All Chapters of The Tycoon's Scandal (Indonesia): Chapter 1 - Chapter 10
52 Chapters
0. Prologue
"Crystal Winter, finally, I found you."  Seorang pria dengan tatapan setajam elang tersenyum seraya mengangkat gelasnya yang berisi alkohol, mendekatkan ke bibirnya lalu mencicipi rasanya. Pengar, tetapi kali ini tidak terlalu.  *** "Jadi, kau benar-benar akan meninggalkan aku?" Crystal terisak, gadis itu bersimpuh di depan koper yang menganga. Pria di depan Crystal adalah pemain piano pada awalnya, tetapi seiring berjalannya waktu ia lebih memilih menjadi seorang konduktor karena menurutnya menjadi pianis saja tidak cukup. Memimpin sebuah orkestra adalah mimpi tertinggi Tian. Rencana Tian telah diketahui oleh Crystal sejak satu bulan yang lalu. Tetapi, saat pria itu mengemas barang-barangnya, rasanya Crystal tidak bisa untuk tidak menitikkan air matanya karena ia harus menjalani hidupnya sendiri, untuk pertama kali Tian beringsut mendekat
Read more
1. Crystal Winter
Chapter 1Crystal WinterKetika titik kehidupanmu berada di atas, semua orang menyanjungmu, memujimu, dan berusaha menjilatmu. Tetapi, ketika kau jatuh pada titik terendah, lihat saja, mereka tidak akan sudi melirikmu. Mereka bahkan menertawakanmu.Dalam hidup seorang Crystal Winter, kesalahan pertamanya adalah mencintai biola melebihi hidupnya. Gadis cantik keturunan satu-satunya keluarga Winter itu menghabiskan lebih dari separuh hidupnya untuk bermain biola dan bergelimang kemewahan, ia adalah Violinist sekaligus salah satu sosialita di negaranya.Seorang Vionilist berlatar belakang putri pengusaha kaya raya, pemilik kebun anggur dan pabrik wine ternama di Eropa. Bukan hanya itu, mereka juga memiliki sejumlah peternakan sapi berikut pabrik keju. Kekayaan keluarga Winter mungkin tidak akan pernah habis dalam waktu seratus tahun.Namun, semuanya berubah saat ayah dan ibunya terlibat dal
Read more
2. Angel or Devil?
Chapter 2Angel or Devil?Dunia bukanlah surga, maka kesenangan tidak akan pernah lama. Tetapi, dunia juga bukan neraka. Penderitaan tidak akan selamanya. Jika boleh Crystal memilih, ia tentu memilih mati dibandingkan hidup lebih lama lagi. Rasanya telah terlalu banyak penderitaan yang ia alami dua tahun ini. Ia telah hancur oleh pengkhianatan Jack dan sekarang ia harus kembali menghadapi  pengkhiadan natan Tian, kekasihnya sendiri, orang yang paling ia percaya. Semua berakhir jika ia meninggalkan dunia ini. Seharusnya begitu. Namun, Tuhan rupanya masih menginginkan kehidupannya. Entah apa lagi rencana Tuhan, yang jelas ia telah enggan berurusan dengan kehidupan.Ketika kesadaran merayapi otak Crystal, ia merasakan aroma samar-samar desinfektan rumah sakit yang merasuk indra penciumannya berpadu dengan aroma kolonye mahal pria. Hal itu justru membuatnya frustr
Read more
3. Remember My Name
Chapter 3Remember My NameYang berbahaya adalah kata-kata pujian namun dibaliknya terdapat motif untuk menghancurkan. Karena sebagian manusia menghancurkan manusia lain melalui pujian palsu.Crystal menggertakkan giginya diam-diam. Sikap sombong pria itu membuatnya jengkel. Ia menurunkan kakinya ke lantai, perlahan ia bergerak mendekati pria yang sedang menatapnya dengan tatapan lapar. "Lepaskan pakaianmu," perintah pria itu dengan nada dingin.Crystal menghentikan langkahnya. Ia melirik ke arah pintu. Gamang. "Tidak akan ada orang masuk ke ruangan ini kecuali aku mengizinkan." Kelegaan membanjiri pikiran Crystal, ia tidak perlu mengkhawatirkan orang yang mungkin mengganggu aktivitas mereka. Ia menghirup udara semampunya agar ia tidak mengalami sesak napas menghadapi pria arogan yang jelas akan melecehkannya. Tetapi, mengingat balas dendamnya kepa
Read more
4. Want More?
Chapter 4Want More?Cinta dikenal di setiap sudut kota, di setiap jalanan, di setiap rumah, dan di setiap ranjang yang ditiduri oleh sepasang kekasih. Tapi, cinta kadang menjadi hal yang paling menakutkan karena banyak orang menjadi hancur karena cinta."Nona, Tuan Muda memintamu untuk bersiap-siap," kata seorang maid yang baru saja masuk ke dalam kamar Crystal. Ia adalah kepala maid di rumah itu dan ia tidak datang sendiri, ia bersama seorang pelayan lain yang tampak lebih muda.Chiaki, sejak ia kembali dari rumah sakit pria itu tidak menampakkan batang hidungnya lagi di tempat tinggal mereka. Tepatnya sudah satu Minggu."Baiklah." Crystal yang sedang membaca tabloid meletakkan benda di tangannya ke atas meja."Perkenalkan, dia, Donna. Donna akan mengurus semua keperluanmu." Crystal mengangguk."Mulai saat ini aku yang akan mengurus semua kebutuhanmu,
Read more
5. Back on Stage
Chapter 5Back on StageAda kalanya kita harus mengalah meski kita tidak melakukan kesalahan. Bukan berarti kita kalah, tetapi lebih kepada bijak menyikapi sesuatu yang tidak bisa kita paksakan.Crystal dan Chiaki memasuki sebuah toko yang ternyata menjual biola. Semula Crystal mengira itu hanya sebuah toko yang menjual biola tetapi ternyata tebakannya salah saat Chiaki merengkuh pinggangnya dan membawanya melangkah menuju ke bagian belakang tempat itu. Ternyata mereka membuat sendiri biola-biola itu. "Kau boleh memiliki semua jika kau mau," ujar Chiaki.Crystal menatap mata Chiaki seakan tidak percaya mendengar ucapan Chiaki. "Satu saja cukup." "Kalau begitu beberapa." "Cukup satu," ucap Crystal keras kepala, lagi pula tangannya hanya dua, ia hanya bisa memainkan satu buah biola. Jadi, untuk apa ia memiliki terlalu banyak? Meskipun di
Read more
6. Another Man
Another Man Segalanya berubah dalam sekejap mata, seperti angin sepoi-sepoi yang tiba-tiba berubah menjadi badai topan yang menghancurkan segalanya. Maka, jangan mudah terperdaya dengan apa yang tampak di depan matamu. "Kau berjalan sangat lambat," gerutu Chiaki, mereka memasuki sebuah hotel berbintang lima.  Crystal mendengus, ia telah berjalan dengan langkah lebar untuk menyeimbangkan langkahnya dengan Chiaki, tetapi faktanya ia tetap tertinggal di belakang pria itu.  Chiaki menekan tombol lift. "Dasar, Siput." Ia itu mengejek Crystal dengan memanggilnya Siput saat Crystal telah berdiri di sampingnya.  Crystal membeliak, menatap Chiaki dengan sorot mata jengkel.  Sama sekali tidak lucu! "Kenapa? Ingin memakiku?" Chiaki menaikkan sebelah alisnya.  Crystal hanya memutar bola matanya enggan men
Read more
7. Let's Play the Game
Let's Play the GameIt's easy to look at people and make quick judgments about them, their present and their pasts, but you'd be amazed at the pain and tears a single smile hides.Chiaki mengeringkan rambut Crystal menggunakan handuk di tangannya, menurut Crystal itu adalah pemandangan yang tidak lazim hingga membuatnya terheran-heran. Tetapi, Crystal diam tidak berkomentar, ia memilih untuk menikmati kebaikan Chiaki. "Aku tidak menyukai warna rambutmu, Donna akan mengembalikannya ke warna semula setelah kau kembali ke rumah," ujar Chiaki datar. Terserah saja, apa pun warna rambutnya, Crytsal merasa jika ia bukan pemilik raganya lagi. Ia telah menjual jiwa dan raganya kepada iblis kaku yang sifatnya berubah-ubah membuatnya hanya bisa mengangguk pasrah. "Buka handukmu," ujar Chiaki setelah ia rasa cukup mengeringkan rambut Crystal. Crystal yang duduk di kursi
Read more
8. Dinner
Dinner Setiap orang memiliki bekas luka yang ingin mereka sembunyikan. Bersyukurlah jika luka itu hanya di luar, bukan di hati yang meski bisa disembunyikan tetapi sulit untuk disembuhkan. "Kau lelah?" Chiaki mengusap punggung telanjang Crystal yang masih lembap akibat keringat yang membasahi tubuhnya saat mereka bercinta beberapa menit yang lalu.  Crystal menggeleng pelan, tetapi menyadari Chiaki mungkin tidak melihatnya, ia menyahut, "Tidak juga."  "Apa itu berarti itu kau menginginkan kita bercinta lagi?"  Crystal mendongakkan kepalanya, matanya menatap Chiaki dengan ragu-ragu. "Katakan saja, jangan ragu ataupun merasa malu," ucap Chiaki dengan nada sangat lembut.  Darah Crystal terasa memanas dan jantungnya seolah mencelus. "Jika kau menginginkan, aku tidak akan menolak karena kau pemenangnya."  
Read more
9. A Present
PresentTerkadang kita tidak bisa berbuat apa-apa selain menerimanya, betapa pun besarnya keinginanmu untuk menghentikan waktu, waktu terus berjalan dan menjadi sesuatu yang berbeda.Chiaki datang saat Crystal sedang duduk di depan cermin dan Donna sedang mengaplikasikan make-up untuknya. Pria itu hanya melirik sekilas kepada Crystal tanpa menyapa kemudian memasuki kamar mandi.Lima belas menit kemudian, Chiaki keluar dari kamar mandi dengan handuk melingkar rendah di pinggangnya sambil memegangi handuk kecil untuk mengeringkan rambutnya.Perlahan pria itu mendekati tempat di mana Crystal dan Donna berada, menyandarkan pinggulnya di sandaran sofa, matanya sedikit pun tidak melepaskan pandangannya dari Crystal."Donna, bisa kau tinggalkan kami?" tanya Chiaki dengan nada
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status