Share

CINTA MONYET

Auteur: Avaya0627
last update Dernière mise à jour: 2021-06-24 13:54:46

Seorang anak laki-laki berusia 19 tahun berteriak-teriak memanggil bundanya.  Di tangannya ada surat pengumuman.

“Bunda aku diterima kuliah di salah satu kampus di Singapura.  Bukan hanya itu saja.  Aku lulus tes untuk mendapatkan beasiswa.”

“Wah selamat ya Nak.” Bunda Tabita memeluk anak remaja yang berdiri di depannya.  Anak laki-laki yang menawarkan jasa payung padanya kini sudah tumbuh tinggi dan sangat pintar.  “Dari awal bunda yakin kalau kamu pasti lulus.  Cepat ke ruangan ayah kamu.  Pasti dia juga senang mendengarnya.”

Zefanya berubah total dari kehidupannya yang dulu.  Sangat pintar dan tampan.  Tidak ada lagi kesan gelandangan karena kulit dan tubuhnya terawat dengan baik.  Zefanya mengetuk pintu dan dia masuk ke sebuah ruangan.

“Ayah aku lulus.” Anak remaja itu memberikan kertas di tangannya pada pria paruh baya yang duduk di kursinya. 

“Selamat ya nak.” Charles bangkit dari kursi lalu memberi pelukan serta tepukan di punggung Zefanya.  “Kapan kamu akan berangkat?”

“Bulan depan ayah.”

“Baiklah.  Manfaatkan waktumu di sini.  Ajari adik-adikmu supaya mereka bisa mengikuti jejakmu.”

“Baik ayah.”

***

Sopir menjemput Abira yang baru saja keluar dari gedung sekolah.  Gadis itu selalu pulang tepat waktu karena harus makan siang di rumah.  Sementara dari kejauhan adiknya melambaikan tangan karena harus mengisi acara radio sekolah siang ini.

“Zi, ada surat nih untukmu.” Salah satu temannya memberikan surat yang dibungkus dengan amplop biru yang lucu.

“Jaman sekarang masih pakai kirim surat.  Memangnya ini jaman purba apa?” Ziona tertawa sambil membuka perekatnya.

MENATAPMU DALAM RINDU

Matahari pagi muncul dengan sinarnya

Kuteringat akan hatiku yang merindukanmu

Harapan ingin selalu melihat senyummu

Senyum yang memberi teduh di hatiKu

Menatapmu dalam rinduku

Namun tak kuasa menyentuhmu

Jauh darimu membuat hatiku tak menentu

Dekat denganmu membuatku ragu

Tersenyumlah selalu

Karena senyummu obat pelepas rinduku

Tersenyumlah selalu

Karena senyummu adalah jawaban doaku

                                                Semuel

“Semuel?” Ziona berusaha mengingat siapa Semuel.  Tak ada satu pun teman sekelasnya yang bernama Semuel.  Sebuah pesan masuk ke ponselnya padahal dia belum menemukan jawaban tentang siapa pengirim surat itu.

“Maaf kalau aku lancang mengambil nomor ponselmu dari data peserta basket.  Aku Semuel anak kelas 12.  Aku juga yang mengirim puisi itu untukmu.  Bisakah kita bertemu setelah pulang sekolah?”

“Boleh.  Tetapi aku mau ngisi acara radio dulu.  Kamu nggak keberatan kalau harus menunggu?”

“Aku tidak akan pulang karena aku selalu mendengar suaramu di radio sekolah. Aku tunggu kamu di lapangan basket ya.” Balasan terakhir dari laki-laki itu membuat Ziona tersenyum.

“Semuel.” Ziona menyebutkan nama itu dan berusaha mengingat.  Namun dia masih gagal menerawang siapakah sosok pengirim puisi romantis itu.

***

Charles  dan istrinya sedang duduk bersandar di ranjang.  Mereka sedang mencari solusi untuk keberangkatan anak asuh mereka yakni Zefanya.  Sudah 6 bulan terakhir panti asuhan mengalami kesulitan dana.  Memang Indonesia sedang mengalami masa sulit.  Banyak pengusaha yang bangkrut dan harus menjual saham dengan harga yang rendah.

“Zefanya butuh tempat tinggal dan biaya hidup di sana.  Pemberi beasiswa hanya akan membiayai kebutuhan kuliahnya saja.” Jelas Charles ketika membaca email yang dia terima dari pihak pemberi beasiswa.

“Kamu punya teman kan di Singapore? Bagaimana kalau Zefa bekerja sambil kuliah saja?”

“Tidak semudah itu sayang.  Singapore bukan Indonesia.  Di sana pelajar tidak boleh bekerja.”

“Tanyakan saja dulu.  Siapa tahu dia bisa bantu.”

“Baiklah.  Tetapi dia harus punya uang pegangan setidaknya untuk bertahan selama beberapa bulan.”

Tabita turun dari ranjang dan membuka lemari.  Di dalamnya ada kotak berisi beberapa perhiasannya.

“Kita jual saja berlian ini.  Pendidikan Zefa jauh lebih penting.” Charles menghampiri istrinya. 

“Jangan dijual sayang! Kita gadaikan saja.  Aku akan cari uang supaya perhiasan kamu bisa ditebus kembali.” Charles tidak tega karena itu adalah berlian pemberian mertuanya.  “Aku janji akan menebusnya.” Pria itu memeluk istrinya seraya mencium puncak kepala wanita yang sudah menjadi pendamping hidupnya selama puluhan tahun.

***

Setelah menyelesaikan siaran, Ziona keluar dan tidak sabar menemui laki-laki yang mengirimkan puisi untuknya.  Sangat romantis.  Itulah yang ada di benaknya.  Dia sudah tiba di lapangan basket.  Dag dig dug terdengar dari suara jantungnya yang bertalu-talu.  Matanya menjelajah mencari sosok yang ingin dia temui. Tidak ada orang sama sekali.

“Mungkin aku kelamaan.” Gumam Ziona dengan bahasa tubuh yang tidak bersemangat.

“Hmmm! Suara deheman dari belakangnya.  Ziona membalikkan dan melihat laki-laki tinggi di depannya.  Bukan hanya tinggi tetapi laki-laki itu sangat tampan.  Kulitnya putih bersih, rambutnya blonde, dan matanya berwarna perak.  Sepertinya dia bukan asli Indonesia.

“Kamu nggak kelamaan.  Aku tadi pergi beli minuman takut kamu kehausan habis siaran.” Di tangannya ada dua botol minuman.

“Kamu yang namanya Semuel?”

“Iya.  Aku satu kelas dengan kakakmu.  Nggak sengaja aku melihatmu ketika kakak kamu pingsan di taman sekolah.  Dari situ aku mulai penasaran dan cari tahu tentang kamu.  Bahkan aku mendekati Abi hanya untuk tahu tentang kamu.”

“Pingsan?” Abira yang terlalu sering pingsan membuat Ziona lupa kapan kakaknya itu pingsan di taman.

“Iya.  3 bulan lalu Abi pingsan di taman dan kamu langsung berlari dari perpustakaan.  Bahkan kamu menarik tanganku supaya aku membantu membawa Abi ke UKS.”

“Ha?” Ziona bingung karena dia tidak mengingat apapun. 

“Mungkin kamu panik jadi nggak ingat sama aku. Tapi sejak saat itu kamu selalu menemani hari-hariku.  Tapi aku nggak berani karena kata Abi kamu nggak mau pacaran karena harus fokus sama sekolah.”

“Hehehe. Iya sih.” Ziona menggaruk kepalanya karena malu.  Tetapi dia punya alasan untuk itu.  Cinta monyet sangat wajar dialami anak remaja seperti dirinya.  Tetapi mengingat larangan papinya, Ziona memilih taat saja daripada dia harus dibandingkan lagi dengan kakaknya atau menyalahkan dirinya yang menghabiskan waktu untuk pacaran.

“Justru itu yang membuat aku suka sama kamu.  Tidak ada salahnya kan kalau kita berteman dekat.  Aku janji akan memintamu jadi pacar setelah kita lulus sekolah.”

“Memangnya ada yang kayak gitu?” Dengan polosnya dia bertanya.  Dia belum pernah berpacaran sementara kakaknya sudah berapa kali gonta ganti pacar.

“Semua itu tergantung kita.  Anggab saja pertemanan kita sebagai langkah awal untuk kita saling mengenal.  Gimana?” Semuel menatap bola mata Ziona dengan lensa matanya yang berwarna perak.

“Tapi papi melarangku pacaran.”

“Kita bukan pacaran.  Kita teman.  Nanti pacarannya kalau sudah lulus.”

“Okei.” Ziona setuju.  Tidak ada salahnya juga menikmati masa remaja.  Itulah yang muncul di pikirannya.

“Sebagai perayaannya kamu minum dulu ini.” Membuka tutup botol lalu memberikan minuman itu pada Ziona.  “Apa kamu masih punya waktu luang?” tanya Semuel setelah Ziona berhenti meneguk air dari botol kemasan itu.

Ziona melihat jam di layar ponselnya.  “Harusnya ada ekskul.  Tapi gurunya nggak datang.”

“Great!” Semuel bersorak kegirangan. “Lalu apa yang akan kita lakukan selanjutnya? Kamu nggak akan langsung pulang kan?”

“Ya nggaklah.  Aku pasti memanfaatkan waktu kosong seperti ini.  Kapan lagi aku bisa lepas dari setiap peraturan bokap.”

“Kalau gitu aku traktir kamu makan baso di kantin.” Semuel menarik pergelangan tangan Ziona dan itu menjadi perhatian kedua mata gadis itu untuk melihat pegangannya. 

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • YOU ARE MY BRIDE   HAPPY ENDING

    Duka yang begitu dalam membuat Ziona dan Zefanya menunda bulan madu mereka. Mungkin mereka akan melakukannya setelah Ziona benar-benar siap secara mental. “Hidup adalah kesempatan dan mati adalah keuntungan bagi setiap orang yang percaya kepada Tuhan.” Pendeta mengucapkan kalimat terakhir sebelum menurunkan peti Abira ke liang lahat.Ziona tak berhenti menangis, demikian juga dengan orangtuanya. Zefanya memeluk Ziona, tidak melarang ketika istrinya menangis di pelukannya. “Kamu nggak sendirian, sayang. Kamu memilikiku dan orangtuamu. Kami akan selalu menjagamu.” Zefanya menenangkan Ziona sambil mengusap punggungnya.***Tiga bulan telah berlalu,Zefanya sedang mengancing kemejanya ketika Ziona mendekatinya sambil membawa blazer. Mereka akan berangkat ke kantor di pagi hari dan saat sore Zefanya akan mengontrol kedainya. Dia sudah memiliki beberapa cabang dan dia harus membagi pikirannya antara perusahaan dan kedai.Mereka turun ke lantai satu, Alana dan Mordekhai telah menungg

  • YOU ARE MY BRIDE   ABIRA PERGI

    Dua hari sebelum pernikahan, penjahit handal kepercayaan keluarga Ziona menunjukkan hasil jahitannya. Gambar Ziona telah berubah wujud menjadi sesuatu yang nyata.“Mau mencobanya sekarang?” tanya penjahit dan anggukan Ziona menunjukkan antusiasnya. “Karyawanku akan membantu kalian untuk memakainya.”Zefanya dan Ziona masuk ke ruangan terpisah. Setelah mengenakan tuxedo, Zefanya keluar dari ruangan dan dia harus menunggu karena Ziona masih sibuk di ruang gantinya.Beberapa menit menunggu, akhirnya Ziona keluar dengan gaun pengantin hasil rancangannya. Zefanya bergeming, pandangannya tidak berpindah ke tempat lain, seakan-akan tidak ada pemandangan yang lebih indah daripada calon istrinya. Padahal wajah dan rambut Ziona belum dirias layaknya seorang pengantin.“Kenapa?” tanya Ziona ketika Zefanya hanya bergeming saja. Zefanya tersadarkan karena pertanyaan Ziona dan dia geleng-geleng untuk mengembalikan pikirannya. “Kamu sangat cantik, sayang. Kamu sangat cantik mengenakan gaun h

  • YOU ARE MY BRIDE   LEBIH INTIM

    Zefanya dan Ziona segera masuk ke dalam mobil. Sebelum Zefanya menyalakan mesin mobil, dia melihat ke samping dan memegang tangan Ziona. “Sayang, kita harus siap dengan apa pun yang akan terjadi. Aku tahu ini nggak mudah, tapi kuatkan hatimu. Aku akan selalu ada untuk kamu.”Ziona menggenggam tangan Ziona. Mendadak ketakutan membuat tanganya dingin dan berkeringat. “Bagaimana kalau Abira nggak bisa bertahan, Zef. Aku sangat takut.”Zefanya mendekat dan dia memeluk Ziona lagi. “Kita berdoa saja, sayang. Tuhan pasti akan melakukan yang terbaik untuk Abira.”Sesampainya di rumah sakit, Ziona dan Zefanya berlari ke ruangan Abira. Ketika masuk, mereka melihat Alana menangis sambil menciumi tangan Abira.“Mami, bagaimana keadaan Abira? Dia baik-baik saja, kan?” Ziona mendekati Alana dan ibunya segera berdiri. “Apa yang terjadi, Mi?”Alana tidak menjawab dengan kata-kata, tetapi dia memeluk Ziona. Alana menangis dan Ziona mengusap punggungnya untuk menenangkannya. “Abira pasti a

  • YOU ARE MY BRIDE   MAKAN MALAM ROMANTIS

    Tiga bulan berlalu setelah Zefanya menerima investasi dana dari Mordekhai. Akhirnya Zefanya memiliki dua cabang di Jakarta. Dia tidak hanya memiliki satu karyawan, tetapi sekarang dia telah mempekerjakan beberapa pelayan, satu manager, dan tiga supervisor yang ditempatkan di setiap kedai.Hari ini Zefanya tidak ke perusahaan dan Ziona ingin menemuinya di kedai. “Lex, tolong antar aku ke kedai. Aku nggak bawa mobil karena tadi pagi Zefanya yang menjemputku,” pinta Ziona pada sekretarisnya.“Baik, Nona.”Alex mengambil kunci mobilnya, dan dia mengantar Ziona ke kedai. Sesampainya di sana, seorang pelayan memberi tahu mereka jika Zefanya masih rapat dengan manajer dan supervisor. “Nggak apa-apa. Kami akan menunggu di sini. Tolong siapkan dua potong martabak dan milk shake saja untuk kami,” ucap Ziona pada pelayan.Setengah jam menunggu, akhirnya Zefanya menemui mereka. “Kamu pasti menunggu lama,” ucap Zefanya sambil mengusap kepala Ziona. “Aku memperbaharui kontrak kerja dengan

  • YOU ARE MY BRIDE   MASIH TAKUT

    Zefanya duduk di sofa, tepat di depan Mordekhai dan Alana. Saat ini mereka sedang duduk di ruang kerja Mordekhai. Zefanya masih diam, takut salah bicara saat bersama mereka. Dia hanya menunggu apa yang ingin mereka katakan padanya.Zefanya meremas celananya ketika Mordekhai berdeham. Calon ayah mertuanya lebih menakutkan dibandingkan puluhan preman di luar sana. Zefanya masih takut mereka akan menghalangi cintanya dengan Ziona meskipun mereka telah makan malam bersama.“Kapan kau akan menikahi Ziona?” tanya Mordekhai. Suaranya serius dan dia melihat ketegangan Zefanya. “Saya harus mengumpulkan uang sebelum menikah dengannya. Meskipun saya nggak bisa memberikan pernikahan mewah kepada Ziona tapi saya aku harus bertanggung jawab untuk membiayainya.”Alana tersenyum ketika melihat kesungguhan Zefanya tetapi dia belum mengatakan apa-apa. Sementara Mordekhai masih mempertahankan wibawanya di depan calon menantunya. Sebenarnya dia menginginkan menantu yang derajat kekayaannya bisa

  • YOU ARE MY BRIDE   NGGAK AKAN MEMAKAN

    “Aku sudah mendengar semuanya dari Alex,” ucap Abira ketika adiknya masih saja diam sejak tadi. “Kenapa kamu nggak menceritakannya padaku, Zi? Apa kamu nggak menganggap aku sebagai kakakmu lagi?”Ziona tidak langsung menjawab. Dia memerlukan waktu untuk mengatur kata-katanya. Meskipun dia tidak tega ketika melihat wajah pucat Abira, namun dia harus kuat demi dirinya sendiri. Merasa sudah siap untuk menyampaikan isi hatinya, Ziona menarik napas dan melihat Abira. “Apa situasinya akan berubah kalau aku menceritakan semuanya sama kamu?”Abira terdiam karena pertanyaan Ziona. Dia kehilangan kehangatan yang selama ini dia dapatkan dari Ziona. Beberapa detik kemudian Abira menemukan jawabannya. “Situasinya pasti akan berbeda kalau kamu menceritakannya sama aku. Aku pasti akan membelamu di depan papi dan mami.”“Benarkah kakak akan membelaku? Bukankah selama ini kakak selalu protes kepada papi dan mami? Kakak selalu merasa kalau aku lebih beruntung karena bisa melakukan banyak hal.

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status