Semua Bab Be My Husband (INDONESIA): Bab 31 - Bab 40
52 Bab
30. Heart Shaker (1)
Ajakan Deril untuk menjalin hubungan membuatku berada dalam kebimbangan yang amat besar. Apalagi lelaki itu aktif membangun komunikasi tanpa menyinggung masalah jawabanku. Aku memang memberinya waktu selama seminggu untuk memikirkannya. Bukan hanya tentang isi hatiku yang apakah siap menerima Deril sebagai kekasihku, tetapi apakah kami benar-benar mampu menjaga hu
Baca selengkapnya
31. I Just Couldn't Save Myself Tonight
Setelah jam istirahat tiba, aku segera beranjak dari kantor untuk pergi mencari kado untuk Mbak Siska seperti permintaan Evan. Padahal rencanaku sebelumnya adalah makan siang dengan Tatsuya untuk mendengar lebih lanjut tentang kepindahan lelaki itu. Pindah ke Prancis? Berarti Tatsuya akan mengunjungi salah satu kota paling romantis di dunia, yaitu Paris. Aku menuj
Baca selengkapnya
32. Bos Ganti Status!
Sejak terbangun subuh tadi, aku belum merasakan rasa kantuk. Padahal semalam tidurku juga tidak nyenyak. Apalagi kalau bukan kejadian di mobil Evan. "Bagaimana aku bisa bertemu dengannya?"  
Baca selengkapnya
33. Hari itu di Yogyakarta
Makan malam yang harusnya menjadi kesempatan diriku untuk mendengar penjelasan Evan, malah tidak tercapai karena lelaki itu buru-buru pulang setelah mendengar kabar Karin yang sakit demam. "Membenarkan kabar perceraiannya, lalu pergi begitu saja?" gumamku mengingat kejadian semalam. Aku bahkan mendengkus pelan, merasa bahwa seolah Evan mempermainkanku.
Baca selengkapnya
34. Serpihan Kisah
Menghabiskan dua hari di Yogyakarta, tak lantas membuatku dapat bernostalgia dengan bahagia. Selama waktu itu, aku selalu bertemu dengan Deril. Menguatkan lelaki itu sebisa mungkin. Namun sesekali Evan juga mengirimkan pesan kepadaku terkait pekerjaan, padahal jika kutelisik lebih dalam lagi, pria itu hanya ingin menjalin komunikasi. Salah satunya adalah meminta laporan dari setiap divisi dengan formal digital. Padahal Evan bisa m
Baca selengkapnya
35. Can You See My Heart?
Mendapat jatah libur seminggu membuatku memutuskan untuk pulang ke Bandung. Bertemu dengan kedua orang tuaku setelah lama kami tak saling berjumpa. Terakhir kali adalah ketika aku masih berada di Yogyakarta, meski begitu komunikasi kami tetap lancar. Aku pergi ke Bandung tanpa memberitahu siapapun. Bagiku rehat dari pekerjaan dan pemikiran tentang Evan juga Deril mungkin akan membuatku sedikit merasakan kedamaian. Kuharap begitu.
Baca selengkapnya
36. Jawaban Penuh Luka
Aku dan Evan telah berterus terang akan perasaan kami masing-masing. Meski aku sendiri belum tahu, sebenarnya kami ini apa? Masih sebatas atasan dan bawahannya, atau lebih dari itu? Selain itu, aku juga masih memiliki urusan yang harus aku selesaikan dengan Deril. Mengingat lelaki itu saat ini ada di Jakarta. Ini salah satu bukan hal yang mudah juga bagiku, karena
Baca selengkapnya
37. Termanjakan Oleh Kekasih
Setelah ayah dan ibu mendengar kabar tentang kebakaran yang terjadi di indekos, mereka berniat datang ke Jakarta. Namun dengan cepat aku mengatakan bahwa aku baik-baik saja dan sementara menginap di tempat Ruri. Padahal saat ini aku masih berada di dalam apartemen Evan.Sudah dua malam aku menginap di sana, meski aku selalu berkata agar ke tempat Ruri saja. Bagaimanapun aku masih sedikit canggung jika harus tinggal di tempat lelaki itu. Padahal Evan sendiri menginap di rumahnya yang lain."Kurasa kita perlu berbelanja lagi," ujar Evan yang datang pagi ini.Aku terpaksa mengambil cuti bekerja, karena masih harus memutar otak, memikirkan tempat tingga
Baca selengkapnya
38. Bertaut Beriringan
Kamar indekos yang kutempati telah disulap menjadi kamar minimalis yang sangat indah. Didominasi warna yang lembut membuat suasananya terasa lebih nyaman. Bagaimana bisa aku tidak merasa berat kepada Evan setelah semua ini?"Apa sebaiknya aku juga memberi sesuatu sebagai ucapan terima kasih?" gumamku ingin membalas kebaikan lelaki itu. Walau ku yakin Evan akan menolak mentah-mentah jika ku utarakan maksud keinginanku itu.Selain itu, aku merasa tegang. Menyadari bahwa hari ini adalah hari perdana aku akan masuk ke kantor. Bukan hanya sebagai karyawan Evan lagi, melainkan juga kekasihnya. Meski aku meyakinkan diri agar bisa membedakan mana yang harus menggunakan otak dan tenaga serta mana yang harus memakai hati, tetap saja rasanya tidak menentu. Takut bahwa diriku akan terbawa perasaan.Jarak indekos yang telah dekat dengan kantor memungkinkanku sampai menggunakan taksi atau ojek daring. Cukup sepuluh menit, maka aku sudah bisa bera
Baca selengkapnya
39. Babak Baru
Kabar hubunganku dengan Evan telah tersebar luas di kantor.  Seluruh karyawan ramai membicarakan kami. Ketika aku lewat, ada yang menggoda seolah aku berhasil menjinakkan seekor serigala. Namun tak jarang juga yang menudingku sebagai pihak ketiga, sehingga Evan dan Maya bercerai."Mereka hanya iri denganmu," ujar Mbak Siska setelah mendengar curahan perasaanku pagi ini."Benar, kau dan Pak Evan juga baru saling mengenal," timpal Pak Hadiman, terdengar seolah ikut mendukungku.Aku hanya terdiam, karena faktanya diriku dan Evan telah saling mengenal hampir lima tahun lalu. Bahkan aku sangsi bahwa Evan telah mengenal Maya secara khusus pada saat i
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status