Sebagai dibandingkan, Aksan jauh lebih kuat daripada putranya yang bernama Hilmi. Dalam hal tekanan kekuatan saja, Hilmi tidak bisa menyamainya.Saat melihat kekuatan Aksan yang menakutkan, orang-orang dari tiga keluarga besar tidak bisa menahan diri untuk bersorak kembali.Ekspresi Surya tidak menunjukkan perubahan apa pun. Dia tetap diam dan hanya memperhatikan Aksan dengan tenang.Sorot mata Aksan penuh dengan amarah. Setelah mengambil beberapa langkah panjang, dia melompat dan menerjang ke arah Surya seperti seekor burung elang raksasa.Saat mendekati Surya, bayangan tinju yang tak terhitung jumlahnya menyerang dari udara.Seketika itu juga, angin kencang menderu dan debu beterbangan ke mana-mana.Tangan kiri Surya berada di belakang punggungnya, sedangkan tangan kanannya memotong, menyapu, menebas dan memantul di udara sehingga membuat serangan Aksan menjadi tidak terlihat.Aksan tampak sangat marah. Dia mendarat di tanah dan melancarkan serangan sengit lainnya. Tinju dan tendanga
Begitu Aksan selesai berbicara, Jose segera mendekatinya sambil memegang sebuah kotak kayu. Dia berlutut di depan Aksan dan memegang kotak kayu tersebut di atas kepalanya.Aksan mengayunkan tangannya dan membuka kotak kayu itu perlahan-lahan. Kemudian, dia mengeluarkan sebuah gulungan lukisan yang ada di dalamnya dan membukanya dengan cepat.Gulungan lukisan tersebut menggambarkan seorang pria tua berjubah yang berdiri di puncak gunung dengan pedang panjang di punggungnya. Penampilan pria tua itu tampak seperti dewa yang mistis dan agung.Pada saat yang sama, kekuatan yang sangat besar terpancar dari gulungan itu dan mengintimidasi semua orang yang hadir.Pada saat ini, Jorzy tiba-tiba berdiri dan berkata dengan penuh keterkejutan, "Konon katanya Keluarga Hatani punya lukisan leluhur kuno yang di dalamnya terdapat kekuatan besar seorang biksu agung. Apa ini harta karun berharga yang selalu dihormati dan dibanggakan oleh Keluarga Hatani?"Jorzy tampak sangat terguncang.Namun, perasaann
Saat ini, wajah Aksan tampak pucat pasi. Darah terus mengalir dari mulutnya dan ekspresi wajahnya menunjukkan ketakutan dan ketidakpercayaan.Setelah beberapa saat, Jorzy dan Brian akhirnya berhasil mengangkat kepala mereka.Ketika mereka melihat bahwa Surya benar-benar tidak terluka, mereka tampak sangat terkejut dan juga ketakutan.Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi?Namun, saat ini Surya berdiri di tempatnya dengan tenang dan membuat mereka kesulitan untuk memercayai hal tersebut.Saat ini, gulungan di tangan Aksan tiba-tiba hancur dan berubah menjadi abu yang langsung lenyap.Awalnya, Aksan tampak sangat terkejut. Kemudian, dia mulai kehilangan akal sehatnya dan berteriak, "Leluhur! Leluhur!""Berhentilah berteriak!" Surya mengernyitkan kening dan berkata, "Leluhurmu meninggalkan sedikit kekuatan itu sebagai kenangan. Tapi, kamu malah menggunakannya sampai habis. Jadi, inilah hasilnya."Aksan menatap Surya dengan penuh kebencian. Kemudian, dia berkata dengan getir, "Kamu sudah
Aksan membungkuk dengan hormat kepada Surya dan berkata, "Tuan, kamu sangat murah hati dan aku merasa malu atas perbuatanku barusan. Jadi, untuk menyampaikan permintaan maafku, aku akan memberikan beberapa hadiah padamu sebagai permintaan maaf. Tolong terimalah.""Oh?" Surya agak terkejut.Aksan melihat sekeliling dan berkata, "Pulau Aora adalah milik Keluarga Hatani. Aku sudah bersikap bodoh dan menyinggung perasaanmu. Sebagai tanda permintaan maaf, aku akan menghadiahkan tempat ini untukmu.""Kamu ingin memberikan tempat ini padaku?" Surya benar-benar tercengang. Dia memandang Aksan dan berkata, "Tempat ini pasti sangat mahal harganya."Aksan membungkuk dan berkata, "Kekayaan seharusnya bukanlah masalah bagimu. Tempat ini hanyalah tanda terima kasih kecil dari ketulusanku. Tolong jangan menolak, Tuan."Surya merenung sejenak dan berkata perlahan, "Karena kamu memiliki niat seperti itu, aku akan menerimanya.""Terima kasih atas kemurahan hatimu, Tuan. Aku akan segera menyelesaikan pro
Namun, Linda tidak menanyakan tentang hal tersebut. Dia tidak akan bertanya tentang sesuatu jika bosnya tidak berinisiatif untuk membahasnya terlebih dahulu.Baik sebagai bawahan, teman, atau bahkan kekasih, diam selalu menjadi tindakan terbaik.Setelah mendengar penjelasan Surya, Linda tersenyum tipis dan berkata, "Pulau Aora setidaknya bernilai sepuluh triliun rupiah. Keuntungan yang kamu dapat kali ini lumayan banyak.""Aku sama sekali nggak menyangka akan mendapatkan rejeki nomplok seperti ini," kata Surya sambil tersenyum.Saat ini, Linda benar-benar merasa lega. Mereka berdua mengobrol sambil menyelesaikan makan malam. Kemudian, Linda berjalan ke dapur dengan gembira untuk mencuci piring.Surya duduk di sofa sambil menyalakan sebatang rokok. Dia melihat ke arah Linda yang sedang sibuk di dapur dan tidak yakin apa yang sedang dipikirkannya.Tidak lama kemudian, Linda selesai mencuci piring dan berjalan ke ruang tamu.Saat dia hendak duduk, kakinya tiba-tiba terpeleset dan dia jatu
Begitu melihat panggilan dari Rania, Surya langsung mengangkatnya."Surya, kamu di mana? Mau kujemput?" Terdengar suara Rania dari seberang sana.Surya langsung menjawab, "Nggak perlu, aku segera ke sana.""Baiklah. Jangan telat, ya." Setelah itu, Rania langsung menutup telepon.Surya tersenyum. Jujur saja, dia juga merasa senang bisa duduk berbincang dengan teman sekolah. Bagaimanapun temannya juga tidak banyak. Sedangkan hubungan pertemanan yang murni juga sangat berharga.Dia mengendarai mobil langsung menuju ke Bar Lugos.Bar Lugos adalah pusat hiburan yang cukup terkenal di Kota Juwana.Setengah jam kemudian, Surya sudah tiba di Bar Lugos. Begitu memasuki aula, dia melihat Rania sedang duduk di sofa, seakan-akan memang sedang menunggunya.Begitu melihat Surya, Rania langsung bangkit dan menghampirinya, lalu tersenyum sambil berkata, "Ayo, teman-teman sudah sampai."Surya mengangguk, lalu mengikuti Rania memasuki ruang VIP.Begitu masuk ke ruang VIP, terlihat belasan orang sedang d
Mira dengan bangga menggait tangan Burno dan duduk, sedangkan Burno juga terlihat arogan.Surya mengerutkan keningnya karena merasa kesal.Ini jelas-jelas sedang pamer. Ini acara reuni, bukan ajang pamer.Mira tersenyum dan berkata, "Semuanya jangan diam saja. Burno memang berstatus tinggi, tapi dia adalah pacarku. Kalian jangan merasa segan."Perkataan ini terkesan basa-basi, tetapi terdengar pamer.Semua orang merasa enggan. Jadi, ada yang bangkit untuk mengambil arak dan ada yang mengambil teh.Setelah itu, Paul Enru yang dulunya menjadi ketua kelas mengangkat gelas dan berkata, "Hari ini kita semua berkumpul di sini. Kita bersulang dulu untuk mempererat pertemanan kita."Semua orang mengangkat gelas, Surya dan lainnya juga mengangkat gelas dan menghabiskan minumannya. Rania dan teman wanita lainnya hanya minum seteguk teh.Begitu minum segelas arak, semua orang mulai makan sambil berbincang-bincang.Saat ini tatapan Mira tertuju pada Surya, Mira terlihat kaget."Surya, lama nggak b
Rania langsung bangkit berdiri dan berkata, "Kalian jangan marah. Acara reuni untuk bersenang-senang, jangan emosi."Namun, Burno malah berkata, "Emosi? Jangan bercanda. Ini perintah. Aku datang kemari karena Mira. Kalau nggak, kalian kira kalian berhak duduk bersamaku di sini?"Perkataan Burno sudah menyinggung banyak orang, semua orang terlihat marah.Namun, karena identitas Burno, semua orang juga tidak berani berkata apa-apa.Mereka semua bekerja dan hidup di Kota Juwana, mereka memang tidak bisa menyinggung putranya kepala distrik.Seseorang yang mengangkat gelasnya dan berkata, "Pak Burno, jangan marah. Aku bersulang untukmu.""Oh, kamu siapa?" tanya Burno dengan angkuh.Orang ini langsung menjawab, "Namaku Edward Warren. Aku baru dipindahkan ke Distrik Mando. Mohon bantuannya, Pak Burno."Begitu mendengarnya, Burno mengangkat gelasnya dengan malas dan berkata, "Baik, aku sudah tahu. Demi Mira, aku pasti akan membantumu."Edward tersenyum dan langsung meneguk habis minumannya.Se