Semua Bab We Are: Bab 41 - Bab 50
77 Bab
Bab 41
“Eh, kenapa malah ingin bersama kelompok lain?” tanya Diana pura-pura tidak tahu niat Michael yang sebenarnya. “Tidak, aku hanya takut kau merasa keberatan. Aku sudah mencari kelompok lain, karena aku mengira kau akan menolakku untuk sekelompok denganmu.” Michael menjawab dengan lancar. Sepertinya ia sengaja ingin membuat Diana kesal. “Tapi itu hanya kekhawatiranmu, kan.” Diana mengatur ekspresinya seperti orang yang menjebak daripada dijebak, itu membuat Michael mengangkat sebelah alisnya. “Aku hanya berjaga-jaga jika kau menolakku menjadi anggota kelompokmu,” balas Michael. “Bagaimana, ya?" Diana sengaja menampakkan raut kecewa. Namun ekspresinya berubah dengan senyum miring. "Tapi, sebenarnya aku sudah memberitahu guru bahwa kau akan sekelompok denganku dan guru sudah setuju. Jadi kau telah dicatat oleh guru sebagai salah satu anggota kelompok kami.” “Apa?” Michael entah harus merasa seperti orang yang ketahuan berbohong atau or
Baca selengkapnya
Bab 42
“Jangan, Kak!” Diana sekali lagi berseru menghentikan orang lain yang hendak  membalas memukul Michael. David menoleh pada Diana, ia melihat gelengan dan tatapan Diana yang menyuruhnya tidak membalas Michael. David akhirnya melepaskan tangannya di kerah kemeja Michael dengan terpaksa. Kerutan tidak senang masih terlihat sangat jelas di wajahnya. Tapi melihat Diana yang melarangnya, David yakin ada alasannya. Bisa gawat jika dia melaporkan pada ayahnya, aku yang harus bertindak, ucap Diana dalam hati. Itulah alasan Diana untuk menghentikan mereka yang mau membalas memukul Michael. “Kenapa membiarkannya?” tanya David. “Siapa bilang? Aku berencana melaporkannya pada polisi,” jawab Diana. “Apa?” mereka jelas terkejut. Michael tiba-tiba tertawa. Diana lalu melanjutkan perka
Baca selengkapnya
Bab 43
“Diana, menurutmu, apa mungkin dia bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik? Si Michael itu? Lalu apa yang akan kita lakukan selanjutnya?” tanya Kevin secara tiba-tiba pada Diana yang berdiri di depan lokernya. Diana yang terkejut karena Kevin bertanya terlalu dekat dengannya. Saat ini ia sedang di depan lokernya dan mengambil buku dari dalam lokernya.  Diana spontan mundur namun tidak disangka ada seseorang di belakangnya membuat Diana membenturkan punggungnya tanpa sadar.  Tapi bukan itu yang parah, Diana juga tanpa sadar membenturkan kepala bagian atasnya mengenai dagu orang yang berada di belakangnya dengan sangat keras. “Aduh!” jerit keduanya. Diana memegang kepalanya sambil berjongkok. Sedangkan korban lainnya memegang dagunya karena kesakitan.  “Kau ceroboh sekali!” kata korban yang memegang daguny
Baca selengkapnya
Bab 44
“Ikut aku.” Diana tengah menarik Revan menuju kantin sekolah.Diana menarik Revan hingga ke kantin yang menjual berbagai makanan roti dan kue dan semua makanan itu terbungkus dan disusun rapi di etalase.Revan bingung kenapa Diana mengajaknya ke sini. Tapi ia membiarkan Diana menariknya sampai di sini.“Mana makanan yang kau suka?” tanya Diana sambil melihat-lihat roti sandwich dengan berbagai isi.Revan tidak mengerti tapi beberapa detik berlalu akhirnya Revan menunjuk salah satu makanan.“Eh? Sandwich telur?” tanya Diana memandang Revan.Revan hanya mengangkat bahu, "Aku asal pilih."“Ya sudah, apalagi?” tanya Diana sembari mengambil sandwich telur.“Kau mau mentraktirku? Aku tidak pernah membeli di sini,” balas Re
Baca selengkapnya
Bab 45
Kemarin Michael terlalu fokus hingga tidak sadar Diana datang dan memberikan memberikan ponselnya, tapi kali ini Michael segera sadar jika ada orang yang mendekatinya. Alisnya menekuk saat matanya melihat siapa yang datang. Diana mendatanginya lagi.“Mau apa kau ke sini?” tanyanya. Ia sama sekali tidak peduli jika suaranya tidak terdengar ramah.Diana tidak langsung menjawab. Ia meletakkan sesuatu di atas leptop Michael.“Hei?!” teriak Michael melihat tingkah Diana.Tanpa merasa bersalah, Diana tersenyum. Hal itu menambah kekesalan Michael, ia hendak melempar atau membuang apa pun itu yang diletakkan Diana di atas leptopnya. Tapi keinginannya tertahan karena perkataan Diana selanjutnya.“Aku tahu kau belum makan, karena itu aku memberikan ini.” 
Baca selengkapnya
Bab 46
Diana merasakan keningnya berkedut melihat ternyata masih ada beberapa gadis yang bertahan di depannya dan tidak mendekati Michael. Mereka masih tersisa lima orang. “Kami hanya menyukai Revan,” sahut mereka seolah mengerti tatapan bingung Diana. Diana terdiam. Pengemar yang sangat setia, batin Diana mendengus dalam hati. Memangnya kesetiaan mereka itu memberikan keuntungan? “Oh, jadi begitu. Apa kalian ingin mendekati temanku Revan?” tanya Diana menekankan suaranya pada kata ‘temanku’. “Ikuti aku, aku bisa mempertemukan kalian dengannya,” lanjut Diana hendak berjalan melewati mereka tapi ternyata ia dihalangi. Mereka mencegah Diana pergi. “Kami hanya mau bicara denganmu,” kata mereka sembari memojokkan Diana. “Oh, begitu ya. Jadi apa yang ingin kalian bicarakan?” tanya
Baca selengkapnya
Bab 47
“Aku mengerti itu. Tapi aku akan berhati-hati dan seperti yang aku katakan sebelumnya, aku akan membela diri jika keadaan benar-benar darurat. Mungkin saja bela diri lebih banyak manfaatnya asal dipakai dengan bijak. Jadi, apa kau mau mengajariku?” tanya Diana penuh harap. “Apa kau pikir berkelahi itu butuh pelajaran?” tanya Revan membuat Diana seolah tersadar akan sesuatu. Diana mengerutkan keningnya. “Benar juga. Jadi kau hanya melakukannya begitu saja? Apa tidak ada teknik apa-apa saat berkelahi?” tanya Diana penasaran. “Tentu saja tidak jika hanya asal pukul seperti preman jalanan tanpa ilmu beladiri. Tapi kalau berkelahi dengan salah satu beladiri seperti karate atau petinju itu butuh pelajaran. Kau tidak akan menang jika berkelahi dengan asal-asalan, kan.” Revan menyeringai. “Kalau begitu untuk apa bertanya padaku?” Diana menyipitkan mat
Baca selengkapnya
Bab 48
“Kau sadar tidak? Dulu kau tidak akan mendekati perempuan satupun dan selalu sendirian,” lanjut Diana sembari memandang Michael.Ternyata Diana tidak membicarakan sifat Michael yang menjadi pendiam sejak Michael memukul Diana. Tapi Diana bertanya ternyata sedang mengungkit masa lalu Michael. Saat Michael masih sekolah menengah di tempat yang sama dengan Diana. Mereka pernah satu sekolah sebelumnya. Dulu Diana tahu jika Michael tidak suka didekati perempuan sama seperti Revan saat ini.Michael yang tahu apa yang dimaksud Diana berkata, “Mungkin memang benar. Kalau kau penasaran aku tidak bisa memberikan jawabannya."Michael mengangkat bahunya santai."Sebenarnya aku juga tidak tahu. Sepertinya aku menjadi seperti ini karena punya teman yang aneh,” kata Michael tak keberatan menjawab.
Baca selengkapnya
Bab 49
“Kalian sudah melakukan banyak tugas tapi mau membantuku lagi. Aku jadi merasa bersalah membuat," ucap Diana pada Revan dan Kevin, hanya mereka berdua karena Michael sudah asyik atau sibuk dengan para penggemarnya setelah presentasi.“Hanya kebetulan aku menguasai bagian materi yang tadi," balas Kevin menggaruk kepalanya yang tidak gatal.“Yah, iya sih. Kau tidak mungkin berani jika kau tidak tahu. Tapi kau tetap saja membantu. Jangan lupa saat aku sempat bingung karena tindakanmu dan Michael yang tiba-tiba. Untung Revan berhasil menanganinya.” Diana melirik Revan.“Hahaha, Dia memang bisa diandalkan.” Kevin tertawa sambil memukul pelan bahu Revan beberapa kali. Diana sadar Kevin memuji Revan dan ia hanya tersenyum melihat keakraban mereka.“Bagaimana dengan rencana kal
Baca selengkapnya
Bab 50
 Diana berkedip sekali. Lalu ia bisa melihat kedua tangannya tengah digenggam oleh dua sosok berbeda di samping kanan dan kirinya. Kepalanya terangkat untuk melihat tangan siapa yang menggenggamnya. Bibir Diana melengkung saat melihat siapa sosok yang memegang tangannya. "Ayah, Ibu, kita mau kemana?" tanya Diana dengan antusias.  Matanya menampakkan kebahagiaan yang menyilaukan.  Orang yang dipanggil ayah dan ibu itu hanya tersenyum pada Diana tanpa menjawab. Perlahan keduanya melepaskan tangan mereka dari tangan Diana. Diana terdiam dengan kebingungan yang jelas. "Ada apa, ibu? Ayah?" tanya Diana. Bukannya menjawab, kedua sosok itu memalingkan wajah dan menghadap ke depan. Mereka mulai melangkah dari samping Diana. Diana melebarkan matanya dan rasa takut tiba-tiba mencengkeram dadanya saat meli
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status