Semua Bab Expect The Glimmer [Indonesia]: Bab 11 - Bab 20
40 Bab
BAB 10
Amara masih tidak yakin bahwa ia akan bekerja di salah satu perusahaan bonafid. Saat tes wawancara dengan kepala HRD langsung, ia menciutkan nyalinya. Apa yang semua Pak Abra katakan benar, ia hanya lulusan SMA dan jarang sekali ada yang ingin menerima.   Namun sekarang bunga tidur yang sering Amara bayangkan menjadi kenyataan. Bak durian runtuh ia mendapat ini semua dari Engkoh Lim yang sudah terlalu baik.    Setidaknya jika finansial Amara tercukupi salah satu yang ia inginkan adalah mengobati ibunya. Sampai sekarang Amara tak tega melihat ibunya yang tertatih-tatih saat berjalan dan
Baca selengkapnya
BAB 11
Sudah hampir seminggu bekerja di Venus Foods akhirnya membuat Amara mengerti. Bekerja di divisi marketing dengan banyak orang beserta pemikiran yang berbeda menjadi tolak ukur ia memahami karakter.   Seperti saat ini, mereka yang sibuk karena salah satu model yang ditunjuk sebagai pemeran utama dalam iklan produk terbaru malah membatalkan kontraknya secara tiba-tiba. Padahal pemotretan tinggal dua hari lagi dan mereka belum ada kandidat yang cocok untuk menggantikan.  
Baca selengkapnya
BAB 12
Sejak saat itu, setelah Hanum dan Dewo menikah mau tak mau Angkasa yang bernotabene sebagai teman dekat sekaligus--teman tapi tak menikah Hanum--dekat dengan adiknya, Della. Angkasa juga baru tahu bahwa selama ini Dellandra Aniva memiliki perasaan khusus terhadapnya.    Perjodohan yang bermula karena omong kosong Hanum akhirnya disetujui langsung oleh kedua orang tua belah pihak. Dan belum sampai di situ, ternyata tanpa diduga Angkasa kedua orang tua me
Baca selengkapnya
BAB 13
Guntur melihat Amara yang sedang turun dari angkutan umum. Meniti tubuh adiknya dari atas ke bawah. "Kamu benar kerja, Mar?" tanya Guntur. “Aku kira tidak bakal ada perusahaan yang mau terima lulusan sekolah menengah atas!”  Amara diam, tak menyahuti. Membiarkan Guntur dengan segala apa yang diinginkan pria itu lakukan. Bahkan jika hanya menjawab pertanyaan pun Amara sudah malas menanggapi.  &nbs
Baca selengkapnya
BAB 14
Tanpa memperlama proses penasaran akhirnya Dina tersadar dari keterkejutannya. Ia dengan cepat mengambil sendok yang terjatuh di lantai dan menaruhnya di sisi kiri meja.    "Loh, bapak sudah kenal dengan Amara?" sela Dina yang sedikit berbisik menimbulkan anggukan pada Yessi. Karena ia yakin bahwa Amara tak pernah berinteraksi dengan pimpinannya.   A
Baca selengkapnya
BAB 15
"Kenapa lancang sekali memotong pembicaraan saya?" Pria itu menghardik keras. "Sekalinya orang miskin tetaplah miskin, mereka tidak ada tempat di dunia ini. Apalagi berhubungan langsung pada kita, jangan pernah!  Jadi jangan buang-buang waktu berharga kita untuk meladeni mereka. Baju dan sepatumu bisa Papa belikan lagi nanti, tapi untuk acara kita tidak bisa ditunda."    Amara semakin tak mengerti kenapa orang-orang kaya banyak yang terlalu merendahkan manusia lainnya. Bukankah semua terlihat sama saja di mata Tuhan? Apa yang membuat mereka berbeda?  
Baca selengkapnya
BAB 16
Minggu berganti. Saatnya perusahaan mengeluarkan event puncaknya saat ini. Launching produk baru. Semua karyawan bahkan tamu undangan sangat antusias dengan apa yang di keluarkan oleh Venus Foods. Karena mereka tahu, dari proses panjang yang di kerjakan tak main-main untuk membuat sesuatu produk yang mempunyai nilai tinggi nantinya.    Divisi pemasaran yang memang berencana memakai pakaian seragam membuat mereka terlih
Baca selengkapnya
BAB 17
Angkasa yang semula melihat kejadian di tengah-tengah prosesi acara langsung turun tangan. Ia tak mau acara yang memang sudah dikatakan nyaris sempurna berujung pada kekecewaan para tamu karena sesuatu kejadian yang tak diinginkan.   Bukan serta merta ia memihak Bagas apalagi melihat keluarga pria itu menyudutkan salah satu karyawan yang tak sengaja menyenggolnya. Ya, Amara Lania menjadi sorotan bagi semua tamu.  
Baca selengkapnya
BAB 18
Jam sepuluh menurut Amara adalah waktu yang paling tepat untuk bertemu dengan seorang atasan. Di mana waktu tersebut tidak terlalu pagi juga tak terlalu siang untuk memulai perbincangan yang menyangkut harga dirinya.    Dina sudah memberitahukan perihal ia di panggil langsung secara terang-terangan karena insiden tadi malam. Amara yakini, pertemuan kali ini menjadi teguran pertama yang di dapatkan selama ia belum genap sebulan bekerja di sini.  
Baca selengkapnya
BAB 19
Setelah menyelesaikan laporan-laporan akhir  bulan akhirnya Amara bisa pulang dengan tenang. Laporan closing yang membuat Amara dan teman-temannya tertahan di kantor.    Yessi tadi membujuknya untuk pulang bersama seperti biasa. Tapi ia menolak, ia tak ingin saat bertemu dengan seseorang dan temannya mengetahui hal itu.  
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status