“The next time you try to run from me, I will chase you. And make no mistake, I will catch you. Do you Understand?” “Y-, yes, sir.” I stutter, suddenly feeling hot all over. “Alpha!” He corrects me. “I may be a Lycan and a King, but I’m still your Alpha, sweetling.” Sage is nothing more than an outcast omega, living as a slave in the Blackthorn Pack. Cassius Sloane, the Alpha heir, is the only one there she can trust. Or so she thought. When a handsome stranger stumbles into her path, bloody and dying, Sage’s kind heart won’t allow her to turn her back on him, despite the consequences for harboring a rogue. But as soon as he’s well, he leaves her too. Sage has all but given up when her handsome stranger returns, saving her in her darkest hour. But in the midst of her salvation, truths come to light that leave her feeling even more distrustful and betrayed. She may have been given a second chance at life and a new home, but she quickly finds the Royal pack is no place for an lowly omega. And the ever-growing pull she feels to a certain king she can never have is the last thing she needs. In a kingdom plagued by mutant rogues and political perils, will she rise above her station and find true happiness, or will she forever remain the outcast omega? Other works: Fate Trilogy An Unwanted Fate A Tangled Fate: Bound By Her Betas A Cruel Fate: Her Gammas Regret Legend Of Glass Lake Series The Alpha’s Abandoned Luna And The twin Flames Tryst Of Fate Not Their Luna: A Female Alpha Story-Coming Soon Stand Alone Resisting The Alpha Triplets
View More“Beb aku rindu. Aku ingin bertemu denganmu. Di kota yang menurut banyak orang sebagai kota yang istimewa ternyata tidak menurutku. Sebab tidak ada kamu di sini.”
Yudhis mengingat Kembali pesan singkat yang dikirim kekasihnya kemarin. Perasaanya bermekaran. Bagai bunga matahari yang merekah Ketika terkena sinar matari. Dan membuat orang-orang begitu kagum melihatnya, karena warna daunnya yang kuning menyala dan sungguh mempesona. Yudhis memandangi layar telepon genggamnya. Sembari mesam-mesem, sebenarnya Yudhis juga menyimpan rindu kepada kekasih yang baru saja dikencaninya selama sebulan belakangan ini. Maklum saja, mereka sedang hangat-hangatnya merajut kasih. Sambil mendengarkan sebuah lagu yang didendangkan oleh salah satu grup band yang cukup terkenal di Jakarta, yudhis membayangkan bagaimana saat mereka Kembali bertemu.
Sedang asyik berkhayal, Yudhis dikagetkan dengan suara teman satu indekosnya yang Bernama Ghai. Nama teman indekosnya ini adalah Ghaisan Agung. Namun teman-temannya yang lain lebih suka memanggilnya Ghai. Tak terkecuali Yudhis. Ghai ini dikenal karena memiliki perawakan yang tinggi besar, wajahnya tampan, rambutnya ikal, sedikit cuek, juga mengendarai motor Vespa yang saat itu digemari oleh teman-teman sebayanya. Maka tak heran jika banyak Wanita yang menyukai Ghai, bahkan tak segan mengajak Ghai kencan. Ghai pun geleng-geleng kepala melihat kelakuan Yudhis yang saat itu tengah mesam-mesem sendiri. “ ngapain sih Dhis cengar-cengir? Gila ya?”. Mendengar ucapan itu Yudhis langsung melemparkan bantal yang ia pakai kearah Ghai. “mau tahu aja!.". Setelah bersiap-siap mereka pun segera berangkat menuju kampus. Di lobi, mereka bertemu dengan Mario, Adit, dan juga Anya. “ Ke kantin belakang dulu yuk. Belum minum kopi nih.” Celetuk Adit. Lantas mereka pun segera menuju kantin. Matari sudah tepat berada di atas kepala. Namun mereka masih saja duduk-duduk di kantin. Anya yang sedari tadi memperhatikan teman-temannya sambil terus menghisap rokoknya, heran melihat Yudhis yang belakangan ini lebih sering memperhatikan telepon genggam dari pada mengobrol dengan yang lain. “lagi mikirin yang jorok-jorok ya dis?” celoteh Anya. “sembarangan aja.” Yudhis baru ingin membantahnya sudah di sela oleh Ghai “ngebayangin siapa lagi kalo bukan Shaina.”.
“ Baru juga sebulan pacarana sudah ditinggal ke luar kota” Adit menimpali. Mereka pun tertawa Bersama-sama. Terkecuali Yudhis yang terlihat cemberut. Menjelang mata kuliah terakhir hari itu mereka berlima baru masuk ke dalam kelas. Di tengah pelajaran Yudhis asyik sendiri memainkan telepon genggamnya. Terlihat dari wajahnya yang sumringah sedang menunggu pesan singkat dari kekasihnya. Yudhis membayangkan kalimat apa yang akan dia ketik selanjutnya. sedang asyik memainkan telepon genggam. Yudhis sampai kaget saat dia di tanya oleh dosen mengenai mata kuliah yang sedang didiskusikan teman-teman sekelasnya. Yudhis mencoba menjawab pertanyaan tersebut dengan sedikit gugup, karena barang tentu Yudhis tak mengetahui apa yang sedang dibahas saat itu. “Kamu yang duduk baris ketiga paling kiri, dengarkan kalau sedang ada pelajaran. Ini kampus, bukan rumah nenekmu.” Yudhis pun ditegur oleh dosen tersebut, “cepat masukan telepon genggammu ke dalam tas, atau kamu saya keluarkan”. Sambung dosen tersebut. Sontak teman-teman sekelasnya yang lain cengar-cengir melihat tingkah laku Yudhis. Menjelang akhir pelajaran, dosen yang Bernama Bu Adel tersebut memberikan penutup untuk para mahasiswanya bahwa mereka harus mempersiapkan diri menghadapi ujian Semester. Bu Adel Juga sempat menyinggung kepada para mahasiswanya untuk selalu memperhatikan saat kuliah sedang berangsung. Sontak seluruh mahasiswa yang berada di dalam kelas melirik kearah Yudhis. Yudhis pun malu mendapati dirinya tengah di singgung di dalam kelas. Mata kuliah Bu Adel pun berakhir. Di Lorong kampus, Adit dan Anya sedang merencanakan untuk mereka berlima hangout ke sebuah kafe. Di perjalanan Yudhis yang diboncengi oleh Ghai, bercerita mengenai kekasihnya. Yudhis masih belum memahami alasan utama kekasihnya memilih bekerja di luar kota. Yudhis heran kenapa kekasihnya tiba-tiba meninggalakan perkuliahan menjelang akhir semester. Ghai yang mendengarkan sembari menarik gas motor Vespa kesayangannya hanya bisa diam. Yudhis pun melanjutkan terus ceritanya “Ghai, menurutmu, apa aku harus menyusulnya. Jawab dong Ghai, jangan diam terus dari tadi.”. Ghai pun masih saja diam tak memberikan jawaban.“aku kayanya perlu mencari pekerjaan, aku mau nyusul kesana. Tadi sebelum kita berangkat ke kafe, Shaina bilang kalo dia ke luar kota untuk mencari pekerjaan. Kan aneh, kenapa tidak mencari pekerjaan di sini aja. Heran.”.Elara Our celebration is unlike any royal event I've ever attended. Instead of stilted formal interactions, the evening becomes a genuine celebration of love, unity, and hope for the future. Couples throughout the hall seem inspired by our example, showing affection more openly, dancing with obviou
Elara The great hall has been transformed into something out of a fairy tale.Golden banners hang from every pillar, interwoven with silver threads that catch the light and seem to pulse with their own magical energy. Tables groan under the weight of delicacies from across the allied kingdoms, whil
"Absolutely for the good of the kingdom," I confirm, trailing kisses down her body in ways that make her arch against me with soft sounds of pleasure.And as I proceed to demonstrate exactly how thoroughly I plan to worship the woman who saved us all, one thing becomes absolutely clear:We're going
Dominic"I want all of you," Elara whispers, her legs wrapping around my waist in an invitation that makes my control slip dangerously. "Everything you've been holding back, everything you've been saving until you were sure I was ready. I'm ready now, Dom. I'm yours."The permission she's giving me,
DominicI wake before dawn with Elara curled against my chest, her breathing deep and even in a way that tells me she's actually resting for the first time in weeks.Through our transformed bond, I can sense her dreams—not the chaotic visions that used to plague her sleep, but gentle glimpses of our
"And food," Kieran adds with a smile that carries both professional concern and familial affection. "Channeling that level of magical power burns through physical resources faster than most people realize."Through our bond, I suddenly become aware of how hungry I actually am—not just for food, but
Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.
Comments