Semua Bab Dendam dan cinta: Bab 31 - Bab 40
76 Bab
Bab 31 Menerima
 Dari rumah Rania, Alex kembali kekantor. Alex duduk menatap berkas-berkas yang harus dibacanya dan ditandatangani, tetapi pikirannya tidak berada pada apa yang dibacanya saat ini. "Ah....!" Teriak Alex sembari bangkit dan menendang kursi yang didudukinya tadi ."Kemana dia? Dimana kampung orang tuanya?" Alex bicara sendiri.Alex tidak bisa konsentrasi dalam bekerja, sehingga Alex memutuskan untuk kembali ke rumah. Alex memasuki rumahnya yang terlihat sepi. "Mana Mama dan Papa ?" Tanya Alex kepada kepala pelayan. "Tuan dan nyonya keluar, tapi tidak mengatakan kemana mereka pergi." Beritahu kepala pelayan. Alex meninggalkan kepala pelayan, dan menuju Kekamar adiknya. Yang masih dalam keadaan tidurnya. Begitu Alex masuk kedalam kamar Arumi, suster yang menjaga Arumi keluar dari dalam kamar.  Alex duduk disisi
Baca selengkapnya
Bab 32 penyesalan
 Maaf, tidak bisa selalu update. Cerita ini hanya ada disini. Rania kembali disibukkan dengan rutinitas sehari-hari, yaitu mengelola toko rotinya. Usia kehamilan Rania memasuki tiga bulan, tidak ada kendala dalam menghadapi kehamilannya. Seperti ngidam, baby-nya tidak ingin menyusahkan Rania. "Ran, istirahatlah. Jangan terlalu diporsi tenagaku, ingat. Kau itu tidak sendirian, ada calon bayi yang menunggu untuk dilahirkan," kata bude Maria. "Iya bude, Rania akan menjaga baby ini. Sepertinya baby ini yang tidak mau istirahat bude, kalau Rania diam. Dia selalu menginginkan Rania untuk melakukan sesuatu," kata Rania. "Apa baby sudah bisa menendang?" Tanya bude Maria. "Belum bude, tapi perasaan Rania yang ingin terus bergerak.""Mungkin baby tahu, kalau kau diam. Selalu mengingat bapaknya ?" Tebak bude Maria. "Rania sudah berusaha untuk tidak m
Baca selengkapnya
Bab 33 My baby
 Sudah sebulan Arumi berada di Singapore, walaupun belum ada perkembangan berarti. Tetapi Alex dan kedua orangtuanya tidak putus asa. Mereka yakin, bahwa satu hari nanti. Arumi pasti akan sadar kembali.Alex masih terus mencari keberadaan Rania, walaupun sudah banyak orang yang dikerahkan Alex untuk mencari keberadaan Rania. Tetapi pencarian tetap nihil, sepertinya jejak Rania seperti hilang ditelan bumi.Hari ini, Alex kembali ke Indonesia. Karena ada urusan kantor yang harus ditangani langsung oleh Alex."Bagaimana Arumi ?" tanya Leo, begitu dia bertemu dengan Alex dilobby perusahaan. "Belum ada perkembangan, tapi kami tetap optimis. Arumi pasti sadar kembali," jawab Alex.Begitu sampai di ruangannya, Alex membuka jas nya. "Ada masalah apa dengan proyek kita di daerah Serayu?" Tanya Alex."Pimpinan proyek mengundurkan diri, dia tidak sanggup bekerja sama dengan Pak Yusuf. Pak Yusuf terlalu otoriter."
Baca selengkapnya
Bab 34 Galau
 Mia duduk dengan tegang, wajahnya menunduk. Dia tidak sanggup membalas tatapan Alex, yang menatap dirinya dengan tajam.Alex duduk, kakinya saling menyilang. Pandangan matanya terus menatap wajah sahabat adiknya Arumi.Alex tidak habis pikir, kenapa Mia bisa menghianati Arumi. Yang sering membantunya."Aku harap, kau jangan menunjukkan batang hidungmu lagi dihadapan Arumi. Kau itu sudah mati bagi Arumi!" Selesai berkata, Alex keluar dari dalam rumah Mia. Sepeninggal Alex, Mia menangis tersedu-sedu. Mia merasa dia sudah kehilangan Arumi dan juga sudah kehilangan Andre, yang sangat membencinya saat ini . "Oh Tuhan ! apa salah aku, jika aku mencintai Andre. Aku yang pertama mengenalnya, salahkah aku jika ingin memiliki Andre untuk diriku sendiri !" ratap Mia. "Salah! Kau sangat salah. Andre kekasih sahabatmu, seharusnya. Kau tidak boleh masuk kedalam hubungan mereka!" Suara dari depan pint
Baca selengkapnya
Bab 35 Ngamuk Jesi.
  Sesudah pertemuan, Alex dan Leo masuk kesatu restoran yang ada didalam hotel. "Bro, kenapa wajahmu kusut?" tanya Leo. Alex diam, tangannya memainkan asbak yang ada diatas meja depannya. "Wow...!" Leo gemas melihat Alex, sehingga mengeluarkan suara yang keras.    "What ?" Jengkel Alex, karena kaget mendengar suara Leo. "Kau tidak mendengar apa yang kukatakan sedari tadi ?" Tanya Leo.   "Dengar, apa kau kira aku tuli !" ujar Alex.   "Kenapa kau diam saja, kau sepertinya sudah tidak bernyawa lagi !"    "Kemana kau semalam? Ponsel mu tidak aktif. Apa kau turun tangan sendiri mencari gadis itu ?" Tanya Leo.   "Aku menemui gadis itu," sahut Alex.   "Gadis yang mana lagi, apa aku mengenalnya? Apa kau jatuh cinta lagi?" Tanya Leo    "Mia, aku menemukannya."   "Oh..
Baca selengkapnya
Bab 36 Ingat kembali
  Perasaan Jesi sangat gembira, karena telah membalaskan sakit hati yang dilakukan oleh Alex kepada Rania. Walaupun hanya menyiram Alex, tetapi itu sudah membuat Alex malu. Karena dilakukan Jesi didepan umum.   "Aku belum puas! Itu baru awal pria brengsek ! hati-hati kau. Aku akan menyiram mu kembali, itu baru juice. Nanti aku siram kau dengan air mendidih!" Omel Jesi sembari berbaring ditempat tidurnya. "Apa akan ku ceritakan kepada Rania, bahwa aku bertemu dengan pria tersebut? Kalau aku ceritakan, Rania akan teringat kembali dengan pria jahanam itu. Tidak! Aku tidak akan mengatakan kepada Rania, aku tidak ingin Rania akan mengingat pria brengsek itu lagi ," ucap Jesi yang berbicara sendiri dalam kamar.   Di Singapura, kondisi Arumi semakin menunjukkan kearah yang positif. Membuat perasaan kedua orangtuanya sedikit bahagia, karena mereka mengharapkan. Ada mukjizat yang akan menghampiri Arumi, dan Arumi bisa sadar kemba
Baca selengkapnya
Bab 37 Bahagia
  Rania sangat gembira, karena usaha toko roti yang dirintisnya dari nol. Akhirnya mulai dikenal oleh masyarakat, walaupun dengan mulai dikenalnya toko rotinya. Membuat kesibukannya meningkat, tetapi Rania tidak keberatan. Karena ini yang diinginkannya, dengan keberhasilannya ini. Rania bisa mulai menabung untuk masa depan dia dan anaknya kelak. "Ada apa ini, kenapa gembira sekali? Ada yang menang lotre ya ?" Bude Maria keluar dari bagian ruangan dapur khusus untuk membuat roti , kedua tangan bude Maria memegang roti yang baru keluar dari dalam oven. Wangi harum roti yang masih hangat semerbak memenuhi toko roti.   "Bude! Toko roti kita makin banyak mendapatkan pesanan, lihatlah!" Wajah Rania gembira seraya menunjukkan kertas pesanan yang diberikan oleh Niko kepadanya tadi. "Benarkah?" Tanya bude Maria. Bude Maria membaca daftar pesanan tersebut, terlihat sumringah dibibir bude Maria. "Puji Tuhan!" Ucap syukur bude Ma
Baca selengkapnya
Bab 38 Bahagia
  Yami menatap wajah Bu Dian dengan terheran-heran, selama ini dia mengira Bu Dian orang yang pendiam. Ternyata Bu Dian bisa juga marah, saat ini Bu Dian seperti orang yang berbeda. Yami mengira Bu Dian orang yang mempunyai kepribadian ganda. Suara Bu Dian yang keras, karena terlalu bersemangat mengeluarkan uneg-unegnya. Membuat pelayan yang mendengar keributan didepan pagar depan, sontak berlari menuju kedepan rumah. Mereka ingin lihat, siapa yang berbicara dengan sangat berapi-api didepan. Melihat Bu Dian yang berbicara dengan nada yang keras, para pelayan juga heran. Tetapi begitu melihat siapa lawannya berbicara, para pelayan maklum. Karena mereka melihat orang yang menjadi lawan Bu Dian bicara adalah Mia, orang yang telah membuat Nona majikan mereka terbaring koma selama berbulan-bulan.   "Mau apa iblis betina itu datang ?" bisik pelayan baru datang kepada Yami. "Iblis betina? Kau mengenalnya?" Tanya Yami?" Yami melirik
Baca selengkapnya
Bab 39 Gembira
  Berita mengenai sadarnya Arumi sudah sampai kepada Alex dan Leo, keduanya sangat gembira. Tapi karena mereka baru saja tiba dari Singapura, dan tugas kantor sudah menumpuk. Akibat keduanya libur dua hari saat mengunjungi Arumi,  sekarang ini mereka tidak bisa mengunjungi Arumi begitu adiknya itu sadar. "Akhirnya, ada berita gembira juga Bro!" Seru Leo sembari masuk kedalam ruangan kantor Alex. "Tapi aku belum bisa mengunjunginya." Terdengar sedih dari nada bicara Alex.   "Pergilah, aku yang akan menghandle semua pekerjaan disini. Dan Josh juga bisa membantuku, jangan khawatir. Perusahaan kau tinggalkan satu dua hari tidak akan kolaps," kata Leo. "Kau tidak mau ikut?" Tanya Alex. "Kau saja dulu, setelah pekerjaan tidak terlalu banyak lagi. Baru aku kesana" kata Leo. "Baiklah, aku akan pulang secepatnya," kata Alex.   Hari itu juga Alex berangkat ke Singapore, jam tiga sore waktu Sing
Baca selengkapnya
Bab 40 Dia layak bahagia
Dokter Rianti masih menggerakkan kursor USG di perut Rania, terlihat baby Rania menggeliat. Seakan-akan dia tahu sang pemberi tempat dia bernaung sedang melihatnya saat ini.   "Lihatlah! Dia menunjukkan bahwa dia nanti akan menjadi pelindung Mamanya" kata dokter Rianti yang mengatakan bahwa baby Rania sudah pasti seorang bayi laki-laki, walaupun pada pemeriksaan bulan lalu. Dokter sudah mengatakan baby dalam kandungannya baby boy, dan pemeriksaan kali ini. Sang baby benar-benar menunjukkan jenis kelaminnya. "Sungguh Dok? Apa tidak akan bisa berubah lagi?" Tanya Rania.   Karena dia ada membaca, jenis kelamin baby sering berubah.   "Tidak Bu Rania, sebenarnya. Jenis kelamin tidak bisa berubah, bisa saja saat dilakukan USG. Belum begitu kelihatan jenisnya, hanya diterka-terka saja, ini sudah jelas Bu Rania. Baby boy" kata dokter Rianti.   "Bude, baby boy bude," ucap Rania kepada budenya, dengan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status