliki belas kasian sama sekali memukuli Willian tampa henti.“Berhenti!!!” Teriak Ashlyn.Luke tidak memperdulikan teriakan Ashlyn yang berlari ke arahnya, Luke mencabut pedang yang menusuk Willian dan kembali ingin melayangkan pedang itu ke leher Willian.Melihat itu, Ashlyn berlari sekuat tenaga dan langsung memeluk tubuh Willian untuk melindungi tubuh vampire itu dengan tubuhnya dari serangan Luke.Ashlyn menutup mata, menanti pedang yang akan menebas punggungnya, Ashlyn sudah si
Ashlyn pergi ke dapur pack untuk melihat apakah ada makanan yang bisa ia makan, kondisinya yang sedang hamil sering sekali membuat Ashlyn merasa lapar, dan ia sangat malas meminta tolong kepada pelayan pack untuk membawahkannya makanan atau mebuatkannya cemilan mengingat bagaimana semua pelayan itu melihatnya tidak suka.Ashlyn membuka kulkas pack dan melihat beberapa bahan makanan, dan buah. Melihat itu Ashlyn berencana membuat beberapa kue kering untuk ia bawah ke kamarnya, yang akan dengan mudah ia makan jika merasa lapar.Ashlyn membuka semua lemari penyimpanan yang ada di dapur itu dan mencari semua bahan dan peralatan yang ia butuhkan. Ashlyn tahu pelayan-pelayan yang melihat merasa tidak suka dengan tindakannya dan membicarakannya.Namun Ashlyn sendiri memilih tidak memperdulikan siapapun di pack ini, Ashlyn menutup mata dan telinganya untuk semua yang ia lihat dan dengar. Ashlyn hanya akan bersikap sesuai dengan orang
Dokter Elon yang menyadari kedatangan Luke berdiri dan melihat Alfanya itu, Dokter Elon tidak merasakan tekanan dari scene Alfa Luke itu karena dirinya adalah seorang omega, akan sangat berbeda jika dokter Elon adalah seorang beta atau warrior, mungkin sekarang ia tidak akan bisa berdiri dengan benar akibat tekan kuat dari scene seorang Alfa.“Alfa...apa yang membawah anda ke sini?” tanya Dokter Elon sopan.“Aku ingin bicara dengan Ashlyn, berdua.” Tekan Luke dengan kalimatnya.Dokter Elon sedikit menaikan alis matanya, namun ia tidak bisa membantah apa yang di katakan oleh Alfanya itu. Ia melihat Ashlyn sebentar untuk berpamitan dan kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.Ashlyn menghela nafasnya dan kemudian mengalihkan pandangannya ke tempat lain, rasanya Ashlyn sangat malas jika harus berdebat dengan Luke sekarang. Karena di lihat dari wajahnya saja, lelaki akan memulai pertengkaran dengannya.