All Chapters of YOUR STUPID WIFE: Chapter 21 - Chapter 30
51 Chapters
ALONE?
"Bolehkah aku sendirian saja malam ini?"Mereka berdua baru sampai di apartemen sore itu saat Rea mencegah Devon untuk turun dari mobil. Lama lelaki itu terdiam menatap lurus ke depan kaca mobilnya. Dia paling benci penolakan, tapi untuk membuat wanita di sampingnya ini tidak nyaman juga bukan salah satu keinginannya."Kenapa? Kamu terganggu dengan kehadiranku?" Dia menetap lekat Rea yang juga tengah menatapnya menunggu jawaban atas pertanyaannya barusan."Aku butuh waktu sendiri untuk memikirkan masalah rumah tanggaku, Von," jelas Rea lirih.Kembali lelaki tampan itu terdiam. Jika dia tidak ingin jauh dari wanita ini, itu bukan semata-mata dia menginginkan kesenangan untuk dirinya sendiri. Tapi semua itu dia lakukan karena ingin melindunginya, memastikan bahwa Rea baik baik saja. "Berapa lama?" Kali ini dia menatap tepat ke dalam bola mata Rea dengan intens. Rea gugup seolah lelaki ini bisa membaca semu
Read more
REVENGE
Rea sudah bersiap dengan baju kerjanya, saat dia baru menyadari bahwa lelaki itu tidak menghubunginya dari semalam. Padahal dia bilang katanya Rea harus menjawab teleponnya saat dia menghubungi. Ternyata Devon masih saja merupakan makhluk aneh bagi Rea.Sekarang Rea pastinya harus berangkat ke kantor sendirian. Dia berencana memesan taksi online saat sudah berada di lobby apartemen. Usai melirik jam di pergelangan tangannya sebentar, Rea bergegas keluar dan menuju lift untuk turun."Rea?" Seorang lelaki memanggilnya saat sampai di luar lobby. Rea menoleh."Yaa?" Rea tidak mengenalnya. Dia seorang lelaki dengan perawakan yang setinggi Devon tapi dengan warna kulit sedikit lebih gelap, potongan rambutnya agak gondrong dan sedikit berombak. Bentuk tubuhnya sama atletisnya dengan sang boss otoriter itu, hanya lelaki ini sedikit lebih berotot."Aku akan mengantarmu ke kantor," kata lelaki itu."Anda, sia
Read more
FORGIVE ME
"Ohh Shit!!" Teddy berteriak keras, mengumpat jengkel saat matanya tak sengaja berbenturan pada dua sosok yang sedang bergumul di atas tempat tidur dengan kondisi nyaris telanjang. Dua makhluk berbeda jenis itu segera menoleh mendengar teriakan seseorang dari arah pintu. Devon mengumpat pelan, sementara si wanita segera menutupi tubuh berantakannya dengan bed cover. Dengan kepala sedikit berdenyut Devon mengambil celana jins nya yang tergeletak di lantai lalu memakainya dan menghampiri sahabatnya."Sorry, Bro. Nggak tau. Soalnya nggak ada jejak sama sekali dari luar," kata Teddy sambil menutupi wajahnya dan menahan senyum."Sial!" umpat Devon sambil menonjok bahu sahabatnya dengan keras. Teddy meringis, lalu keduanya berjalan santai keluar kamar menuju dapur."Ada yang penting?" tanya Devon usai menyesap minuman kaleng yang baru saja diambilnya dari lemari pendingin. 
Read more
MAKE HER JEALOUS
[Rea: Tolong maafkan aku jika aku salah. Tapi jangan marah padaku.]☆☆☆Mungkin sudah lebih dari 100 kali Devon membaca pesan itu. Bibirnya tak henti menyunggingkan senyum. Seandainya saja dia tidak menahan diri, mungkin saat ini juga dia sudah mendatangi Rea di apartemennya. Jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari, dan kantuk yang tadi dia rasakan bahkan sudah menguap entah kemana hanya gara-gara pesan singkat itu.Mungkin saja jika dia tidak sedang marah, besok dia akan seharian bersama Rea. Tapi tidak, hukuman untuk Rea belum akan berakhir. Dia tidak akan membiarkan wanita itu lega secepat ini setelah membuatnya kacau dan sakit kepala semalaman. Devon masih saja mengingat kata-kata terakhir wanita itu di depan apartemennya. Dia bilang ingin sendirian, dan ternyata dia justru menemui pria itu. Dia sendiri pun merasa aneh kenapa kejadian itu bisa begitu menyakitinya.☆☆☆"Kamu ingin aku mengantar
Read more
FIRST KISS
Rea menerima rangkaian mawar dan baby breath warna putih dari office boy di depan pintu kerja ruangan direktur. Kemudian dia kembali masuk dan langsung meletakkan benda berbau romantisme itu di atas meja Devon. Tepat jam setengah 12.Mencium harum dari bunga itu, Rea jadi teringat suaminya. Anggit pernah memberikannya bunga seperti itu waktu ulang tahun Rea sebelum mereka menikah. Hatinya mendadak terasa sesak mengingat moment membahagiakan itu."Semoga Miss Cecilia suka, Ini bunganya, Pak," kata Rea singkat kemudian cepat berlalu dari hadapan atasannya tanpa menunggu lelaki itu bereaksi. Devon, lagi-lagi melirik ke arahnya yang berjalan kembali ke meja kerjanya. Ada senyum puas di hatinya saat dilihatnya wanita itu tak tersenyum sama sekali. Devon bangkit dari duduknya dan segera menyambar bunga di atas mejanya, bersiap-siap akan pergi. "Aku kembali sebelum jam 3," pamitnya pada Rea. Wanita itu hanya me
Read more
THE OBGYN
Saat napas lelaki itu masih sedikit tersengal karena menahan gairahnya yang gagal tertunaikan, mendadak telepon saluran internal di atas meja kerjanya berdering. Dia segera mengangkat panggilan itu setelah berhasil mengatur napasnya."Ya?""Meeting sudah bisa dimulai sekarang, Pak," suara sekretaris seniornya dari ujung sana. Devon memejamkan matanya sejenak seperti sedang berpikir. Sejenak diliriknya Rea yang masih terduduk di karpet sambil meringis menahan sakit . "Tolong mulai dulu meetingnya, Tante. Saya masih ada sedikit urusan. Sebentar lagi saya kesitu," ucapnya pada sekretaris seniornya. Rea sontak mendongak demi mendengar kalimat itu, dan segera bangkit. "Saya baik-baik saja, Pak. Kita bisa langsung ke ruangan meeting sekarang." Rea mulai membenahi pakaian kerjanya yang sedikit berantakan. "Saya sudah siap," katanya segera.Devon menghampiri wanita itu setelah menutu
Read more
LOVE YOUR JOKE
Rea mulai bisa merasa bahwa berada di samping seorang konglomerat seperti Devon Junior Widjaya cukup menyenangkan. Segala hal menjadi sangat mudah untuk dia dapatkan. Contohnya seperti kali ini, biasanya dia harus mengantri saat memeriksakan kehamilannya ke dokter kandungan. Tapi bersama Devon, dia bisa mendapatkan fasilitas khusus yang tidak semua orang bisa. "Luna bilang apa?" Tak membutuhkan waktu lama untuk Rea mengetahui kondisi calon bayinya. Mereka berdua kini sudah melaju meninggalkan rumah sakit tempat Devon membawa Rea memeriksakan kandungannya."Baik, syukurlah. Katanya bayiku sehat." Rea tersenyum bahagia memberitahu keadaan bayinya pada lelaki di sampingnya. Devon menoleh ke arahnya. Takjub dengan binar bahagia yang terpancar dari wajah wanita itu. Apa seperti ini cantiknya seorang wanita yang bahagia akan hadirnya seorang anak? Seandainya bayi itu adalah anak Devon, apakah dia juga akan merasakan kebahagiaan yang sama
Read more
MOTHER'S SUSPICIONS
Teddy melajukan mobilnya lebih pelan saat memasuki halaman rumah besar bergaya eropa itu. Ini bukan kebiasaan ibunda sahabatnya menyuruhnya untuk datang tanpa kehadiran Devon. Ibu Arina menerimanya di ruang tamu besar dan megah bernuansa putih dengan tangga di tengah menuju ke lantai atas."Apa kabarmu, Sayang?" Seperti biasa wanita dengan paras cantik keibuan itu selalu memeluknya saat mereka bertemu. Wanita itu sudah menganggap Teddy tak ubahnya seperti anaknya sendiri. "Kamu sehat?" tanyanya kemudian saat mereka sudah duduk di kursi ruang tamu."Seperti yang Tante lihat. Aku baik-baik saja." Teddy tersenyum tulus."Perusahaan baru Devon tidak ada masalah kan, Sayang?" tanyanya lagi sambil menuangkan anggur yang baru saja dibawakan oleh asisten rumah tangga ke ruangan itu. "Sejauh ini baik dan sangat lancar, Tante." Teddy mencoba untuk bersikap biasa walaupun sebenarnya dari raut muka
Read more
SWEET MOMENT WITH REA
"Kamu tidak serius dengan Rea kan?" Pertanyaan sahabatnya itu membuat Devon terdiam. Jujur dia tidak menyangka ibunya akan mencampuri urusan pribadinya sejauh ini. Selama ini, wanita yang sangat dicintainya itu terlihat santai dan sangat open minded. "Aku akan menikahinya." Lelaki itu tiba-tiba mengatakan hal yang membuat sahabatnya membelalak setelah menyesap habis minumannya. "What?? Kamu susah gila?" Teddy menekan dahinya keras-keras. "Dia itu istri orang, Bro.""Aku tau. Kupastikan mereka akan berpisah sebentar lagi""Dia juga hamil.""Aku juga tau itu, nggak usah kamu bilang.""Dan anak itu juga bukan anakmu." Devon melotot ke arah sahabatnya."Apa? Apa lagi yang mau kamu katakan? Ayo, katakan saja semua! Itu bukan alasan aku tidak bisa menikahi dia kan?" Devon tiba-tiba tergelak."Iya sih, tapi kamu yakin?""Aku bu
Read more
SMART TRICK
"Sepertinya dia baik," kata Bu Renata sambil menyenggol bahu anaknya, tersenyum menggoda."Apa sih, Bu," Rea cemberut, lalu menggandeng ibunda tercintanya berjalan menyeberangi halaman setelah mobil Devon tak terlihat lagi dari pagar rumah."Ibu senang kamu bisa pulang liburan, Sayang. Ibu sama Ayah semalam sudah berencana mau ke tempat kamu. Kamu bener tinggal di apartemen? Apa nggak kemahalan Rea sewanya? Kenapa nggak cari kost aja?" cerocos bu Renata saat mereka sudah berada di dalam rumah. Rea yang sudah sangat rindu dengan sang ibunda segera memeluknya erat-erat."Ibu, nanyanya bisa entar nggak? Rea masih kangen." Wanita itu menggelendot manja di dada ibunya. "Kamu ini kok jadi kayak kecil." Sang ibu terkekeh. "Ayah pulang jam berapa, Bu?" "Akhir-akhir ini Ayah sering pulang sore, katanya sih lagi banyak kerjaan di kantor." Rea nampak manggut-manggut mendengar
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status