All Chapters of Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia): Chapter 31 - Chapter 40
56 Chapters
31. Tak Masuk Akal
 Diederich menyugar rambutnya sembari menatap arah di mana portal penghubung antar dua dunia berada. Ia sesekali menyesap anggur dari gelas kristal di tangannya, dengan ekspresi dingin. Ia masih bisa merasakan, jika ada kekuatan-kekuatan yang berada di seberang portal yang berusaha untuk membuka portal tersebut. Meskipun kuasa untuk membuka portal ada sepenuhnya di tangannya, Diederich sama sekali tidak bisa memungkiri jika portal pada akhirnya memang bisa dipaksa untuk terbuka tanpa seizinnya sekali pun. Namun, hal itu akan terasa sangat mustahil, jika yang berusaha membukanya adalah kaum manusia.
Read more
32. Serangan Balasan
 Leopold mengernyitkan keningnya saat menyadari jika dirinya tengah mengalami kondisi di mana dirinya sadar tengah berada dalam alam bawah sadarnya, lebih tepatnya tengah mengalami sebuah mimpi. Saat ini, Leopold berada di sebuah ruangan luas dengan aksen hitam dan merah yang sangat kental. Hanya dalam sekali lihat, Leopold bisa menyimpulkan jika ruangan ini tak lain adalah sebuah kamar tidur. Hal itu semakin diperkuat dengan sebuah ranjang berukuran besar berkelambu yang berada di sisi ruangan ini. Saat cahaya bulan merambat memasuki ruangan, Leopold bisa melihat dengan jelas melihat siluet yang tercetak pada kelambu.
Read more
33. Ajakan
 “Bagaimana mungkin tidak bisa?!” tanya Leopold dengan nada tinggi pada para penyihir yang sudah ia kumpulkan dari sepenjuru negeri sebagaimana petunjuk yang diberikan oleh Elgah.Salah satu penyihir yang dituakan mendongak dari posisi berlututnya di hadapan singgasananya. “Yang Mulia, portal tersebut sangat sulit untuk ditembus. Meskipun sudah disatukan, energi kami tidak cukup untuk memaksa membukanya. Bahkan saat menembus kabut pembatas di tepi lembah Darc saja, kami sudah hampir kehabisan kekuatan. Jadi—”
Read more
34. Tak Boleh Mati
“Bagaimana kabar Ayah dan Ibu, ya? Apa mereka baik-baik saja?” tanya Olevey sembari menatap bunga-bunga segar yang dibawa oleh Slevi. Bunga yang sengaja dipetik untuk dirangkai oleh Olevey.Entah kenapa, tadi malam Diederich tiba-tiba berkata jika dirinya ingin sebuah pot bunga berisi karangan bunga yang dibuat sendiri oleh Olevey. Awalnya, Olevey sendiri tidak mau menuruti apa yang diinginkan oleh Diederich. Namun, Diederich mengancam akan mengurungnya di dalam kamar, lebih tepatnya mengikatnya di atas ranjang dan membuatnya mengerang sepanjang hari.
Read more
35. Reaksi Sihir
 “Ini reaksi sihir, Yang Mulia,” ucap Zul setelah memeriksa kondisi Olevey. Zul diam-diam berpikir, jika permaisuri memiliki tubuh yang lemah sebagai seorang manusia. Tentu saja, jika dibandingkan dengan tubuh iblis, Olevey sama sekali tidak ada apa-apanya. Namun, Zul sama sekali tidak berpikir jika sang permaisuri memang memiliki tubuh selemah ini.“Tapi aku tidak merasakan sihir asing yang menembus barrier yang sudah aku pasang di sekitar kastel. Kalung yang digunakan oleh Olevey juga menjadi pelindung kedua baginya. Jadi, sihir seperti apa yang membuat Olevey bereaksi seper
Read more
36. Aku Mau
 Olevey membuka matanya saat rasa pusing yang menyerangnya sudah menghilang. Saat itulah, Olevey sadar jika Diederich lagi-lagi membawanya ke tempat asing yang tentu saja belum pernah Olevey sambangi. Diederich menurunkan Olevey dari gendongannya, tetapi tetap membiarkan Olevey untuk bersandar pada dadanya, karena ia sadar jika Olevey masih terlalu lemah. “Ini di mana?” tanya Olevey sembari melihat ruangan yang hanya berisi sebuah ranjang dan genangan air yang tampak begitu dalam. Ranjang itu berada di tengah air, seakan-akan mengambang di sana.
Read more
37. Penanaman Benih (21+)
 Olevey dibaringkan dengan lembut di tengah ranjang lembut. Saat Olevey menatap langit-langit, Diederich membuka langit-langit yang seketika menunjukkan langit berawan yang menyembunyikan bulan merah keemasan. Setelah puas menatap langit, Olevey pun menatap Diederich yang rupanya tengah menatapnya. “Apa kau siap?” tanya Diederich.“Jika pun aku tidak siap, kau akan memaksaku untuk bersiap, bukan?” tanya Olevey balik dan membuat Diederich menyeringai.
Read more
38. Kehamilan
 “Astaga,” gumam Olevey sebelum kembali berlari menuju kamar mandi dan menguras isi perutnya yang sebenarnya sudah tidak ada lagi. Karena sudah muntah berulang kali, Olevey kini hanya muntah cairan asam lambung yang membuatnya semakin tersiksa lagi.Slevi dan pelayan lain yang bertugas untuk melayani Olevey tentu saja merasa iba atas apa yang dialami oleh Olevey ini. Semula, semua orang menyambut gembira kabar bahwa sang raja sudah menanam benihnya pada permaisuri tercinta. Namun, kabar bahagia tersebut berubah menjadi kabar yang agak membuat cemas. Hal itu terjadi karena Olevey mengalami muntah parah s
Read more
39. Dasar Mesum!
 “Ah, memang benar, Olevey adalah putri kalian. Dia dilahirkan dilahirkan dari Nyonya Duchess,” potong Leopold cepat.“Namun, kalian sama sekali tidak mengenal putri kalian. Bahkan, aku yakin jika kalian tidak tahu fakta bahwa, kehadiran Olevey dalam kehidupan kalian adalah andil dari mendiang Duke terdahulu,” lanjut Leopold. Kemarahan atas sikap yang diambil oleh kedua orang tua Olevey ini, membuat Leopold tidak bisa tinggal diam. Mereka terlalu
Read more
40. Medan Perang
“Aku tidak mau,” ucap Olevey sembari mendorong piring yang sudah disajikan oleh Slevi.Ini sudah piring ketiga yang Slevi sajikan untuk Olevey sebagai sarapannya. Tentu saja, setiap piring sudah terisi dengan menu yang berbeda. Namun, tidak ada satu pun menu yang bisa membuat Olevey tergugah dan mau menyantap sarapannya. Slevi yang menyadari jika Olevey tengah kehilangan nafsu makannya. Hal ini biasana jarang terjadi pada iblis betina yang tengah mengandung. Karena pada dasarnya, ketika mereka mengandung, mereka akan merasakan nafsu makan dan nafsu birahi yang meningkat tajam.
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status