All Chapters of MY SECRET WIFE: Chapter 71 - Chapter 80
84 Chapters
71. Target Pilihan
 Beverly membuka mata perlahan. Beberapa kecupan lembut di wajahnya telah memaksanya bangun dari tidur, meski kedua matanya masih terasa berat. Devin menatapnya mesra. Rambutnya berantakan, tapi tetap tidak mengurangi ketampanannya. Tentu saja dia ingat tatapan seperti itu adalah tatapan perpisahan, dalam arti mereka harus kembali ke Batista dan berpura-pura menjadi majikan dan pelayan. Namun Beverly berharap, tatapan itu hanya tatapan kerinduan yang belum terpuaskan.“Apakah sudah saatnya kembali ke Batista?” tanya Beverly sembari membalas kecupan suaminya. Devin tak akan membangunkannya bila tidak ada hal yang mendesak. Dia bisa membiarkan Beverly tidur seharian. Dan saat Beverly membuka mata, sudah ada hidangan di meja sebelah ranjang.Siapa yang majikan, siapa yang pelayan? Tidak ada istilah itu bila mereka hanya berdua saja.
Read more
72. Karakter Jalang
 "Sekali jalang tetap jalang," rutuk Devin demi melihat wajah Sabrina Brice di teropong kecilnya.Andai bisa memilih, dia tak akan mau dilahirkan oleh wanita yang melihat tingkahnya saat ini membuatnya begitu jijik. Jangan-jangan, darah Chayton tidak mengalir dalam tubuhnya. Bisa jadi, darah semua lelaki di kota ini yang sebaya ayahnya-lah yang mengalir dalam tubuhnya.Dua kilometer dalam jarak pandangnya, senapan MacMillan kesayangannya bersiap memuntahkan peluru pada sosok Sabrina Brice. Wanita yang sedang mengalungkan kedua lengannya pada leher seorang lelaki di dalam sebuah kamar hotel.“Ini terlalu mudah,” batin Devin.Untuk perbuatan yang seharusnya dirahasiakan dari publik, kenapa lelaki yang tampak tak bisa menahan diri mendapat rangsanga
Read more
73. Kebebasan Levin
 Bella merasa takdir baik sedang memayunginya. Andrew Chayton menelpon dan menyuruhnya menjemput Levin di Kantor Polisi. Tidak ada bukti yang mengaitkan dia dengan kematian Cindy Lau, maka dia pun dibebaskan.“Andrew menyuruhmu?” tanya Cleve, “Bukan menyuruh Marcus?”Bella mengangguk. Tangannya masih gemetar. Sejak melihat nama penelpon di ponselnya, tangannya sudah gemetar sebelum mengangkatnya. Cleve melihat gemetar tangan Bella, pertanda anak gadisnya itu tak percaya suaminya bisa bebas dengan mudah. Siapapun di kota ini pasti bersorak dalam hati ketika koran-koran dihiasi wajah Levin yang digelandang ke Kantor Polisi. Banyak suara miring dari wanita-wanita mantan Levin. Cleve nyaris tidak yakin Bella bisa bertahan menghadapi semua pemberitaan itu dalam diam.“Itu tanda
Read more
74. Perintah The Vow
“Mereka mengumumkan hubungannya,” ucap Devin sembari menyerahkan koran pada Beverly. Beverly yang duduk di sebelah Devin yang sedang menyopir membaca headline yang benar-benar menghebohkan. Levin yang baru keluar dari kantor polisi, berciuman dengan Bella Artwater–perempuan yang menjemputnya. Baru kali ini Beverly penasaran dan merasa harus membaca semua berita itu sampai tuntas.Berita ini semakin memperkuat dugaan bahwa Andrew Chayton akan mempererat pertemanan baiknya dengan keluarga Artwater, dengan sebuah pernikahan antara Levin dan Bella. Kisah cinta beda usia yang berita miringnya membuat Beverly tersenyum kecut. Levin menggunakan pesonanya untuk menjerat Bella dalam pelukannya.“Kalian keluarga penjerat, apa berita ini benar?”Devin terkekeh. “Aku tidak seperti Levin, yang
Read more
75. Perkelahian Suami Istri
 Levin benar-benar datang dini hari. Devin dalam tidurnya samar-samar mendengar suara mobil masuk garasi. Lelaki itu pasti sudah memuaskan diri dengan istrinya, dan pulang untuk setor muka pada ayahnya.Devin melanjutkan tidurnya. Dia harus menghimpun energi untuk besok pagi. Sebenarnya dia tidak ingin kelihatan mengantuk di hadapan Beverly besok pagi, karena dia harus membawa gadis itu keluar negeri dan meminta semua penjelasan di sana. Pada The Vow, dia akan mengarang alasan kenapa tidak jadi membunuh Beverly malam ini–meski dia tidak yakin itu akan berhasil.The Vow akan mengirim pekerja pengganti. Sekali perintah diturunkan, maka Beverly memang harus mati. Baru kali ini Devin merasakan resiko dari pekerjaannya. Bahwa seorang pembunuh bayaran seperti dia, seharusnya tidak terikat emosi dengan siapapun. Karena emosi akan membuat pekerjaan b
Read more
76. Kau Milikku
“Berapa orang yang diperlukan untuk menangkap Devin Chayton?” gumam Devin, sembari merunduk di balik sebongkah batu. Cahaya senter tak satupun mengenainya. Para pengejar telah melewatinya, membuat Devin bisa beristirahat sejenak. Namun tak lama kemudian, terdengar langkah mendekat. Devin mengintip dari balik batu, dan dia mengenali gestur dalam kegelapan–yang rupanya ketinggalan jauh dari teman-temannya. Saat gestur itu mendekat, Devin langsung melompat dan menyergapnya. Mereka berdua jatuh terguling-guling, dan semakin terguling-guling karena ternyata berada di lereng bahu sungai. Seingat Devin, sungai ini sudah lama kering karena hulunya sudah dibuntu. Orang yang berhasil ditangkapnya, hanya mengerang kesakitan dalam pelukannya saat mereka akhirnya terbanting dan sama-sama terkapar di dasar sungai yang dipenuhi daun kering.
Read more
77. Rahasia Devin
 Mansion Batista bangun sebelum waktunya. Para pelayan dikumpulkan di halaman oleh polisi, dan Irene menjadi orang yang paling sibuk. Semua pelayan diinterogasi, membuat suasana dini hari menjadi sangat kacau, karena mereka terpaksa dibangunkan oleh suara tembakan.Andrew berada di ruang kerjanya, mengenakan piyama. Duduk di kursi dengan kening berkerut. Polisi telah mengganggu istirahatnya, dan itu artinya harus ada harga yang harus dibayar. Mereka telah masuk dengan paksa dan membuat Andrew benar-benar marah.Komisaris berdiri di hadapannya dengan beberapa anak buahnya.“Kalian telah mengusik mansionku, tanpa seijinku!” sergah Andrew dengan nada meninggi, dan Marcus terpaksa menyentuh bahu majikannya, berusaha agar Andrew lebih tenang. Bagaimana tidak, Komisaris baru pengganti Komisaris Ho
Read more
78. Devin dan Pelayannya
Wajah Andrew mengerut, menampakkan usianya yang semakin renta. Ditambah dengan kemarahan yang tampak berusaha ditahannya. Napasnya tak lagi sesak, tapi semua orang bisa melihat lelaki yang masih tampak gagah di usianya itu, mengepal kedua tangan hingga gemetar. Marcus menarik lengan Levin, menyuruhnya menyingkir, masuk ke dalam kamar. Semula Levin menolak. Dia ingin menikmati momen di mana akhirnya Devin berhasil membuat Andrew Chayton murka. Selama ini, hanya Levin yang selalu berulah, membuat Mansion Batista berkali-kali heboh, kisruh dan pusing tujuh keliling.  Kini giliran Devin, begitu mudahnya terkuak di depan semua orang. Dan tanpa ada yang bersangkutan hadir untuk membela diri. “Sejak kapan kau tahu, Irene? Apa yang sudah mereka lakukan?” tanya Andrew, sembari melangkah mendekati Irene, mengesampingk
Read more
79. Polisi dan Pembunuh Bayaran
Devin tak melepas sedetik pun tangan istrinya. Meski Beverly berjanji untuk tidak melepaskan diri, namun kini Devin bukan lagi orang yang sama dengan dua puluh empat jam sebelumnya. Kini mereka sama-sama tahu bahwa pasangan mereka adalah orang yang diberi tugas untuk membunuh pasangannya.Bukan hal yang mudah bagi keduanya kini untuk membangun rasa saling percaya, meski setelah semua rahasia itu terbongkar, napas dan kulit mereka menyatu berbalur peluh. Baik Devin maupun Beverly tak hendak menanyakan apakah masih ada cinta di dada mereka masing-masing setelah apa yang terjadi. Bahwa mereka telah saling mengejar untuk saling membunuh–demi sebuah tugas dari organisasi tempat mereka bernaung.Kapal yang ditumpangi keduanya sudah memasuki perairan lepas dan mereka kini bebas hendak pergi ke manapun. Meski yakin para polisi pasti akan memburu bahkan mungkin me
Read more
80. Dua Chayton Berbeda
Andrew meremas surat di tangannya. Dadanya terasa berat, sepertinya sesak napasnya akan kambuh. Marcus yang berada di sebelahnya, sudah melihat gelagat majikannya. Napas Andrew mulai pendek dan berat.“Saya ambilkan obat, Tuan?”Andrew menggeleng. Dia lalu melemparkan surat yang sudah diremasnya ke lantai. Marcus hanya melirik gumpalan kertas itu jatuh tak berdaya. Masih bagus Andrew tidak merobeknya, jadi dia bisa menyimpan surat itu nanti. Biasanya Andrew akan mencari surat itu lagi bila hati dan kepalanya sudah dingin.“Mana Levin?”Marcus menelan ludah. Pertanyaan tentang Levin adalah soal yang paling sulit untuk dijawab. Marcus tidak ingin anak itu menjadi sasaran kemarahan ayahnya lagi. Lagipula dengan dimarahi, tidak akan membuat Levin menj
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status