Semua Bab My Crazy Man: Bab 51 - Bab 60
72 Bab
39. Back Home Azura
Langkah kaki Azura terhenti saat melihat Aryan serta Alfa berdiri di depan gerbang pagar besi sekolah. Alfa melipat kedua tangannya di depan dada, membuat Azura memutar bola mata nya."Kak Aryan memberitahukan kak Alfa." tanya nya yang diangguki Azura. "Sebenarnya aku memaksanya mengaku." Seringai Alfa membuat Azura menarik tangan kakak nya itu. Mereka menepi di sudut sekolah berbicara serius, namun Azura terkejut saat Aryan mengintrupsi apa yang ingin dia katakan."Akira mengatakan kalau Devan kecelakaan lalu dia kehilangan penglihatannya." Alfa menyunggingkan senyum lalu menggelengkan kepalanya. Pusing melanda Azura, dia mundur satu langkah karena merasa sangat terkejut. "Bodoh!" Ungkap Alfa. Dia mendekati Azura dan berdecak. "Akira hanya memancing mu keluar dari persembunyian. Devano sebentar lagi akan sampai di tempat ini. Dia menyelidiki dimana kamu, dan bahkan memata-matai semua keluarga kita termasuk Afrain." "What?"
Baca selengkapnya
40. I'm Sorry
Alfa membawa Azura kembali ke London bersamanya. Saat masuk kedalam mobil Azura sempat melihat Devan dengan wajah terkejut juga terpukul itu."Kak berhenti. Ada yang harus aku katakan kepada Devan.""Azura apalagi____,""Please stop." Azura menghapus airmatanya juga menatap tajam Alfa. Mobil berhenti, Azura turun dari mobil. Dia menyentuh pundak Devan."Dev," ucapnya pelan menyembunyikan airmata yang akan keluar lagi. "Jangan salahkan ibu mu. Dia hanya ingin kamu bahagia juga dengan ku. Dia tidak ingin  aku merasa bersalah jika tidak bisa memberikanmu keturunan." Devan menggenggam tangan Azura namun Azura melepaskannya. "Apa kau masih ingat janji mu?" Azura mencoba tersenyum sebaik mungkin."I don't want to propose to you baby. I just want to say, I will promise I will always make you happy." Azura mengucapkan janji yang pernah Devan ucapkan untuknya
Baca selengkapnya
41. We Meet Agiant.
Langkah kaki nya sangat jelas menuju tempat yang dia inginkan. Setelah mabuk semalam Devan berniat keluar dari Mansion nya, menghindari Mama__nya itu lebih baik dari pada dia harus berkata kasar akibat amarah yang tidak bisa dia gambarkan sebesar apa."Devan," suara itu menahan langkah kakinya yang sudah diambang pintu. Melanjutkan langkahnya Devan pergi begitu saja tidak memperdulikan Laura yang berdiri mematung dengan aura dingin Putra nya. "Devan berhenti !" Teriak Laura namun Devano tidak mengindahkannya. Mobil sport yang dia naiki melaju dari halaman rumah itu tanpa ragu.Laura yang ingin masuk kedalam terhenti karena saat mobil Devan keluar masuk sebuah mobil merah membuat kening Laura  berkerut. Dia mulai gelisah saat seorang wanita turun dengan anggun dan sangat berkelas dari dalam mobil itu.Dengan membuka kacamata yang digunakan wanita itu berjalan menemui Laura yang masih berdiri.Tanpa basa-basi wanita itu menga
Baca selengkapnya
42. This is Fact ?
Berbulan-bulan berlalu Azura sudah kembali lagi dari India. Dia khusus kembali hari ini karena Alfa akan menikah. Semua orang bahagia menyambut kehadiran Azura yang sudah sangat lama dirindukan.Zia benar-benar bahagia akhirnya Azura berada dalam pelukannya. "Hei, kau semakin kurus saja sayang."Azura hanya mampu tersenyum.Jika perpisahan itu tidak menyiksa maka cinta mu adalah bohong semata.Nyatanya Azura semakin memikirkan Devan setiap saatnya. Apalagi kabar kalau perusahaan Devan mengalami kebangkrutan mulai terdengar oleh nya. Dia semakin memikirkan keadaan Pria itu.Akira memeluk tubuh Azura dengan riang. Dia memamerkan jari manisnya yang sudah dihiasi oleh cincin lamaran dari Azka. "Hem...ada yang akan menjadi Nyonya Orlando ternyata." Akira tertawa dan kembali memeluk adik_nya itu. "Terimakasih Azura.""Hem...kenapa aku.""Kalau kau tidak mengalah pasti aku akan patah hati."
Baca selengkapnya
43. Devano Back.
Devano dengan wajah berantakan menunggu di depan ruang UGD rumah sakit Royal Hospital London. Orangtuanya mengalami kecelakaan lalu lintas saat dalam perjalanan dari Bandara ke rumah sakit tempat dia di rawat.Devano berjalan mondar-mandir dengan wajah yang sangat tidak tenang.Seorang wanita menemaninya, wanita itu adalah Claudya. Sepupunya sekaligus mantan pacar Devano. Claudya tengah menjenguk Devan di tempatnya rehab namun berita yang di terima Devan saat itu membuat dia ikut dengan Devano kerumah sakit ini secepat mungkin.Dokter keluar dengan wajah khawatir. "Bagaimana Dok? Apa yang terjadi dengan kedua orangtua saya""Maaf Mr.Mackzie saya belum bisa mengatakan apa-apa. Karena Sir Abraham mengalami patah tulang belakang dan Nyonya Laura mengalami pecah pembuluh darah akibat benturan kepalanya yang cukup kuat. Kami akan memindahkan nyonya Laura ke ruang ICU sekarang juga." Devano refleks memeluk Claudya,
Baca selengkapnya
44. You and Me.
Seolah angin meniupkan kerinduan Azura terpaku melihat sorot mata Devano. Begitupun Devan. Dia terdiam tidak bisa berkata apapun saat Azura bergerak gelisah hingga akhirnya jarak mereka semakin terkikis. "Azura," ucap Devano penuh harap dan Azura yang tidak bisa merubah ekspresi dinginnya hanya mengangguk dengan bodohnya. "Kau disini?" tanya Devan sembari menyentuh lengan Azura. "Ya ! Aku menemani Mommy untuk cek up." Bohongnya dan Devano kecewa. Dia sudah berharap namun dengan harapan itu pula dia hancur. Tidak ada percakapan apapun diantara mereka setelahnya. Namun Azura tidak bisa menahan rasa rindu dan sesak di dada nya. Dia memeluk Devan dengan lembut sambil mengusap lengan Devan. "You must be strong Dev." Azura menahan airmatanya untuk lolos begitu saja. Baru saja Devan ingin membalas pelukan Azura, namun Claudya yang tidak tahu langsung terkejut dan mengucapkan nama Devan."Devan," katanya dan langsung menutup mulut ingin pergi. Azu
Baca selengkapnya
45. Sorry Mom
Devano berlari menyusuri koridor rumah sakit. Dia tidak sabar untuk bertemu dengan Laura dan meminta maaf atas sikapnya selama ini. Setibanya dia dipintu dia melihat Claudya dan Samantha sudah berada disisi kiri Laura sementara Abraham mengambil posisi di kanannya. Devan perlahan mendekat dengan tatapan penuh penyesalan. Wajah sayu Laura membuatnya semakin berdosa. "Ma," panggilnya dan Laura meneteskan airmata haru. "Maafkan Devan Ma." Laura menyapu rambut Devan dengan lembut. "Mama yang salah Dev. Mama terlalu egois dengan pemikiran Mama. Karena Mama hanya ingin yang terbaik buat kamu." Laura memeluk tubuh Devan yang memeluknya.Sungguh Devan menyesali apa yang sudah dia lakukan.*******Hari-hari yang dilalui Devan membaik, Abraham sudah kembali pulih dan Laura juga sudah keluar dari ruang ICU. Devan focus mengurus kembali perusahaannya dan semua berjalan lancer. Tidak ada yang bisa menghentikan semn
Baca selengkapnya
46. Marry Me
Pada bosen sedih-sedih kan ?Nih aku kasih yang manis-manis.... **** Satu tahun kemudian... Devan sibuk didalam ruang kerjanya. Matanya terlalu fokus akan pekerjaan yang dia lakukan hingga tidak sadar kalau Claudya sudah berdiri disana dengan Laura. "Ehem...," Claudya membuat suara yang menarik perhatian Devan. Lalu pria itu tersenyum. "Hei lama tidak bertemu Clau," ucapnya membuat Claudya dan Laura tertawa bersama. "Dev. Claudya datang kesini ingin mengajak  mu keluar dan bertemu temannya. Teman Claudya itu sangat cantik Dev." Devan melirik Claudya yang menaikkan kedua alisnya sembari melebarkan senyuman. "Aku tidak ingin menikah dengan temannya Mam." 
Baca selengkapnya
47. Your Wedding Day Bag.I
Azura baru bangun dari tidurnya. Netra hazel yang dia miliki langsung menatap jengah Akira yang tengah duduk di atas tempat tidurnya. "Akira ngapain sih. Pergi sana." Akira tidak takut dengan wajah dingin Azura. Meski dia diusir oleh adiknya itu tapi Akira tetap harus mengeret Azura untuk bertemu dengan Devano. Jika tidak semua akan sia-sia.Tinggal satu hari lagi dan hanya dia yang ingin menyadarkan Azura dari kebodohannya. "Bangun Zura. Bangun...," geramnya sambil menarik bagian tangan Azura. "Enggak!""Bangun !""Enggak.""Bangun !" teriak Akira lagi hingga Azura kesal dan melotot padanya."I say no and leave me or...,""Or what !?"
Baca selengkapnya
48. Your Wedding Day. Bag II
"Azura katakan  jika kau masih mencintaiku." Devan masih tetap pada pertanyaannya. Ciuman mereka barusan adalah bukti kalau Azura masih mencintainya. Azura tertawa memperlihatkan akting yang luar biasa. Sampai Devan percaya akan hal itu. "Really Dev. You are really...really crazy man." Azura menutup mulutnya agar menghentikan tawa sandiwara-nya. Devan dan Azura terdiam cukup lama sampai sebuah suara menyadarkan mereka. "Dev, Azura. Apa yang kalian lakukan?" Azura bersyukur karena suara itu adalah suara Akira. Dengan menarik lengan Azura dan mata yang melotot Akira memperingatkan saudara kembarnya itu.  "Ayo pergi. Kita harus kembali ke London." Devan mendengar bisikan itu. "Dev, sekali lagi selamat ya. Semoga dengan ini kau bisa memulihkan hatimu yang terluka. Dan bisa memulai awal yang baik dengan istri mu. Aku harus membawa Azura segera kembali ke London." Devan men
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status