All Chapters of Give Me More Than Your Love (Indonesia): Chapter 11 - Chapter 20
25 Chapters
Part 10 - Siapa yang Lebih Cepat (+++)
"Aku sudah biasa akan semua tentang dirimu, kenapa masih malu?"~RaysumRay terbangun dari tidurnya karena suara keroncongan perutnya sendiri. Melihat ke arah istrinya yang masih terlelap dalam tidurnya, kemudian mengecup dahinya.Ray kemudian turun dari kasur. Memunguti sepotong kain untuk menutupi tubuhnya. Melangkah kearah pintu untuk turun menuju dapur.Berpikir sejenak akan memasak apa dan setelah berkelumit dengan berbagai masakan di kepalanya, akhirnya ia memutuskan untuk memasak pasta untuk istri tercintanya dan dirinya.Ray memasak dengan lihai ditemani dengan siulannya, sengaja tak membangunkan istrinya karena yakin istrinya masih memerlukan waktu istirahat yang lebih lama. Memikirkan itu membuat Ray tersenyum sendiri.Setelah semuanya siap, Ray memberi pemanis diatas pasta berupa dua daun papermint yang salah satu ujung daunnya didekatkan agar membentuk simbol hati. Seper
Read more
Part 11 - Obat nyamuk
"Masih perlu dipertanyakan rasaku padamu?"-Rayden-    Diza mengangkat telepon, menempelkannya kearah telinga dan berbicara. "Halo dengan Diza disini." Jawaban dari seberang membuat Diza menjatuhkan gagang telepon dan melotot kearah Ray. "Beee!!!" , Teriak Diza histeris Ray yang sedari tadi memandang Diza terkejut akan teriakan Diza. Ray melotot terkejut. "Iya hon?!", jawab Ray. Diza tak menjawab tapi menghentak-hentakkan kakinya kesal dan segera berbalik berlari menaiki tangga. Ray bingung ikut mengejar, tapi baru saja ia menaiki seperempat naikan tangga, Diza sudah kembali turun dengan pakaian berbeda. "Mau kemana hon?", tanya Ray kebingungan karena kecepatan istrinya bertransformasi.  Diza tak menjawab malah menyeret Ray keluar dari rumah. Dige
Read more
Part 12 - Mall Mata Batin
 Di mall matabatin"Eh Nisa kok lo ngajak gue ke mall yang ini sih? Namanya aneh lagi.", ucap Diza kepada temannya Ranisanji Sutremi a.k.a Nisa atau bisa disebut Ranisa atau Rani atau Sanji asal bukan nisan saja katanya, ketika mereka berdua berada di dalam mall yang penuh dengan nuansa hitam dan bersuasana suram. "Bikin bulu kuduk gue berdiri aja.", tambah Diza sambil mengusap lehernya. Nisa menutup mulut Diza dengan tangan kanannya, kemudian berbisik, "Sssttt! Disini gak boleh ngomong sembarangan." Diza segera menghempaskan tangan temannya itu. "Kenapa?", Diza bertanya dengan penuh rasa penasaran, Nisa tolah-toleh kanan-kiri lalu mendekat ke  arah Diza lalu berbisik-bisik. "Dulu katanya disini tuh pernah ada yang mau buka mata batinnya, trus ngadain ritual gituu.. tapi ternyata ritualnya gagal dan menyebabkan kematian. Dan nama orang yang meninggal itu.
Read more
Part 13 - Seseorang dari Masa Lalu
Seorang pria menghalangi penglihatan Diza yang melihat suaminya sedang bermesraan dengan seorang wanita dan seorang anak kecil. Mereka nampak seperti keluarga kecil bahagia yang sedang liburan di mall matabatin.Diza bergeser ke kiri dan pria di depannya ikut bergeser, dan saat bergeser ke kanan dia ikut bergeser ke kanan, Diza yang segera ingin melihat Rayden terus begitu dan mendapat penghalang yang sama sampai akhirnya Diza muak dan memilih mendorong pria di depannya lalu mendongakkan kepalanya untuk menegur pria yang kurang sopan ini.Tapi saat mendongakkan kepalanya Diza tertegun dan mengernyitkan dahi karena merasa kenal dengan pria manis di depannya ini."Mmm... maaf apa saya mengenal anda ?", ucap Diza sambil menatap pria itu penasaran.Sedangkan pria yang sedari tadi cengengesan menatap Diza dan memeluk Diza tanpa aba-aba dengan erat.Dan di sisi lain orang yang melihat dua insan berbeda je
Read more
Part 14 - Cantik?
pla(y) for you"~'N'ice"Jadi maksudnya mau main itu, kita mau nonton ya kak?", Tanya Diza heran saat matanya menangkap antrian di depan mereka."Yup! Ayo kita nikmati hari ini dengan bersenang-senang!", jawab Arga dengan ceria.Diza terdiam sejenak memikirkan usulan sepupunya yang baru kembali bertemu dengannya setelah sekian lama. 'Hmm sekalian reuni tidak apa-apa mungkin'."Oke tapi sepertinya aku harus ijin ke my husbando, okay?", ucap Diza setelah berpikir matang-matang. Dan Arga mengangguk menanggapi.Diza kemudian menjauh sambil merogoh tasnya untuk mencari ponselnya.Sedangkan Arga tetap berdiri di tempatnya dan mengeluarkan ponselnya dari saku untuk mengetikkan beberapa kata untuk seseorang. Setelah mengetuk ikon dengan lambang pesawat kertas, Arga kembali memasukkan ponselnya dan bersedekap menunggu Diza kembali
Read more
Part 15 - Kakak~ Sakit~
 "Siap. Misi sedang dijalankan."   "Kebersamaan itu mahal"-Argade Kaguza-  "Kerjaan ya?", tanya Diza saat Arga kembali melangkah ke arahnya dengan bergaya cool ala supermodel korea. Arga mengangguk-anggukkan kepalanya. Mengambil sebuah bola basket lalu melemparnya secara tiba-tiba ke arah Diza. "Ayo lempar" Diza mengangguk dan mulai fokus saat melempar. Tapi itu di hentikan oleh sebuah suara. "Duh kakinya gak gitu, megang bolanya juga bukan gitu. Nih liat aku contohin ya."   Kemudian Arga memberi Diza contoh dengan memperagakannya dan Boom! Bola masuk tepat ke keranjang basket. Diza bertepuk tangan heboh dan memuji Arga, "Woowww hebatt!!!" Arga mengangkat dagunya angkuh, "Siapa dulu dong, Arga gitu loh! Ayo giliranmu"  Diza meng
Read more
Part 17 - Makan gak ya?
Mobil yang dikendarai Namo berhenti di depan rumah besar bercat putih. "Turun gih!" ucap Namo sambil menengok ke belakang. Diza cemberut dan mendumel pada Namo, "Iya iya! Pengen banget ya aku cepet pergi biar abang bisa modus?"  Namo melotot kearah Diza agar diam tidak membocorkan rencana yang sudah terancang di otaknya. Diza tak memperdulikan pelototan oppanya itu dan beralih pada sahabat baiknya -Nisa-. "Aku duluan ya Nisa." Dan Diza cipika-cipiki sama Nisa lalu keluar dari mobil. Namo menurunkan kaca mobil disampingnya. "Kok gak pamit?" "Tauk sebel!" Ucap Diza sambil bersedekap dan memalingkan wajahnya dari Namo. Namo terkekeh lalu keluar dari mobil menghampiri Diza. "Duh dede Diza ngambek abang harus apa nih?" Ucapnya sambil menjepit pipi Diza dengan kedua telapak tangannya. Diza cepat-ce
Read more
Part 17 b - Aahhh
Langkah Diza berhenti saat terhadang Ray. Ray meraih tangan Diza kemudian menautkan jemari mereka, dan menggenggam erat walau dengan raut wajah yang datar. Lalu mulai menuntun Diza ke arah meja makan. Diza tersenyum senang dalam keheningan langkah mereka. Walau dalam pikirannya ada perasaan resah yang menyelimuti diri. Membuatnya bingung akan keadaan saat ini. Mengapa suaminya berubah? Apa yang terjadi?, namun Diza belum sanggup untuk bertanya sekarang. Ini situasi yang baru untuknya, karena Ray tidak pernah memperlakukannya dingin sebelumnya. Apalagi melihat outfit Ray yang mirip dengan seorang pria yang dia lihat sebelumnya di Mall mata batin.  Kecemasan Diza semakin menjadi-jadi, dan membuatnya berpikir apa yang dia curigai tentang Ray benar. Oleh karena itu setelah Diza berpikir matang-matang Diza memberanikan diri untuk bertanya pada suaminya. "Ray?", karena keadaannya yang canggung Diza lebih memilih mema
Read more
Part 18 - Liliareswati Kaguza
Kamu ke timezone MMB dengan seorang laki-laki ?"Diza terkejut? Tentu saja.Diza menelan ludah. Apakah yang dilihatnya saat itu benar-benar suaminya Rayden.Rayden menatap Diza dengan datar dan dingin sebuah tatapan yang belum pernah Diza dapat selama menjalani pernikahan mereka. Diza mengernyitkan dahi bingung karena dia tak merasa bersalah, justru menurutnya Rayden yang harus menjelaskan apa yang ia lihat di MMB."Selingkuhan kamu?" Rayden berucap dengan nada datar dan tatapan dingin.Nada datar dan tatapan dingin yang mampu menusuk hati Diza dengan begitu kejamnya. Diza terkejut karena suaminya yang selama ini manis dan penyayang padanya kini menanyakan kesetiaannya. Dan itu berhasil menyulut kemarahan Diza. Diza menggebrak meja penuh emosi lalu berteriak."AKU GAK PERNAH SELINGKUH!!!" serunya.Rayden tetap tenang tap
Read more
Part 19 - Ngenes
Rayden berhenti di depan sebuah cafe pelangi kemudian memarkirkan mobilnya. Setelah masuk ke cafe Rayden duduk dan memesan segelas Coffee latte art, memilih duduk di samping kaca yang menembus dunia luar, Rayden memandang jalanan yang ramai akan deru kendaraan yang lalu lalang, ponsel di saku celana Rayden bergetar membuatnya mengeluarkan ponselnya dan melihat sebuah pesan. Rayden termenung menatap datar pesan di ponselnya kemudian membatin, "Ahh.. apa yang ku lakukan sudah benar?"Tak terasa sinar mentari tak lagi terlihat dan langit biru telah tergantikan oleh gelapnya malam yang dingin, Diza yang masih setia terduduk di aspal kemudian bangkit dan masuk ke dalam rumah. Ia kemudian duduk di kursi tempat kejadian mereka bertengkar tadi dan memungut foto-foto yang Rayden lemparkan. Diza meremas foto itu dan mengumpat kasar "Aaahhh!!! S***********n!!!" Diza
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status