All Chapters of Arranged Married (Indonesia): Chapter 31 - Chapter 40
59 Chapters
30. Author (keputusan)
PoV. AuthorPukul sepuluh malam, Azka dan Putri masih berbaring berpelukan di sofa ruangan Azka lengkap dengan pakaian yang berserakan dan beberapa barang yang jatuh. keduanya tertidur setelah proses kejar-kejaran yang cukup lama, bahkan karyawan kantor yang lembur pun sudah pulang sejak dua jam yang lalu.berbeda dengan Azka dan Putri, Rama justru sedang menenggak minuman nya di depan meja bartender. ia terlihat sangat kacau malam ini, Rama yang biasa terlihat rapih dan berkarisma kini tidak terlihat, tenggelam bersama hatinya yang hancur. hari ini, ia sadar jika perasaan nya pada Raya harus terkubur, sudah tidak ada kesempatan lagi."Tequila!" seru seorang gadis di sebelahnya cukup keras pada sang bartender.Rama menatap gadis itu dengan alis berkerut, sesekali ia akan cegukan membuat tubuhnya sedikit berguncang. gadis yang tadi sedang sibuk melihat kesekeliling nya perlahan menole
Read more
31. Author (kenapa begini?)
PoV. AuthorAzka masuk kedalam apartemennya, namun merasa aneh saat melihat keadaan apartemen yang masih gelap. Ia menghidupkan lampu dan menemukan Putri di sofa depan televisi yang mati. "Kamu ngapain gelap-gelapan? Bikin kaget saja," ujar Azka mendekat pada Putri yang mendiaminya."Kita harus bicara." Ucap Putri."Ya bicara saja, bukan nya dari tadi pagi kamu yang ngehindar dari aku?" Balas Azka yang sekarang duduk di singgel sofa sebelah Putri."Apa kamu bisa cinta aku, mas?" Tanya Putri dengan datar."Maksud kamu apa tanya gitu, Put?" Azka menatap Putri penuh tanya."Kalau emang kamu nggak bisa cinta sama aku, ada baiknya kita pisah."Azka terdiam, ia merasa seperti di sambar petir. Hatinya mencel
Read more
32. Author (menyadari cinta)
PoV. Author Azka mengikuti rapat dengan tatapan tajam kearah Rama yang berada di sebelah Ayahnya. Azka masih kesal dengan ulah Rama yang mendekati istrinya. Tadi saat Putri memberikan dokumennya pada Azka ia sempat bertanya atas keberhasilan Rama yang mau mengantar anak nakal itu.Dan sialnya berhasil.  "Bagaimana Pak Azka? Apa ada yang perlu di perbaiki" tanya salah seorang manajer.  Azka terlihat linglung dan bingung, ia menggaruk tengkuk nya yang tak gatal. Sang Ayah menatap putranya itu penasaran, apa yang membuat anak nya yang gila kerja itu bisa tidak fokus dalam pekerjaan nya.  "Saya ikut Ayah saya dan Rama saja," jawab Azka yang membuat semua orang menatapnya bingung.  Ayahnya dan Rama hanya mengangguk dengan senyum tipis yang dipaksakan. Rapat ditutup setelahnya, Azka berdiri bersiap berlalu namun Ayahnya menahan
Read more
33. Author (Pukulan)
PoV. Author"Ayah, Ibu? Ada apa datang kesini? Kenapa gak bilang Azka saja biar Azka sama Putri yang kesana" ujar Azka sambil melangkah mendekat.Bug!Satu pukulan sang Ayah mendarat mulus di pipi kirinya. Membuat Putri dan Ibunya memekik takut.////"Ayah! Udah Yah. Kasian Azka." Seru Ibu Azka sambil memeluk Putri yang terisak di dekapannya.Azka memegangi pipinya yang terasa kebas karena pukulan sang Ayah. Ia menatap bingung Ayahnya."Sebenarnya ada apa, kenapa Ayah begini?" Tanya Azka.Ayahnya mengambil sebuah map cokelat yang ada di atas meja lalu melemparnya ke Azka dengan kasar. Azka mengambil dan membukanya dengan cepat. Matanya membola melihat isi dari amplop ditangannya."Kamu nggak usah ngomo
Read more
34. Author (ini rahasia)
PoV. AuthorPutri bekerja seperti orang kesetanan, tidak seperti biasanya dia lebih banyak diam dan terlalu memforsir dirinya. Mitha yang melihat itu merasa takut, takut jika Putri pingsan. Mereka harus turun di lapangan untuk memasarkan produk baru mereka.Dibawah sinar matahari Putri masih menyebarkan brosur bersama beberapa sales. "Put, Makan siang dulu yuk." Ajak Mitha yang sudah merasa lapar."Kamu duluan saja aku belum laper." Ujarnya sambil mengusap peluh di dahinya."Ih jangan gitu dong, sekalian sama aku juga nggak ada teman makan," Mitha merengek agar Putri mau makan bersamanya, setidak nya mengistirahatkan diri.Akhirnya Putri mengiyakan ajakan itu, walaupun ia hanya memesan es krim. "Kamu lagi ada masalah ya, Put? Cerita saja aku nggak comel kok." Ujar Mitha.
Read more
35. Author (kekacawan)
PoV. Author  "Ayah akan bantu kamu, besok Ayah dan Ibu akan ke sana untuk menanyakan langsung pada Rubbi." Azka menatap Ayahnya. Dia mengangguk yakin, setidaknya masih ada yang membelanya.  Di apartemen Azka, Putri tidak jauh berbeda dari Azka. Dia memilih tetap tidur di sofa, otak nya selalu memikirkan bagai mana jika ia harus benar-benar bercerai dengan Azka? jika baru malam ini saja Azka tidak pulang ia sudah mersa hidupnya bagai di dalm sumur yang letaknya di tengah hutan.  Lamunan nya buyar saat mendengar getaran dari ponsel yang ia letakan di meja di sebelahnya. Ia menatap layarnya dengan sedikit rasa seneng menggelitik hatinya. "Halo,"
Read more
36. Author (rahasia)
PoV. Author  Ibu Azka yang mendengar Rubbi terus berbicara di belakang mereka menarik lengan suminya untuk berhenti, ia berbalik menatap Rubbi.  “kalau kamu memang keberatan, gugurkan saja anak itu dan tinggalkan Azka. saya semakin yakin jika anak itu bukan anak Azka.” Ucap Ibu Azka dengan tegas dan berani.  Rubbi terdiam seperti di siram es, ia baru sadar akan tindakannya yang membuat semuaorang mentapanya anek termaksud sang Ayah. Salman menarik Rubbi mendekat padanya.“baik sampai anak ini lahir. Sementara ini aku akan membawa Rubbi ke tempat lain.” Ujar nya yang membuat Rubbi terkeju bukan main , semua rencana yang sudah dia susun anak berantakan jika ti
Read more
37. Author (LA)
PoV. AuthorRama kembali setelah menerima panggilan di ponselnya, ia melihat Putri yang sedang melihat pemandangan diluar jendela. Harusnya melihat keadaan ini dialah yang sangat diuntungkan, melihat dia akan lebih sering bersama dengan Putri dan Putri mungkin akan berpisah dengan Azka. Tapi yang Rama rasakan justru sebaliknya, ia seperti ikut merasakan pahitnya kehidupan gadis yang ia cintai itu. Rama berjalan mendekat kearah Putri membuat gadis itu menoleh padanya. "Sudah selesai? Karena aku ingin menegosiasi harga sewa rumah ini," ucap Putri."Oke, silahkan duduk dan nikmati pemandangannya aku akan buatkan teh terlebih dulu." Ucap Rama sambil mengangguk puas.Putri menunggu sambil memperhatikan Rama meracik teh dengan peralatan membuat teh yang terlihat sangat asing baginya. Saat sudah selesai Rama
Read more
38. Author (Hamil)
PoV. Author Dua pria memancing keributan di pintu kedatangan Los Angeles International Airport. Bukan karena pertengkaran atau baku hantam antar pria, melainkan karena grombolan wanita membicarakan mereka yang terlihat sangat memukau dengan stelan jas yang membalut tubuh tinggi tegap mereka dan wajah campuran Asia dan timur tengah yang kentara. Bahkan ada beberapa juga mengambil gambar mereka yang menyaingi ketampanan pilot-pilot muda di sana yang terkenal keren. "Aku malas berjalan bersamamu." Ujar Azka kesal.  Bagai mana tidak penampilan nya saja sudah sukses membuat gempar setiap berpergian apa lagi ini, saat dia berjalan bersama sumber kebisingan wanita di muka bumi ini. Ya siapa lagi kalau bukan Rama.  "Pagi tadi ada yang meminta ku ikut," balas Rama yang masih santai melihat ke sekelilingnya. Azka memutar bola matanya malas, dia memilih sibuk dengan ponselnya meng
Read more
39. Author (Max)
PoV. AuthorAzka yang baru berniat keluar dari lift terkejut dengan rama yang berlari masuk kedalam lift dengan terburu-buru."Kenapa Ram?, lari-lari begitu." Tanya Rama yang melihat raut wajah temannya yang sangat kalut."Aku harus kembali ke indonesia sekarang, Ka.""Jangan ngaco, kita baru mendarat beberapa jam lalu, Ram." Seru Azka yang tidak jadi keluar dari lift dan malah ikut turun bersama Rama."Nggak bisa, aku harus pulang." Ujarnya saat pintu lift terbuka Rama langsung berlari meninggalkan Azka yang ikut berlari di belakangnya.Dering ponsel Azka terdengar membuat langkahnya mengikuti Rama terhenti. Azka melihat layar ponselnya dengan kesal."Brandon?" Gumamnya sebelum menerima panggilan itu. "Hallo?" "Aku akan memberi berita
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status