Share

BAB. 48 Ketika Hujan Turun

Ternyata hujan yang mengguyur Kota Jakarta, sungguh sangat awet bagai formalin yang berguna untuk memperlambat pembusukan.

Keduanya masih tertidur sambil berpelukan, layaknya pasangan yang sedang dimabuk cinta.

Namun suara petir yang menggelegar bagai suara bom di sore itu, membuat keduanya terbangun dari tidur mereka. Keduanya saling membuka mata.

Mitha sangat kaget, saat kedua tangannya memeluk erat tubuh Erlan yang kokoh itu.

"Mas, ma ... maaf." lirihnya lalu mulai melepas tangannya dari tubuh pria itu.

Bukan hanya itu saja, Mitha juga mencoba untuk menjauh dari pria itu. Dia melakukan itu, karena sadar jika kedua gundukannya yang terasa besar dan kenyal itu, menempel penuh di dada bidang milik Erlan.

"Aku kenapa, kok bisa sampai di dalam kamar ini? Apa yang sebenarnya terjadi? Bahkan aku sampai sangat erat memeluknya. Apakah aku sedang kurang kerjaan, sampai membangunkan singa yang sedang kelaparan itu?" tuturnya dalam hati.

Melihat Mitha yang mulai menjauh darinya. Seketika Erlan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status