All Chapters of The Huntress Trilogy #1 Daughters of Lucifer: Chapter 41 - Chapter 50
179 Chapters
Second Daugther
Roth dan Nina mengejar arah jin kanibal tersebut melarikan diri. Keduanya melesat dengan kecepatan penuh.“Kamu sangat mengejutkan, Nina!” seru Roth di antara lompatan mereka dari rumah ke rumah melewati atap.“Maksudmu?” sahut Nina heran.“Kau makin tangkas dan sangat menguasai diri dengan baik. Kemampuanmu sebagai The Huntress (pemburu wanita) makin terlihat dan berkualitas!” jawab Roth setengah berteriak mengalahkan deru angin yang terkadang berhembus. Nina tersenyum samar.“Sejak kapan aku menjadi pemburu?” timpalnya geli. “Julukan itu boleh juga.” Nina tampak menyukai sebutan barunya.Roth melirik dengan tawa lepas. Nina berhenti serta melompat ke atas cerobong asap. Roth mengikuti dengan sikap siaga.“Jin itu sudah terlalu jauh meninggalkan tempat ini. Tidak lagi kucium baunya,” ucap Nina kesal.“Menurutmu, apa tujuan jin kanibal tersebut?” Roth
Read more
No Other Way
Nina terbangun setelah tertidur cukup lama. Lehernya terasa sakit, karena bantal yang menyanggah kepalanya tidak dalam posisi benar.Tangannya meraih ponsel dan memeriksa isi pesan. Sementara ia menggulirkan layar dengan jari, matanya sesekali melihat ke dalam.“Abe! Sudah pulangkah kau?” teriak Nina. Elba muncul dengan potongan buah di tangan.“Thanks, Elba. Kemana yang lain?” tanya Nina tanpa mengalihkan matanya pada layar ponsel. Mulutnya sibuk mengunyah potongan buah pir yang manis dan lezat.“Ada di halaman belakang. Abigail baru saja mendapat anak anjing lucu dari sahabatnya, Claire,” sahut Elba.Nina tidak merespon. Ia tercekat oleh isi pesan dari seseorang yang ia minta bantuan tempo hari. Coque, asistan Markus yang juga seorang ahli intel vatikan. Dalam isi pesan tersebut, Nina tidak bisa menghilangkan bekas atau tanda yang ia peroleh dari neraka dengan mudah.Satu-satunya hal yang harus ia lakuka
Read more
Blood Sucker
Nina dan Elba melesat bagaikan anak panah lepas dari busur. Elba sempat tertinggal jauh. Ia tidak memiliki ilmu meringankan tubuh seperti Nina. Wanita itu secara alami mendapat semua kemampuan dari perannya menjadi seorang pemburu wanita.Ray yang dalam wujud serigalanya segera menuju batas masuk kota Roger Pass. Begitu tiba, mereka sudah melihat Roth dan Abigail berdiri dengan sikap siaga.“Kenapa kalian berada di sini?” seru Nina kaget.“Roth mengatakan ada kaum vampir mendekat!” jawab Abigail bersantai dengan duduk di tengah jalan aspal.“Astaga! Serigala itu indah dan gagah sekali!” pekik Abigail gembira.“Jangan kurang ajar, Abe. Dia adalah Ray! Usianya sudah tiga kali lipat dirimu!” bentak Nina kesal. Abigail mengurungkan niatnya untuk mengelus kepala Ray.Tak lama, kawanan serigala yang lain tiba. Sekitar tujuh dari mereka muncul. Ray berpaling pada Elba.“Separuh kawananku
Read more
Leaving Roger Pass
Menghadapi serangan para pengisap darah malam itu, diakhiri dengan kemenangan pihak Roger Pass. Korban manusia adalah nol, sedangkan manusia serigala ada empat yang terluka. Namun luka mereka tidak berarti. Keuntungan bagi manusia setengah monster adalah bisa mengalami kesembuhan dalam waktu yang cepat.“Aku akan pastikan tidak akan ada yang bisa menyentuh kalian selama kami pergi,” janji Roth pada Jeff. Sheriff itu mengucapkan terima kasih yang begitu mendalam pada keluarga ajaib yang dipimpin oleh Elba. Para penduduk terpaksa menerima berita yang kurang Menyenangkan dari walikota John Farley.Dalam pertemuan dengan seluruh warga, John mengungkapkan tentang hal yang saat itu terjadi. Termasuk perjanjian antara Jeff dengan Raymond West, ketua klan serigala pegunungan Roger Pass.Sungguh mengejutkan, bagaimana akhirnya mereka menerima dengan besar hati. Kumpulan tersebut mendapat sambutan hangat dan dipersilahkan untuk membaur dengan penduduk. Kini me
Read more
Sinai Mountain
Ini kali kedua mereka mengunjungi Karmuzu setelah empat bulan meninggalkan Mesir terakhir kali. Pria buta itu sedang meditasi dan tidak bisa diganggu. Mereka hanya menyempatkan diri untuk menyapa para sepuluh murid Karmuzu yang dulu mereka bantu keluarkan dari penjara.Nina menikmati sajian ramah tamah dari mereka. Elba dan Roth tampak menyukai minuman keras hasil racikan para pendeta dari padepokan Karmuzu.Abigail menunjukkan wajah bosan dan memilih berlatih dengan pendeta muda tentang ilmu meringankan tubuh.“Wow!” decak Abigail kagum.Mereka bisa berdiri dalam posisi jungkir balik dengan satu jari saja. Nina mengamati dari jauh. Senyum tampak terukir di bibir wanita yang jauh lebih matang dari dua tahun lalu.“Aku lihat kau menikmati peranmu sekarang,” ucap Oliver. Tiba-tiba saja pria itu sudah berdiri di sebelah Nina.Nina merasakan hatinya menghangat. Entah kenapa, ia menyukai perhatian Oliver akhir-akhir ini. P
Read more
The Moment of Truth
Mereka akhirnya bertemu dengan Lucifer setelah menunda sekian bulan. Rupanya ada tujuan di balik semua larangan Karmuzu. Bahwa sebelum mereka melakukan pertemuan tersebut, Karmuzu ingin Abigail menjalin hubungan dekat dengan semuanya. Ini akan memudahkan untuk mengontrol gadis remaja tersebut dari kehilangan jati diri saat bertemu ayahnya nanti.Saat ini, mereka berjumpa dengan Lucifer di puncak Sinai dan sangat mengejutkan jika penguasa neraka itu tampil begitu menawan dan jauh dari kesan horror. Ketika Nina melemparkan sindiran pada Lucifer, raja neraka itu terlihat tersinggung.“Di antara sekian wujud yang bisa kau pilih, wujud manusia yang menjadi favoritmu! Makhluk yang paling kau benci! Ironis sekali!” cibir Nina tidak sabar lagi ingin menyudahi!“Kau tidak mengerti apa pun tentang kami! Manusia tercipta dari kesempurnaan yang terinspirasi dari wujud para malaikat! Setelah kalian curi bentuk dan kemuliaan kami, kalian menjadi tidak tahu d
Read more
Pick Up The Pieces
Lucifer berdiri di tepi sebuah jurang yang mengerikan, jurang maut. Abaddon, Sang Malaikat Jurang Maut, berdiri di sebelahnya.“Pengkhianatan ini begitu menyakitkan, Abaddon.”“Ini bukan pengkhianatan. Tidak ada yang mencoba berkhianat. Kenyataannya, Dia masih mencintaimu dengan teramat sangat.”“Aku sudah mengatakan, jalanNya bukan jalan yang ingin kutempuh! Kenapa Dia harus menciptakan manusia? Untuk apa? Dia sudah memiliki kita dan segenap warga surgawi! Makhluk menjijikkan yang Ia ciptakan kini tidak lebih dari ras perusak!”“Mereka tetap memuja dan memuliakan Bapa, jangan memukul rata setiap manusia.”“Tapi dengan perjuangan yang tidak sedikit! Berapa nabi yang ia harus turunkan untuk kaum bebal itu?!” Bantahan Lucifer terdengar getir.“Iri hati dan dengkimu tidak pernah surut. Kenapa kau tidak mencoba berdamai dan kembali pada Bapa? Mungkin jawaban yang selama ini kau ca
Read more
Huntress Black Soul
Pemakaman Oliver telah diputuskan oleh Markus dan keluarga besar, mengambil tempat di Roger Pass. Keluarga Oliver tampak tabah dan menerima nasib putra mereka. Nina masih bungkam dan terdiam. Tidak ada sepatah kata pun terucap dari bibirnya. Namun itu bukan hanya terjadi pada Nina. Abigail, Elba dan Roth juga tampak tidak bisa menerima begitu saja.Ketika acara pemakaman selesai, Nina lenyap tidak lagi terlihat. Elba sudah bisa menebak kemana wanita itu pergi. Pasport dan tas Nina tidak ada di kamar.“Dia pergi membalas dendamnya,” ucap Roth lirih. Elba berdiri di depan kamar Oliver dengan bahasa tubuh yang rapuh. Abigail terisak dan berlari masuk kamar serta membanting pintu sekuatnya.***Hatinya terasa sakit dan memorinya bersama Oliver melintas, seperti sebuah siksaan yang tidak kunjung mereda. Katya begitu tega membunuh pria yang begitu berarti dalam hidup Nina Averin.Perjalanannya kembali ke Serbia adalah sebuah kunjungan penuh d
Read more
She's back
Abigail kembali dari sekolah dengan wajah muram.“Kenapa?” tanya Elba dengan heran.“Sandwich yang Roth buat untukmu sangat tidak enak. Penuh dengan bawang bombay dan terlalu banyak mustard,” keluh Abigail dengan kesal. Elba meletakkan surat kabar dan mengusap wajahnya.“Besok aku akan meminta Lexi membuatkan untukmu,” janji Elba. Abigail terdiam. Ia berbaring di sofa dengan tatapan mata ke atas langit-langit. Matanya mengikuti pergerakan kipas angin yang berputar.“Sudah enam bulan ia pergi. Tanpa kabar dan berita,” cetus Abigail.“Ia akan kembali. Beri waktu untuk Nina menenangkan diri,” hibur Elba.“Ini terlalu lama,” protes Abigail tidak setuju dan ingin rasanya berteriak.“Apa yang bisa kita lakukan? Tanpa Oliver, kita tidak memiliki mata jeli untuk melacak. Aku dalam buron kelompok ayahku dan Roth belum cukup pintar untuk menjadi manusia!” seru E
Read more
The Marker
Nina tampak berbeda dengan rambut potongan pixy. Semua memandang Nina dengan tatapan kagum.“Jangan memandangku seperti aku adalah alien,” keluh Nina.“Kau tampak jauh lebih gelap dan dewasa, matang maksudku,” ucap Elba. Nina tersenyum. Gelas whisky di tangannya berputar seiring dengan goyangan jarinya.“Kau benar, Elba. Timur tengah memang sangat menarik,” cetus Nina dengan senyum.“Aku dengar dari Ray, kau bergabung dengan sebuah gerakan yang dipimpin oleh Panther,” balas Elba. Nina menenggak whisky dan membenarkan dengan anggukan.“Kau mengenal dia?” tanya Nina.“Ya. Dulu aku cukup dekat dengan ayah Panther, Jetro. Patriot sejati dari Palestina.” Elba tampak meredup saat mengenang pria tersebut.Nina sangat paham, sementara Roth masih tampak ragu mengartikan perubahan wajah pada Elba.“Aku sangat ingin menghabiskan waktuku denganmu, tapi aku sudah
Read more
PREV
1
...
34567
...
18
DMCA.com Protection Status