Home / Horor / WARUNG TENGAH MALAM / 7-WANITA BERBAJU PUTIH DAN MERAH

Share

7-WANITA BERBAJU PUTIH DAN MERAH

last update Last Updated: 2021-07-14 15:20:37

“Kang pesen kopi hideung (kang pesan kopi hitam).”

Tiba-tiba terdengar suara wanita itu memesan kopi kepadaku.

“Kang pesen kopi hideung (kang pesan kopi hitam).”

Wanita itu mengulang ucapannya kepadaku, tapi ketika wanita itu berbicara tiba-tiba badanku merinding. Seakan-akan ada aura mistis yang menakutkan terpancar dari wanita itu.

Wanita duduk dan menghadap ke arah jalan sehingga aku hanya melihat punggung nya dengan rambut panjang yang hampir menyentuh lantai. Dengan baju putih yang lusuh dan rambut panjang yang kusut terlihat beberapa daun kering yang menempel di rambutnya semakin membuatku semakin yakin bahwa wanita itu bukan manusia.

Wanita itu duduk terdiam tanpa sesekali menggerakan tanganya, sesekali wanita itu memainkan rambutnya yang panjang dengan menyisir rambutnya dengan jari-jari tangannya.

Badanku merinding kembali, ketakutan yang tadi hilang kembali muncul. Tapi aku mencoba memberanikan diri kali ini untuk menjawab apa yang dipesankan oleh makhluk yang duduk di depan warung itu. Mengingat dalam pesan Ibu apabila ada sesosok wanita yang datang harus dibuatkan kopi.

“Kang pesen kopi hideung (kang pesan kopi hitam),”  wanita itu kembali berbicara kepadaku dengan nada yang menyeramkan.

“Hihihihihihi.......”

Kali ini dia mulai tertawa, tertawa yang khas yang membuat suasana semakin menakutkan.

 “Muhun teh, di antos nya teh (iya teh, ditunggu ya teh),” aku menjawab dengan bahasa Sunda untuk menunggu karena akan aku buatkan pesanan wanita itu.

Badanku masih merinding ketika menjawab pesanan itu. Lalu wanita itu tiba-tiba mengangguk dan kembali tertawa.

“Hihihihihihi”

Akupun segera mengambil kopi sachet dari etalase depan dan membawanya ke belakang warung sambil berlari. Aku mengambil air dan memanaskanya di atas kompor kecil. Meskipun aku sudah memberanikan diri tapi tetap saja jantungku berdetak kencang badanku merinding dan tidak bisa menghilangkan ketakutanku saat ini.

Badanku menyender ke tembok di belakang warung, Sambil ku menunggu air mendidih. Sesekali mendengar suara ketawa wanita itu lagi, suara yang menyeramkan yang membuat aku ingin lari menjauh, tapi karena aku bertanggung jawab untuk menjaga warung ini. Aku mau tidak mau harus melayani wanita itu untuk dibuatkan kopi seperti yang dipesankan Ibuku sore hari.

“Hihihihihi”

 "Hihihihihi"

"HIHIHIHIHI!!!!!!!!"

Suara tertawa itu kembali terdengar, semakin lama kudengar semakin menyeramkan. Tapi anehnya kali ini suara ketawa wanita itu sepertinya dekat sekali. Seperti beberapa langkah dari tempatku berdiri.

Aku melihat sekelilingku dan di sana hanya ada tumpukan barang-barang dagangan tidak ada tanda-tanda wanita itu. Aku takut apabila wanita itu mendekat dari depan warung ke belakang, karena menurut pesan Ibu. Aku tidak boleh melihat wajahnya, Kulihat ruangan belakang tampak tidak ada tanda-tanda makhluk itu mendekat.

Tapi mengapa suara itu malah sangat dekat terdengar, ya?

Aku pun melangkah menuju ke warung. Memastikan bahwa wanita itu masih duduk di sana. Aku berjalan dan tiba-tiba.

“Kang pesen kopi.”

Terdengar ada suara dari arah kamar mandi. Akupun reflek menengok ke arah kamar mandi, dan ternyata aku melihat sesuatu yang lebih menyeramkan dari wanita yang ada di depan.

Di kamar mandi terdapat sosok wanita yang sedang menatapku dengan senyum, wajahnya terlihat pucat, kusam, dengan mata yang melotot dan rambut panjang serta baju yang berwarna merah.

Iya. Berwarna merah bukan warna putih seperti sosok yang ada di depan warung. Dia tertawa dengan menggerakan kepalanya ke kiri dan ke kanan. Kulihat tangannya yang keriput dengan kuku yang panjang seperti yang siap menerkam apabila aku di dekatnya.

Wanita itu tertawa. Tertawa yang lebih jahat dan lebih menakutkan.

“Hahahahahaa, hihihihihihi....... kang pesen kopi, hihihihihi”

Aku tiba-tiba tidak bisa bergerak. Badanku seperti menolak untuk berjalan lagi, aku seperti terdiam dan tidak bisa berbuat apa-apa. Wanita itu terus menerus tertawa dan menggerakan kepalanya ke kiri dan ke kanan.

Aku ingat apabila yang datang adalah wanita yang berbaju merah. Aku harus bilang bahwa kopinya habis. Tapi mulutku saat ini seakan susah untuk berbicara karena sosok itu sangat dekat denganku tempatku berdiri.

“Hahahahaha.., hihihi..., hihihihihi”

Wanita itu kembali tertawa. Dan tiba-tiba wanita baju merah itu perlahan mundur ke arah tembok sambil tertawa dan kemudian menghilang.

Sesaat setelah wanita berbaju merah itu menghilang tubuhku kembali bisa di gerakan, suaraku bisa lagi berbicara. Dan ku dengar kali ini adalah suara dari air yang mendidih dari arah dapur.

Blub.blub.blub

Aku pun kembali ke dapur melanjutkan membuat kopi untuk wanita baju putih yang sedang menunggu di depan warung, seperti yang dipesankan Ibu. Ku buka sachet kopi dan ku masukan ke atas gelas lalu air yang sudah mendidih ku masukan ke gelas berisi kopi, dan aku aduk supaya air dan kopinya tercampur.

Kopi yang sudah selesai ku buat. Kubawa kembali kopi tersebut ke depan warung, dan ketika ku sampai ke warung. Yang aku lihat bukanlah sosok wanita berbaju putih yang sedang duduk di sana. Melainkan sesosok wanita yang berbaju merah.

Kepala wanita itu kemudian berbalik ke arahku, dengan wajah yang menyeramkan dia pun berkata.

“Kang pesen kopi?” dia pun kembali bertanya dengan disertai tawa yang menyeramkan

“Hihihihihihi”

Badanku kembali bergerak. Kopi yang ada di tanganku tidak bisa digerakkan. Aku hanya bisa memandang wajahnya yang menyeramkan di depan warung. Karena aku ingat pesan dari Ibu 

Apabila yang memakai baju merah memesan kopi, bilang kalau kopinya habis

Aku pun mencoba menjawab meskipun dengan terbata-bata.

“Euh... euh... kopinya habis teh,” jawabku.

Tiba-tiba setelah aku berbicara seperti itu. Aura dari luar warung tiba-tiba mencekam, kali ini bahkan udara yang masuk dari luar seperti menusuk kulit. Angin mendadak bertiup kencang hingga bisa menggoyangkan beberapa barang dari etalase warung.

Wanita berbaju merah itu sepertinya menjadi marah atas jawabanku yang mengatakan kopinya habis. Dia pun berdiri dan menatap ke arahku dari kejauhan.

Kulihat rambut yang terurai ke bawah perlahan terangkat, ada aura hitam kecil di sela-sela rambutnya, matanya kian melotot ke arahku. Dan tidak ada tertawaan lagi yang muncul dari mulutnya kali ini.

“Eta kopi jang saha (itu kopi buat siapa),” wanita itu berbicara dengan nada marah sambil menunjuk kepada kopi yang dia pegang.

Dia menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan dengan urat-urat yang muncul di wajahnya. Kuku yang ada di tangannya malah semakin memanjang.

“ETA KOPI JANG SAHAAAAAAAAA??????” wanita itu berbicara lagi kali ini dia berteriak dengan tangan yang menunjuk kepadaku.

Aku hanya bisa diam tubuhku tidak bisa digerakan, kakiku terasa berat untuk berlari. Tanganku hanya bisa bergetar sambil memegang kopi. Wajahku hanya bisa menatap makhluk itu tanpa bisa memalingkan wajahku.

Wanita itu perlahan terbang ke arahku sambil menunjuk ke arah kopi yang aku buat. Angin dari luar warung semakin kencang kali ini kulihat jelas wajahnya yang benar-benar tampak marah. Dan aku hanya bisa terdiam.

Tiba-tiba wanita itu berada tepat di depan wajahku, kulihat sangat jelas wajahnya yang putih dan keriput, mata yang melototi ku dengan tatapan yang marah dan kuku yang panjang dari tanganya yang seolah-olah akan menerkamku.

Badanku tiba-tiba lemas, gelas berisi kopi yang kupegang pun jatuh. Aku pun tersungkur di lantai karena tidak kuat menahan aura yang dikeluarkan oleh wanita itu. Sehingga aku pun pingsan di dalam warung di malam itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (44)
goodnovel comment avatar
for you
pusing ngikutin ceritanya apa lagi harus beli poin...
goodnovel comment avatar
Anas Kaef
menyeramkan tapi,aku suka ..
goodnovel comment avatar
Didan Masters Glo
baca dari awal lg aku ini..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 4 - AKHIR CERITA

    Waktu semakin malam, aku dan Iman kini berjalan melewati rumah-rumah di Kampung Sepuh menuju warung. Sekarang para warga bisa berjalan dengan santainya pada malam hari, bahkan tanpa bantuan senter sekalipun, karena baru beberapa bulan yang lalu jalanan Kampung Sepuh dipasangin lampu jalan bertenaga surya untuk penerangan. Ya siapa lagi kalau ada andil Pak Ardi di dalamnya, Pak Ardi benar-benar ingin merubah Kampung Sepuh agar bisa disamakan dengan kampung-kampung yang ada di sekitarnya. Sehingga apapun yang dia lakukan agar Kampung Sepuh bisa terlihat lebih modern dan bisa diterima oleh masyarakat yang masih menganggap Kampung Sepuh itu adalah Kampung Keramat. Ketika aku sampai, rupanya Ujang sudah duduk di depan warung. dengan aura yang kini tampak berbeda dari yang aku temui di siang hari. Aku yang baru sampai dipersilakan untuk duduk dan bersila, dan akupun secara tidak sadar mengikuti apa yang dia perintahkan. “Aku akan menunjukan A Sidik sesuatu.

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 3 - SUASANA MALAM

    Obrolan yang sangat panjang di depan warung tersebut membuatku terkesima, oleh cerita-cerita Ujang yang dia dapatkan dari pengalamannya sendiri ataupun dari para warga yang mengalami kejadian-kejadian diluar nalar yang terjadi di Kampung Sepuh ini.Setelah perjanjian yang mengikat mereka terputus, para warga mulai beradaptasi kembali dengan suasana malam. Dan sekarang mereka sudah terbiasa dengan malam hari di Kampung Sepuh yang kini sedang aku kunjungi.Disana pula aku mendapatkan beberapa cerita yang tidak aku tulis dalam cerita, cerita-cerita yang menyeramkan terutama ketika menyangkut Ujang pada masa kecil dengan mitos-mitos dan pantangan-pantangan yang ada di sekitar mereka.Pulau Jawa bagian selatan masih penuh misteri, dengan landscape pegunungan yang membentang hingga ke Pantai Selatan. Membuatnya banyak mitos dan kejadian-kejadian yang diluar nalar, yang sering kali bersinggungan dengan manusia yang hidup di dalamnya.Dan bagiku, itu adalah penga

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 2 - TAWARAN

    Sebuah warung kecil, yang awalnya aku tuangkan dalam Kata-kata yang menjadi cerita hingga saat ini. Kini aku lihat sendiri bentuknya, sebuah warung yang dulunya hanya berada dalam imajinasiku sendiri. Kini, aku melihatnya dengan kedua mataku sendiri.Bekas-bekas runtuhnya warung yang aku ceritakan masih tersisa, dengan banyaknya genteng-genteng yang rusak karena hangus terbakar disusun dan disimpan di rumah Ujang. Warung itu tampak baru, karena setelah kejadian yang menimpa Ujang. Pak Ardi dan para warga sepakat membangun kembali warung tersebut.Warung yang kini aku lihat ini, adalah salah satu point utama dalam ceritaku. Dimana, banyak kejadian yang silih berganti muncul dan harus di hadapi oleh Ujang dan warga Kampung Sepuh.“Kang!” Kataku sambil berdiri dan menyapa Ujang yang mendekatiku.Ujang hanya tersenyum, sifatnya yang agak pendiam terlihat jelas olehku. Ujang tidak setampan atau setinggi orang-orang yang menjadi karakter utama di da

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 1 - AKU (PENULIS)

    “Dik, rumah orang tua kamu dimana sih, aku dah nungguin di Alf*mart deket rumah kamu. ” Sebuah text W* tiba-tiba muncul di HP ku pada pagi itu. Dan ketika aku baca, ternyata Iman sudah sampai di Ciwidey tempat dimana orang tua ku tinggal. Hari ini adalah hari minggu di akhir Februari. Dan pada hari ini, aku sengaja mengosongkan jadwalku untuk berkunjung ke Kampung Sepuh bersama dengan Iman, anak dari Mang Rusdi yang kini bekerja di tempat yang sama denganku. Aku berkunjung ke Kampung Sepuh, semata-mata untuk bersilaturahmi kepada semua warga yang ada disana. Karena sudah memberiku izin untuk membuat cerita tentang mereka, termasuk dengan segala yang terjadi di dalamnya. Iman dan Mang Rusdi adalah dua orang yang namanya sama dengan cerita yang aku buat. Sedangkan sisanya, aku sengaja memberi nama baru. Dan itu sudah sesuai dengan kesepakatan mereka ketika aku membuat cerita ini. “Ok, tunggu nanti aku kesana, beli aja makanan ama minuman buat ol

  • WARUNG TENGAH MALAM   267-TUTUP

    Kini,Semuanya kembali normal, Tidak semua orang tahu akan cerita ini. Bahkan hanya beberapa orang yang aku percaya yang mengetahui tentang apa yang terjadi tentang pertarunganku dan Kala pada saat itu.Karena apabila aku bercerita kepada semua orang, pasti banyak orang yang tidak percaya. Karena menganggap itu hanyalah fantasi dan ilusi semata dari seseorang yang kehilangan kakinya di Gunung Sepuh.Namun, berbeda dengan Mang Rusdi dan Mang Darman. Yang kini sering kali menghabiskan waktunya untuk menemaniku di dalam warung, bahkan istri Mang Rusdi sering kali membantuku di rumah untuk sekedar membersihkan rumah dan memastikan aku bisa makan dengan lahap di hari itu.Karena mereka sadar, aku kini hanya sendirian di Kampung Sepuh. Sudah tidak ada lagi orang tua yang menjadi panutanku saat ini. Sehingga mereka secara sukarela membantuku dan menganggapku sebagai bagian dari keluarga mereka yang tidak boleh mereka abaikan.“Mang, nongkrong wae di

  • WARUNG TENGAH MALAM   266-HANCUR

    Dua minggu kemudian.Warung yang sudah hancur akibat aku bakar, kini kembali berdiri. Lengkap dengan etalase yang sudah diperbaiki dan barang-barang yang dagangan yang mengisi penuh etalase dan rak-rak dagangan di warungku ini.Dan suasana sore hari yang penuh dengan hilir mudik warga kampung yang pulang dari sawah dan ladang terlihat olehku yang kini menjaga lagi warung yang sudah aku buat kembali bersama para warga dengan bantuan modal dari Pak Ardi.Aku seperti biasa kini sedang duduk dan bercengkrama dengan Mang Rusdi dan Mang Darman yang baru pulang dari berkeliling kampung untuk berdagang. Canda dan tawa menghiasi obrolan-obrolan tersebut karena sesekali Mang Darman berceloteh dan bercanda atas apa yang dia lakukan.Mereka berdua sudah mengetahui kejadian yang menimpaku di tempat itu, bahkan pertarungan ku dengan Kala di Gunung Sepuh. Dan itu membuat mereka tercengang karena mereka tidak mengetahui bahwa ada makhluk yang seperti itu di Gunung Sepuh.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status