All Chapters of I Got You: Chapter 71 - Chapter 80
95 Chapters
Bagian 70 - Kekacauan
Awas Typo:) Happy Reading .... *** Maria menyimpan kedua tangannya ke dalam saku celana, dia tahu dia mulai diawasi, dipantau dan, begitu waktunya pas pasti dia kembali ditarik oleh anak buah Raymond. Melirik ke belakang tubuh. "Fuck!" Maria mendapati Bio berdiri tepat di belakang tubuhnya. Kalau ada yang penasaran Maria di mana, wanita itu sedang berada di kampus Regina, menunggu bermaksud ingin bertemu, namun, agaknya hari ini adalah hari sial untuk Maria. "Bergerak artinya membuat keributan," bisik Bio to the point. Maria diam, ia bawa keluar kedua tangannya dari saku celana. "Dibayar berapa sih?" tanya Maria berbasi-basi. Sekarang gantian, Bio yang diam. Pria itu sudah sangat siap membawa wanita ini ke hadapan bossnya, terutama sang ibu boss yang tadi pagi marah-marah padahal Bio tahu si ibu boss setengah mampus ketakutan. Satu ..., detik mulai bergerak dan yang menghitung adalah Maria. Dua ..., apa niat wanita itu? Kenapa mengambil ancang-ancang? Ti ..., ga! "Lepaskan aku
Read more
Bagian 71 - Komunikasi Jujur
Awas Typo:) Happy Reading .... *** "Hiks ..., hiks ...." "Aku baik Regina." "Hiks ..., hiks ...." "Regina." Iya itu yang terisak Regina. "Hiks ...." Istri Raymond yang imut nan cantik, tak juga kunjung berhenti terisak. "Hah ...." Menghela napas, Raymond menatap tangan gemetar Regina yang sibuk mengobati tangannya. "Sayang ...." Semakin lembut lah suara pria itu. "Diam," sinis Regina mulai kejam, wanita itu melirik Raymond, terlihat sekali sangat marahnya. Jujur, Raymond tidak punya pengalaman apapun soal wanita, bagaimana cara membujuk atau cara meredakan amarah seorang kaum hawa. Jadi yang ia tahu ya ini, kembali diam. Memikirkan tindakan apa yang tepat agar segera ia lakukan. Bungkam, keduanya tidak lagi saling berlisan, tapi Regina masih tetap terisak. Ya ahli wanita, tolong beri Raymond saran, dia benar-benar sudah tidak tahu lagi harus apa. Regina menangis bukan semenit dua menit tapi sudah dua jam! Wanita itu tadi menatap bagaimana Laura mengobati tangan Raymond sam
Read more
Bagian 72 - Julia dan Jefri?
Awas Typo:) Happy Reading .... *** Melipat tangan di bawah dada, Regina menatap wajah terlelap Maria dengan pita suara yang ditutup sangat rapat. Raymond sendiri yang pun ada di samping si istri ikut menatap, diam. "Dia butuh lebih banyak waktu di sini."Laura yang bersuara, psikiater cantik itu berdiri di samping Regina yang ada di tengah-tengah antara dirinya dan Raymond. "Aku tidak tahu berapa lama, namun selama dia belum stabil aku sangat menyarankan dia tetap di sini," melanjutkan, kepala Laura menoleh menatap ke arah Regina dan Raymond. "Hah ...." Regina menghela napas. Dia sungguh tidak percaya akan ada di posisi ini, really. Regina pikir, Regina kira, hubungannya dengan Maria akan tetap sama walau ia sudah menikah, tapi lihat lah sekarang, rasanya kata kacau dan berantakan masih terlalu ringan, ini runyam! "It's oke, semua akan baik," bisik Raymond merangkul pinggang Regina, pun mengecup rambut samping istrinya yang terlihat tidak tenang. "Yes, semua akan baik. Don't worr
Read more
Bagian 73 - Rencana
Awas Typo:) Happy Reading .... *** Kedua netra itu menatap pagar rumah di depannya dengan datar, dingin. Jika tatapan saja sudah datar bagaimana cerita mimik? Ya pasti juga datar bersama aura dingin. Maria- si wanita dengan kaki telanjang, menarik napas, Maria menyimpan kedua tangannya masuk ke dalam saku jaket yang dia pakai. Wanita itu ..., berhasil kabur untuk kesekian kalinya "Wait for me, Raymond Arthur William." ***** Benda pipi itu menempel di daun telinga Raymond yang menunduk memijat pangkal hidung, pusing. "Bagaimana bisa?" bertanya dengan emosi yang ditahan, Raymond sangat ingin membentak, namun, ia masih punya adab karena jarum jam sudah berapa di angka sebelas malam, dan semua orang sudah terlelap termasuk Jefri yang menginap di sini. "Shit! Obati lukamu dan kita urus semuanya besok," bisik keturunan William itu mengakhiri sambungan dengan Bio. Bio yang melaporkan bahwa sekali lagi untuk kesekian kalinya, Maria kabur! "Kamu nggak boleh kerja." Menolehkan kepala ke
Read more
Bagian 74 - Menjadi Kacau
Awas Typo:) Happy Reading .... *** Jika ada komunitas istri nakal di dunia ini, Raymond pastikan Regina masuk ke dalam anggota itu dan berada di top lima ternakal. Bisa-bisanya wanita itu kabur pergi diam-diam tanpa meninggalkan jejak apapun, entah pergi ke mana Raymond tidak tahu. Tut .... Sekarang jarum jam sudah menunjukan angka delapan pagi, Raymond menghubungi Regina sejak pukul enam dan persetan untuk ini, Regina tidak menjawab panggilannya padahal panggilan terhubung. Oh jangan kira Raymond sekarang sedang berdiri di kamar bersama mode setrika alias jalan mondar-mandir, tentu tidak begitu. Keturunan William yang sudah menjadi suami itu sekarang sedang menyetir, mencari keberadaan istrinya bersama ponsel yang terus menghubungi nomor si nakal. Dia mau gila, mengamuk tak bisa maka jalan satu-satunya hanya menahan emosi dengan menggenggam erat stiur mobil yang ia kendarai. Menarik napas, tenang, Raymond akan tenang dan terus mencari. Dia baru saja dari kos Maria dan tidak me
Read more
Bagian 75 - Puncak Emosi
Awas Typo:) Happy Reading .... *** "Ayo Ray ..., berpisah. Ceraikan aku demi kebaikan kita semua." Boleh Raymond terbahak? Kekonyolan Regina sudah melebihi batas. Namun, jika dipikir-pikir untuk apa Raymond terbahak? Mungkin diam jauh lebih baik agar Regina juga diam. Membalas artinya menyambung percakapan, sedang keadaan emosi mereka saat ini tidak ada baiknya, untuk itu diam adalah pilihan terbaik di sini. "Raymond ...." "Diam." Bagus, sedari tadi hanya diam kini saatnya Raymond memerintah Regina untuk diam seperti dirinya. "Menyelesaikan masalah?" tanya si istri. "Ya," jawab Raymond datar, tetap dingin. Kepala Regina menggeleng, tidak menyangka akan jawaban yang diberikan oleh sang suami. Dari sudut mananya diam itu menyelesaikan masalah? Dari mana?! Diam hanya menunda bukan menyelesaikan. "Aku kecewa sama kamu," bisik Regina membuang wajah ke luar jendela lagi. Selesai, Raymond tidak membalas apapun. Seperti yang dia katakan, diam, hanya diam, sampai Regina nantinya tahu,
Read more
Bagian 76 - Temukan Jalan Keluar
Awas Typo:) Happy Reading .... *** Fokus mengobati luka di telapak tangan suaminya, Regina tidak melisakan kalimat apapun. Wanita itu tutup mulut seperti yang sering Raymond lakukan. Sedang si suami sendiri fokus menatap apa yang bisa ia tatap dari Regina, entah kenapa rasa rindu merajalela di dalam diri Raymond, dia rindu Reginanya yang tidak seperti ini. Semenit ..., dua menit ..., detik adalah detik yang tidak akan berhenti walau manusia ingin dia berhenti, tiga menit, dan menit adalah menit yang selalu mengikuti mau detik. Tepat dimenit ke lima Regina selesai, wanita itu menarik tangan suaminya dan, mengecup lembut bersama tatapan yang naik mengincar wajah pria itu. Tatapan mereka bertemu. Cup, cup, cup. Regina terus mengecupi tangan besar Raymond, mulai dari telapak tangan, ibu jari, sampai ke punggung tangan. "I love you," bisik Regina meletakan telapak tangan Raymond ke atas permukaan pipinya. Pria itu, suami Regina menarik napas, menjulurkan satu tangannya yang mengangg
Read more
Bagian 77 - Serius?
Awas Typo:) Happy Reading .... *** Regina menatap bagaimana Laura memberikan terapi kepada Maria yang malas-malasan, wanita itu merasa tidak memerlukan ini sedang Regina memaksa, maka dari itu ia malas-malasan. Cklek. Pintu terbuka, kepala Regina menoleh menatap ke arah pintu, Mario datang. Setelah sekian lama tidak terlihat akhirnya pria itu kembali memunculkan batang hidung. "Hi," sapa Regina meletakan jari telunjuk ke depan bibir, bermaksud menyuruh Mario lebih tenang dalam melangkah. Si pria mengangguk, membenarkan tas ransel yang ada di bahunya dan melangkah mendekati sofa tempat Regina duduk dengan pelan. Butuh beberapa detik hingga akhirnya Mario mendudukan diri di samping Regina. "Dia baru mulai, kita lihat saja dulu ya?" ujar Regina berbisik. Sekali lagi kepala Mario mengangguk paham, meletakan tas ke atas lantai, tepat di samping kakinya. Ada yang ingin mengetahui sesuatu yang pasti terasa asing? Itu tentang perasaan Mario, iya, perasaan Mario yang sangat merindukan
Read more
Bagian 78 - Iya Serius
Awas Typo:) Happy Reading .... *** "Kamu hamil, Re." "Ha?" terkejut, itulah yang Regina rasakan detik gendang telinganya mendengar kalimat sang suami. "Iya, kamu hamil," pertegas Raymond bersama mimik super seriusnya. Entah kenapa jantung Regina berdetak sangat cepat, super cepat. I-ini ..., serius? Dia tidak salah dengar? Sumpah? "Abang nggak lucu ya," ujar Regina bergerak duduk, bodo amat kepalanya masih berdenyut, berita yang Raymond lisankan lebih penting daripada rasa sakit di kepala. "Memang tidak lucu," balas Raymond masih serius. Diam, Regina sudah duduk, ia tatap suaminya dan tidak ia temukan kebercandaan di sana, di mimik Raymond. Damn! Ini benar? Ada nyawa yang hidup di dalam perutnya? Rahimnya? Dan itu ..., anak Raymond Arthur William? Kedua sudut bibir Regina perlahan-lahan siap naik membentuk senyuman namun, tunggu, Raymond 'kan ..., mendungakan kepala, kedua netra Regina menatap netra suaminya. "Hah ...." Raymond menghembuskan napas, ia bawa naik tangan kananny
Read more
Bagian 79 - Wanita Satu Anak?
Awas Typo:) Happy Reading .... *** Berdiri saling berhadapan, mereka menatap satu sama lain, dua anak manusia dengan nama yang beda tipis, -Maria dan Mario- sama-sama memasang mimik menantang, tidak mau kalah, tidak mau memperlihatkan kelemahan, keduanya punya tekad yang sama kuat untuk menang. "Kau menantangku, Mario?" berbisik tanya, suara ini menggeram menahan emosi. "Jika itu sebutan menariknya," balas Mario santai, namun, tetap datar. Maria diam, menggempalkan kedua tangan, menatap tajam tepat ke dalam mata kaum adam di depannya. "Maka aku terima tantanganmu." Cool! Dengan gerakan cepat tubuh Maria melompat naik memeluk leher Mario. Bugh! Membuat si pria jatuh ke atas lantai rumah sakit dengan sadisnya. Punggung Mario pantas mendapatkan ucapan mampus sangkin sakitnya. "Aku juga suka yang menantang." Sedang Maria tidak merasa bersalah, menarik pakaian yang ada di genggaman Mario dengan senyum menang. Kalau sudah begini, Mario tahu tandingannya bukan sembarang wanita. Wel
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status